Skala Pengukuran Variabel Metode Pengumpulan Data Gambar Umum Responden Berdasarkan umur Gambaran Umum Responden Berdasarkan Alamat

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono,2005:86. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel- variabel yang akan di uji, pada setiap jawaban akan diberi skor. Dalam penelitan ini peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert Keterangan Skor Sangat setuju 5 Setuju 4 Kurang setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Sumber : Sugiyono 2005 3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2005:72. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat Kelurahan Gaharu yang berjenis kelamin laki-laki, yang berusia diatas 17 tahun yaitu sebanyak 3970 jiwa, jumlah populasi yang menggunakan Hand Body Lotion Vaseline for Men tidak diketahui secara pasti.

3.6.2 Sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan karakter dan ciri- ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel Sugiono, 2007:72. Adapun karakter yang ditentukan oleh konsumen yang pernah dan sedang melakukan pembelian, minimal satu kali pembelian, dan telah berusia 17 tahun. Untuk menggunakan jumlah sampelnya digunakan rumus sebagai berikut: keterangan : n = jumah sampel Z α = nilai standard normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 maka Z =1,67 Bila α = 0,01 maka Z =1,96 P = estimasi proporsi populasi q = 1-P d = peyimpangan yang ditolerir penulis memperoleh jumlah sampel yang besar dan nilai p belum di ketahui, maka data digunakan p = 0,5 sehingga jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah: = 96,04 = 96 orang

3. 7. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui kuesioner dan wawancara tersruktur kepada responden. b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data Kelurahan Gaharu, jurnal, buku-buku pendukung dan sebagainya.

3.8. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara Interview Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab dengan responden maupun dengan pihak-pihak yang terkait. b. Daftar Pertanyaan Kuesioner Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertnyaan tertulis untuk diisi oleh responden. 3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas. 3.9.1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan kuesioner. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.Uji validitas dilakukan kepada responden diluar sampel sebanyak 30 orang dengan tingkat signifikansi sebesar 5. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan valid 2. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono ,2006:110 Adapun kriteria untuk pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif atau r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel 2. Jika r alpha negatif atau r tabel maka pertanyaan tidak reliabel 4.10. Teknik Analisis Data Peneliti ini menggunakan metode analisis data yaitu:

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian diinterprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yangt idak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng bell shaped. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak menceng ke kanan dan ke kiri. Uji normalitas pada multivariate sebenarnya sangat kompleks karena harus dilakukan pada sebuah variabel secara bersama-sama. Namun, uji ini bisa juga dilakukan pada sebuah variabel dengan logika bahwa jika secara individual tiaptiap variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara bersama-sama multivariate variabel-variabel tersebut dianggap memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Adanya multikolinieritas merupakan pelanggaran dalam asumsi klasik. multikolinieritas maksudnya tidak boleh terjadi hubungan antarvariabel bebas independent. Untuk mendeteksi gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan besaran VIF Variance Influence Faktor dan angka toleran. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikol apabila mempunyai nilai VIF lebih kecil daripada 10 dan angka tolerance mendekati 1 Santosa, 2000 : 206.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka terjadi homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001 : 69. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat plots antara nilai prediksi ZPRED dengan residual SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarplots antara SRESID dengan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di- studentized Ghozali, 2001 : 69.

3.10.3. Analisis Regresi linear Berganda

Model regresi digunakan untuk mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel Kualitas produk dengan variabel Nilai emosional, Kesesuaian harga, dan Keputusan pembelian. Adapun model persamaan regresi yang dapat diperoleh dalam analisis ini adalah : Y = a + + + + e Keterangan: Y = Keputusan pembelian a = Constanta = Koefisien Regresi = Kualitas produk = Nilai emosional = Kesesuaian harga e = Standard Error Pada dasarnya analisis regresi adalah untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu demi satu sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat sampai dengan yang paling lemah.

3.10.4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk, Nilai Emosional dan Kesesuaian Harga terhadap keputusan pembelian maka penulis melakukan pengujian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikan Simultan uji F

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah: H o : b 1 =b 2 =b 3 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H o : b 1 ≠b 2 ≠b 3 ≠0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah: H o diterima jika F hitung F Tabel pada α = 5 H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5.

2. Uji Signifikan Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah: H : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 ,X 3 terhadap variabel dependen Y. Ha: ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 ,X 3 terhadap variabel dependen Y. H : b 2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 ,X 3 terhadap variabel dependen Y. H : b 2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 ,X 3 terhadap variabel dependen Y. H : b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 ,X 3 terhadap variabel dependen Y. H : b 3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen X 1 ,X 2 ,X 3 terhadap variabel dependen Y. H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5

3.10.5. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinan R 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinan R 2 semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Dimana 0 R 2 1. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umun Perusahaan 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Unilever PT Unilever Indonesia Tbk perusahaan didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2- 1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15 dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam No. SI-009PME1981 pada tanggal 16 November 1981.Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dahulu Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Sejak pemasarannya yang pertama di 1870, Vaseline kini telah berusia 140 tahun. Dari sekedar pelembut kulit, hingga dipercaya sebagian orang untuk obat dalam, tentu saja dengan cara dimakan. Selama itu, Vaseline telah banyak berubah dari sejak ‘dipungut’ dari lokasi pengeboran sumur minyak sampai produk perawatan kulit yang paling dikenal di jaman modern.

1. Sejarah Vaseline

Vaseline adalah produk yang lahir di Inggris, besar di Brooklyn oleh ahli kimia Robert Chesebrough. Di tahun 1859, di usia muda 22 tahun, Chesebrough memutuskan untuk berpaling dari bisnis barang-barang kering dan mencari keberuntungannya di industri minyak yang saat itu terbilang baru. Chesebrough muda pindah ke Titusville, Pennsylvania, untuk melihat-lihat sumur minyak yang menghasilkan. Disana, dia menemukan sesuatu yang agak berbeda: saat itu, para pria yang bekerja dengan alat pengebor terganggu oleh yang mereka sebut ‘rod wax’ sejenis jeli yang pekat yang bisa masuk ke mesin dan menyebabkannya terganggu. Tapi lilin itu ternyata tidaklah seburuk itu: Chesebrough, benar-benar pria yang jeli, memerhatikan bahwa para pekerja sering dilumuri substansi tersebut pada kulit mereka yang terbakar matahari dan kasar, terbantu dalam proses penyembuhannya. Penasaran, dia membawa pulang sedikit zat itu ke rumah. Chesebrough menghabiskan 10 tahun setelahnya mencobakan zat itu pada dirinya sendiri. Dengan latarbelakangnya yang seorang ahli kimia, Chesebrough berhasil mengubah bahan pembuat lilin batangan itu menjadi jeli minyak tanah yang jernih yang kita kenal sekarang untuk pelumas. Dia mencobakan juga zat itu pada luka, menjadikan dirinya sendiri sebagai kelinci percobaan, untuk meneliti proses penyembuhannya. Di tahun 1870, dia mulai memasarkan Vaseline miliknya itu berasal dari kata Jerman untuk air, vasser, dan kata Yunani untuk minyak zaitun, ‘e’laion atau πετρέλαιο. Dia mematenkan produk itu di AS pada tahun 1872 dan menggarai berdirinya Chesebrough Manufacturing Company, berlokasi di Brooklyn, di tahun 1875. Menurut cerita, awalnya dia tidak bisa menemukan ahli-ahli farmasi yang bersedia untuk bekerja di perusahannya. Maka dia menjelajah ke pedesaan, dengan gaya sales penjual minyak ular, berceramah tentang keajaiban Vaseline. Usahanya itu berhasil, mungkin karena Vaseline tampak seperti sulap: orang menggunakan pada berbagai hal untuk mengobati kulit pecah-pecah dan melindungi bokong bayi dari ruam popok sampai untuk melindungi telur-telur. Perenang mengoleskannya pada diri mereka untuk menjaga kehangatan tubuh; Komandan Amerika Robert Peary membawa Vaseline dalam petualangnnya di Arktik karena benda itu adalah salah satu dari benda-benda yang tidak akan membeku. Akhir 1880an, Vaseline laku terjual dalam skala nasional dengan hitungan satu kendi per menit. Chesebrough melebarkan bisnisnya pertama ke Kanada, terus ke Inggris dan koloni-koloninya; pada tahun 1911, Chesebrough Manufacturing Company sudah memiliki pabrik-pabrik di Eropa dan Afrika.Sementara itu, keyakinan Chesebrough pada produknya tak pernah menuai komplain: menurut laporan anumerta, dia menelan tiga sendok penuh Vaseline setiap hari, walaupun untuk penyakit apa masih ia melakukannya masih misteri. Pernah ketika dia menderita radang selaput dada pada 1950an, dia menyuruh perawatnya menggosok dirinya dengan Vaseline setiap hari, dan dia, tentu saja, sembuh. Dia meninggal pada usia 96. Pada tahun 1955, Chesebrough Manufacturing Company bergabung bersama Pond’s, pembuat krim dingin yang populer, sehingga menjadi Chesebrough-Pond’s; 32 tahun kemudian, pada 1987, perusahaan itu terjual pada perusahaan perawatan pribadi raksasa Unilever.

2. Kegunaan Lain Vaseline

Bagian dari ‘keajaiban’ Vaseline adalah pada banyaknya kegunaannya. Selain untuk melembutkan kulit, berikut beberapa kegunaan lain dari Vaseline, yang mungkin kurang banyak diketahui orang: • Beberapa orang bilang mengoleskan Vaseline di bulu mata bisa membuatnya lebih tebal dan mengkilap lebih lama; bicara soal bulu mata, maskara modern pertama merupakan campuran batu bara dan Vaseline pada tahun 1913 oleh seorang ahli kimia bernama Thomas Williams, untuk adiknya Mabel yang merupakan cikal bakal Maybelline. • Mengoleskan pada jengger ayam ternak bisa mencegahnya sakit pada musim dingin. • Seseorang bisa menggunakan Vaseline untuk melumasi wajahnya sebelum bertarung, agar membuat wajahnya licin saat dipukul lawan perhatikan pertandingan tinju. Di tahun 2009, dunia Ultimate Fighting Championship terkejut oleh pengakuan seorang petarung yang memenangkan pertandingan setelah melumasi dirinya di tengah-tengah ronde secara ilegal. • Menggosokkan Vaseline pada labu Halloween bisa membuatnya tak cepat busuk. • Melumurinya pada lensa kamera menciptakan efek dingin, soft-focus, yang mengingatkan pada film porno tahun ’70an. • Yang sekarang ilegal, Vaseline digunakan jadi salah satu yang bisa digunakan seorang pitcher untuk melakukan spitball melempar bola dimana bolanya diberi ludah, jelly minyak tanah dan bahan-bahan lain. • Stephon Marbuty, mantan pemain New York Knick yang mungkin dan juga mungkin tidak kehilangan akal sehatnya, menggunakan YouTube untuk menggembor-gemborkan soal manfaat Vaseline untuk mengobati sakit tenggorokan. Ya, dia memakannya.

3. Sekilas tentang Vaseline

Vaselin adalah gabungan benda semi padat dan hidrokarbon dengan jumlah karbon terutama lebih tinggi dari 25,yang dipromosikan sebagai obat salep. Vaselin diakui oleh U.S. Food and Drug Administration sebagai protektan kulit yang diterima dan secara luas digunakan untuk perawatan kosmetik. Referensi pertama yang diketahui nama Vaseline adalah dengan penemu petroleum jelly, Robert Chesebrough pada tahun 1870 dalam hak paten AS-nya untuk proses pembuatan minyak jelly US Patent 127.568 pada tahun 1872. Aku, Robert Chesebrough, telah menciptakan produk baru dan berguna dari minyak bumi yang telah saya beri nama Vaseline.Vaseline sendiri dibuat oleh Perusahaan Manufaktur Chesebrough sampai perusahaan ini dibeli oleh Unilever pada tahun 1987

4.1.2. Profil PT. Unilever Tbk 1.

Akta pendirian. PT. Unilever indonesia Tbk perusahaan didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfa brieke N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaries di Batavia. Atkta ini disetujui oleh Gubernur jendral van Negerlandsch indie dengan surat No.14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar, terdaftar di Raad van justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam tambahan No. 3 Javasche Courar pada tanggal 9 januari 1934. 2. Kronologi 1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta 1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV –Angke, Jakarta 1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya 1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan Perang Dunia II 1965-66 Di bawah kendali pemerintah 1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing 1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta 1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya 1990 Terjun di bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim 1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi 1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut 1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang 2000 Terjun ke bisnis kecap 2001 Membuka pabrik teh – Cikarang 2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan 2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah

4.1.3. Visi dan Misi PT.Unilever 1. Visi PT. Unilever Tbk.

visi dari PT. Unilever yaitu To become the first choice of consumer, costumer and community. Hal ini terwujud pada komitmen PT. Unilever terhadap konsumennya yaitu menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas, dan yang aman bagi tujuan pemakaiannya.

