81
3. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinan R², nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima Ghozali, 2012: 89.
a. Uji F
Uji F ini bertujuan untuk mengetahuin apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Independen Dwi Priyatno, 2011 : 258.
Tabel 4.8 Hasil F pada Bank Persero
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Dependent Variable: ROA Method: Least Squares
Date: 050315 Time: 16:44 Sample: 2008M01 2014M12
Included observations: 84
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
3.653811 0.289767
12.60949 0.0000
DPK 1.73E-06
1.52E-07 11.34908
0.0000 BI_RATE
0.034802 0.038536
0.903108 0.3692
KURS -0.000213
3.82E-05 -5.567419
0.0000 R-squared
0.756197 Mean dependent var
3.308929 Adjusted R-squared
0.747055 S.D. dependent var
0.467874 S.E. of regression
0.235311 Akaike info criterion
-0.009370 Sum squared resid
4.429699 Schwarz criterion
0.106383 Log likelihood
4.393539 Hannan-Quinn criter.
0.037162 F-statistic
82.71144 Durbin-Watson stat
0.567849 ProbF-statistic
0.000000
82
Dari hasil regresi diatas, maka bisa dilihat bahwa variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel Y
dengan probabilitas sebesar 0,000000 yang berarti dibawah 0,05. Maka, H
ditolak dan H
1
diterima yang artinya variabel independen DPK, BI Rate dan Kurs secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROA pada Bank Persero.
b. Uji t
Uji t bertujuan ini adalah untuk mempengaruhi besarnya pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap variabel terikat. Apabila
nilai signifikansi t
hitung
lebih kecil dari α : 5 0,05 sig , α, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
parsial dengan variabel independen.
83
Tabel 4.9 Hasil Uji T Bank Persero
Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0
Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat dilihat sebagai berikut : 1. Variabel Dana Pihak Ketiga DPK memiliki tingkat probabilitas 0,0000
dimana angka ini lebih besar dari tingkat kesalahan yaitu sebesar α = 5. Hal ini menunjukan adanya pengaruh signifikan antara variabel dana
pihak ketiga dengan ROA. Selain itu melihat nilai thitung sebesar 11,34098 dari nilai t tabel sebesar 1,66629 yang berarti bahwa variabel
dana pihak ketiga memiliki pengaruh signifikan dan postitif terhadap ROA. Semakin banyaknya dana pihak ketiga yang diserap maka akan
semakin tinggi pula tingkat penyaluran dana tersebut dan selisih bunga dari dana yang masuk dan dihasilkan akan semakin besar sehingga akan
menambah pendapatan bank sendiri. Hal ini didukung dengan penelitian Bilal dkk 2013 serta Sehrish Gull dkk 2011 yang menggunakan
Dependent Variable: ROA Method: Least Squares
Date: 050315 Time: 16:44 Sample: 2008M01 2014M12
Included observations: 84
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
3.653811 0.289767
12.60949 0.0000
DPK 1.73E-06
1.52E-07 11.34908
0.0000 BI_RATE
0.034802 0.038536
0.903108 0.3692
KURS -0.000213
3.82E-05 -5.567419
0.0000 R-squared
0.756197 Mean dependent var
3.308929 Adjusted R-squared
0.747055 S.D. dependent var
0.467874 S.E. of regression
0.235311 Akaike info criterion
-0.009370 Sum squared resid
4.429699 Schwarz criterion
0.106383 Log likelihood
4.393539 Hannan-Quinn criter.
0.037162 F-statistic
82.71144 Durbin-Watson stat
0.567849 ProbF-statistic
0.000000
84
variabel Deposits tabungan merupakan bagian dari variabel dana pihak ketiga. Selain itu hasil ini juga didukung teori yang dikemukan oleh
Riyadi 2006 bahwa dana pihak ketiga menjadi salah satu sumber dana bank dan semakin besar dana dana tersebut maka akan mempengaruhi
jumlah ROA dan ROE bank tersebut. 2. Variabel BI Rate tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
ROA hal ini dapat kita lihat pada tingkat probabilitas dari variabel BI rate itu sendiri berada sedikit diatas nilai tingkat kesalahan yaitu sebesar
0,3692. Dengan nilai Thitung sebesar 0,903108 dimana memiliki pengaruh positif terhadap variabel ROA. Hal ini tidak sesuai dengan teori
yang dikemukan oleh Selamet Riyadi 2006 dimana semakin tinggi tingkat bunga akan mempengaruhi jumlah tabungan dan memiliki selisih
bunga yang semakin besar sehingga akan menambah pendapatan bank itu sendiri.
