26
2. Masalah mengenai hakikat dari karya manusia MK
3. Masalah mengenai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
MW 4.
Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya MA
5. Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya MM
Menurut Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. 2.
Organisasi ekonomi. 3.
Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan keluarga adalah lembaga pendidikan utama
4. Organisasi kekuatan politik.
C. Masyarakat
Masyarakat merupakan terjemahan dari kata society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup semi terbuka, dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”sendiri berakar dalam bahasa arab,
musyarak. Lebih abstraknya, masyarakat adalah suatu jaringan-jaringan, hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
27
yang interdependen saling tergantung satu sama lain . Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata spacius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara
implicit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermatapencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat
pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyakat bercocoktanam, dan masyarakat agricultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca industri sebagian kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agricultural tradisional.
Manusia merupakan mahkluk yang ingin menyatu dengan sesamanya, serta alam lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri perasaan,
keinginan dsb, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkunganya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam masyarakat. Berikut ini beberapa pengertian menurut berbagai sumber:
1. Menurut Karl Marx.
28
Menurut karl marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan
antara kelompk-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Sebelum revolusi prancis tahun 1848, Karl Marx menulis
buku ,manifesto komunis yang terbit pada bulan januari 1848. Dalam buku itu dituliskan masyarakat borjuis modern yang muncul dari keruntuhan
masyarakat feodal tidak menyingkirkan antagonisme kelas itu. Malah ia memunculkan kelas-kelas baru, kondisi baru untuk melakukan tekanan,
bentuk-bentuk baru persaingan untuk menggantikan yang lama. Borjuis menempatkan negeri ditangan penguasa kota. Ia telah
menciptakan kota-kota besar, telah banyak menambah penduduk kota dibandingkan penduduk pedesaan dan dengan demikian menyelamatkan
sebagian besar penduduk dari kehidupan desa yang bodoh. Persis seperti yang berlaku bagi suatu negri dengan ketergantungan kota. Borjuis telah membuat
negri barbar dan negri semi barbar bergantung pada negri beradab, bangsa petani bergantung pada bangsa borjuis, timur pada barat.
Senjata yang digunakan borjuis untuk merobohkan feodalisme ini dipergunakan untuk borjuis itu sendiri. Akan tetapi borjuis tidak
menggunakan senjata untuk membunuh dirinya sendiri, tapi juga digunakan untuk membunuh orang-orang yang mengadakan senjata tersebut yaitu kelas
pekerja modern di kalanan proletar. Dengan perkembangan industri, proletar tidak hanya bertambah jumlahnya, mereka berkumpul dalam kumpulan yang
29
bertambah besar, kekuatannya berkembang dan mereka merasakan kekuatannya yang bertambah itupun mulai membentuk kombinasi organisasi
buruh melawan borjuis. Di sana sini pertentangan berkobar dan berkembang menjadi kerusuhan.
Sejarah materialisme dan Dialektika. Pandangan materialis sejarah adalah teori Karl Marx tentang hokum perkembangan masyarakat. Inti dari
pandangan ini adalah bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh bidang produksi. Bidang ekonomi adalah basis, sedangkan dua dimensi
lainnya, institusi-intitusi sosial, terutama Negara dan bentuk-bentuk kesadaran merupakan bangunan atas.
Karena faktor penentu adalah basis, maka harus memperhatikan bidang ekonomi. Ciri yang paling menentukan bagi semua bentuk ekonomi
adalah pemisahan antara pemilik dan pekerja. Masyarakat terdiri dari kelas- kelas sosial yang membadakan diri dengan yang lainnya. Berdasarkan
kedudukan dan fungsi masing-masing dalam proses produksi. Pada garis besarnya terutama semakin produksi masyarakat mendekati pola kapitalis
kelas-kelas sosial termasuk salah satu dari dua kelompok kelas, yaitu kelas- kelas pemilik dan kelas-kelas pekerja. Yang pertama memiliki sarana-sarana
kerja dan yang kedua hanya memiliki tenaga-tenaga kerja mereka sendiri. Karena kelas-kelas pemilik begitu berkuasa berarti para pemilik dapat
menghisap tenaga kerja para pekerja. Jadi mereka hidup dari penghisapan tenaga mereka yang harus bekerja. Kelas-kelas pemilik merupakan kelas atas
30
dan kelas-kelas pekerja merupakan kelas-kelas bawah dalam masyarakat. Menurut Marx ciri khas semua pola masyarakat sampai sekarang adalah
masyarakat dibagi dalam kelas-kelas bawah dan kelas atas. Struktur ekonomi tersusun sedemikian rupa hingga yang pertama dapat hidup dari penghisapan
tenaga kerja yang kedua. Bangunan atas mencerminkan keadaan itu. Negara adalah kelas-
kelas atas untuk menjamin kedudukan mereka, jadi untuk seperlunya untuk menindas kelas-kelas bawah untuk membebaskan diri dari penghisapan oleh
kelas-kelas atas, sedangkan “bangunan atas idealis” istilah marxis bagi agama, filsafat, pandangan-pandangan moral, hukum, estetis dan lain sebagainya
berfungsi untuk memberikan legimitasi pada hubungan kekuasaan itu. Oleh karena itu marx menolak paham bahwa Negara mewakili
kepentingan seluruh masyarakat. Negara dikuasai oleh dan berpihak pada kelas-kelas atas, meskipun kadang juga menguntungkan kelas bawah.
Walaupun Negara mengataka bahwa negara adalah milik semua golongan dan bahwa kebijaksanaannya demi kepentingan seluruh masyarakat, namun
sebenarnya Negara melindungi kepentingan kelas atas ekonomis. Menurut Marx Negara adalah merupakan lawan dari masyarakat kelas bawah, Negara
bukan milik dan kepentingan mereka. “bangunan atas idealis” itu menciptakan kesan bahwa kesedian masing-masing kelas untuk menerima kedudukannnya
dalam masyarakat adalah sesuatu yang baik dan rasional. Jadi fungsinya
31
adalah membuat kelas bawah bersedia untuk menerima kedudukan mereka sebagai kelas bawah.
Dalam teori Marx tentang masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan bidang ekonomi. Teori ekonomi berupa teori nilai berdasar pada tenaga, teori
lebih, teori akumulasi capital, teori konsentrasi capital, dan teori pemiskinan, semua pada pokoknya merupakan teori eksploitasi untuk memperlihatkan
bahwa golongan berpunya hidup dari golongan tidak berpunya. Teori seperti ini muncul ketika melihat masyarakat, sekurang-kurangnya mengingat
masyarakat yang telah berupa Negara. Dalam kehidupan primitif komunal dimana alat-alat produksi dimiliki bersama, pengisapan manusia oleh manusia
tidak didapati, kelas masyarakat tidak ada, masyarakat tidak mengenal kekuasaan, oleh karena itu tidak mengenal Negara. Bentuk Negara itu tidak
selamanya ada, maka sejarah manusia sesudah terbentuknya Negara memperlihatkan empat tingkatan produksi. Produksi berdasar penghambaan,
feodalisme, produksi kapitalis atau borjuis, dan produksi sosialisme. Teori dialektika dengan tesis, anti tesis, dan sintesis dapat diterapkan
baik dalam hubungan kelas-kelas itu, maupun pada tingkat-tingkat produksi itu sendiri. Demikianlah tesis bangsawan menimbulkan anti tesis golongan
peminjam tanah, tetapi keduanya ini menumbuhkan sintesis golongan borjuis. Hal itu merupakan tesis kembali dan anti tesis adalah golongan pekerja.
Sintesisnya adalah manusia komunis yang terdapat dalam golongan komunisme. Bila tingkat produksi diambil sebagai tesis, dan kita mulai
32
dengan tingkat feodalisme, maka anti tesisnya adalah tingkat produksi borjuis atau kapitalisme, sintesisnya adalah tingkat produksi sosialisme. Dengan
demikian Negara merupakan alat dari kelas penguasa berpunya untuk menindas kelas yang dikuasai tidak berpunya. Negara dan pemerintah
identik dengan kelas penguasa, artinya dengan kelas berpunya, berturut-turut dalam sejarah manusia dikenal kelas pemilik budak, kelas bangsawan tuan
tanah, kelas borjuis. Komunisme dan masyarakat tanpa kelas. Yang dimaksud Marx
dengan komunisme bukanlah sebuah kapitalisme Negara. Marx mengatakan hanya ada permulaan, sosialisasi berarti nasionalisasi, jadi Negara mengambil
alih hak milik pribadi. Ciri-ciri masyarakat komunis adalah penghapusan hak mlik pribadi
atas alat-alat produksi penghapus adanya kelas-kelas sosial, menghilangnya Negara, penghapusan pembagian kerja. Kelas-kelas tidak perlu dihapus secara
khusus sesudah kelas kapitalis ditiadakan, karena kapitalis sendiri sudah menghapus semua kelas, sehingga hanya tinggal proletariat. Itulah sebabnya
revolusi sosialis tidak akan menghasilkan masyarakat dengan kelas atas dan kelas bawah.
Marx tidak pernah menguraikan bagaimana ia membayangkan organisasi masyarakat setelah penghapusan hak milik pribadi. Ia hanya
berbicara secara abstrak dan umum. Satu-satunya tempat dia berbicara banyak adalah dalam german ideology. “dalam masyarakat komunis masing-masing
33
orang tidak terbatas pada bidang kegiatan eksklusif, melainkan dapat mencapai kecakapan dalam bidang apapun, masyarakat mengatur produksi
umum, dengan memungkinkan hal ini saya kerjakan hari ini, hal itu besok, pagi hari berburu, siang hari memancing ikan, sore hari memelihara ternak,
sesudah makan mengkritik…” MEW 3.33 Marx menggunakan istilah sosialisme dan komunisme dalam arti
yang sama, yaitu keadaan masyarakat sesudah penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi. Langkah pertama adalah kediktatoran proletariat dan
sosialisme Negara, lalu sesudah kapitalisme dihancurkan, Negara semakin kehilangan fungsinya. Sosialisme tercapai apabila tidak ada lagi sedangkan
Negara komunis yang dimaksud Marx adalah bahwa Negara bukan hanya menghilang bahkan menjadi yang maha kuasa.
Bagi Marx perhatian pada kebebasan manusia menjadi masalah bagaimana orang menjadi tidak teralienasi secara sosial. Hal ini merupakan
proses yang membutuhkan bentuk ekonomi khusus yakni sosialisme. Suatu kondisi perkembangan khusus suatu pemahaman bahwa rantai yang
membelenggu rakyat adalah politik dan bahwa hal itu diakibatkan oleh dominasi kelas.
