Akseptor KB Kontrasepsi Sejarah Alat Kontrasepsi

c. Memberi informasi lengkap dan adil tentang keuntungan dan kelemahan masing- masing metode kontrasepsi. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai hal ini, sehingga dapat mempertimbangkan metode yang paling cocok bagi dirinya. d. Memberi nasehat tentang metoda yang paling cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien, untuk memudahkan klien menentukan pilihan. e. Memberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode kontrasepsi. Pelaksanaan pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan melalui pemeriksaa fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontraindikasi bagi pemakaian metoda kontrasepsi yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan surat pernyataan setuju informed consent dari klien Depkes, 2002.

2.2 Akseptor KB

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Ada lima kategori akseptor KB: a. Akseptor Aktif Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu caraalat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. b. Akseptor KB aktif kembali Pasangan Usia Subur yang telah menggunakan selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan caraalat Universitas Sumatera Utara kontrasepsi yang baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhentiistirahat paling kurang tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil. c. Akseptor KB baru Akseptor yang baru pertama kali menggunakan cara kontrasepsi, atau menjadi akseptor setelah melahirkan atau abortus. d. Akseptor KB Ideal Akseptor aktif yang mempunyai anak tidak lebih dari 2 orang dan berumur kurang dari 45 tahun. e. Akseptor Lestari Peserta KB yang tetap memakai cara kontrasepsi dengan benar untuk waktu lebih dari 10 tahun dan tidak pernah diselingi kelahiran BKKBN, 1985.

2.3 Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” dan ”konsepsi”. Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur ovum yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma tersebut Mansjoer, 1999.

2.4 Sejarah Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi dapat diartikan sebagai menghindarkan konsepsi atau kehamilan, sedangkan alat kontrasepsi adalah segala macam alat atau cara yang digunakan satu pihak atau kedua belah pihak pasangan suami isteri untuk menghindarkan konsepsi. Malahan dewasa ini falsafah kontrasepsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi Universitas Sumatera Utara yang tujuan utamanya untuk kesehatan reproduksi, kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga yang lebih dikenal dengan istilah Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Dahulu pada abad sebelum masehi, Hipocrates pernah menganjurkan wanita- wanita yang telambat haid dan kebanyakan anak untuk bekerja lebih keras atau berolah raga lebih berat lagi agar mereka mendapatkan haid lagi. Alat kontrasepsi yang sudah tua usianya ialah operasi tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria yang pada saat ini lebih dikenal dengan alat kontrasepsi mantap. Kontrasepsi ini telah dilaksanakan sekitar tahun 1880-an, yaitu dipakai untuk mereka yang dikhawatirkan akan menurunkan penyakit-penyakit keturunan pada anaknya dan juga alasan ”eugenik” pada orang-orang gila, demi mencegah keturunan selanjutnya. Kondom juga sudah dikenal orang sejak tahun1800-an, yang pada mulanya terbuat dari usus domba Koesnadi 1992. 2.5 Jenis Alat Kontrasepsi Pada Pria 2.5.1 Kondom

Dokumen yang terkait

Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

4 55 139

Struktur Komunitas Bivalvia Di Perairan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai

2 98 101

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Bidan Tentang Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan Di Wilayah puskesmas pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura tahun 2010

1 55 97

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Ber-KB di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari

0 3 12

B. Pendidikan terakhir responden : 1. Tidak sekolah Tidak tamat SD - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 11

DETERMINAN PEMANFAATAN PELAYANAN KB MKJP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA LANGKAT TAHUN 2015

0 0 17

HUBUNGAN SOSIALISASI PROGRAM KB DENGAN PENGETAHUAN ROGRAM KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANCAR KECAMATAN RUTENG

0 0 10