BUDAYA JAWA PEMIMPIN JAWA

31

2.1.7 Pegangan Pemimpin

Beberapa hal yang harus diperhatikan pemimpin : a Tidak menggunakan kekuasaan untuk kehormatan dan keagungan pribadi; b Tidak memanipulasi kepentingan rakyatyang dipimpin untuk memenuhi tujuannya; c Memiliki dan memupuk nilai-nilai kejujuran, ketulusan dan berhati mulia. Memiliki kredibilitas, intelektual dan integritas moral secara kuat serta demokratis; d Memiliki visi dan misi yang sejalan dengan lingkungan atau kultur yang ada di sekitarnya memperhatikan kearifan lokal; e Komitmen terhadap visi dan misi tersebut; f Memiliki spiritualitas yang kuat. 43

2.2 PEMIMPIN JAWA

2.2.1 BUDAYA JAWA

Di dalam budaya Jawa ada beberapa hal yang melekat dalam diri masyarakat Jawa, yaitu : a. Sistem Kekerabatan Orang Jawa Sistem kekerabatan orang Jawa itu berdasarkan prinsip keturunan bilateral. Di dalam kenyataan hidup masyarakat orang Jawa, orang masih membeda-bedakan antara orang priyayi yang terdiri dari pegawai negeri dan kaum terpelajar dengan orang kebanyakan yang disebut wong cilik seperti petani-petani, tukang-tukang, dan pekerja kasar lainnya, di samping keluarga kraton dan keturunan bangsawan atau bendara-bendara. Dalam kerangka susunan masyarakat ini, secara bertingkat kaum priyayi dan bendara merupakan lapisan atas, sedangkan wong cilik menjadi lapisan masyarakat bawah. 44 Selain itu, orang Jawa sangat patriakhal, dimana kepemimpinan tidak bisa dipegang oleh seorang wanita. Cukup banyak perempuan yang menjadi korban langsung dari ketidakadilan diskriminatif akibat berbagai 43 Pdt. Dr. Retnowati, M.Si., Teologi, Kepemimpinan, dan Manajemen, Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana, 2009, 6. 44 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Percetakan Sapdodadi, 1975, 323. 32 perubahan yang direkayasakan dalam masyarakat modern. 45 b. Bahasa Bahasa adalah kesatuan perkataan dan sistem penggunaannya yang umum dalam pergaulan antar anggota suatu masyarakat atau bangsa dengan kesamaan letak geografi atau kesamaan budaya dan tradisi. Dengan demikian, selain memiliki fungsi utama sebagai wahana berkomunikasi, bahasa juga memiliki peran sebagai alat ekspresi budaya yang mencerminkan bangsa penggunanya. Kecakapan berbahasa suatu bangsa mencerminkan budaya bangsa yang terwujud dalam sikap berbahasa itu sendiri. Sikap berbahasa yang dilandasi oleh kesadaran berbahasa akan membangun rasa cinta, bangga, dan setia terhadap bahasa dan terhadap bangsa”. 46 Di dalam pergaulan hidup maupun perhubungan sosial sehari-hari mereka berbahasa Jawa. Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini, seseorang harus memperhatikan dan membedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang sedang dibicarakan, berdasarkan usia maupun status sosialnya. Demikian pada prinsipnya ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari criteria tingkatannya, yaitu bahasa Jawa Ngoko dan Krama. Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab, dan terhadap orang yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajatnya atau status sosialnya. Lebih khusus lagi adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap. Sebaliknya, bahasa Jawa Krama, dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab, tetapi yang sebaya dalam umur maupun derajat, dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta status sosialnya. 47 Ada unen-unen peribahasa Jawa yang cukup mengena, yaitu : „ Samar kalingan padhang, kesandhung rata, ketatab suwung, lan kebenthus ing tawang ‟ yang artinya „pandangan terasa samar-samar karena terhalang 45 Dr. Budi Susanto, Dr. Sudiarja, Drs. Praptadiharja, Dra. Rika Pratiwi Ed., Citra Wanita dan Kekuasaan Jawa, Yogyakarta : Kanisius dan Lembaga Studi Realino, 1992 , 13-16. 46 Tim Perumus Kurikulum Bahasa Indonesia untuk SMK, Dikmenjur-Diknas, 2003. 47 Koentjaraningrat, op.cit., 322-323. 33 terang, tersandung jalan yang rata, menabrak kekosongan, dan kepala terantuk angkasa‟. Makna dari unen-unen tersebut menggambarkan „kebingungan‟ orang Jawa masa kini dalam memahami nilai-nilai budaya dan peradabannya sendiri. 48

2.2.2 BUDI PEKERTI PEMIMPIN JAWA

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kriteria Pendeta Ideal Menurut Jemaat GKJ Argomulyo Salatiga dan Jemaat GKJ Yeremia Depok T2 752014033 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kriteria Pendeta Ideal Menurut Jemaat GKJ Argomulyo Salatiga dan Jemaat GKJ Yeremia Depok T2 752014033 BAB IV

0 1 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kriteria Pendeta Ideal Menurut Jemaat GKJ Argomulyo Salatiga dan Jemaat GKJ Yeremia Depok T2 752014033 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kriteria Pendeta Ideal Menurut Jemaat GKJ Argomulyo Salatiga dan Jemaat GKJ Yeremia Depok

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Konseling Pastoral di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat T2 752010012 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Konseling Pastoral di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat T2 752010012 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Konseling Pastoral di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat T2 752010012 BAB IV

0 1 4

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Historis Jemaat Memberikan Perpuluhan di GKJ Salatiga Timur

0 0 1

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Historis Jemaat Memberikan Perpuluhan di GKJ Salatiga Timur T1 Full text

0 2 31

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR A. Kidung Jemaat No. 292 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Soldiers of God: Sebuah Ibadah Kreatif di GKJ Salatiga

0 0 13