Jenis Pelarut Cara Memperoleh Senyawa Antioksidan

Tabel 4. Bagian tanaman sebagai sumber antioksidan No. Bagian tanaman Jenis tanaman 1 Buah Andaliman, Antarasa, Cabe merah, Cabe rawit, Jinten, Kapulaga 2 Rimpang Ginseng jawa, Jahe, Kencur, Kunyit, Lengkuas 3 Umbi Bawang bombay, Bawang merah, Bawang putih 4 Batang Kayu manis, Sereh serai 5 Bunga Cengkeh 6 Biji Adas, Atung, Kemiri, Ketumbar, Kluwak , Lada, Lotus, Pala, Teratai , Wijen 7 Daun Kemangi, Salam, Seledri, Sirih Total 31 sumber antioksidan Hampir semua sumber antioksidan alami sudah dikenal sebagai bumbu rempah pada masakan khas Indonesia dan juga berfungsi sebagai tanaman herbal. Namun beberapa komoditi seperti buah antarasa dan andaliman, biji atung, biji bunga teratai atau bunga lotus, serta umbi akar ginseng jawa kolesom penggunaanya masih jarang dan belum begitu dikenal oleh masyarakat.

3. Cara Memperoleh Senyawa Antioksidan

Cara yang digunakan untuk memperoleh manfaat komponen antioksidan dari bahan asalnya beragam, salah satunya dengan mencampurkan langsung ke dalam makanan sebagai bumbu masakan atau menambahkan ekstrak atau minyak hasil ekstraksi bahan antioksidan ke dalam bahan pangan. Cara ekstraksi untuk memperoleh senyawa antioksidan dari rempah- rempah membutuhkan pelarut dan metode ekstraksi yang tepat. Hasil riset mengenai penggunaan berbagai jenis pelarut dan metode ekstraksi dapat dilihat pada Lampiran 5.

a. Jenis Pelarut

Pada Tabel 5 terlihat bahwa jenis pelarut yang banyak digunakan untuk ekstraksi antioksidan adalah metanol dan etanol. Hal ini berkaitan dengan senyawa antioksidan alami yang umumnya adalah senyawa fenolik yang bersifat polar, senyawa polar larut dalam pelarut organik yang sifatnya polar Houghton dan Raman, 1998. Pada Tabel 5 juga terlihat bahwa pelarut metanol lebih banyak digunakan daripada etanol. Pelarut metanol lebih efektif dalam mengekstrak karena bersifat lebih polar dari etanol. Namun residu metanol dapat bersifat toksik jika diaplikasikan pada bahan pangan Farrell, 1990. Sedangkan pelarut etanol lebih aman dan tidak membahayakan apabila ekstraknya diaplikasikan pada bahan pangan. Sehingga pelarut etanol dapat menjadi alternatif sebagai pelarut polar antioksidan. Tabel 5. Penggunaan berbagai jenis pelarut untuk ekstraksi antioksidan No Jenis pelarut Sumber antioksidan Jumlah jenis 1. Metanol Adas a , Biji pala a , Bawang bombay a , Bawang merah a , Bawang putih a , Cabe merah a , Cabe rawit o , Cengkeh a , Ginseng jawa j , Jahe q , Jinten a , Kapulaga p , Kayu manis a , Kemangi a , Kemiri a , Kencur a , Ketumbar a , Kluwak l , Kunyit a , Lada putih a , Salam a , Seledri a , Sereh a , Wijen a 24 jenis 2. Etanol Andaliman b , Antarasa d , Biji atung e , Biji lotus f , Biji pala g , Biji teratai h , Cengkeh i, , Ginseng jawa j , Jahe q , Jinten k , Kencur i , Ketumbar g , Kluwak l , Kunyit i , Lengkuas i , Sirih n , Wijen k 17 jenis 3. Heksana Andaliman b , Biji atung e , Biji lotus f , Biji teratai h , Ginseng jawa j 5 jenis 4. Etil asetat Andaliman c , Biji lotus f , Biji teratai h 3 jenis 5. Aseton Ginseng jawa j 1 jenis Sumber: a: Sumardi 1992, b: Tensiska et al., 2003, c: Widiastuti 2000, d: Rahmawati 2004, e: Sarastani et al., 2002, f: Kasih 2007, g: Nely 2007, h: Nuraeni 2007, i: Wuisan 2007, j: Estiasih dan Kurniawan 2006, k: Min 1992, l: Adidjaja 1991, m: Romlah 1992, n: Cahyono 1995, o: Nainggolan 1997, p: Humairani 2007, q: Septiana et al., 2002 Pada Tabel 5 diketahui bahwa pelarut heksana, etil aetat dan aseton juga digunakan untuk ekstraksi senyawa antioksidan, namun penggunaanya tidak sebanyak pelarut metanol dan etanol. Hal ini berkaitan dengan sifat senyawa yang terekstrak. Heksana merupakan pelarut yang bersifat nonpolar yang dapat mengekstrak senyawa nonpolar seperti terpenoid. Etil asetat dan aseton merupakan pelarut semipolar yang dapat mengekstrak komponen dari golongan alkaloida, aglikon, dan glikosida Houghton dan Raman, 1998. Sedangkan senyawa antioksidan pada tumbuhan umumnya berasal dari golongan fenolik yang bersifat polar.

b. Metode Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstak Etanol Pucuk daun Labu Kunig (Cucurbita moschata Duch.) dan Herba Peleng (Spinacia oleracea L.) serta Herba Sabi (Brassica rapa L.)

1 95 102

Karaktererisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Gracilaria Verrucosa (Hudson) Papenfus dengan Motode DPPH

6 61 82

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Hidrilla (Hydrilla verticillata (L.f.) Royle)

14 95 83

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. laurentii)

11 99 95

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Muda Dari Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Dengan Metode DPPH

2 51 58

Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (IN VITRO).

15 155 89

Kajian aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak daun sirih (Piper betle, L.) pada daging sapi giling

0 11 170

Kajian Pengukuran EfektifitasSub Proyek Que Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Sarjana Program Studi Teknologi Insudtri Pertanian, FATETA-IPB

0 5 23

Kurikulum Berorientasi Technopreneurship Departemen Teknologi Industri Pertanian Fateta IPB: Disain Pelaksana dan Perbaikan Berkelanjutan

0 1 14

Kajian aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak daun sirih (Piper betle, L ) pada daging sapi giling

0 3 80