Nota Keuangan RAPBN 2014 – K3D KEBUMEN
(2)
Halaman
i Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Daftar Isi ... Daftar Tabel ... Daftar Graik ... Daftar Gambar ... Daftar Boks ... Daftar Bagan ... Daftar Matriks ... Daftar Singkatan ... BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Umum ... 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2014 ... 1.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2014 ... 1.4 Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal ... 1.5 Ringkasan Postur RAPBN 2014 ... 1.6 Uraian Singkat Isi Tiap-Tiap Bab ... BAB 2 KINERJA EKONOMI MAKRO
2.1 Umum ... 2.2 Perkembangan Ekonomi 2008–2013 ... 2.2.1 Evaluasi Kinerja Ekonomi 2008–2012 ... 2.2.2 Proyeksi Ekonomi 2013 ... 2.2.2.1 Perekonomian Dunia dan Regional ... 2.2.2.2 Perekonomian Nasional ... 2.2.2.3 Inlasi ... 2.2.2.4 Suku Bunga SPN 3 Bulan ... 2.2.2.5 Nilai Tukar ... 2.2.2.6 Harga Minyak Mentah Indonesia ... 2.2.2.7 Lifting Minyak dan Gas Bumi ...
2.3 Tantangan dan Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro 2014 ... 2.3.1 Tantangan Kebijakan Ekonomi Makro ...
Daftar Isi
DAFTAR ISI
i vii x xvi xvii xviii xix xx
1-1 1-5 1-5 1-7 1-10 1-11
2-1 2-2 2-2 2-14 2-14 2-16 2-25 2-26 2-27 2-28 2-28 2-29 2-29
(3)
Halaman
ii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Daftar Isi
2.3.2 Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro ... 2.3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ... 2.3.2.2 Nilai Tukar Rupiah ... 2.3.2.3 Inlasi ... 2.3.2.4 Suku Bunga SPN 3 Bulan ... 2.3.2.5 Harga Minyak Mentah Indonesia ... 2.3.2.6 Lifting Minyak dan Gas Bumi ...
BAB 3 PENDAPATAN NEGARA
3.1 Umum ... 3.2 Perkembangan Pendapatan Negara Tahun 2008-2012 dan Perkiraan
Pendapatan Negara Tahun 2013 ... 3.2.1 Pendapatan Dalam Negeri ... 3.2.1.1 Penerimaan Perpajakan ... 3.2.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ... 3.2.2 Penerimaan Hibah ... 3.3 Tantangan dan Peluang Kebijakan Pendapatan Negara ... 3.4 Sasaran Pendapatan Negara Tahun 2014 ... 3.4.1 Pendapatan Dalam Negeri ... 3.4.1.1 Penerimaan Perpajakan ... 3.4.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak ... 3.4.2 Penerimaan Hibah ... BAB 4 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT
4.1 Umum ... 4.2 Perkembangan Kebijakan dan Pelaksanaan Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat, 2008–2013 ... 4.2.1 Perkembangan Pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Fungsi ... 4.2.2 Perkembangan Pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Organisasi ... 4.2.2.1 Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ...
2-33 2-33 2-41 2-42 2-42 2-43 2-43
3-1 3-2 3-3 3-4 3-15 3-25 3-25 3-26 3-27 3-28 3-31 3-40
4-1 4-4 4-6 4-21 4-22
(4)
Halaman
iii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Daftar Isi
4.2.2.2 Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara ... 4.2.3 Perkembangan Pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Jenis ... 4.3 Pokok-Pokok Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 ... 4.4 Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN Tahun 2014 4.4.1 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi ... 4.4.2 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi ... 4.4.2.1 Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ... 4.4.2.2 Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara ... 4.4.3 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis ... BAB 5 KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL
5.1 Umum ... 5.2 Perkembangan Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Tahun 2008-2013 ... 5.2.1 Pelaksanaan Kebijakan Transfer ke Daerah ... 5.2.2 Pelaksanaan Anggaran Transfer ke Daerah ... 5.2.3 Pelaksanaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ... 5.2.3.1 Pengawasan ... 5.2.3.2 Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan menjadi
Pajak Daerah ... 5.2.3.3 Kebijakan Pajak Rokok ... 5.2.4 Pelaksanaan Kebijakan Pinjaman, Hibah, dan Investasi ke Daerah ... 5.2.4.1 Kebijakan Pinjaman Daerah ... 5.2.4.2 Kebijakan Hibah ke Daerah ... 5.2.4.3 Kebijakan Investasi Daerah ... 5.3 Permasalahan dan Tantangan Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal ... 5.3.1 Pelaksanaan APBD ... 5.3.2 Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah ... 5.3.3 Implikasi terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah ... 5.4 Anggaran Transfer ke Daerah Tahun 2014 ... 5.4.1 Kebijakan Anggaran Transfer ke Daerah RAPBN 2014 ...
4-40 4-41 4-59 4-68 4-69 4-79 4-79 4-93 4-96
5-1 5-2 5-2 5-4 5-8 5-8 5-8 5-10 5-11 5-11 5-11 5-13 5-14 5-14 5-17 5-18 5-22 5-22
(5)
Halaman
iv Nota Keuangan dan RAPBN 2014
5.4.1.1 Dana Perimbangan ... 5.4.1.1.1 Dana Bagi Hasil ... 5.4.1.1.1.1 DBH Pajak ... 5.4.1.1.1.2 DBH Sumber Daya Alam ... 5.4.1.1.2 Dana Alokasi Umum ... 5.4.1.1.3 Dana Alokasi Khusus ... 5.4.1.2 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian ... 5.4.1.2.1 Dana Otonomi Khusus ... 5.4.1.2.2 Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ... 5.4.1.2.3 Dana Penyesuaian ... 5.4.1.2.3.1 Tunjangan Profesi Guru PNSD ... 5.4.1.2.3.2 Tambahan Penghasilan Guru PNSD ... 5.4.1.2.3.3 Bantuan Operasional Sekolah ... 5.4.1.2.3.4 Dana Insentif Daerah ... 5.4.1.2.3.5 Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi ... BAB 6 DEFISIT, PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN RISIKO FISKAL 6.1 Umum ... 6.2 Perkembangan Deisit dan Pembiayaan Anggaran Tahun 2008-2013 ... 6.2.1 Deisit Anggaran... 6.2.2 Pembiayaan Anggaran ... 6.2.2.1 Pembiayaan Nonutang ... 6.2.2.1.1 Perbankan Dalam Negeri... 6.2.2.1.2 Nonperbankan Dalam Negeri... 6.2.2.2 Pembiayaan Utang ... 6.2.2.2.1 Surat Berharga Negara (SBN) ... 6.2.2.2.2 Pinjaman Luar Negeri... 6.2.2.2.3 Pinjaman Dalam Negeri... 6.2.2.3 Perkembangan Portofolio Utang Pemerintah ... 6.3 Deisit dan Pembiayaan Anggaran RAPBN 2014 ... Daftar Isi
5-23 5-23 5-24 5-25 5-26 5-28 5-39 5-39 5-39 5-40 5-40 5-41 5-41 5-41 5-42
6-1 6-2 6-2 6-3 6-4 6-4 6-5 6-17 6-17 6-21 6-23 6-23 6-25
(6)
Halaman
v Nota Keuangan dan RAPBN 2014
6.3.1 Deisit Anggaran ... 6.3.2 Pembiayaan Anggaran ... 6.3.2.1 Pembiayaan Nonutang ... 6.3.2.1.1 Perbankan Dalam Negeri... 6.3.2.1.2 Nonperbankan Dalam Negeri ... 6.3.2.2 Pembiayaan Utang ... 6.3.2.2.1 Strategi Umum Pengelolaan Utang... 6.3.2.2.2 Kebijakan Pembiayaan Utang Tahun 2014... 6.4 Risiko Fiskal ... 6.4.1 Risiko Asumsi Dasar Ekonomi Makro ... 6.4.1.1 Sensitivitas Deisit RAPBN 2014 terhadap Perubahan Asumsi Dasar
Ekonomi Makro ... 6.4.1.2 Sensitivitas Risiko Fiskal BUMN terhadap Perubahan Variabel Asumsi
Dasar Ekonomi Makro ... 6.4.2 Risiko Utang Pemerintah Pusat... 6.4.2.1 Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk) ...... 6.4.2.2 Risiko Nilai Tukar (Exchange Rate Risk) ...... 6.4.2.3 Risiko Pembiayaan Kembali (Reinancing Risk) ... 6.4.3 Kewajiban Kontijensi Pemerintah Pusat ... 6.4.3.1 Dukungan dan/atau Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur ... 6.4.3.1.1 Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000
MW Tahap I ... 6.4.3.1.2 Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000
MW Tahap II ... 6.4.3.1.3 Percepatan Penyediaan Air Minum ... 6.4.3.1.4 Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur ... 6.4.3.1.5 Penyediaan Fasilitas Penjaminan Infrastruktur melalui PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (Persero) ... 6.4.3.2 Jaminan Sosial ... 6.4.3.2.1 Program Jaminan Sosial Nasional ...
6-25 6-25 6-25 6-26 6-27 6-34 6-34 6-37 6-41 6-42 6-42 6-44 6-49 6-50 6-50 6-51 6-51 6-51 6-52 6-53 6-53 6-54 6-55 6-58 6-56 Daftar Isi
(7)
Halaman
vi Nota Keuangan dan RAPBN 2014
6.4.3.2.2 Program Pensiun dan Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ... 6.4.3.3 Kewajiban menjaga Modal Minimum Lembaga Keuangan Tertentu ... 6.4.3.3.1 Bank Indonesia ... 6.4.3.3.2 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ... 6.4.3.3.3 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) ... 6.4.3.4 Tuntutan Hukum kepada Pemerintah ... 6.4.3.5 Bencana Alam ... 6.4.4 Pengeluaran Negara yang Dimandatkan/Diwajibkan (Mandatory
Spending) ...
