11
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross-sectional. Survei dilakukan untuk mendapatkan data deskriptif, dan analisis cross-sectional dilakukan untuk membandingkan
persepsi konsultan perjalanan wisata dengan pramuwisata.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi Target : Konsultan perjalanan wisata dan pramuwisata di Bali
Populasi Terjangkau : Konsultan perjalanan wisata dan pramuwisata di Bali yang bekerja
atau melakukan aktivitas usahanya melalui Biro Perjalanan Wisata yang menjadi anggota resmi ASITA Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies, yang saat ini berjumlah 376
buah. Sampel penelitian dihitung dengan menggunakan EpiInfo StatCalc, dengan besar populasi 376,
tingkat kepercayaan 95, expected frequency APW dan Pramuwisata yang memiliki persepsi baik 50, dan deviasi hasil yang masih bisa diterima sebesar 5, maka didapatkan hasil
perhitungan adalah 190, ditambah dengan 10, maka jumlah sampel minimal adalah sebesar 209 buah.
Mengingat konsultan perjalanan wisata dan pramuwisata sangat terkait dengan aktivitas biro perjalanan wisata, maka pada penelitian ini dipilih 250 BPW secara acak sistematik dari daftar
anggota ASITA Bali. Kerangka sampel dibuat secara alfabetik dari data yang ada di laman: http:www.asitabali.orgasita_member.php
Dari 250 tersebut, masing-masing 2 responden dipilih, yaitu 1 orang konsultan perjalanan wisata yang bertindak selaku agen atau yang rutin melakukan konsultasi paket perjalanan
wisata dan 1 orang pramuwisata yang rutin memandu wisatawan dalam melakukan aktivitas yang tertera pada paket perjalanan wisata yang ditawarkan oleh BPW.
12
3.3. Variabel Penelitian
Data dikumpulkan menggunakan kuisioner yang sebelumnya diujicobakan. Variabel-variabel penelitian yang digali beserta definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik BPW, yang meliputi
Biro Perjalanan Wisata BPW adalah badan usaha yang menawarkan berbagai paket perjalanan wisata dan informasi daerah tujuan wisata, dan terdaftar sebagai anggota
ASITA Bali. Jenis perjalanan wisata yang dilayani. Data dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu
inbound tour, outbound tour, dan wisata domestik. Inbound tour : pelayanan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia
Outbound tour: pelayanan wisatawan Indonesia yang berkunjung ke mancanegara Wisata domestik: pelayanan wisatawan Indonesia yang berasal dari luar Bali
Lama menjalankan usaha. Dihitung dari mulai BPW didirikan sampai saat pengumpulan data, dinyatakan dalam tahun dan bulan.
Jumlah karyawan: Banyaknya karyawan yang dimiliki termasuk unsur pimpinan. Ada tidaknya kebijakan terkait kesehatan wisatawan
2. Karakteristik responden konsultan perjalanan wisata dan pramuwisata
Konsultan perjalanan wisata adalah karyawan yang memiliki tugas utama sebagai agen perjalanan wisata, menawarkan, memberikan informasi, dan melakukan komunikasi
dengan wisatawan terkait paket wisata yang dimiliki oleh BPW. Pramuwisata adalah individu yang memberikan panduan dan mendampingi wisatawan
saat aktivitas yang ada di paket wisata yang dimiliki BPW dilaksanakan. Umur. Dihitung dari tanggal lahir, atau usia saat ulang tahun terakhir, dinyatakan
dalam tahun Jenis kelamin. Sesuai dengan yang tertera di kartu identitas, dan konfirmasi saat
wawancara Riwayat pendidikan. Pendidikan formal tertinggi yang ditamatkan. Dikelompokkan
menjadi: Tidak Sekolah, SD, SMP, SMA, PT Riwayat pendidikan khusus: Lama pendidikan atau latihan khusus yang pernah diikuti
terkait dengan pekerjaan sebagai konsultan perjalanan wisata atau pramuwisata. Dinyatakan dalam tahun dan bulan.
Riwayat pelatihan kesehatan wisata: pernah atau tidak mendapatkan pelatihan terkait penyampaian informasi kesehatan terkait wisata
13 Pengalaman kerja. Lama menggeluti profesi, yang dihitung dari mulai menjalani profesi
sampai saat wawancara dilakukan, dinyatakan dalam tahun dan bulan. Waktu bekerja. Rata-rata lama bekerja dalam seminggu, dinyatakan dalam jam per
minggu. Posisi dalam perusahaan. Jabatan yang dimiliki dalam perusahaan, dikelompokkan
sebagai: pemilik, manajer atau selevel, koordinator subunit atau selevel, staf pelaksana 3.
Pengetahuan risiko kesehatan di Bali Pengetahuan konsultan perjalanan wisata dan pramuwisata terhadap isu-isu penting
terkait risiko kesehatan pada wisatawan yang ada di Bali, diukur menggunakan kuisioner. Isu-isu utama yang diukur terkait: rabies, demam berdarah, keamanan
pangan diare, oplosan, hazardbahaya aktivitas wisata air dan wisata alam, penyakit kulit, dan penyakit menular seksual.
4. Pemberian informasi atau konsultasi kesehatan yang pernah dilaksanakan
Pernah tidaknya menyampaikan inromasi kesehatan yang terkait wisata selama ini, dan seberapa sering
5. Informasi yang diharapkan
Informasi yang diharapkan didapatkan oleh responden terkait kesehatan wisata Sumber infromasi yang paling sering di akses oleh responden
Sumber informasi kesehatan yang menurut responden paling diharapkan
6. Persepsi konsultan perjalanan wisata dan pramuwisata. Persepsi responden dalam hal
pelibatan mereka dalam upaya pencegahan masalah kesehatan pada wisatawan. Diukur dengan menggunakan kuisioner, yang terdiri dari komponen-komponen utama yang
dikembangkan berdasarkan konsep Social Learning Theory dan Health Belief Model, sebagai berikut:
Efikasi diri terkait pelibatan dalam upaya kesehatan wisata self-efficacy Kekhawatiran yang dirasakan perceived susceptibility terhadap risiko kesehatan yang
dialami oleh wisatawan, dan keparahan yang dapat ditimbulkan perceived severity Manfaat yang didapat bila terlibat Expected benefits of involvement
Hambatan yang ada untuk bisa terlibat Expected barriers to involvement Kepercayaan normatif terkait pelibatan industri wisata Subjective norms
14
3.4. Analisis Data