20
4.5. Sumber Informasi
Pada penelitian ini, juga digali mengenai informasi apa yang diharapkan diperoleh oleh responden terkait dengan kesehatan dan keselamatan wisatawan. Lebih jauh juga digali
sumber-sumber informasi yang sering diakses oleh responden, sebagaimana tercantum pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6 menunjukkan bahwa ada 3 jenis informasi utama yang diharapkan diperoleh oleh responden terkait dengan kesehatan dan keselamatan wisatawan, yaitu informasi mengenai
penyakit yang sedang meningkat kasusnya di Bali, risiko terkait aktivitas wisata yang ada, dan upaya-upaya untuk pencegahan pada isu-isu tersebut.
Tabel 6 Jenis Informasi yang Diharapkan oleh Responden
Jenis Informasi Konsultan Wisata
n=250 Pramuwisata
n=250 Total
n=500
Penyakit yang sedang meningkat kasusnya
144 34,8 126 32,4
270 33,6 Risiko terkait aktivitas wisata
126 30,5 115 29,6
241 30,0 Upaya pencegahan penyakit
104 25,1 108 27,8
212 26,4 Lainnya
40 9,6 40 10,3
80 10,0
Jawaban bisa lebih dari satu
Tabel 7 Sumber Informasi yang Biasa dan Paling Sering Diakses Responden
Sumber Informasi Konsultan Wisata Pramuwisata
Total
Sumber informasi yang biasa diakses Televisi
182 30,1 153 27,4
335 28,8 Koran
137 11,8 137 24,5
274 23,6 Internet
197 32,6 172 30,8
369 31,7 Radio
35 5,8 40 7,2
75 6,4 Lainnya
53 8,7 57 10,1
110 9,5 Sumber informasi yang paling sering diakses
Televisi 50 20,0
62 24,8 112 22,4
Koran 25 10,0
38 15,2 63 12,6
Internet 148 59,2
113 45,2 261 52,2
Radio 4 1,6
7 2,8 11 2,2
Lainnya 23 9,2
30 12,0 53 10,6
Jawaban bisa lebih dari satu
21 Sumber informasi yang umumnya diakses oleh responden adalah televisi, koran, Internet, dan
radio. Sedangkan sumber informasi yang paling sering diakses adalah Internet, baik oleh kelompok konsultan perjalanan wisata 59,2, maupun oleh kelompok pramuwisata 45,2.
Perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada kemudahan responden dapam mengkases informasi. Pada penelitian ini, proporsi responden yang menjadikan Internet sebagai sumber
informasi utama 52,2 jauh lebih tinggi dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Québec, Kanada. Pada penelitian tersebut, dari 708 agen perjalanan wisata yang disurvei,
mayoritas mendapatkan informasi risiko kesehatan dari klinik-klinik wisata, dan 28 responden lebih suka mencari informasi sendiri melalui Internet.9
4.6. Persepsi terhadap Pelibatan dalam Upaya Kesehatan Wisata