BAB 7 PROYEKSI APBN JANGKA MENENGAH
7.1 Umum ... 7.2 Proyeksi APBN Jangka Menengah ... 7.2.1 Proyeksi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah ... 7.2.2 Proyeksi Pendapatan Negara ... 7.2.3 Proyeksi Belanja Negara ... 7.2.4 Proyeksi Pembiayaan Anggaran ... 7.3 Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah ... 7.3.1 Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) 2015-2017... 7.3.2 Perkembangan Penetapan Pagu Anggaran dan Proyeksi KPJM TA 2014
6-57 6-58 6-58 6-59 6-60 6-61 6-61 6-62
7-1 7-2 7-4 7-8 7-12 7-16 7-18 7-18 7-26 Daftar Isi
(8)
Halaman
vii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2008-2014 ... Tabel 1.2 Perkembangan APBN, 2008-2014 ... Tabel 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, 2008-2012 ... Tabel 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Penggunaan dan Lapangan Usaha,
2012-2013 ... Tabel 2.3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia, 2013-2014 ... Tabel 2.4 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Penggunaan dan Lapangan
Usaha, 2013-2014 ... Tabel 3.1 Perkembangan Pendapatan Negara, 2008-2013 ... Tabel 3.2 Perkembangan Pendapatan PPh Migas, 2008-2013 ... Tabel 3.3 Perkembangan Pendapatan PPh Nonmigas, 2008-2013 ... Tabel 3.4 Perkembangan Pendapatan PPN dan PPnBM, 2008-2013 ... Tabel 3.5 Perkembangan Pendapatan PBB, 2008-2013 ... Tabel 3.6 Perkembangan Realisasi Pendapatan Cukai, 2008-2013 ... Tabel 3.7 Perkembangan Pendapatan Pajak Lainnya, 2008-2013 ... Tabel 3.8 Perkembangan PNBP 7 K/L Besar, 2008-2013 ... Tabel 3.9 Pendapatan Negara, 2013-2014 ... Tabel 3.10 PNBP 7 K/L Besar, 2013-2014 ... Tabel 4.1 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2008 - 2013 ... Tabel 4.2 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat, 2008 - 2013 ... Tabel 4.3 Kebijakan Belanja Pegawai, 2008-2013 ... Tabel 4.4 Perkembangan Pembayaran Bunga Utang, 2008-2013 ... Tabel 4.5 Perkembangan Harga Eceran BBM Bersubsidi Tahun 2006-2013 ... Tabel 4.6 Program-Program Prioritas Belanja Bantuan Sosial, 2008-2013 ... Tabel 4.7 Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Menurut Fungsi, 2013-2014 ... Tabel 4.8 Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga, 2013-2014 ... Tabel 4.9 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat, 2013-2014 ... Tabel 4.10 Pembayaran Bunga Utang, 2013-2014 ... Tabel 4.11 Subsidi BBM, BBN, LPG Tabung 3 Kg dan LGV, 2013-2014 ... Tabel 4.12 Subsidi Listrik, 2013-2014 ... Tabel 4.13 Subsidi Nonenergi, 2013-2014 ...
1-7 1-10 2-8 2-19 2-29 2-40 3-3 3-9 3-9 3-10 3-11 3-12 3-13 3-20 3-27 3-35 4-7 4-42 4-43 4-47 4-51 4-57 4-70 4-94 4-96 4-101 4-103 4-105 4-105
(9)
Halaman
viii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Tabel 4.14 Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga Menurut Sumber Dana ... Tabel 5.1 Perkembangan Transfer ke Daerah, Tahun 2008-2013 ... Tabel 5.2 Hibah ke Daerah, Tahun 2011-2013 ... Tabel 5.3 APBD Provinsi Per Jenis Belanja, Tahun 2008-2013 ... Tabel 5.4 APBD Kabupaten dan Kota Per Jenis Belanja Tahun 2008-2013 ... Tabel 5.5 Rasio APBD Provinsi Per Jenis Belanja Tahun 2008-2013 ... Tabel 5.6 Rasio APBD Kabupaten dan Kota Per Jenis Belanja Tahun 2008-2013 Tabel 5.7 Perkembangan Realisasi Investasi di Indonesia, 2008-2012 ... Tabel 5.8 Perbandingan Pendapatan APBD Per Kapita dengan Indikator
Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2010-2012 ... Tabel 5.9 Laju Inlasi Tahunan di 66 Kota Tahun 2009-2012 ... Tabel 5.10 Daerah Otonom Baru Tahun 2012 ... Tabel 5.11 Daerah Otonom Baru Tahun 2013 ... Tabel 5.12 Transfer ke Daerah, 2013-2014 ... Tabel 6.1 Perkembangan Deisit dan Pembiayaan Anggaran, 2008-2013 ... Tabel 6.2 Perkembangan Pembiayaan Nonutang, 2008 - 2013 ... Tabel 6.3 Perkembangan PMN kepada BUMN, 2008-2013 ... Tabel 6.4 Perkembangan PMN kepada Organisasi/LKI, 2011-2013 ... Tabel 6.5 Perkembangan PMN Lainnya, 2010-2013 ... Tabel 6.6 Perkembangan Alokasi Dana Kewajiban Penjaminan Pemerintah,
2008-2013 ... Tabel 6.7 Perkembangan Pembiayaan Utang, 2008-2013 ... Tabel 6.8 Perkembangan Realisasi Penerbitan SBN, 2008-2013 ... Tabel 6.9 Perkembangan Kepemilikan SBN Tradable, 2008-2013 ...
Tabel 6.10 Perkembangan Outstanding Utang Pemerintah Berdasarkan Mata
Uang, 2008-2013 ... Tabel 6.11 Perkembangan Outstanding Utang Pemerintah Berdasarkan Jenis
Instrumen, 2008-2013 ... Tabel 6.12 Deisit dan Pembiayaan Anggaran, 2013-2014 ... Tabel 6.13 Pembiayaan Nonutang, 2013-2014 ... Tabel 6.14 Dana Investasi Pemerintah, 2013-2014 ...
4-114 5-4 5-13 5-15 5-16 5-16 5-17 5-19 5-21 5-22 5-38 5-38 5-43 6-3 6-5 6-10 6-13 6-13 6-16 6-17 6-20 6-20 6-24 6-24 6-25 6-26 6-27 Daftar Tabel
(10)
Halaman
ix Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Tabel 6.15 PMN kepada BUMN, 2013-2014 ... Tabel 6.16 PMN kepada Organisasi/LKI, 2013-2014 ... Tabel 6.17 Penyertaan Modal Negara Lainnya, 2013-2014 ... Tabel 6.18 Dana Bergulir, 2013-2014 ... Tabel 6.19 Kewajiban Penjaminan Pemerintah, 2013-2014 ... Tabel 6.20 Pembiayaan Utang, 2013-2014 ... Tabel 6.21 Rincian Penerusan Pinjaman, 2013-2014 ... Tabel 6.22 Komitmen Pinjaman Siaga ... Tabel 6.23 Perkembangan Selisih Antara Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan
Realisasinya, 2008-2013 ... Tabel 6.24 Sensitivitas Deisit RAPBN 2014 terhadap Perubahan Asumsi Dasar
Ekonomi Makro ... Tabel 6.25 Analisis Skenario Risiko Fiskal BUMN Agregasi Posisi Transaksi Fiskal
dengan BUMN, 2014-2016 ... Tabel 6.26 Stress Test Perubahan Nilai Tukar, Harga Minyak, Suku Bunga, dan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Risiko Fiskal BUMN, 2014-2016 ... Tabel 6.27 Perkembangan Indikator Risiko Portofolio Utang, 2009-2013 ... Tabel 6.28 Daftar Proyek yang Telah Memperoleh Jaminan Pemerintah Terkait
Proyek PT PLN... Tabel 6.29 Daftar Proyek yang Telah Memperoleh Jaminan Pemerintah Terkait Proyek PDAM ... Tabel 7.1 APBNP 2013, RAPBN 2014 dan Prakiraan Maju 2015-2017 ... Tabel 7.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro RAPBN 2014 dan Jangka Menengah,
2015-2017 ... Tabel 7.3 Daftar Rincian Alokasi Anggaran K/L (Baseline), 2015-2017 Menurut
Fungsi ... Tabel 7.4 Daftar Rincian Alokasi Anggaran (Baseline), 2015-2017 Menurut
Organisasi (K/L) ... Tabel 7.5 Asumsi Dasar Ekonomi Makro: RAPBN 2014 dan KPJM 2014 ... Tabel 7.6 Rekonsiliasi Postur APBN: KPJM 2014 dan RAPBN 2014 ... Tabel 7.7 Rekonsiliasi Belanja Negara ...
6-26 6-29 6-31 6-32 6-33 6-37 6-40 6-41 6-42 6-44 6-46 6-47 6-50 6-53 6-54 7-4 7-7 7-23 7-24 7-26 7-27 7-29 Daftar Tabel
(11)
Halaman
x Nota Keuangan dan RAPBN 2014
DAFTAR GRAFIK
Daftar Graik
Graik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia, 2008-2012 ... Graik 2.2 Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia, 2008-2012 ... Graik 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2008-2012 ... Graik 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran, 2008-2012 ... Graik 2.5 Perkembangan Inlasi, 2008-2012 ... Graik 2.6 Perkembangan Suku Bunga SPN 3 Bulan, 2011-2012 ... Graik 2.7 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, 2008-2012 .... Grafik 2.8 Perkembangan Produksi, Konsumsi dan Harga Minyak Mentah
Internasional, 2009-2012 ... Graik 2.9 Lifting Minyak dan Gas Bumi, 2008-2012 ...
Graik 2.10 Perkembangan Indeks Dow Jones dan IHSG selama QE1, QE2, dan QE3 ... Graik 2.11 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Indonesia ... Graik 2.12 Perkembangan Nilai Tukar Petani, 2008-2013 ... Graik 2.13 Perkembangan Koeisien Gini Indonesia, 2002-2012 ... Graik 2.14 Rata-Rata Koeisien Gini Beberapa Negara, 2008-2012 ... Graik 2.15 Perkembangan Suku Bunga SPN 3 Bulan, 2013 ... Graik 2.16 Produksi, Konsumsi, dan Harga Minyak Mentah Dunia 2013 ... Graik 2.17 Perkembangan Lifting Migas Bumi, 2013 ...
Graik 2.18 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011-2014 ... Graik 2.19 Struktur Demograi Penduduk Indonesia 2010 dan 2025 ... Graik 3.1 Perkembangan Penerimaan Perpajakan, 2008-2013 ... Graik 3.2 Pertumbuhan Pendapatan Pajak Dalam Negeri, 2008-2013 ... Graik 3.3 Kontribusi Rata-Rata Penerimaan Pajak Dalam Negeri, 2008-2012 .... Graik 3.4 Perkembangan Rata-Rata Tarif MFN dan Kerja sama Perdagangan
Internasional, 2008-2012 ... Graik 3.5 Perkembangan Harga CPO Internasional dan Pendapatan Bea Keluar, 2008-2012 ... Graik 3.6 Perubahan Kontribusi Volume Ekspor CPO dan Produk Turunannya,
2010-2012 ... Graik 3.7 Perkembangan Pendapatan SDA Migas, 2008-2013 ... Graik 3.8 Perkembangan Pendapatan SDA Nonmigas, 2008-2013 ...
