Jejaring Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB-MDR

d. Dosis yang diberikan berdasarkan berat badan e. Sekurang-kurangnya obat yang diberikan enam hari dalam seminggu f. Lama pengobatan minimal 18 bulan g. Deteksi awal adalah faktor penting untuk mencapai keberhasilan program TB-MDR. Pengobatan pasien TB-MDR terdiri dari tahap awal dan tahap lanjutan WHO,2008.

2.3 Jejaring Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB-MDR

Dalam penatalaksanaan program penanggulangan TB-MDR rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang mempunyai potensi besar dalam penemuan dan penegakan diagnosis pasien TB-MDR,namun rumah sakit juga memilki keterbatasan dalam tahap pengobatan serta pengawasan keteraturan dan keberlangsungan pengobatan pasien TB-MDR bila dibandingkan dengan puskesmas. Maka dalam melaksanakan upaya program penanggulangan TB-MDR dikembangkan jejaring baik dari internal maupun eksternal. 1. Jejaring Internal, merupakan jejaring antar semua unit yang ada di dalam rumah sakit yang terkait dalam menangani semua kasus TB dan termasuk kasus TB-MDR. Dengan sistem setiap fasyankes rujukan harus mengembangkan suatu clinical pathway yang dituangkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur SOP. Untuk mencapai keberhasilan jejaring internal dibentuknya suatu Tim Ahli Klinis TAK yang merupakan bagian dari Tim DOTS rumah sakit yang khusus melaksanakan penatalaksanaan untuk pasien TB-MDR. Dapat dilihat pada gambar bagan dibawah ini yang merupakan model TAK di fasyankes rujukan TB-MDR. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Pengorganisasian TAK di Fasyankes Rujukan TB-MDR Sumber :Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Manajemen Terpadu pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat 2. Jejaring Eksternal, merupakan jejaring yang dibangun antara fasyankes rujukan dengan semua fasyankes dan institusi yang terkait dalam pengendalian dan penatalaksanaan pasien TB-MDR dan difasilitas oleh Dinas Kesehatan. Adapun tujuan dikembangkannya jejaring eksternal ini yaitu; agar semua pasien TB-MDR mendapatkan akses pelayanan Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat MTPTRO yang bermutu dimulai dari diagnosis, pengobatan,pemeriksaan dan pemantauan hasil serta tindak lanjut hasil pengobatan. Dan menjamin keberlangsngan dan keteraturan pengobatan pasien sampai tuntas Kemenkes,2013. Fasyankes Rujukan TB-MDR Tim DOTS Tim Ahli Klinis TAK TB-MDR Unit pelayanan TB- MDR Rawat jalan- Rawat Inap Tim Terapeutik Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Jejaring Eksternal Pelayanan Manajemen Terpadu Pengendalian TB-MDR Sumber :Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Manajemen Terpadu pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat Setiap institusi yang terkait dalam jejaring eksternal memiliki fungsi masing-masing dalam pengendalian TB-MDR. Seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Fungsi Setiap Institusi yang Terkait Pada Jejaring Eksternal Pelayanan Manajemen Terpadu Pengendalian TB-MDR Lab Rujukan TB- MDR Rujukan TB-MDR Sub Rujukan TB-MDR Satelit TB-MDR Dinkes KabKota Dinkes Provinsi  Diagnostik biakanuji kepekaan  Pemeriksaan pemantauan pengobatan follow up biakan  Pencatatan dan pelaporan  Penemuan suspek  Penetapan suspek  Inisiasi pengobatan  KIE, inform consent  TAK  Pemeriksaan penunjang  Rawat  Penemuan suspek  Penetapan suspek  Inisiasi pengobatn  KIE,inform consent  TAK  Pemeriksaan penunjang  Rawat  Penemuan suspek  Merujuk suspek  Meneruskan pengobatan rawat jalan  MonitoringE SO  KIE  PMO  Pencatatan  Verifikasi  Pelacakan pasien  Logistik  Pencatatn dan pelaporan  Monev  Koordin asi  Logistik  Pencatat an dan pelapora n Universitas Sumatera Utara inapjalan  Manajemen ESO menyeluru  Evaluai pengobatan  Penatatan dan pelaporan jalaninap  Manajemen ESO  Evaluasi pengobatan  Pencatatan dan pelaporan Sumber :Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Manajemen Terpadu pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat

2.4 Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB