Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa mass media dan media nirmassa atu
media non massa non mass media.
II.2. Komunikasi Antarpribadi II.2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi tidak akan terlepas selama berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Komunikasi mempunyai sasaran yang jelas. Yakni terciptanya
keterpengaruhan pada pihak yang dijadikan sasaran komunikasi. Seperti yang dikatakan Liliweri 1991:17 bahwa: “Komunikasi antarpribadi
menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan”.
Sedangkan menurut Onong U Effendy 1986:61, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara tatap muka, bisa melalui medium umpamanya telepon. Sifatnya dua arah atau timbal balik. Lebih lanjut Effendy
menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi ini dikatakan efektif dalam merubah prilaku orang lain apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dipercayakan.
Komunikasi antarpribadi dapat berupa penyampaian pesan pada sekelompok orang sesuai dengan pendapat De Vito dalam Pratikno, 1987:42 yang menyatakan:
“Interpersonal communication the sending of message by one person and the receiving of message by another person, of small group of person with some effect and some
immediate feedback”. Komunikasi antarpersonal adalah pengiriman pesan-pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Everett M. Rogers dalam Liliweri 1991:16 bahwa komunikasi antarpribadi merupakan aspek yang sangat penting dalam teori komunikasi. Oleh sebab
itu perlu diadakan studi lebih lanjut tentang cara yang terbaik untuk memanfaatkannya. Penulis menganalisis teori – teori yang ada kaitannya dengan komunikasi antarpribadi.
Sekalipun terdapat peranan diantara keduanya, namun mereka harus dapat saling melengkapi. Selanjutnya ditunjukkan juga bagaimana kedua jenis komunikasi tersebut
saling berhubungan dalam rangka menciptakan komunikasi yang lebih baik.
II.2.2 Elemen – elemen Komunikasi Antar Pribadi
Apabila kita perhatikan batasan komunikasi antar pribadi dari De Vito tersebut, maka kita dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di dalammnya.
Dengan menguraikan elemen-elemen yang ada didalamnya dapatlah diuraikan proses- proses komunikasi antar pribadi yakni :
a. Adanya pesan Pesan ialah semua bentuk komunikasi baik verbal, maupun non verbal. Dan yang
dimaksud komunikasi verbal disini ialah komunikasi lisan., non verbal ialah komunikasi dengan symbol, isyarat, sentuhan, perasaan, dan penciuman
b. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil orang. Yang dimaksud dengan orang ialah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling
sedikit akan melibatkan dua orang, tetapi mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil orang.
c. Adanya penerimaan pesan Yang dimaksud dengan penerimaan pesan ialah bahwa dalam suatu komunikasi
antar pribadi, tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh seseorang harus diterima oleh orang lain. Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang sedang memakai
telepon dan mendengarkan musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar
Universitas Sumatera Utara
atau tidak dapat diterima oleh orang tersebut, dengan demikian komunikasi antar pribadi tidak akan terjadi.
d. Adanya efek Dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mengkin berupa
suatu persetujuan mutlak atau ketidaksetujuan mutlak, mungkin berupa suatu pengertian persetujuan mutlak atau ketidaksetujuan mutlak pula. Dengan demikian
si penerima tentu akan terpengaruh pula oleh pengiriman komunikasi oleh komunikator.
e. Adanya umpan balik Yang dimaksud dengan umpan balik ialah pesan yang dikirim kembali oleh si
penerima, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bias berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata, senyuman,
anggukkan kepala atau gelengan kepala.
II.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Antar pribadi
Ciri-ciri Komunikasi interpersonal menurut Widjaja 1991:139 adalah sebagai berikut:
a. Keterbukaan, merupakan segala gagasan, ide atau permasalahan dan kendalanya diungkapkan secara terbaku dan bebas, karena antara komunikan
dan komunikator harus saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing. b. Empati, merupakan pesan-pesan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan
penuh perhatian oleh kedua-belah pihak tanpa berpura-pura. c. Dukungan, merupakan ide atau gagasan yang dikemukakan hendaknya
mendapatkan dukungan dari kedua-belah pihak, dengan adanya dukungan tersebut akan menimbulkan semangat dalam melaksanakan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
d. Rasa positif, merupakan rasa positif yang timbul di dalam berkomunikasi sehingga dapat menghindari hal-hal yang mengakibatkan pihak-pihak yang
berkomunikasi berprasangka atau curiga dengan yang lain. e. Kesamaan, merupakan komunikasi yang berlangsung akan terasa terjalin akrab
dan kuat antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan Reardon dalam Liliweri, 1991:13 telah mengemukakan enam ciri-
ciri komunikasi antarpribadi yaitu : 1. Dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong.
2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 3. Kerap kali berbalas-balasan.
4. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit 2 orang antar pribadi. 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan.
6. Menggunakan lambing-lambang yang bermakna. Dari ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang telah dikemukakan dapat dijelaskan
agar tujuan komunikasi antarpribadi tercapai maka pimpinan sebagai komunikator harus bisa menarik perhatian bawahannya sebagai komunikannya tentang suatu pesan sehingga
terjalin suatu kontak langsung dalam bentuk tatap muka yang dapat merubah prilaku komunikan, dan hubungan ini akan menimbulkan efek dan umpan balik yang langsung.