2-2 2-3 2-4 2-5 2-9 2-11 2-11 2-13 2-14 2-16 2-21 2-23 2-24 2-24 2-27 2-28 2-28 2-33 2-34 3-4 3-7 3-8 3-13 3-14 3-15 3-16 3-17
(12)
Halaman
xi Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Graik 3.9 Kinerja Keuangan BUMN 2008-2012 ... Graik 3.10 Kontribusi BUMN Terhadap APBN, 2008-2012 ... Graik 3.11 Perkembangan Pendapatan Bagian Laba BUMN, 2008-2013 ... Graik 3.12 Perkembangan PNBP Lainnya, 2008-2013 ... Graik 3.13 Perkembangan PNBP Kemenkominfo, 2008-2013 ... Graik 3.14 Perkembangan PNBP Kemendikbud, 2008-2013 ... Graik 3.15 Perkembangan PNBP Kemenkes, 2008-2013 ... Graik 3.16 Perkembangan PNBP Polri, 2008-2013 ... Graik 3.17 Perkembangan PNBP Kemenkumham, 2008-2013 ... Graik 3.18 Perkembangan PNBP BPN, 2008-2013 ... Graik 3.19 Perkembangan PNBP Kemenhub, 2008-2013 ... Graik 3.20 Perkembangan Pendapatan BLU, 2008-2013 ... Graik 3.21 Perkembangan Penerimaan Hibah, 2008-2013 ... Graik 3.22 Perkembangan PNBP SDA Migas, 2013-2014 ... Graik 3.23 Perkembangan PNBP SDA Nonmigas, 2013-2014 ... Graik 3.24 Pendapatan Bagian Laba BUMN, 2013-2014 ... Graik 3.25 Perkembangan PNBP Lainnya, 2013-2014 ... Graik 3.26 PNBP Kemenkominfo, 2013-2014 ... Graik 3.27 PNBP Kemendikbud, 2013-2014 ... Graik 3.28 PNBP Kemenkes, 2013-2014 ... Graik 3.29 PNBP Polri, 2013-2014 ... Graik 3.30 PNBP Kemenkumham, 2013-2014 ... Graik 3.31 PNBP BPN, 2013-2014 ... Graik 3.32 PNBP Kemenhub, 2013-2014 ... Graik 3.33 Pendapatan BLU, 2013-2014 ... Graik 3.34 Penerimaan Hibah, 2013-2014 ... Graik 4.1 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2008-2013 Graik 4.2 Belanja Fungsi Pelayanan Umum, 2008-2013 ... Graik 4.3 Belanja Fungsi Pertahanan, 2008-2013 ... Graik 4.4 Belanja Fungsi Ketertiban dan Keamanan, 2008-2013 ... Daftar Graik
3-18 3-18 3-19 3-19 3-20 3-21 3-21 3-22 3-23 3-23 3-23 3-24 3-25 3-31 3-32 3-34 3-34 3-36 3-36 3-37 3-38 3-38 3-39 3-40 3-40 3-41 4-8 4-8 4-10 4-11
(13)
Halaman
xii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Graik 4.5 Belanja Fungsi Ekonomi, 2008-2013 ... Graik 4.6 Belanja Fungsi Lingkungan Hidup, 2008-2013 ... Graik 4.7 Belanja Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum, 2008-2013 ... Graik 4.8 Belanja Fungsi Kesehatan, 2008-2013 ... Graik 4.9 Belanja Fungsi Pariwisata dan budaya, 2008-2013 ... Graik 4.10 Belanja Fungsi Agama, 2008-2013 ... Graik 4.11 Belanja Fungsi Pendidikan, 2008-2013 ... Graik 4.12 Belanja Fungsi Perlindungan Sosial, 2008-2013 ... Graik 4.13 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat, 2008-2013 ... Graik 4.14 Perkembangan Belanja K/L, 2008-2013 ... Graik 4.15 Penyerapan Belanja K/L, 2008-2013 ... Graik 4.16 Perkembangan Belanja K/L Bidang Perekonomian, 2008-2013 ... Graik 4.17 Perkembangan Belanja K/L Bidang Polhukam, 2008-2013 ... Graik 4.18 Perkembangan Belanja K/L Bidang Kesra, 2008-2013 ... Graik 4.19 Perkembangan Belanja Kementerian Pertahanan, 2008-2013 ... Graik 4.20 Perkembangan Belanja Kementerian Pekerjaan Umum, 2008-2013 .... Graik 4.21 Perkembangan Belanja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2008-2013 ... Graik 4.22 Perkembangan Belanja Polri, 2008-2013 ... Graik 4.23 Perkembangan Belanja Kementerian Agama, 2008-2013 ... Graik 4.24 Perkembangan Belanja Kementerian Kesehatan, 2008-2013 ... Graik 4.25 Perkembangan Belanja Kementerian Perhubungan, 2008-2013 ... Graik 4.26 Perkembangan Belanja Kementerian Keuangan, 2008-2013 ... Graik 4.27 Perkembangan Belanja Kementerian ESDM, 2008-2013 ... Graik 4.28 Perkembangan Belanja Kementerian Pertanian, 2008-2013 ... Graik 4.29 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis, 2008-2013 ... Graik 4.30 Perkembangan Belanja Pegawai, 2008-2013 ... Graik 4.31 Perkembangan Take Home Pay Terendah Aparatur Negara, 2008-2013
Graik 4.32 Perkembangan Belanja Barang, 2008-2013 ... Graik 4.33 Perkembangan Belanja Modal, 2008-2013 ...
4-13 4-14 4-15 4-16 4-17 4-18 4-19 4-20 4-21 4-22 4-22 4-23 4-23 4-23 4-25 4-26 4-27 4-28 4-29 4-31 4-31 4-32 4-33 4-35 4-41 4-42 4-43 4-44 4-45 Daftar Graik
(14)
Halaman
xiii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Graik 4.34 Perkembangan Weighted Average Yield (WAY) Lelang SPN 3 Bulan,
2011-2013 ... Graik 4.35 Perkembangan Pembayaran Bunga Utang Terhadap Total Belanja
Negara, 2008-2013 ... Graik 4.36 Porsi Pembayaran Bunga Utang Berdasarkan Instrumen, 2008-2013 Graik 4.37 Perkembangan Belanja Pembayaran Bunga Utang, 2008-2013 ... Graik 4.38 Perkembangan Subsidi, 2008-2013 ... Graik 4.39 Perkembangan Subsidi Energi, 2008-2013 ... Graik 4.40 Perkembangan Volume Konsumsi BBM, 2008-2013 ... Graik 4.41 Perkembangan Subsidi Non-Energi, 2008-2013 ... Graik 4.42 Perkembangan Bantuan Sosial, 2008-2013 ... Graik 4.43 Perkembangan Belanja Lain-lain, 2008-2013 ... Graik 4.44 Perkembangan Anggaran Belanja K/L, Tahun 2008-2014 ... Graik 4.45 Anggaran Belanja 10 K/L Terbesar, 2014 ... Graik 4.46 Komposisi Anggaran Belanja K/L, Tahun 2014 ... Graik 4.47 Komposisi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja, 2014 .... Graik 4.48 Komposisi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Kategori Wajib/Tidak
Wajib, 2014 ... Graik 4.49 Perkembangan Belanja Subsidi ... Graik 4.50 Komposisi Belanja Subsidi 2014 ... Graik 5.1 Perkembangan Transfer ke Daerah, Tahun 2008-2013 ... Graik 5.2 Dana Alokasi Umum Se-Provinsi di Indonesia Tahun 2012-2013 ... Graik 5.3 Dana Bagi Hasil Pajak Per Provinsi di Indonesia Tahun 2012-2013 ... Graik 5.4 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Daerah Per Provinsi di Indonesia
Tahun 2012-2013 ... Graik 5.5 Dana Alokasi Khusus Se-Provinsi di Indonesia, Tahun 2012-2013 ... Graik 5.6 Perkembangan Dana Otsus dan Penyesuaian, Tahun 2008-2013 ... Graik 5.7 Gambaran Umum Investasi Daerah Tahun 2008-2013 ... Graik 5.8 Rasio Ketergantungan Fiskal Nasional, Tahun 2008-2013 ... Graik 5.9 Pertumbuhan Ekonomi 2011 ... Graik 5.10 Pertumbuhan Ekonomi 2012 ...
