2. Pendekatan persuasif dan edukatif
Pendekatan persuasif dan edukatif dilakukan melalui komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi yang mendidik dan memberikan
penerangan mengenai organisasi tersebut kepada publik. Selain itu, dapat juga dilakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai,
pemahaman toleransi dan lain sebagainya.
3. Pendekatan tanggung jawab sosial humas
PR harus menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan yang hendak dicapai bukanlah untuk memperoleh kepentingan dan keuntungan
sepihak dari publik sasarannya masyarakat, namun untuk memperoleh keuntungan bersama yang terampil dalam memadukan keuntungan dengan
motivasi tanggung jawab sosialnya.
4. Pendekatan kerjasama
Humas berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan internal maupun hubungan
eksternal. Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima oleh atau mendapat dukungan dari masyarakat
publik
sasarannya. Hal
tersebut dilakukan
agar humas
dapat menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya community relations.
sehingga humas memperoleh opini publik dan perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak mutual understanding.
5. Pendekatan koordinatif dan integratif
Untuk memperluas peran PRhumas di masyarakat, maka fungsi humas dalam arti sempit hanya mewakili lembagainstitusinya. Tapi peranannya yang
lebih luas adalah berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan ketahanan nasional di bidang politik, ekonomi,
sosial budaya Poleksosbud dan Hankamnas.
Citra
Menurut Tendean 2013, citra image adalah nilai kepercayaan yang konkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi
serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses, yang cepat atau
lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dari abstrak. Citra perusahaan adalah karakter perusahaan yang dibangun untuk memperoleh kesan
dari publik, baik publik internal maupun publik eksternal Datuela 2013.
Ardianto Soemirat 2003 yang dikutip oleh Purpokusumo 2013, citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan
pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Kotler 1995 seperti dikutip pada Tendean 2013 secara luas mendefenisikan citra sebagai jumlah dari
keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi,
kelompok orang atau yang lain yang dia ketahui.
Menurut Yulianita 2009 dalam buku Dasar - Dasar Public Relations terdapat lima jenis citra, yakni citra bayangan mirror image, citra yang berlaku
current image, citra ganda multiple image, citra perusahaan corporate image, dan citra produk product image.
1 Citra bayangan mirror image. Citra ini menitikberatkan pada tingkah
laku manajemen
perusahaan yang
menyangkut tingkah
laku kepemimpinan organisasi atau tingkah laku personal dalam perusahaan
tersebut. Jadi, image yang baik tidak dibentuk oleh kata-kata tetapi dibentuk oleh fakta yang ada.
2 Citra yang berlaku current image. Citra yang diyakini oleh pihak-pihak
luar mengenai suatu organisasi. Citra ini dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pihak luar terhadap organisasi.
3 Citra ganda multiple image. Adanya bermacam-macam image yang
berasal dari publik terhadap organisasi tertentu. Citra ini dapat timbul jika pihak yang mewakili sebuah organisasi bertingkah laku yang berbeda
dengan tujuanasas organisasi tersebut.
4 Citra perusahaan corporate image merupakan citra yang didasarkan
pada reputasi baik buruknya nama perusahaan, aktivitas kegiatan- kegiatannya, dan perilaku manajemen perusahaan.
5 Citra produk product image. Citra ini didasarkan pada kualitas,
performance, selling point atau mempunyai sifat jual tersendri yang berbeda dengan sifat jual perusahaan lain.
Citra humas yang ideal harus mencakup empat unsur yang mencakup pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kenyataan yang sesungguhnya,
sehingga dapat menciptakan impresi atau kesan yang benar. Citra harus mewakili keadaan yang sebenarnya, lebih baik jika pihak PR dari organisasi atau
perusahaan menjelaskan keadaan yang sebenarnya, baik itu informasi yang salah maupun keliru.
Wisata Edukasi
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah daerah UU No. 9 Tahun 2009. Dalam UU No. 10 tahun 2009
tersebut juga dijelaskan beberapa kategori kegiatan wisata, antara lain:
1 wisata petualangan adventure tourism 2 wisata bahari marine tourism;
3 wisata agro farm tourism; 4 wisata kreatif creative tourism;
5 wisata kuliner culinary tourism; 6 wisata budaya cultural tourism;
7 wisata sejarah heritage tourism; 8 wisata memorial dark tourism,
9 wisata ekologi ecotourismwild tourism;
10 wisata pendidikan educational tourism; dan lain-lain.