30
e. Peran Pendidikan Luar Sekolah dalam Pembangunan Masyarakat
Menurut Sanapiah 2007: 8, program Pendidikan Luar Sekolah bila disimak aneka ragam programnya, akan tampak tertuju kearah dua
muara, yaitu untuk pembelajaran kaum tertinggal sehingga terbebas dari ketidaktahuan dan untuk pembelajaran kaum tersingkir kaum miskin
sehingga terbebas dari kemiskinan ketertinggalan.Pendidikan Luar Sekolah juga merupakan salah satu jenis layanan pendidikan yang
bersifat pembangunan masyarakat seperti berbagai latihan keterampilan yang bermanfaat untuk mengaktualisasikan potensi manusia sikap,
tindak dan karya sehingga dapat mewujudkan manusia seutuhnya yang gemar belajar dan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Pembangunan masyarakat mangandung arti sebagai upaya terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk, dan dalam
masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupannya didalam suatu kesatuan wilayah Sudjana,
2001:261. Dalam buku Sudjana 2001:261 pembangunan masyarakat
mempunyai tujuan untuk terjadinya: a
Peningkatan kualitas hidup. b
Pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan. c
Terjabarnya kebijaksanaan dan program pembangunan nasional dan masing-masing pedesaan, dengan menitikberatkan pada
prakarsa masyarakat itu sendiri.
31
Jadi, pembangunan masyarakat merupakan upaya wajar yang didasarkan atas kebutuhan individual, masyarakat dan pemerintah serta
potensi-potensi yang tersedia atau dapat disediakan untuk mewujudkan kemajuan masyarakat. Salah satu sasaran perubahan yang ingin dicapai
oleh pendidikan luar sekolah dalam pembangunan masyarakat adalah tumbuhnya masyarakat gemar belajar. Masyarakat gemar belajar
mengandung makna perubahan masyarakat dari situasi kehidupan semu, yang disebut masyarakat dalam keadaan mimpi atau berkhayal ke
masyarakat berencana. Kehidupan semu digambarkan oleh Freire 1972 dalam buku Sudjana 2001:271 sebagai suasana kehidupan masyarakat
yang merasa tertekan, masa bodoh, tercekam dalam derita kehidupan dan fatal sehingga kehidupan masyarakat berada dalam kondisi budaya diam.
3. Kelompok Usaha Bersama KUBE