4-45 4-46 4-48 4-48 4-49 4-49 4-50 4-52 4-55 4-58 4-79 4-81 4-81 4-96 4-96 4-102 4-102 5-4 5-5 5-6 5-6 5-7 5-8 5-13 5-15 5-19 5-20 Daftar Graik
(15)
Halaman
xiv Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Graik 6.1 Perkembangan Deisit Anggaran, 2008-2013 ... Graik 6.2 Perkembangan Pembiayaan Anggaran, 2008-2013 ... Graik 6.3 Perkembangan Penerimaan Privatisasi BUMN, 2008-2013 ... Graik 6.4 Perkembangan Hasil Pengelolaan Aset, 2008-2013 ... Graik 6.5 Perkembangan Dana Investasi Pemerintah, 2008-2013 ... Graik 6.6 Perkembangan Realisasi Dana PIP, 2009-2013 ... Graik 6.7 Perkembangan Penyertaan Modal Negara, 2008-2013 ... Graik 6.8 Perkembangan Total Aktiva, Ekuitas, dan Penjualan BUMN, 2008-2012 Graik 6.9 Kinerja Laba, Dividen, dan Pajak BUMN, 2008-2012 ... Graik 6.10 Perbandingan Pertumbuhan Aset BUMN dan Pertumbuhan PDB,
2009-2012 ... Graik 6.11 Perkembangan Alokasi Pembiayaan untuk Dana Bergulir, 2009-2013 Graik 6.12 Perkembangan Alokasi Pembiayaan DPPN, 2010-2013 ... Graik 6.13 Perkembangan Penerbitan SBN Neto, 2008-2013 ... Graik 6.14 Perkembangan Penerbitan SBN Neto dan Outstanding SBN Domestik,
2008-2013 ... Graik 6.15 Perkembangan Penerbitan SBN Valas dan Outstanding SBN Valas,
2008-2013 ... Graik 6.16 Perkembangan Penarikan Pinjaman Luar Negeri, 2008-2013 ... Graik 6.17 Perkembangan Penarikan Penerusan Pinjaman, 2009-2013 ... Graik 6.18 Perkembangan Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, 2008-2013 ... Graik 6.19 Perkembangan Penarikan Pinjaman Dalam Negeri, 2010-2013 ... Graik 6.20 Perkembangan Rasio Utang Pemerintah Terhadap PDB, 2008-2013 ... Graik 6.21 Perkembangan Penerimaan dari BUMN, 2008-2012 ... Graik 6.22 Perkembangan PSO melalui BUMN, 2008-2013 ... Graik 6.23 Perkembangan Nilai Utang Bersih BUMN, 2008-2013 ... Graik 6.24 Perkembangan Capital Expenditure dan Selisih Utang Jangka Panjang
BUMN, 2008-2013 ... Graik 6.25 Perkembangan Pembayaran Manfaat Pensiun Pegawai Negeri ... Graik 6.26 Perkembangan Modal dan Rasio Modal Bank Indonesia ... Graik 6.27 Perkembangan Jumlah Dana Simpanan yang Dijamin, Modal LPS, dan
6-2 6-3 6-5 6-6 6-7 6-8 6-8 6-11 6-11 6-12 6-14 6-14 6-17 6-18 6-19 6-21 6-22 6-22 6-23 6-23 6-44 6-44 6-45 6-45 6-57 6-58 Daftar Graik
(16)
Halaman
xv Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Cadangan Klaim Penjaminan, 2008-2014 ... Graik 6.28 Perkembangan Kegiatan Pembiayaan Ekspor dan Posisi Permodalan
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 2008-2014 ... Graik 6.29 Perkembangan Dana Kontijensi Bencana Alam Tahun 2008-2013 ... Graik 6.30 Perkembangan Mandatory Spending, 2008-2013 ...
Grafik 6.31 Perkembangan Komposisi Belanja Negara Mengikat dan Tidak Mengikat, 2008-2013 ... Graik 7.1 Perkembangan dan Proyeksi Penerimaan Perpajakan, 2008-2017 ... Graik 7.2 Perkembangan dan Proyeksi PNBP, 2008-2017 ... Graik 7.3 Perkembangan dan Proyeksi Penerimaan Hibah, 2008-2017 ... Graik 7.4 Perkembangan dan Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat, 2008-2017 .... Graik 7.5 Perkembangan dan Proyeksi Transfer ke Daerah, 2008-2017 ... Graik 7.6 Perkembangan dan Proyeksi Pembiayaan Anggaran, 2008-2017 ... Graik 7.7 Rasio Utang Terhadap PDB, 2008-2017 ...
6-59 6-60 6-62 6-62 6-63 7-9 7-10 7-12 7-13 7-15 7-16 7-17 Daftar Graik
(17)
Halaman
xvi Nota Keuangan dan RAPBN 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Kerangka Hubungan Fungsi Pelaksanaan Hibah Ke Daerah ... 5-12 Daftar Gambar
(18)
Halaman
xvii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
DAFTAR BOKS
Boks 4.1 Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Program Jaminan Kesehatan Tahun 2014 ... Boks 6.1 Risiko Fiskal Beberapa BUMN Terbesar ... Boks 6.2 Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Pengadaan
Infrastruktur ...
4-110 6-48 6-56 Daftar Boks
(19)
Halaman
xviii Nota Keuangan dan RAPBN 2014
DAFTAR BAGAN
Bagan 6.1 Pangsa Pasar BUMN pada Beberapa Sektor Utama ... Bagan 7.1 Tujuan dan Landasan KPJM ...
6-11 7-18 Daftar Bagan
(20)
Halaman
xix Nota Keuangan dan RAPBN 2014
DAFTAR MATRIKS
Matriks 4.1 Ringkasan Program, Indikator Kinerja, dan Outcome Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2014 ... 4-117 Daftar Matriks
(21)
xx Nota Keuangan dan RAPBN 2014 Daftar Isi
1. ADB : Asian Development Bank
2. AIF : ASEAN Infrastructure Fund
3. ALM : Asset Liability Management
4. Almatsus : Alat Material Khusus 5. Alutsista : Alat Utama Sistem Senjata
6. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 7. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
8. APBNP : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 9. ASEAN : The Association of Southeast Asian Nations
10. ATM : Average Time to Maturity
11. ATR : Average Time to Reix
12. BBM : Bahan Bakar Minyak 13. BI : Bank Indonesia
14. BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia 15. BLU : Badan Layanan Umum
16. BLUP3H : BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan 17. BLUPPP : BLU Pusat Pembiayaan Perumahan
18. BMP : Batas Maksimal Pinjaman Luar Negeri 19. BMP SBSN : Batas Maksimal Penerbitan SBSN 20. BOG : Board of Governor
21. BPD : Bank Pembangunan Daerah
22. BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 23. BPJT : Badan Pengatur Jalan Tol
24. BPK RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 25. BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan 26. BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional
27. BSF : Bond Stabilization Framework
28. BUMN : Badan Usaha Milik Negara
29. BUMNIS : Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis 30. BUN : Bendahara Umum Negara
(22)
xxi
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Daftar Isi
31. BUPI : Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur 32. CDS : Credit Default Swap
33. CGIF : Credit Guarantee and Investment Facility
34. CJPP : Central Java Power Plant
35. CMP : Crisis Management Protocol
36. COD : Commercial Operation Date
37. CPO : Crude Price Oil
38. DAU : Dana Alokasi Umum 39. DBH : Dana Bagi Hasil
40. DJKN : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 41. DPD : Dewan Pertimbangan Daerah
42. DPPN : Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 43. DPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 44. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
45. EBA : Efek Beragun Aset
46. ESDM : Energi dan Sumber Daya Mieneral
47. EUR : Euro
48. FDG : Fasilitas Dana Geothermal
49. FLPP : Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan 50. FR : Fixed Rate
51. Frek-RHS : Frekuensi – Right Hand Side
52. GCI : General Capital Increase
53. GMTN : Global Medium Term Note
54. HMETD : Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 55. HPA : Hasil Pengelolaan Aset
56. IBRD : International Bank for Reconstruction and Development
57. ICD : The Islamic Corporation for the Development of Private Sector
58. ICP : Indonesian Crude Oil Price
59. IDA : International Development Association
(23)
xxii Nota Keuangan dan RAPBN 2014 Daftar Isi
61. IDR : Indonesian Rupiah
62. IFAD : International Fund for Agricultural Development
63. IFC : International Finance Corporation
64. IICE : Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition
65. IJP : Imbal Jasa Penjaminan 66. IJR : Ijarah Fixed Rate
67. IMF : International Monetary Fund
68. IPA : Imbalan Pengelolaan Aset 69. IPK : Imbalan Pengelolaan Kinerja 70. IPP : Independent Power Producer
71. IRCo : International Rubber Consortium Company Limited
72. JBIC : Japan Bank for International Cooperation
73. JPY : Japanese Yen
74. K/L : Kementerian Negara/Lembaga 75. KIP : Kredit Investasi Pemerintah 76. KMK : Keputusan Menteri Keuangan 77. KPR : Kredit Perumahan Rakyat 78. KPS : Kontrak Production Sharing
79. KUMKM : Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 80. KUR : Kredit Usaha Rakyat
81. LKI : Lembaga Keuangan Internasional 82. LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 83. LPDB : Lembaga Pengelola Dana Bergulir
84. LPDB KUMKM : Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
85. LPDP : Lembaga Pengelola Dana Pendidikan 86. LPEI : Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 87. LPS : Lembaga Penjaminan Simpanan
88. LRF : Land Revolving Fund
89. mboepd : million barrel oil equivalent per day, satuan lifting gas setara dengan
(24)
xxiii
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Daftar Isi
90. MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah 91. MDGs : Millenium Development Goals
92. MEF : Minimum Essential Force
93. migas : minyak bumi dan gas alam 94. MK : Mahkamah Konstitusi
95. MP3EI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
96. MP3KI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia
97. MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat 98. MTBF : Medium Term Budget Framework
99. MTEF : Medium-Term Expenditure Framework
100. NOL : No Objection Letter
101. NPG : Non Performing Guarantee
102. NRW : Non Revenue Water
103. ON : Obligasi Negara 104. ORI : Obligasi Negara Ritel 105. OVOP : One Vilage One Product
106. PBB : Pajak Bumi dan Bangunan 107. PBK : Penganggaran Berbasis Kinerja 108. PBS : Project Based Sukuk
109. PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum 110. PDB : Produk Domestik Bruto
111. PDF : Project Development Facility
112. PDN : Pinjaman Dalam Negeri 113. PDS : Project Development Services
114. Pemda : Pemerintah Daerah 115. Perpres : Peraturan Presiden
116. PIP : Pusat Investasi Pemerintah
117. PJPK : Penanggung Jawab Proyek Kerjasama 118. PKPS : Pemenuhan Kewajiban Pemegang Saham
(25)
xxiv Nota Keuangan dan RAPBN 2014 Daftar Isi
119. PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air
120. PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 121. PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
122. PMK : Peraturan Menteri Keuangan 123. PMN : Penyertaan Modal Negara
124. PMTB : Pembentukan Modal Tetap Bruto 125. PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak 126. PNS : Pegawai Negeri Sipil
127. Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia 128. POPB : Per Orang Per Bulan
129. PP : Peraturan Pemerintah 130. PPh : Pajak Penghasilan
131. PPK : Perusahaan Penjamin KUR 132. PPN : Pajak Pertambahan Nilai
133. PPP : Public Private Partnership / Kerjasama Pemerintah-Swasta
134. PSO : Public Service Obligation
135. PT : Perseroan Terbatas
136. PT BPUI : PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia 137. PT DI : PT Dirgantara Indonesia
138. PT HK : PT Hutama Karya
139. PT Inalum : PT Indonesia Asahan Aluminium
140. PT PII : PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) 141. PT PLN (Persero) : PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
142. PT PPA (Persero) : PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) 143. PT SMF : PT Sarana Multigriya Finansial
144. PT SMI : PT Sarana Multi Infrastuktur 145. PUPN : Panitia Urusan Piutang Negara
146. RAPBN : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 147. Rasio Utang FX : Rasio Utang Foreign Exchange
148. RDI : Rekening Dana Investasi 149. REPO : Repurchase Agreement
(26)
xxv
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
Daftar Isi
150. RKAKL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga 151. RKP : Rencana Kerja Pemerintah
152. Rp : Rupiah
153. RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 154. RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 155. RUU : Rancangan Undang-undang
156. SAL : Saldo Anggaran Lebih 157. Satker : Satuan Kerja
158. SBN : Surat Berharga Negara
159. SBSN : Surat Berharga Syariah Negara 160. SCI : Selected Capital Increase
161. SDHI : Sukuk Dana Haji Indonesia
162. SEC : Securities and Exchange Commission
163. SiKPA : Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran 164. SiLPA : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 165. SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional 166. SLA : Subsidiary Loan Agreement
167. SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum 168 SPN : Surat Perbendaharaan Negara
169. SPNS : Surat Perbendaharaan Negara Syariah 170. SUKRI : Sukuk Ritel
171. SUP : Surat Utang Pemerintah 172. TA : Tahun Anggaran
173. THT : Tabungan Hari Tua
174. TNI : Tentara Nasional Indonesia 175. TUN : Tata Usaha Negara
176. UKM : Usaha Kecil dan Menengah
177. UMKM : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 178. UPSL : Unfunded Past Service Liability
179. USD : United States Dollar
(27)
xxvi Nota Keuangan dan RAPBN 2014 Daftar Isi
181. UUD 1945 : Undang-undang Dasar 1945 182. Valas : Valuta Asing
183. VGF : Viability Gap Fund
184. VR : Variable Rate
185. WNI : Warga Negara Indonesia 186. ZC : Zero Coupon Bonds
(28)
Bab 1
Nota Keuangan dan RAPBN 2014 1-1
Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Sejarah mengajarkan bahwa pencapaian cita-cita dan tujuan bernegara membutuhkan perjuangan, kerja keras, dan doa. Selayaknya setiap bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan, yaitu untuk menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Seperti yang telah dituangkan oleh para pendahulu kita dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, cita-cita tersebut adalah untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita tersebut, Pemerintah telah menyusun berbagai target dan sasaran yang terangkum dalam suatu kerangka pembangunan nasional. Upaya pencapaian tujuan dan cita-cita tersebut direncanakan dan dilaksanakan dalam berbagai tahap, yakni jangka panjang, jangka menengah, hingga jangka pendek (tahunan). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005—2025 menggariskan bahwa visi Indonesia tahun 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur, yang pelaksanaannya dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan pembangunan jangka menengah. Tahapan kedua dari empat tahap tersebut adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010—2014 dengan visi Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Tahun anggaran 2014 merupakan babak akhir dari pelaksanaan pembangunan jangka menengah tahap kedua. Sehubungan dengan itu, telah dilakukan evaluasi paruh waktu pelaksanaan RPJMN 2010—2014 dalam rangka mengetahui perkembangan hasil dan kesesuaian arah antara pencapaian visi, misi, dan sasaran prioritas pembangunan nasional yang akan dicapai. Evaluasi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan RPJMN 2010—2014 sampai dengan saat ini telah memberikan hasil pembangunan yang cukup baik. Jika dibandingkan dengan kondisi awal 2009, saat ini Indonesia telah menjadi negara yang lebih sejahtera dan lebih demokratis. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat baik secara kuantitas maupun kualitas antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya indeks pembangunan manusia, penurunan angka kemiskinan, serta peningkatan akses dan kualitas pendidikan. Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai upaya yang bermuara antara lain pada pencapaian pertumbuhan ekonomi. Pencapaian tersebut patut disyukuri di tengah kondisi ekonomi dunia yang melemah. Pengakuan dunia internasional yang menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ketiga, setelah India dan Amerika Serikat, dalam hal demokrasi adalah bukti keberhasilan Indonesia dalam pembangunan politik.
Selanjutnya, sebagai penjabaran tahun terakhir dari RPJMN 2010—2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2014 memiliki arti yang penting dalam menuntaskan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan jangka menengah nasional kedua. Arah kebijakan dan program pembangunan yang tertuang dalam RKP 2014 dirumuskan dalam satu tema, yaitu
“Memantapkan Perekonomian Nasional bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”. Sejalan dengan itu, RKP tahun 2014 menekankan pada penanganan isu strategis antara lain (1) pemantapan perekonomian nasional; (2) peningkatan kesejahteraan rakyat; dan (3) pemeliharaan stabilitas sosial dan politik. Pemantapan perekonomian nasional dilakukan melalui konektivitas yang mendorong pertumbuhan ekonomi, perkuatan kelembagaan hubungan industrial, peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pencapaian
(29)
Bab 1 Pendahuluan
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
1-2
surplus beras 10 juta ton, dan peningkatan produksi jagung, kedelai, gula, dan daging, diversiikasi pemanfaatan energi, dan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat. Sementara itu, peningkatan kesejahteraan rakyat dilakukan antara lain melalui pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi layak, perluasan program keluarga harapan, pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan, serta mitigasi bencana. Di lain pihak, pemeliharaan stabilitas sosial dan politik dilakukan melalui percepatan pembangunan alutsista menuju pemenuhan minimum essential force (MEF), pemantapan keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme, serta pelaksanaan Pemilu 2014.
Untuk mendukung pencapaian tema tersebut, dalam RKP 2014 ditetapkan 11 Prioritas Pembangunan Nasional dan 3 prioritas nasional lainnya, yaitu (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan iklim usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonlik; dan (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Selanjutnya tiga prioritas nasional lainnya meliputi: (1) prioritas bidang politik, hukum, dan keamanan; (2) prioritas bidang perekonomian; dan (3) prioritas bidang kesejahteraan rakyat.
Sejalan dengan itu, kebijakan pembangunan dalam RKP 2014 dibagi dalam tiga bagian, yaitu pertama, kebijakan yang diarahkan untuk mencapai sasaran prioritas pembangunan nasional; kedua, kebijakan untuk memperkuat pembangunan di berbagai bidang; serta ketiga
kebijakan untuk memperkokoh kesatuan wilayah pembangunan seluruh Indonesia. Dalam tahap selanjutnya, prioritas pembangunan nasional dalam RKP 2014 tersebut dan kesepakatan antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam rangka pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN 2014 digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RAPBN 2014.
Secara umum, RAPBN 2014 mempunyai peran strategis untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi Pemerintah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Untuk itu, RAPBN 2014 didesain sesuai dengan penetapan tiga fungsi tersebut. Fungsi alokasi berkaitan dengan alokasi anggaran Pemerintah untuk tujuan pembangunan nasional, terutama dalam melayani kebutuhan masyarakat dan mendukung penciptaan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Fungsi distribusi berkaitan dengan distribusi pendapatan dan subsidi dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, sedangkan fungsi stabilisasi berkaitan dengan upaya untuk menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi sehingga perekonomian tetap pada kondisi yang produktif, eisien, dan stabil.
Penerapan fungsi alokasi Pemerintah dalam RAPBN 2014 dijalankan dalam kaitannya dengan upaya pelayanan dan penyediaan barang-barang publik yang dibutuhkan oleh masyarakat secara eisien. Terkait dengan alokasi belanja negara, RAPBN 2014 akan dilakukan melalui belanja Pemerintah Pusat dan transfer ke daerah. Anggaran belanja Pemerintah Pusat akan dialokasikan melalui belanja kementerian negara/lembaga (K/L) dan bendahara umum negara (BUN). Sementara itu, anggaran transfer ke daerah akan dialokasikan dalam bentuk dana perimbangan serta dana otonomi khusus dan penyesuaian. Dari sisi fungsi, alokasi RAPBN 2014 akan digunakan untuk melaksanakan berbagai macam fungsi, yaitu pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.
(30)
Bab 1
Nota Keuangan dan RAPBN 2014 1-3
Pendahuluan
Dari sisi klasiikasi ekonomi, alokasi RAPBN 2014 terdiri atas belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja lain-lain.
Penerapan fungsi distribusi Pemerintah dalam RAPBN 2014 dijalankan dalam kaitannya dengan upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat. Beberapa mekanisme dalam RAPBN 2014 yang digunakan untuk melaksanakan fungsi distribusi di antaranya (1) fungsi DAU sebagai alat untuk meminimalkan ketimpangan iskal antardaerah dan dimaksudkan sebagai alat untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah guna mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi; (2) subsidi yang dibayarkan oleh Pemerintah dalam membuat suatu barang/jasa menjadi lebih murah untuk dibeli, digunakan, atau dihasilkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (3) bantuan sosial yang merupakan pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif, yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Pemberian bantuan sosial ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat, dan (4) penerapan PPh orang pribadi dengan tarif progresif, yaitu semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi tarif pajak yang harus dibayarkan.
Fungsi stabilisasi dalam RAPBN 2014 ditetapkan terkait dengan upaya menciptakan stabilitas ekonomi dengan meminimalisasi volatilitas atau fluktuasi dalam perekonomian melalui instrumen iskal dan moneter. Dengan peran stabilisasinya, APBN dipandang merupakan salah satu alat yang efektif untuk memperkecil siklus bisnis. Sejarah APBN Indonesia menunjukkan bukti tersebut selama krisis ekonomi tahun 2009. Kebijakan ekspansi iskal melalui pengalokasian stimulus iskal dalam tahun 2009 telah mampu menahan ekonomi Indonesia dari dampak krisis, bahkan mampu membuat ekonomi tumbuh positif di tengah kondisi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sejalan dengan itu, stabilitas ekonomi dapat terjaga, dan kesehatan iskal dapat diwujudkan.
Selanjutnya, kondisi APBN tahun tertentu dipengaruhi oleh (1) indikator-indikator ekonomi yang ditetapkan sebagai asumsi dasar ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat inlasi, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), lifting
minyak dan lifting gas, dan parameter ekonomi penting seperti volume konsumsi energi bersubsidi, serta target penurunan tingkat kemiskinan, dan tingkat pengangguran; (2) langkah-langkah kebijakan (policy measures) dan administratif (administrative measures) yang ditempuh baik dari sisi pendapatan negara, belanja negara, maupun pembiayaan anggaran; (3) berbagai peraturan dan regulasi serta keputusan hukum yang berlaku; (4) berbagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi, kondisi darurat dan bencana alam; serta (5) kebijakan kerja sama internasional baik di bidang ekonomi maupun nonekonomi.
Realisasi dari berbagai indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dasar ekonomi makro sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi makro terkini dan prospeknya ke depan. Asumsi dasar ekonomi makro tersebut, selain merupakan basis perhitungan postur APBN, juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan fiskal ke depan. Oleh karena itu, berbagai dinamika baik pada tingkat domestik maupun global, akan membawa implikasi yang dapat menjadi tantangan dan persoalan dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
(31)
Bab 1 Pendahuluan
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
1-4
Dalam tahun 2013, bangsa Indonesia dihadapkan pada persoalan tingginya harga minyak mentah dunia yang mengakibatkan beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang makin meningkat. Peningkatan beban subsidi BBM tersebut akan mengganggu keberlanjutan iskal Pemerintah yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas perekonomian dan mengurangi kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia. Peningkatan beban subsidi BBM juga akan membawa akibat kepada pengurangan anggaran Pemerintah untuk berbagai program penting bagi kesejahteraan rakyat, seperti alokasi untuk kemiskinan dan infrastruktur. Alokasi seperti ini tidak mencerminkan aspek keadilan sehingga Pemerintah mengambil keputusan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Dalam tahun 2014, perekonomian dunia diperkirakan akan berjalan lebih baik dari kondisinya dalam tahun 2013 meskipun masih terdapat beberapa potensi risiko. Sejalan dengan itu, kinerja perekonomian nasional diperkirakan akan berjalan lebih baik. Pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2014 diperkirakan dapat lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhannya dalam tahun 2013. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut juga akan didukung oleh stabilitas ekonomi makro yaitu dengan terkendalinya laju inlasi dan stabilnya kondisi nilai tukar rupiah. Selanjutnya, momentum membaiknya kinerja perekonomian nasional ke depan akan diarahkan pada peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi terutama yang tercermin pada penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran. Terkait dengan faktor kebijakan, tahun 2014 merupakan awal dimulainya pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk program jaminan kesehatan. SJSN merupakan suatu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Arah perlindungan kesehatan ini bersifat semesta, termasuk untuk kelompok fakir miskin dan tidak mampu sehingga Pemerintah secara bertahap mendaftarkan fakir miskin dan orang tidak mampu beserta anggota keluarganya sebagai peserta BPJS yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan dalam bentuk pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan. Untuk mendukung beroperasinya BPJS Kesehatan pada awal tahun 2014, Pemerintah telah mengalokasikan dukungan anggaran dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2013, peningkatan kapasitas puskesmas-puskemas dan rumah sakit-rumah sakit Pemerintah terutama untuk penambahan tempat tidur kelas III, serta penyediaan tenaga medis yang memadai. Selanjutnya, dalam RAPBN 2014 dukungan anggaran diberikan untuk pemenuhan kewajiban Pemerintah bagi kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan, serta kewajiban-kewajiban yang lain menurut Peraturan Perundangan.
Sementara itu, dalam tahun 2014 akan dilaksanakan pesta demokrasi lima tahunan pemilihan umum (pemilu) anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden. Pesta demokrasi tersebut dilakukan langsung dan diikuti oleh seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara untuk menentukan pemerintahan baru dan anggota legislatif baru periode berikutnya. Demi mendukung kesuksesan terselenggaranya pelaksanaan Pemilu dan terciptanya kondisi keamanan yang kondusif dalam pelaksanaan Pemilu, maka Pemerintah mengalokasikan anggaran biaya tahapan pelaksanaan Pemilu dalam beberapa tahun yang dimulai sejak tahun 2013.
(32)
Bab 1
Nota Keuangan dan RAPBN 2014 1-5
Pendahuluan
Selain itu, dalam RAPBN 2014, ditempuh beberapa kebijakan antara lain (1) Pemerintah tetap menjaga alokasi anggaran pendidikan sekurang-kurangnya sebesar 20 persen dari APBN, sebagaimana yang diamanatkan dalam Amendemen keempat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4), yang akan digunakan untuk meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien; (2) peningkatan anggaran infrastruktur dalam rangka mendukung MP3EI untuk pembangunan infrastruktur pada enam koridor ekonomi, domestic connectivity, serta ketahanan energi dan ketahanan pangan. Peningkatan tersebut dilakukan untuk menaikkan daya saing dan kapasitas produksi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja; (3) peningkatan program perlindungan sosial dan sinergi empat klaster penanggulangan kemiskinan; (4) peningkatan alokasi belanja produktif antara lain untuk mendukung transportasi publik di kota-kota besar; (5) perbaikan penghasilan dan kesejahteraan pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, dan para pensiunan, melalui kenaikan gaji pokok bagi PNS dan TNI/Polri, kenaikan pensiun pokok, serta pemberian gaji dan pensiun bulan ke-13; dan (6) perbaikan perencanaan dan pelaksanaan anggaran untuk mengoptimalkan penyerapan belanja negara dan meningkatkan kualitas pembangunan. Berbagai kebijakan tersebut, akan mendasari penyusunan postur RAPBN 2014.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN
2014
Penyusunan RAPBN tahun 2014 merupakan wujud pelaksanaan amanat Pasal 23 Undang– Undang Dasar (UUD) 1945 Amendemen Keempat, yang berbunyi: “(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang–undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar–besarnya kemakmuran rakyat; (2) Rancangan Undang–Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah; (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”. Proses dan mekanisme penyiapan, penyusunan, dan pembahasan RAPBN 2014 mengacu pada Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Selanjutnya, siklus dan mekanisme APBN meliputi (1) tahap penyusunan RAPBN oleh Pemerintah; (2) tahap pembahasan dan penetapan RAPBN dan RUU APBN menjadi APBN dan UU APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat; (3) tahap pelaksanaan APBN; (4) tahap pemeriksaan atas pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang; dan (5) tahap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Siklus APBN 2014 akan berakhir pada saat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disahkan oleh DPR.
1.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2014
Asumsi dasar ekonomi makro mencakup variabel yang dinilai memiliki dampak signiikan terhadap postur APBN. Dalam kondisi tertentu, asumsi dasar ekonomi makro dapat menjadi acuan dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBN. Perkiraan asumsi dasar ekonomi makro dalam penyusunan postur RAPBN 2014 adalah sebagai berikut:
(33)
Bab 1 Pendahuluan
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
1-6
1. Perekonomian nasional dalam tahun 2014 diperkirakan mampu tumbuh lebih baik jika dibandingkan kondisinya dalam tahun 2013. Hal tersebut seiring dengan kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan kembali membaik dan volume perdagangan dunia juga diperkirakan akan meningkat. Pada gilirannya, meningkatnya permintaan dunia akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama dari sisi ekspor-impor. Sektor industri akan bergerak untuk memenuhi permintaan dunia. Di samping itu, permintaan domestik juga diperkirakan meningkat didukung oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan adanya penyelenggaraan Pemilu 2014.
2. Tekanan inlasi dalam tahun 2014 diperkirakan akan mereda seiring dengan kecenderungan penurunan tekanan harga-harga komoditas dan energi di pasar internasional. Perbaikan aktivitas produksi di berbagai negara diperkirakan mendorong peningkatan pasokan bahan pangan di pasar global. Pada saat yang sama, pasokan minyak mentah di pasar dunia juga diperkirakan meningkat, baik oleh OPEC maupun nonOPEC, yang diperkirakan berdampak pada penurunan harga minyak dunia, meskipun peningkatan harga komoditas logam diperkirakan akan terjadi akibat meningkatnya kebutuhan produksi. Makin meningkatnya kegiatan produksi dan aktivitas perekonomian nasional, serta kelancaran arus distribusi barang/jasa, akan mendorong terjaminnya pasokan kebutuhan yang memadai. Selanjutnya, harga bahan pangan domestik diperkirakan masih tetap terjaga seiring dengan perbaikan kebijakan di bidang ketahanan pangan. Di samping itu, makin membaiknya koordinasi antara kebijakan iskal dan moneter, serta peran aktif pemerintah daerah untuk menjaga laju inlasi di tiap-tiap wilayahnya akan memberi kontribusi positif bagi stabilitas harga nasional.
3. Rata–rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam tahun 2014 diperkirakan relatif lebih stabil. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun 2014 masih akan dipengaruhi oleh bauran berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar negeri. Peningkatan impor, khususnya impor bahan baku, barang modal, serta komoditas energi dalam rangka mendukung aktivitas ekonomi dan investasi nasional merupakan salah satu faktor pendorong depresiasi nilai tukar. Di samping itu, risiko pelemahan juga dapat dipengaruhi skenario pilihan kebijakan harga BBM dalam negeri yang juga akan memengaruhi besaran impor bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Pada saat yang sama, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan perbaikan pertumbuhan dan permintaan ekonomi dunia dan beberapa mitra dagang utama Indonesia. Kondisi itu merupakan faktor positif untuk mendorong apresiasi nilai tukar rupiah.
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan dalam tahun 2014 diperkirakan tidak akan bergerak jauh dari tingkat suku bunga di tahun 2013. Perkiraan tersebut didasarkan pada kemungkinan membaiknya kondisi ekonomi global di tahun 2014 sehingga beberapa kebijakan pelonggaran likuiditas di berbagai negara juga akan selesai. Perkiraan kondisi ekonomi global tersebut akan menyebabkan daya tarik investasi di berbagai negara juga membaik, yang selanjutnya diperkirakan akan menyebabkan peningkatan persaingan untuk menarik likuiditas global, demikian juga dengan arus modal ke negara-negara berkembang kawasan Asia, termasuk Indonesia. Peningkatan persaingan tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan suku bunga instrumen investasi, termasuk suku bunga SPN 3 bulan. Namun, masih tingginya beban utang Pemerintah di negara-negara kawasan Eropa dan negara maju, akan menjadi insentif positif bagi daya tarik instrumen surat utang negara.
(1)
8
Not
a
Ke
uangan
dan
A
P
B
N
2014
L
a
m
p
ir
a
n
I
D
a
ta
P
o
k
o
k
A
P
B
N
2
0
0
8
-2
0
14
20 14
LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN P RAPBN
1 001 MAJELI S PERM USYAWARATAN RAKYAT 159,1 211,8 204,8 320,6 522,2 730,9 606,5 2 002 DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT 1.283,4 1.538,7 1.792,4 1.742,9 2.016,4 2.898,6 2.784,2 3 004 BADAN PEM ERI KSA KEUANGAN 1.258,8 1.590,9 1.974,2 2.087,3 2.248,3 2.828,7 2.695,7 4 005 MAHKAM AH AGUNG 4.001,2 3.950,5 3.895,8 4.734,9 4.798,1 7.254,6 7.225,1 5 006 KEJAKSAAN REPUBLI K I NDONESI A 1.622,0 1.602,1 2.636,7 3.311,3 3.524,8 4.347,2 3.862,9 6 007 KEM ENTERI AN SEKRETARI AT NEGARA 1.105,6 1.342,0 1.530,4 1.611,0 1.622,7 2.439,9 1.979,9 7 010 KEM ENTERI AN DALAM NEGERI 5.303,0 8.315,1 12.110,8 13.386,3 16.767,2 15.701,1 14.803,1 8 011 KEM ENTERI AN LUAR NEGERI 3.707,0 4.106,8 3.751,9 4.005,4 4.117,8 5.680,1 5.062,2 9 012 KEM ENTERI AN PERTAHANAN 31.348,7 34.332,5 42.391,6 51.201,6 61.305,3 83.528,0 83.427,7 10 013 KEM ENTERI AN HUKUM DAN HAK ASASI M ANUSI A RI 3.845,9 3.903,9 4.832,1 6.374,8 6.227,2 7.772,4 7.282,3 11 015 KEM ENTERI AN KEUANGAN 12.051,1 11.759,2 12.955,0 14.852,9 15.709,8 18.381,5 18.711,7 12 018 KEM ENTERI AN PERTANI AN 7.203,9 7.676,5 8.016,1 15.986,0 18.247,1 16.380,1 15.470,6 13 019 KEM ENTERI AN PERI NDUSTRI AN 1.414,8 1.444,9 1.492,7 1.958,0 2.693,2 3.087,8 2.622,3 14 020 KEM ENTERI AN ENERGI DAN SUMBER DAYA M I NERAL 5.442,5 6.577,2 5.543,6 9.017,5 9.887,0 17.371,5 16.263,2 15 022 KEM ENTERI AN PERHUBUNGAN 13.477,1 15.557,3 15.562,1 20.110,0 30.083,6 35.269,3 39.151,7 16 023 KEM ENTERI AN PENDI DI KAN DAN KEBUDAYAAN 43.546,9 59.558,6 59.347,9 61.060,5 67.585,4 79.707,7 82.743,6 17 024 KEM ENTERI AN KESEHATAN 15.871,9 18.001,5 22.428,3 26.871,3 30.575,6 36.592,2 44.859,0 18 025 KEM ENTERI AN AGAMA 14.874,7 24.957,6 28.008,1 33.208,3 36.896,8 45.419,6 49.582,5 19 026 KEM ENTERI AN TENAGA KERJA DAN TRANSM I GRASI 2.352,5 2.837,8 2.763,9 3.682,1 3.784,0 4.956,7 3.910,8 20 027 KEM ENTERI AN SOSI AL 3.213,5 3.255,1 3.470,9 3.957,4 4.422,5 16.014,1 7.638,8 21 029 KEM ENTERI AN KEHUTANAN 3.174,7 2.110,2 3.290,9 4.756,7 5.230,7 6.357,5 5.262,0 22 032 KEM ENTERI AN KELAUTAN DAN PERI KANAN 2.398,9 3.205,6 3.139,5 5.176,0 5.954,5 6.976,5 5.601,5 23 033 KEM ENTERI AN PEKERJAAN UMUM 30.670,0 40.082,7 32.746,9 51.305,9 67.976,4 83.328,6 74.908,1 24 034 KEM ENTERI AN KOORDI NATOR BI DANG POLI TI K, HUKUM DAN
KEAMANAN
176,3 176,2 194,3 467,5 360,0 518,2 514,3 25 035 KEM ENTERI AN KOORDI NATOR BI DANG PEREKONOM I AN 78,8 77,2 96,9 233,5 191,7 281,1 317,5 26 036 KEM ENTERI AN KOORDI NATOR BI DANG KESEJAHTERAAN
RAKYAT
87,1 88,1 84,4 211,3 220,7 299,3 218,4 27 040 KEM ENTERI AN PARI WI SATA DAN EKONOMI KREATI F 1.021,2 1.049,4 1.590,0 1.906,0 2.227,2 1.933,1 1.704,9 28 041 KEM ENTERI AN BADAN USAHA M I LI K NEGARA 148,3 129,0 92,8 110,0 93,4 134,6 131,6
TABEL 6
BELAN JA KEM EN TERI AN N EGARA/ LEM BAGA, 20 0 8 – 20 14 ( 1)
( m iliar r upiah)
20 11
20 0 8 20 0 9 20 10 20 12 20 13
KODE BA
(2)
Not
a
Ke
uangan
dan
A
P
B
N
2014
9
D
a
ta
P
o
k
o
k
A
P
B
N
2
0
0
8
2
0
14
L
a
m
p
ir
a
n
I
2 0 14
L KPP L KPP L KPP LK PP L K PP APBN P RAPBN
29 042 KEM ENTERIAN RI SET DAN TEKNOLOGI 451,2 408,0 620,0 630,2 649,5 628,1 617,7
30 043 KEM ENTERIAN LI NGKUNGAN H I DUP 415,3 359,5 404,4 855,7 675,4 951,5 904,2
31 044 KEM ENTERIAN KOPERASI DAN USAH A KECIL DAN
M ENENGAH
982,1 744,3 729,6 938,2 1.230,1 1.740,0 1.435,4
32 047 KEM ENTERIAN PEM BERDAYAAN PEREM PUAN DAN
PERLI NDUNGAN ANAK
122,9 111,7 165,1 156,1 155,2 234,7 214,7
33 048 KEM ENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORM ASI BI ROKRASI
93,3 85,8 83,4 93,4 109,9 201,3 159,8
34 050 BADAN I NTELI JEN NEGARA 932,0 968,7 963,3 1.297,8 1.476,2 1.511,8 1.303,8
35 051 LEM BAGA SANDI NEGARA 598,7 480,6 606,1 719,2 1.732,8 1.685,1 1.346,5
36 052 DEWAN KETAHANAN NASI ONAL 25,1 24,4 29,0 36,3 30,0 36,5 31,0
37 054 BADAN PUSAT STATI STIK 1.318,2 1.513,4 4.947,7 2.482,2 2.654,7 4.255,9 3.578,7
38 055 KEM ENTERIAN PERENCANAAN PEM BANGUNAN
NASI ONAL/ BAPPENAS
312,3 314,9 384,6 542,1 662,1 1.043,3 1.174,3
39 056 BADAN PERTANAHAN NASI ONAL 2.093,7 2.121,2 2.294,5 2.657,9 2.985,9 4.430,2 4.238,6
40 057 PERPUSTAKAAN NASI ONAL REPUBLI K I NDONESI A 280,2 312,6 396,9 401,9 324,1 479,2 435,1
41 059 KEM ENTERIAN KOM UNI KASI DAN I NFORM ATI KA 996,0 1.360,0 2.199,5 2.642,1 2.690,6 3.739,5 3.587,2
42 060 KEPOLI SI AN NEGARA REPUBLI K I NDONESIA 21.100,0 25.633,3 26.783,0 34.394,6 39.508,0 47.109,4 41.525,6
43 063 BADAN PENGAWAS OBAT DAN M AKANAN 546,2 530,3 603,5 764,8 1.108,1 1.164,5 1.133,1
44 064 LEM BAGA KETAH ANAN NASI ONAL 144,5 115,1 157,8 207,9 227,6 245,2 332,8
45 065 BADAN KOORDI NASI PENANAM AN M ODAL 308,1 311,6 378,3 456,6 568,5 705,8 609,1
46 066 BADAN NARKOTI KA NASI ONAL 264,9 239,6 345,1 770,4 859,0 1.068,5 792,8
47 067 KEM ENTERIAN PEM BANGUNAN DAERAH TERTI NGGAL 918,4 931,2 1.024,5 1.013,4 1.149,9 2.509,8 1.331,3
48 068 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
NASI ONAL
1.156,0 1.148,4 1.332,8 2.353,3 2.213,7 2.551,9 2.888,4
49 074 KOM I SI NASI ONAL H AK ASASI M ANUSI A 32,7 46,2 52,7 55,5 57,9 72,6 68,7
50 075 BADAN M ETEOROLOGI, KLI M ATOLOGI DAN GEOFI SI KA 679,0 772,8 885,5 1.108,6 1.135,0 1.312,4 1.567,9
51 076 KOM I SI PEM I LI HAN UM UM 453,7 567,1 759,0 761,7 1.112,9 8.492,0 15.410,4
52 077 M AH KAM AH KONSTITUSI RI 158,1 162,6 169,7 237,2 220,3 199,1 189,0
53 078 PUSAT PELAPORAN DAN ANALI SI S TRANSAKSI KEUANGAN 30,9 32,9 63,7 47,6 56,1 79,7 65,0
54 079 LEM BAGA I LM U PENGETAHUAN I NDONESI A 567,1 455,0 492,9 663,3 975,0 1.011,6 1.072,7
55 080 BADAN TENAGA NUKLI R NASI ONAL 308,4 365,4 388,4 571,9 730,2 760,3 718,5
56 081 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 526,4 515,5 677,4 1.001,4 896,0 946,8 822,0
57 082 LEM BAGA PENERBANGAN DAN ANTARI KSA NASI ONAL 183,4 198,7 222,5 403,3 455,1 490,2 789,2
58 083 BADAN I NFORM ASI GEOSPASI AL * ) 197,6 223,3 308,6 436,5 493,2 558,5 802,6
59 084 BADAN STANDARDI SASI NASI ONAL 74,7 51,7 102,8 75,0 72,3 98,5 95,4
TABEL 6
BELAN JA K EM EN TERI AN N EGAR A/ L EM BAGA, 20 0 8 – 20 14 ( 2) ( m i liar r upiah)
2 0 11
20 0 8 20 0 9 20 10 2 0 12 20 13
* ) Sebelumnya BADAN KOORDI NASI SURVEI DAN PEMETAAN NASI ONAL K ODE
BA
(3)
1
0
Not
a
Ke
uangan
dan
A
P
B
N
2014
L
a
m
p
ir
a
n
I
D
a
ta
P
o
k
o
k
A
P
B
N
2
0
0
8
-2
0
14
20 14
LK PP LK PP LK PP LK PP LK PP APBN P RAPBN
60 085 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLI R 47,0 48,2 53,5 69,3 71,1 144,0 100,7 61 086 LEM BAGA ADM I NI STRASI NEGARA 161,5 178,6 188,7 250,4 239,7 247,2 235,8 62 087 ARSI P NASI ONAL REPUBLI K I NDONESI A 115,5 102,1 104,3 140,8 122,2 175,4 125,6 63 088 BADAN KEPEGAWAI AN NEGARA 296,1 357,1 388,0 450,6 489,7 535,9 543,0 64 089 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEM BANGUNAN 547,0 540,1 637,8 740,0 1.002,1 1.225,6 1.233,4 65 090 KEM ENTERI AN PERDAGANGAN 1.144,5 1.455,0 1.258,3 2.371,9 2.176,3 2.949,6 2.241,4 66 091 KEM ENTERI AN PERUMAH AN RAKYAT 590,8 1.277,5 914,9 2.362,2 3.999,9 4.724,9 4.565,2 67 092 KEM ENTERI AN PEMUDA DAN OLAH RAGA 734,2 829,1 2.393,1 4.025,9 954,7 1.886,8 1.881,2 68 093 KOM I SI PEMBERANTASAN KORUPSI 204,3 228,6 268,0 300,2 335,6 703,9 616,9 69 094 BADAN REH ABI LI TASI DAN REKONSTRUKSI NAD DAN NI AS 7.619,1 - - - - - - 70 095 DEWAN PERWAKI LAN DAERAH (DPD) 235,2 319,2 368,7 553,1 517,8 594,9 721,3 71 100 KOM I SI YUDI SI AL REPUBLI K I NDONESI A 79,6 89,2 54,2 68,6 75,7 91,6 83,5 72 103 BADAN NASI ONAL PENANGGULANGAN BENCANA 94,5 104,4 266,3 1.232,9 1.342,9 1.479,2 931,3 73 104 BADAN NASI ONAL PENEM PATAN DAN PERLI NDUNGAN
TENAGA KERJA I NDONESI A
209,7 220,4 226,1 375,0 247,5 392,8 329,1 74 105 BADAN PENANGGULANGAN LUM PUR SI DOARJO (BPLS) 513,0 705,8 636,8 571,9 1.066,2 2.053,1 845,1 75 106 LEM BAGA KEBI JAKAN PENGADAAN BARANG/ JASA
PEM ERI NTAH
- - 70,7 171,5 149,6 204,8 167,0 76 107 BADAN SAR NASI ONAL - - 512,6 1.053,8 970,2 1.840,1 1.488,7 77 108 KOM I SI PENGAWAS PERSAI NGAN USAHA - - 60,9 68,1 98,1 113,4 95,0 78 109 BADAN PENGEM BANGAN WI LAYAH SURAM ADU - - - 69,2 100,0 365,8 381,6 79 110 OM BUDSM AN REPUBLI K I NDONESI A - - - 15,5 52,6 67,8 67,0 80 111 BADAN NASI ONAL PENGELOLA PERBATASAN - - - 312,2 139,1 274,1 194,1 81 112 BADAN PENGUSAH AAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUH AN BEBAS BATAM
- - - - 704,3 935,0 1.005,9 82 113 BADAN NASI ONAL PENANGGULANGAN TERORI SM E - - - - 89,6 307,0 302,8 83 114 SEKRETARI AT KABI NET - - - - 137,7 204,7 185,6 84 115 BADAN PENGAWAS PEM I LI H AN UM UM - - - - 124,0 1.857,0 3.261,9 85 116 LEM BAGA PENYI ARAN PUBLI K RADI O REPUBLI K I NDONESI A - - - - 676,5 948,3 998,0 86 117 LEM BAGA PENYI ARAN PUBLI K TELEVI SI REPUBLI K
I NDONESI A
- - - - 716,7 821,3 1.075,1 87 118 BADAN PENGUSAH AAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUH AN BEBAS SABANG
- - - - 341,5 359,6 392,2 259.70 1,9 30 6.999,5 332.920 ,2 417.626,2 48 9.4 45,9 6 22.0 0 8 ,7 612.652,3
TABEL 6
BELAN JA KEM EN TERI AN N EGARA/ LEM BAGA, 20 0 8 – 20 14 ( 3) ( m iliar r upiah)
20 11
20 0 8 20 0 9 20 10 20 12 20 13
K OD E BA
N o. K EM EN TER I AN N EGARA/ LEM BAGA
(4)
Not
a
Ke
uangan
dan
A
P
B
N
2014
11
D
a
ta
P
o
k
o
k
A
P
B
N
2
0
0
8
2
0
14
L
a
m
p
ir
a
n
I
20 0 8
20 11
20 13
20 14
A.
223.0 13,2
9 4 .58 5,9
139 .9 52,9
255.6 0 8 ,8
30 6 .4 78 ,7
29 9.8 29 ,7
28 4 .6 59 ,5
1. Subsidi BBM
139.106,7
45.039,4
82.351,3
165.161,3
211.895,7
199.850,0
194.893,0
2. Subsidi Listrik
83.906,5
49.546,5
57.601,6
90.447,5
94.583,0
99.979,7
89.766,5
B.
52 .2 78 ,2
4 3.4 9 6,3
52.754 ,1
39 .74 9 ,4
39 .94 1,7
4 8 .28 9 ,3
51.58 2,3
1. Subsidi Pangan
12.095,9
12.987,0
15.153,8
16.539,3
19.117,0
21.497,4
18.822,5
2. Subsidi Pupuk
15.181,5
18.329,0
18.410,9
16.344,6
13.958,5
17.932,7
21.048,8
3. Subsidi Benih
985,2
1.597,2
2.177,5
96,9
60,3
1.454,2
1.564,8
4. PSO
1.729,1
1.339,4
1.373,9
1.833,9
1.932,4
1.521,1
2.197,1
5. Kredit Program
939,3
1.070,0
823,0
1.522,9
1.110,4
1.248,5
3.235,8
6. Subsidi M inyak Goreng
103,3
-
-
-
-
-
-
7. Subsidi Pajak
21.018,2
8.173,6
14.815,1
3.411,8
3.763,2
4.635,5
4.713,2
8. Subsidi Kedelai
225,7
-
-
-
-
-
-
Jumlah
275.29 1,4
138 .0 8 2,2
19 2.70 7,0
295.358 ,2
34 6 .4 20 ,4
34 8 .119 ,0
336 .24 1,8
TABEL 7
SU BSI D I , 20 0 8 – 20 14
( m iliar r upiah)
LK PP
LKPP
20 0 9
LK PP
Jenis
Ener gi
N on Ener gi
2 0 10
LK PP
LK PP
2 0 12
RAPBN
APBN P
(5)
1
2
Not
a
Ke
uangan
dan
A
P
B
N
2014
L
a
m
p
ir
a
n
I
D
a
ta
P
o
k
o
k
A
P
B
N
2
0
0
8
-2
0
14
20 0 8
20 11
20 12
20 13
20 14
LKPP
LKPP
LK PP
LKPP
LKPP
APBNP
RAPBN
I .
D ana Per im bangan
278 .714 ,7
28 7.251,5
316 .711,4
34 7.24 6,2
4 11.293,1
44 5.531,5
4 8 1.8 0 2,4
A. Dana Bagi H asil
78 .420 ,2
76.12 9,9
9 2.18 3,6
9 6 .90 9 ,0
111.537,2
10 2.6 95,0
10 7.39 3,0
1.
Pajak
37.879,0
40.334,2
47.017,8
42.933,9
48.936,9
49.750,9
52.727,4
a.
Pajak Penghasilan
9.988,3
10.219,1
10.931,5
13.237,3
19.378,3
21.671,7
26.600,4
b.
Pajak Bumi dan Bangunan
22.251,8
23.073,9
27.108,4
28.288,2
27.597,0
25.972,8
23.953,0
c.
BPHTB
5.638,9
5.976,2
7.775,9
-
238,8
-
-
d.
Cukai
-
1.065,1
1.202,1
1.408,4
1.722,8
2.106,5
2.174,0
2.
Sumber Daya Alam
40.739,6
35.795,8
45.165,8
53.975,1
62.600,3
52.944,1
54.665,6
a.
Migas
33.094,5
26.128,7
35.196,4
37.306,3
47.397,5
35.584,1
33.532,1
b.
Pertambangan Umum
6.191,7
7.197,6
7.790,4
14.498,2
12.860,9
14.479,2
17.984,5
c.
Kehutanan
1.389,4
1.307,1
1.753,1
1.512,5
1.535,9
2.267,4
2.535,6
d.
Perikanan
64,0
69,3
120,0
138,1
179,8
200,0
200,0
e. Pertambangan Panas Bumi
-
1.093,2
305,9
520,0
626,3
413,3
413,4
3.
Suspen
(198,4)
-
-
-
-
-
-
B. Dana Alokasi Um um
179 .50 7,1
18 6 .4 14 ,1
20 3.571,5
225.533,7
273.8 14 ,4
311.139 ,3
341.40 9,4
1.
DAU M ur ni
179.507,1
186.414,1
192.489,9
225.533,7
273.814,4
311.139,3
341.409,4
2.
Tambahan Tunjangan Profesi Gur u
-
-
10.960,3
-
-
-
-
3.
Koreksi Alokasi DAU Kab. I ndramayu
-
-
121,3
-
-
-
-
C. Dana Alokasi Khusus
20 .78 7,3
24 .70 7,4
2 0 .956,3
24 .8 0 3,5
25.94 1,5
31.6 97,1
33.0 0 0 ,0
I I .
D ana Otonom i Khusus dan Penyesuaian
13.718 ,8
21.333,8
28 .0 16,3
64 .0 78 ,6
6 9 .351,9
8 3.8 31,5
10 4 .6 28 ,9
A. Dana Otonom i Khusus
7.510 ,3
9.52 6,6
9 .0 9 9 ,6
10 .4 21,4
11.952,6
13.4 4 5,6
16 .156,4
B. D ana Keistim ew aan D .I . Yogyak ar ta
-
-
-
-
-
-
523,9
C. Dana Penyesuaian
6 .20 8 ,5
11.8 0 7,2
18 .9 16 ,7
53.6 57,2
57.39 9 ,4
70 .38 5,9
8 7.9 4 8 ,6
29 2.4 33,5
30 8 .58 5,2
34 4.727,6
4 11.324 ,8
4 8 0 .64 5,1
529.36 2,9
58 6.4 31,3
TABEL 8
(m iliar r upiah)
20 10
J u m l a h
20 0 9
(6)