75
mengalami peningkatan ke kategori tinggi dengan persentase 75.45. Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa siswa mengenai meningkatkan
keterbukaan diri dalam mengemukakan pendapat diperoleh hasil sebagai berikut, apabila ditinjau dari indikator keterbukaan diri:
4.2.1 Keluasan atau jumlah informasi yang diungkap
Berdasarkan hasil pengamatan dalam kegiatan bimbingan kelompok, diperoleh hasil bahwa ada peningkatan keluasan sebelum dan setelah diberikan
layanan bimbingan kelompok. Karena dalam bimbingan kelompok terjadi saling tukar informasi antar anggota. Anggota yang memiliki banyak informasi dapat
memberikan informasi tersebut kepada anggota yang kurang memiliki informasi. Hal tersebut dapat diamati dari pertemuan pertama sampai pertemuan yang
terakhir yaitu kedelapan. Anggota yang pada awalnya kurang memiliki informasi menjadi lebih memiliki informasi, hal tersebut dikarenakan antar anggota saling
mendengar, melihat, bertukar pendapat dan berinteraksi. Pada saat kegiatan bimbingan kelompok, dalam menanggapi suatu topik yang muncul anggota yang
memiliki banyak informasi akan menanggapi dengan jelas dan tidak merasa malu untuk berpendapat. Hal ini akan mempengaruhi anggota kelompok yang kurang
memiliki informasi menjadi bertambah informasi yang diketahuinya. Menurut Brehm 2002:138 jumlah informasi yang dibicarakan biasanya akan meningkat
apabila suatu hubungan berkembang dan akan menurun bila suatu hubungan mengalami kemunduran. Artinya jika dinamika dalam bimbingan kelompok baik
maka antar anggota dapat bertukar informasi lebih luas.
76
Selain berdasarkan pengamatan juga didukung dengan hasil perhitungan. Diperoleh data bahwa ada peningkatan keluasan antara sebelum dan setelah diberi
layanan bimbingan kelompok. Sebelum diberi layanan ada 1 siswa berada pada kategori rendah, 9 siswa berada pada kategori sedang dan 2 siswa berada pada
kategori tinggi. Persentase rata-rata indikator keluasan adalah 59.4 dalam kategori sedang. Setelah diberi layanan, diperoleh data bahwa 1 siswa dalam
kategori sedang, 9 siswa dalam kategori tinggi dan 2 siswa dalam kategori sangat tinggi. Persentase rata-ratanya menjadi 75.0 terjadi peningkatan sebesar 15.6.
Indikator keluasan mengalami peningkatan dari sedang menjadi tinggi. Pada pelaksanaan bimbingan kelompok terdapat berbagai faktor yang menpengaruhi
peningkatan pada indikator ini diantaranya yaitu anggota kurang memperhatikan topik yang dibahas; penyampaian materi dari pemimpin kelompok kurang dapat
dipahami oleh anggota; tempat pelaksanaan bimbingan yang kurang kondusif. Menurut analisis wilcoxon, juga terjadi peningkatan terhadap indikator
keluasan sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Sebelum diberikan layanan, keluasan yang berada dalam kategori rendah ada 2 dengan
persentase 16.7, setelah diberi layanan tidak ada siswa dalam kategori keluasan rendah; keluasan dalam kategori sedang ada 9 dengan persentase 75.0 setelah
diberi layanan menjadi 1 siswa karena meningkat menjadi tinggi. Keluasan yang berada pada kategori tinggi ada 1 siswa dengan persentase 8.3. setelah diberi
layanan meningkat menjadi 9 siswa dengan persentase 75.0. Dan ada 2 siswa berada dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 16.7 setelah
77
mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Terjadi perbedaan hasil antara sebelum dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok pada indikator keluasan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada waktu kegiatan bimbingan kelompok, perhitungan data dan uji wilcoxon dapat diambil kesimpulan bahwa ada
peningkatan keluasan antara sebelum dan setelah diberi layanan.
4.2.2 Kedalaman