penghimpunan dana bank umum. Selain perlambatan ekonomi, tingginya pengeluaran
masyarakat pada momentum ramadhan dan persiapan menjelang Idul Fitri juga turut
mendorong penurunan penempatan dana masyarakat di perbankan.
Pertumbuhan tahunan penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank melambat dari 11,99
persen menjadi 11,05 persen, begitu pula dengan kredit berdasarkan lokasi proyek yang
melambat dari 15,79 persen menjadi 12,52 persen yang terindikasi terkait dengan kehati-hatian
perbankan dalam menyalurkan kredit menyikapi peningkatan rasio NPL yang telah terjadi sejak
triwulan I 2015.
1.2.2 Indeks Gini
Metode paling sederhana dalam mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah dapat
menggunakan indeks gini. Semakin besar indeks gini, semakin tidak merata distribusi pendapatanya.
Indeks gini berkisar antara nol pemerataan sempurna hingga satu ketimpangan sempurna.
Gini Rasio Nasional dan Pulau Jawa Tahun 2010-2014
Provinsi Tahun
2010 2011
2012 2013
2014
DKI Jakarta 0,36
0,44 0,42
0,43 0,44
Jawa Timur 0,34
0,37 0,36
0,36 0,40
Jawa Barat 0,36
0,41 0,41
0,41 0,40
Jawa Tengah 0,34
0,38 0,38
0,39 0,39
Banten 0,42
0,40 0,39
0,40 0,42
30
DI Yogyakarta
0,41 0,40
0,43 0,44
0,43
Nasional 0,38
0,41 0,41
0,41 0,41
Terdapat 3 tiga kelompok ketimpangan menurut Gini Rasio, ketimpangan tinggi jika nilai koefsien gini
rasio sebesar 0,50 atau lebih, sedang jika nilainya antara 0,3-0,5 dan rendah jika kurang dari 0,3. Bila
mengacu pada nilai gini rasio, tingkat ketimpangan rata-rata konsumsi per kapita di Jawa Timur 2010-
2014 masih masuk dalam kategori sedang antara 0,3 – 0,5.
1.2.3 Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia
Bank Dunia mengukur pendistribusian kue ekonomi atau mengukur pemerataan pendapatan dalam
masyarakat dengan pendekatan besar persentase distribusi pengeluaran penduduk suatu wilayah
berdasarkan kategori pendapatan 40 persen ke bawah, 40 persen menengah dan 20 persen ke atas.
Persentase Distribusi Pengeluaran Penduduk Jawa Timur dan Nasional Tahun 2010-2014
Tahu n
Jawa Timur 40
bawah 40
menenga h
20 atas
2010 20,81
38,52 40,6
31
7 2011
21,09 38,57
40,3 4
2012 20,15
34,38 45,4
7 2013
19,82 34,55
45,6 3
2014 17,18
35,15 47,6
6
Jika distribusi pengeluaran penduduk berkategori 40 persen ke bawah adalah kurang dari 17 persen,
maka wilayah itu dikatakan mempunyai ketimpatan pemerataan pendapatan yang tinggi, artinya kue
ekonomi dalam wilayah itu tidak banyak dinikmati oleh masyarakat berpendapatan 40 persen ke
bawah. Bila mengacu pada nilai Pemerataan Bank Dunia, menunjukkan bahwa kelompok ketimpangan
pendapatan 40 persen terbawah di Jawa Timur pada tahun 2010-2014 termasuk dalam kategori
ketimpangan rendah 17 .
1.2.4 Penanganan Kemiskinan a.Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa