Undang-Undang Perseroan Terbatas Kedudukan Pemegang Saham Nominee sebelum Adanya Larangan oleh Undang-Undang

“Dalam hal penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing membuat perjanjian danatau pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, perjanjian danatau pernyataan itu dinyatakan batal demi hukum.” 98 Dengan adanya penegasan larangan pemegang saham nominee dalam Pasal 33 ini, maka setiap dokumen pemegang saham nominee yang dibuat sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, tanpa diperlukan analisis hukum, adalah batal demi hukum. Keadaan batal demi hukum ini mengakibatkan bahwa dokumen pemegang saham nominee tidak mempunyai kekuatan hukum dan kedudukan para pihak akan kembali kepada keadaan semula sebelum adanya dokumen pemegang saham nominee. 99

2. Undang-Undang Perseroan Terbatas

Hal itu dapat berarti bahwa pemegang saham yang namanya dipakai menjadi pemegang saham sebenarnya sesuai dengan akta pendiriananggaran dasar, sedangkan uang pembayaran dari penanam modal asing untuk membeli saham tersebut harus dikembalikan sebagai utang oleh pemegang saham tercatat tersebut. Sebagaiman diuraikan di atas, meskipun di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak ada larangan tegas mengenai pemegang saham nominee namun larangan pemegang saham nominee itu dapat dianggap berlaku juga untuk setipa perseroan terbatas. Di dalam Penjelasan Pasal 8a terdapat ketentuan sebagai berikut: “Dalam mendirikan Perseroan diperlukan kejelasan mengenai kewarganegaraan pendiri. Pada dasarnya badan hukum Indonesia yang berbentuk Perseroan didirikan oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia. Namun, kepada warga negara asing atau badan hukum asing diberikan kesempatan untuk mendirikan badan hukum Indonesia yang berbentuk Perseroan sepanjang undang-undang yang mengatur 98 Ibid, Pasal 33 ayat 2 99 Pasal 1542 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Universitas Sumatera Utara bidang usaha Perseroan tersebut memungkinkan, atau pendirian Perseroan tersebut diatur dengan undang-undang tersendiri.” 100 Penjelasan Pasal 8 di atas mendukung berlakunya larangan pemegang saham nominee dalam setiap PT yang didirikan berdasarkan Undang-Undang- undang Nomor 40 Tahun 2007. Karena pada dasarnya suatu PT hanya dapat didirikan oleh warga negara atau badan hukum Indonesia, warga negara asing hanya dapat berkududukan sebagai pemegang saham dalam PT Indonesia dalam bidang-bidang usaha tertentu yang secara tegas diizinkan oleh perundang- undangan tersendiri. Sehingga apabila terdapat pemegang saham nominee dalam suatu PT yang tertutup bagi orang asing, atau dibatasi kepemilikan orang asing, maka sudah pasti hal itu bertentangan dengan Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal menyebutkan dalam hal terjadi perubahan kepemilikan modal akibat penggabungan, pengambilalihan, atau peleburan dalam perusahaan penanaman modal yang bergerak di bidang usaha yang sama, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. b. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. 100 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 8a Universitas Sumatera Utara c. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana ketentuan yang berlaku pada saat terbentuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud Selain itu, diletakkan pula landasan bagi persetujuan penanaman modal khususnya penanaman modal asing, yakni dengan memberikan batas minimum atas modal yang hendak ditanamkan. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia pada prinsipnya akan mengabulkan aplikasi penanaman modal asing jika memenuhi minimum modal tertentu, yaitu US 1.000.000,00. Namun ketentuan tersebut tidak bersifat final, sebab untuk dapat dikabulkannya aplikasi tersebut masih ada syaratsyarat lain yang harus dipenuhi seperti bidang usaha, rencana pengendalian lingkungan, struktur kepemilikan saham, dan yang lainnya. Mengenai ketentuan modal minimum yang harus ditanam reinvestasi hal itu pun tidak mutlak, oleh kriteria ternyata masih diberikan pengecualian oleh peraturan tersebut. 101 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam bidang usaha perbankan, pihak penanam modal asing diperkenankan mempunyai saham dalam Bank Umum yang berbentuk Perseoran Terbatas sesuai dengan Pasal 21 jo. Pasal 22 yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 21 1 Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa: a. Perseroan Terbatas; b. Koperasi; atau 101 Pandji Anaroga, Perusahaan Multi Nasional: Penanaman Modal Asing, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, hal. 52. Universitas Sumatera Utara c. Perusahaan Daerah. 102 Pasal 22 1 Bank Umum hanya dapat didirikan oleh: a. Warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia; atau b. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. 2 Ketentuan mengenai persyaratan pendirian yang wajib dipenuhi pihak- pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan oleh Bank Indonesia. 103 Mengenai persentase kepemilikan asing dalam Bank Umum diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 3 “Jumlah kepemilikan saham Bank oleh Warga Negara Asing dan atau Badan Hukum Asing yang diperoleh melalui pembelian secara langsung maupun melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya adalah 99 sembilan puluh sembilan per seratus dari jumlah saham Bank yang bersangkut an.” 104 Pasal 4 1 “Pembelian saham oleh Warga Negara Asing dan atau Badan Hukum Asing melalui Bursa Efek dapat mencapai 100 seratus per seratus dari jumlah saham Bank yang tercatat di Bursa Efek.” 102 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan UU Bank, Pasal 21 ayat 1 103 Ibid., Pasal 22 ayat 1 dan 2 104 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum, Pasal 3 Universitas Sumatera Utara 2 “Bank hanya dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek sebanyakbanyaknya 99 sembilan puluh sembilan per seratus dari jumlah saham Bank yang bersangkutan.” 3 “Sekurang-kurangnya 1 satu per seratus dari saham Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 yang tidak dicatatkan di Bursa Efek harus tetap dimiliki Warga Negara Indonesia dan atau Badan Hukum Indonesia.” 105 Dalam rangka kepemilikan saham oleh pihak asing dalam Bank Umum, maka sesuai dengan Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka larangan pemegang saham nominee juga berlaku untuk bagian saham-saham yang dilarang untuk dimiliki oleh pihak asing. Dan jika sekiranya terjadi pemegang saham nominee dalam Bank Umum maka sesuai dengan ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 jo Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang No 25 Tahun 2007, maka pemegang saham nominee tersebut dinyatakan batal demi hukum.

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal