Halusinasi Aspek Psikologi Tokoh Utama dalam Naskah Drama Roberto Zucco karya Bernard-Marie Koltès

C. Aspek Psikologi Tokoh Utama dalam Naskah Drama Roberto Zucco karya Bernard-Marie Koltès

Naskah drama Roberto Zucco ini terdapat tokoh yang dapat dikaji dengan menggunakan ilmu psikologi berdasarkan apa yang dilakukannya di dalam naskah drama, yakni peristiwa atau adegan yang ada dalam babak yang ada dalam naskah drama. Dalam naskah drama Roberto Zucco ini pada adegan satu yang menceritakan tentang pelarian diri seorang narapidana yang diketahui bernama Roberto Zucco. Ia dipenjara karena telah membunuh ayahnya sendiri. Berdasarkan hal itulah peneliti menduga Zucco mengalami gangguan kepribadian dalam dirinya, dapat dikatakan demikian karena perilaku kriminal digolongkan ke dalam gangguan kepribadian sebab merupakan bentuk perilaku yang melawan kepentingan individu lain maupun masyarakat secara keseluruhan. Dugaan peneliti terhadap tokoh Zucco mengalami gangguan kepribadian diperkuat adegan-adegan dalam naskah drama tersebut yang sesuai dengan ciri- ciri orang yang mengalami gangguan kepribadian. Berikut ini merupakan sikap- sikap yang ditunjukkan tokoh Zucco di dalam naskah drama:

1. Halusinasi

Halusiasi adalah pengalaman sensorik yang disebabkan oleh stimuli eksternal aktual. Halusinasi dapat terjadi pada indra mana pun, termasuk halusinasi yang bersifat auditorik. Banyak yang mengalami halusinasi mendengar suara yang mengomentari perilaku mereka atau memberikan perintah Oltmanns dan Emery,2013: 127. Tokoh Roberto Zucco mengalami halusinasi, Zucco mendengar suara-suara yang mengomentari hal yang dilakukan oleh Zucco, seperti berikut ini: Une voix : Mais ton père, et ta mère, Zucco. Il ne faut pas toucher à ses parents. Zucco : Il est normal de tuer ses parent. Une voix : Mais un enfant, Zucco ; on ne tue pas un enfant. On tue ses ennemis, on tue des gens capables de se dèfendre. Mais pas un enfant.Page 92 Suara : Tapi ayahmu, dan ibumu, Zucco. Dia tidak membuat kamu menyentuh orang tuamu. Zucco : Dia normal untuk membunuh orang tuanya. Suara : Tapi seorang anak tidak membunuh orang tuanya. Orang membunuh musuhnya, orang membunuh orang yang sanggup mempertahankannya, namun bukan anak.Halaman 92 Kutipan di atas menunjukkan bahwa Zucco mengalami halusinasi mendengarkan suara-suara yang mengomentari perbuatannya yang telah membunuh ayah beserta ibunya. Zucco juga menanggapinya seolah-olah suara itu adalah nyata, padahal itu hanyalah halusinasinya. Halusinasi tersebut sangat nyata menurut Zucco, suara-suara itu mengomentari apa saja yang dilakukan oleh Zucco, dan juga mengomentari Zucco adalah orang yang gila. Halusinasi Zucco ini juga mengomentari perilaku Zucco yang telah membunuh ayah dan ibunya. Namun Zucco menampik bahwa yang dilakukannya adalah hal yang wajar dan normal, dan menurutnya hal tersebut bukan merupakan suatu pelanggaran hukum. Halusinasi yang dialami oleh tokoh Zucco tidak saja saat dia mendengar suara-suara, namun ia juga berbicara dengan telepon yang sudah tidak berfungsi. Seperti yang dikatakan oleh wanita jalang yang melihat Zucco berbicara di bilik telpon yang sudah tidak berfungsi berikut ini : Zucco se relève, s’approche de la cabine. Il décroche, fait un numéro, attend. Une pute à la porte du bar : Je vous l’avais dit que c’était un fou. Il parle à un téléphone qui ne marche pas.Page 48 Zucco bangun, mendekati bilik telepon. Dia mengangkat, memencet nomer, menunggu. Wanita jalang di pintu bar : Aku kira yang dia bicarakan itu adalah hal yang gila. Dia berbicara pada telepon yang tidak berfungsi. Halaman 48 Dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa Zucco berbicara dengan telepon yang rusak. Karena teleponnya rusak, tidak memungkinkan bahwa Zucco mempunyai lawan bicara, atau dengan kata lain dia berhalusinasi bahwa ada yang menjawab teleponnya, dan diapun berbicara dengan gagang telepon tersebut. Zucco dalam telfonnya itu seolah-olah ada yang mendengar dan dia berbicara dengan memegang gagang telepon itu. Tokoh Zucco juga mengalami halusinasi yang seolah-olah ia berbicara dengan seseorang, namun ternyata ia hanya berbicara sendiri, sehingga orang yang disekitarnya mengira dia mabuk, namun sebenarnya tidak mabuk, dia hanya sedang berhalusinasi berbicara sendiri itulah saat Zucco berada disebuah bar. Namun ada yang mengatakan bahwa dia tidak mabuk karena Zucco tidak terlihat telah meminum alkohol. Jadi Zucco berbicara sendiri tanpa pengaruh alkohol. Dapat dikatakan ia berhalusinasi, dengan bukti bahwa ia berbicara sendiri tanpa adanya lawan bicara yang nyata. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa Zucco mengalami halusinasi dengan mendengar suara-suara yang ia yakini itu hal yang nyata. Dia mendengar suara-suara itu mengomentari semua perilakunya dan seolah-olah suara yang didengarnya itu adalah nyata dan memojokkannya, meskipun Zucco menampik semua hal yang dituduhkan oleh suara yang terdengar nyata tersebut. Sehingga Zucco nekat untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas atap gedung. Selain mendengar suara-suara, Zucco juga terlihat berbicara sendiri, berbicara tanpa adanya lawan bicaranya yang nyata.

2. Delusi