Namun hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Alper dan Anbar 2011 dimana interest atau bunga tidak berpengaruh
terhadap ROA. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya jumlah suku bunga maka akan meningkatkan suku bunga kredit yang kemudian akan
diikuti oleh suku bunga tabungan. Dalam Penelitiannya jumlah kredit dengan meningkatnya suku bunga akan menyebabkan total pinjaman
berkurang disebabkan berkurangnya kemampuan peminjam dana untuk membayar pinjamannya dengan selisih bunga, sehingga jumlah selisih
bunga berkurang. Namun dengan seiiring meningkatnya suku bunga
85
tabungan tidak serta merta masyakarat akan menyimpan sejumlah dananya kepada bank. Hal ini diakibatkan adanya faktor makro lain
seperti inflasi yang menyebabkan masyarakat menggunakan sejumlah dananya.
3. Variabel Kurs rupiah terhadap dollar Amerika memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas yang
mencapai 0,0000 dan membuktikan bahwa nilai ini lebih rendah dari tingkat kesalahan serta nilai Thitung sebesar -5,567419 dari nilai t tabel
sebesar -1,66629 sehingga variabel kurs rupiah ini memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap variabel ROA. Hal ini didukung dengan
penelitian Dwijayanthy dan Naomi 2009 apabila Adanya pengaruh nilai tukar
mata uang
terhadap profitabilitas,
dimana bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat
jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging. Hasil ini
didukung juga dengan teori Samuelson 2006, Kurs menjadi penting karena pada saat krisis ekonomi biasanya terjadi peningkatan terhadap
mata uang dollar amerika juga, sehingga menyebabkan hutang luar negeri tidak mampu dibayarkan, sehingga perbankan sendiri akan
mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran.
86
Dependent Variable: ROA Method: Least Squares
Date: 050315 Time: 16:44 Sample: 2008M01 2014M12
Included observations: 84
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
3.653811 0.289767
12.60949 0.0000
DPK 1.73E-06
1.52E-07 11.34908
0.0000 BI_RATE
0.034802 0.038536
0.903108 0.3692
KURS -0.000213
3.82E-05 -5.567419
0.0000 R-squared
0.756197 Mean dependent var
3.308929 Adjusted R-squared
0.747055 S.D. dependent var
0.467874 S.E. of regression
0.235311 Akaike info criterion
-0.009370 Sum squared resid
4.429699 Schwarz criterion
0.106383 Log likelihood
4.393539 Hannan-Quinn criter.
0.037162 F-statistic
82.71144 Durbin-Watson stat
0.567849 ProbF-statistic
0.000000
87
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat diuraikan bahwa dari tiga variabel yang diteliti ada dua variabel yang berpengaruh signifikan dan
satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap Return On Assets ROA pada bank persero.
Berdasarkan hasil persamaan diatas maka nilai konstanta sebesar 3,653811 yang diintrepretasikan apabila nilai ketiga variabel yaitu DPK, BI
Rate dan Kurs bernilai 0, maka ROA akan meningkat sejumlah konstanta. Adapun interpretasi penulis terhadap variabel lain adalah sebagai berikut:
a Pengaruh Variabel DPK terhadap ROA
Berdasarkan pada persamaan diatas, nilai koefisien X1 atau DPK adalah sebesar 1,730322 yang menunjukkan bahwa jika nilai DPK
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 satu rupiah maka akan menaikkan profitabilitas sebesar 1,730322 dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai constant atau atau tetap. Pengaruh positif yang ditunjukan oleh DPK mengindikasikan
bahwa semakin tinggi jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank maka akan meningkatkan profitabilitas bank.
b Pengaruh Variabel Kurs terhadap ROA
Berdasarkan pada persamaan diatas, nilai koefisien X3 atau kurs adalah sebesar -0,000213 yang menunjukkan bahwa jika nilai kurs
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 satu rupiah maka akan menurunkan
88
profitabilitas sebesar 0,000213 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai constant atau atau tetap.
Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas, dimana bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami
apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan
mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.
c. Uji Koefisien Determinasi Adj. R