2. Misi PT. Unilever Tbk.

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebuthan dan aspirasi konsumen menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen, dan komunitas. 2. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. 3. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. 4. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan diatas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang diodapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS Statistic Package and social Science 17.0 for windows dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketyentuan df= jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5, maka angka yang diperoleh = 0,361. Tabel 4.1 Uji Validitas No Pertanyaan r hitung r tabel Validitas 1 P1 0,755 0,361 Valid 2 P2 0,606 0,361 Valid 3 P3 0,755 0,361 Valid 4 P4 0,646 0,361 Valid 5 P5 0,508 0,361 Valid 6 P6 0,798 0,361 Valid 7 P7 0,558 0,361 Valid 8 P8 0,821 0,361 Valid 9 P9 0,525 0,361 Valid 10 P10 0,748 0,361 Valid 11 P11 0,419 0,361 Valid 12 P12 0,527 0,361 Valid 13 P13 0,362 0,361 Valid 14 P14 0,821 0,361 Valid 15 P15 0,509 0,361 Valid 16 P16 0,821 0,361 Valid 17 P17 0,821 0,361 Valid 18 P18 0,381 0,361 Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0 Mei 20011 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung r tabel . Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179 butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Menurut Ghazali jika nilai Cronbach’s Alpha 0,60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha 0,80 maka pertanyaan reliabel. Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Jumlah Pertanyaan 0,915 18 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Mei 20011 Pada 18 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5 diketahui bahwa koefisien alpha Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,915. Ini berarti 0,915 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.

4.2.2. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan kuesioner. Jumlah pertanyaan adalah 18 butir pertanyaan, yaitu lima butir pertanyaan untuk variabel Kualitas Produk X 1 , empat butir pertanyaan untuk variabel Nilai Emosional X 2 , tiga butir pertanyaan untuk variabel Kesesuaian Harga X 3 , dan enam butir pertanyaan untuk variabel Keputusan Pembelian Y. Kuesioner disebarkan kepada Sembilan puluh enam 96 orang yang memenuhi criteria yang telah ditetapkan oleh peneliti di Kelurahan Gaharu.

a. Gambar Umum Responden Berdasarkan umur

Berdasarkan data-data pada kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 96 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden penelitian. Jumlah dan persentase berdasarkan umur, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan umur Karakteristik Jumlah Responden Jumlah Total Umur 17-25 tahun 42 43,75 100 26 tahun 57 59,375 Sumber: data Primer diolah Peneliti Mei 2011 Pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa yang menggunakan Hand Body Lotion Vaseline for Men tidak memandang usia, ini dapat dilihat dari data gambaran umum responden dimana penggun Hand Body Lotion Vaseline for Men hampir merata baik mulai dari usia 17-25 tahun maupun diatas umur 26 tahun.

b. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Alamat

Berdasarkan data-data pada kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 96 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan Alamat dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Alamat Alamat Jumlah orang Persentase Gang. Langgar 18 18,75 Gang. Amal Lama 7 7,29 Gang. Amal Baru 9 9,37 Gang. Sudomulyo 6 6,25 Gang. Sekolah Baru 13 13,54 Blok. F-G 8 8,33 Bambu II 11 11,45 Jl.Gaharu 24 25 Sumber: Data Primer diolah Peneliti Mei 20011 Pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa Masyarakat di Kelurahan Gaharu yang menggunakan Hand Body Lotion Vaseline for Men tidak hanya pada Alamat tertentu saja, tetapi tersebar pada 8 Alamat di Kelurahan Gaharu dengan jumlah pengguna yang berbeda - beda pada tiap Alamat. Ini dapat dilihat dari data gambaran umum responden dimana jumlah pengguna Hand Body Lotion Vaseline for Men tidak merata, karena tergantung pada jumlah orang di setiap Alamat..

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk, Nilai