13
yang sama buruknya. Ia tidak bersikap suportif baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Posisi yang paling baik adalah posisi pertama. Pada tingkat ini, terjadi saling menghargai, saling pengertian, saling dapat mengembangkan diri, mempunyai
tingkat komunikasi atau interaksi yang terbaik. Untuk mencapai posisi ini, setiap individu sebaiknya meningkatkan keterbukaan diri mereka masing-masing.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keterbukaan diri adalah kegiatan membagi informasi tentang
pikiran dan perasaan kepada orang lain yang bersifat pribadi, baik pikiran dan perasaan positif maupun pikiran dan perasaan negatif melalui komunikasi verbal.
2.2.1.2 Mengemukakan Pendapat
Zaman sekarang adalah zaman keterbukaan dalam segala bidang. Termasuk di dalamnya adalah kebebasan untuk mengemukakan atau mengekspresikan
pendapat. Mengemukakan adalah mengutarakan, mengetengahkan, menyatakan untuk dipertimbangkan Poerwadarminta, 1995:658. Selain itu Caplin 1999:390
menyatakan pengertian mengemukakan adalah suatu pernyataan lisan atau simbolis dari suatu pertimbangan yang tetap harus di tes.
Kartono dan Gulo 1987:322 menyatakan bahwa pendapat adalah suatu ekspresi atau pernyataan pertimbangan yang tidak didasarkan pada pengetahuan
positif atau fakta pembuktian, akan tetapi berdasar pada apa yang dilihatnya seperti benar atau mungkin. Sedangkan menurut Purwadarminta 1995:227
pendapat adalah apa yang disangka dikira, dipikir tentang sesuatu hal orang, peristiwa dan sebagainya yang kelihatannya seperti benar atau mungkin.
14
Budiardjo dkk 1999:238 juga mengatakan pengertian kata pendapat yaitu apa atau bagaimana seseorang berpikir atau merasa mengenei sesuatu.
Para pendiri negara Indonesia sejak awal secara terus terang menegaskan dan menjamin tentang kebebasan dalam berpendapat dalam Undang-Undang
Dasar 1945 Stefan, dalam http:groups.yahoo.com.15112008. Tapi kenyataannya di lapangan banyak orang terutama para remaja siswa masih
merasa takut, malu untuk mengemukakan pendapatnya secara terbuka. Para siswa lebih cenderung untuk mengambil sikap diam dan duduk manis daripada
berdialog apalagi berdebat dengan guru ataupun teman-temannya. Bahkan jika pelajaran di kelas, banyak siswa yang hanya pasif saja, meskipun guru telah
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya atau menanggapi pelajaran yang sedang diajarkan. Jika disimak lebih jauh proses belajar mengajar
di sekolah sering terhambat karena kenyataan tersebut, bahwa para siswa masih merasa malu dan atau takut untuk mengungkapkan keinginan dan pendapatnya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengemukakan pendapat adalah mengutarakan atau menyatakan apa yang
disangka, dikira tidak berdasarkan fakta tetapi berdasarkan apa yang dilihatnya seperti benar atau mungkin.
Menurut Tika dalam www.seputarmuslimah.15112008, kemampuan mengemukakan pendapat sangat mempengaruhi kemampuan bersosialisasi. Tidak
semua orang mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik. Saat diminta berkomentar tentang sesuatu, ada yang bisa dengan lancar mengemukakan
pendapatnya, tapi ada pula yang terbata-bata. Bahkan, bisa jadi ia hanya
15
mengeluarkan satu dua kata kemudian diam seribu bahasa. Padahal kemampuan mengemukakan pendapat perlu ditumbuhkan karena mempengaruhi
kemampuannya dalam bersosialisasi. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
keterbukaan diri dalam mengemukakan pendapat adalah kegiatan berbagi informasi tentang suatu pernyataan apa yang disangka, dikira tentang sesuatu
orang, peristiwa yang tidak didasarkan fakta pembuktian, akan tetapi berdasar pada apa yang dilihatnya seperti benar atau mungkin kepada orang lain secara
terbuka.
2.2.2 Karakteristik Keterbukaan Diri dalam Mengemukakan Pendapat