2. Menurut Emile Durkheim
Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang menjadi anggotanya. Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana
masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa
34
modern, ketika hal-hal seperti latar belakang, keagamaan, dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk memepelajari kehidupan sosial dikalangan masyarakat
modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer, Durkheim
merupakan salah satu orang pertama yang menjelaskan berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam
mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat. Suatu hal yang bakal dikenal dengan fungsionalisme.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih dari sekedar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan Max Webber, ia
memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi individualisme metodologis, melainkan lebih kepada
penilitian “faktor-faktor
sosial”, istilah
yang diciptakannya
untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan tidak terikat
dengan tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada
tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnnya, misalnya melalui adaptasi
masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu. Dalam bukunya “Pembagian Kerja dalam Masyarakat” 1893,
Durkheim meneliti bagaimana tatanan social dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan ia
35
meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat moden. Para penulis sebelum dia, seperti Herbert Spencer dan
Ferdinand Toeenis berpendapat bahwa masyarakat berevolusi dengan organisme hidup, bergerak dari keadaan yang sederhana kepada yang lebih
komplek yang mirip dengan kerja mesin-mesin yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini sambil menambahkan teorinya kepada kumpulan
teori yang harus berkembang mengenai kemajuan sosial, evolusionisme sosial dan darwinisme sosial. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat
tradisional bersifat “mekanis” dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap oaring lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan
diantaranya sesamanya. Dalam masyarakat tardisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual. Norma-norma
sosial kuat, dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Dalam masyarakat modern, pembagian kerja yang sangat komplek
menghasilkan solidaritas organik. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial mnciptakan ketergantungan yang
mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat mekanis, misalnya seorang
petani gurem hidup dengan masyarakat swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern
yang organik, para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu untuk memenuhi
36
kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang sangat rumit ini, kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran
kolektif. Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat
tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hokum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hokum sering kali bersifat
represif, yaitu pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh
kejahatan itu, hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya dalam amsyarakat yang memiliki solidaritas organik,
hokum bersifat restitutif, yaitu bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktifitas normal dari suatu masyarakat yang komplek.
Jadi, perubahan
masyarakat yang
cepat karena
semakin meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatau kebingungan tentang
norma dan semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial, yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya norma-norma sosial yang
mengatur perilaku. Durkheim menyebut keadaan ini sebagai anomie. Dari keadaan anomie muncullah beberapa perilaku menyimpang, dan yang paling
menonjol adalah bunuh diri. Dalam bukunya yang berkonsep anomie dalam “bunuh diri” yang
diterbitkan tahun 1897. Dalam bukunya ini, Durkheim meneliti tentang bunuh diri dalam masyarakat protestan dan khatolik, dan menjelaskan dan contol
37
sosial yang lebih tinggi diantara orang khatolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang yang mempunyai suatu
tingkat keterikatan tertentu kepada kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integritas social. Tingkat integritas yang secara abnormal tinggi
atau rendah dapat menghasilkan bertanbahnya tingkat bunuh diri. Tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena rendahnya integritas menghasilkan
masyarakat yang tidak terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya terakhir, sementara tingkat yang tinggi yang menyebabkan
orang bunuh diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarkat. Menurut Durkheim, masyarakat khatolik mempunyai tingkat integritas yang normal,
sementara masyarakat protestan mempunyai tingkat integritas yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para penganjur teori control, dan seringkali
disebut sebagai studi sosiologis yang klasik. Pengertian masyarakat selain menurut Karl Marx dan Emile
Durkheim, disebutkan juga oleh beberpa orang yang dijelaskan secara singkat, diantaranya:
a. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan. b.
Menurut paul B. Horton C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang
cukup lama, tinggal di suatu daerah tertentu, mempunyai kebudayaan yang
38
sama serta melakukan kegiatan di dalam satu kelompok atau organisasi tersebut.
c. Menurut Syeikh Taqyudin An-Nabhani, sekelompok orang bisa dikatakan
sebagai masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama. Dengan kesamaan tersebut, manusia kemudian
berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Manusia merupakan mahkluk yang memiliki keinginan untuk
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan sekitar. Dengan menggunakan pikiran, naluri, pikiran keinginan dan sebagainya manusia
memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan alam sekitarnya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh perilaku yang berkesinambungan dalam suatu
masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto dalam masyarakat setidaknya memuat
unsur-unsur sebagai berikut : a.
Beranggotakan minimal dua orang. b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
39
Selain unsur-unsur tersebut, masyarakat juga harus mempunyai cirri-ciri atau kriteria, menurut Marion Levy masyarakat bisa dikatakan
sebagai masyarakat yang baik apabila mempunyai kriteria sebagai berikut a.
Ada sistem tindakan utama b.
Saling setia pada sistem tindakan utama c.
Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota d.
Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran atau proses reproduksi.
D. Tionghoa