predator; 3 Melaporkan situasiabusive; 4 Menyalahkan pelaku bukan dirinya sendiri, dan 5 Melaporkan perasaan positif mengenai tubuh dan organ
genitalnya.Hal tersebut jarak ini menjelaskan bahwa terdapat rasa mawas diri yang harus diketahui oleh anak secara bertahap.
2.5 Promosi Kesehatan
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan acuan
tersebut nampak jelas bahwa tujuan pendidikan tidak sekedar menciptakan manusia yang pintar, cerdas, atau menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja. Pendidikan
adalah membangun manusia yang utuh antara jasmani dan rohani, keseimbangan antara kecerdasan dalam berpikir, sikap, dan serta ahlak mulia yang sesuai dengan
atanan nilai dan norma yang ada di masyarakat dan tuntutan ajaran agama. Promosi kesehatan berkembang dari pendidikan kesehatan. Hal ini merupakan
bagian dari perkembangan pengaruh intervensi terhadap perilaku sebagai determinan kesehatan atau kesehatan masyarakat. Dalam beberapa survey yang dilakukan oleh
WHO, terungkap bahwa pendidikan kesehatan hanya memberikan efek perubahan yang lamban dan sangat kecil. Meskipun pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
telah tinggi, namun praktik atau tindakannya tentang kesehatan masih rendah, hal ini berarti perubahan atau peningkatan pengetahuan tentang kesehatan tidak diimbangi
dengan tindakan. Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat dalam
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan diri dan lingkngannya. Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya atau mengembangkan iklim
yang mendukung kemandirian. Dengan demikian, promosi kesehatan merupakan upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku berisiko tinggi dan
menggantikannya dengan perilaku yang aman atau paling tidak berisiko rendah Kholid, 2012.
Salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat adalah pemberian informasi kesehatan. Pemberian informasi kesehatan merupakan
upaya yang diselenggarakan bagi setiap orang agar dapat belajar mengenai masalah- masalah kesehatan, serta melakukan perubahan secara sukarela melalui perilakunya.
Hal- hal yang mencakup informasi berupa penyediaan informasi, mengeksplorasi nilai dan sikap, membuat keputusan- keputusan, serta melatih keterampilan yang
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku Notoatmodjo, 2007. Pemberian informasi kesehatan masyarakat merupakan suatu gabungan berbagai
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip- prinsip pembelajaran untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, kelompok, maupun masyarakat
mengetahui cara- cara melaksanakan apa yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan hidup sehat, baik secara perorangan, kelompok, mapun bersama- sama
masyarakat Depkes, 2002.
2.6 Media