II.2.4 Teknik Komunikasi Antar Pribadi
Agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan, maka diperlukan suatu teknik berkomunikasi yang baik. Menurut The Liang Gie dalam
Wursanto 1997:107-108 teknik diartikan sebagai cara yang tepat untuk mengerjakan sesuatu, biasanya merupakan kecakapan yang dimiliki oleh orang yang tergolong ahli.
Teknik berbicara menyangkut cara atau kemampuan seseorang dalam mengutarakan
Universitas Sumatera Utara
pendapat, pikiran, melalui ucapan kata-kata yang baik, benar, sehingga apa yang diucapkan itu mengandung suatu pengertian yang jelas. Frekwensi penyampaian pesan
juga berpengaruh dalam keefektifan komunikasi, semakin sering pesan itu disampaikan maka semakin besar kemungkinan pesan itu diterima oleh komunikan.
Menurut Cangara 1998:37, syarat seseorang komunikator adalah mempunyai kekuatan yang artinya seorang komunikator mempunyai kekuatan untuk menyampaikan
pesan secara baik kepada komunikan. Ketika melakukan aktivitas komunikasi, pesan yang kita sampaikan harus jelas
dan dapat dimengerti oleh komunikan, sehingga tidak menggangu atau menghambat jalannya komunikasi. Oleh karena itu maka pesan-pesan yang akan disampaikan harus
disusun dengan baik. Wilbur Schramm dalam Effendy, 1981:37 menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi
jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan
untuk memberi tanggapan yang dikehendaki. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan akan dapat
diterima dengan baik oleh komunikan apabila komunikan mengerti atau memahami isi
Universitas Sumatera Utara
pesan tersebut. Jadi factor komunikan juga mempengaruhi proses komunikasi. Tanda- tanda komunikasi yang efektif adalah paling tidak menimbulkan lima hal yaitu :
pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan Tubbs and Moss, dalam Rakhmat,1991:13. Kelima hal ini saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, dimana tindakan sebagai wujud keterpengaruhan tertinggi. Terciptanya pengertian biasanya akan menimbulkan kesenangan untuk menerima seluruh
informasi, selanjutnya terjadi perubahan sikap. Timbul perasaan menghargai informasi yang berarti mengerti akan komunikator, terbentuklah hubungan baik sehingga mempu
menggerakkan komunikan untuk bergerak atau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.
Menurut Suwardi 1978:45 sifat persuasif dalam komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Informasi yang disampaikan harus didasarkan pada khalayak atau sasarannya. b. Komunikasi harus selalu berupaya membentuk pendapat yang positif dari
sasarannya, dengan memberikan rangsangan atau stimuli. c. Mendorong pihak sasaran untuk ikut serta.
d. Keikutsertaan ini akan merangsang terjadinya perubahan sikap. e. Bila perubahan sikap telah terjadi, maka pembinaan perlu dilakukan agar
partisipasi itu terpelihara. Selanjutnya Liliweri mengatakan dalam melakukan komunikasi antar pribadi ini,
terdapat berbagai factor yang mempengaruhi berkembangnya komunikasi antar pribadi tersebut, antara lain Liliweri, 1991:17.
1. Persepsi Sosial
Dapat dikatakan sebagai kesadaran dan penilaian individu akan adanya orang lain atau perilaku orang lain yang terjadi disekitarnya. Selain itu persepsi social dapat juga
Universitas Sumatera Utara
dikatakan sebagai penilaian terhadap penampilan fisik physical appereance dan ciri-ciri perilaku orang lain. Dalam pembentukan persepsi sosial dari seseorang, ada beberapa
faktor yang turut mempengaruhinya antara lain : a. Stereotip
Pandangan individu mengenai ciri-ciri tingkah laku sekelompok orang tertentu seperti kelas ekonomi, pendidikan, bentuk tubuh, jenis kelamin dan sebagainya
sangat mempengaruhi kesan pertama individu tersebut. Misalnya saja bila seseorang bertemu dengan orang batak, maka gambarannya terhadap orang
tersebut dipengaruhi oleh gambaran stereotip yang dimiliki orang tersebut terhadap orang batak seperti, orang batak itu keras, suka berbicara terus terang
dan sebagainya. b. Persepsi diri
Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri ternyata juga sangat mempengaruhi pembentukan kesan pertama terhadap orang lain. Beberapa
penelitian, antara lain penelitian yang dilakukan Gage dan Cronbach 1995 menunjukkan adanya kecenderungan seseorang untuk melihat kesamaan yang ada
antara individu dengan orang asing yang ditemuinya. Misalnya, orang asing yang dianggap mempunyai kesamaan dengan dirinya sendiri, akan memunculkan
kesan yang berbeda dibandingkan dengan orang asing yang sama sekali berbeda dengan dirinya.
c. Situasi dan kondisi yang ada Situasi dan kondisi dimana kita menjumpai seseorang juga memberikan kesan
yang berbeda terhadap orang tersebut. Misalnya saja A bertemu dengan B sedang shalat di Mesjid, akan berbeda bila dibandingkan dengan bila A bertemu C saat
sedang mabuk-mabukkan disebuah warung pinggir jalan.
Universitas Sumatera Utara
d. Ciri-ciri yang ada dalam diri seseorang Ciri khas individual, termasuk didalamnya ciri-ciri fisik seseorang jelas sangat
mempengaruhi kesan pertama kita terhadap seseorang, dengan kata lain juga akan mempengaruhi persepsi sosial kita misalnya saja bila kita bertemu dengan orang
yang ramah dan sopan tentu akan menampilkan kesan berbeda bila dibandingkan ketika kita bertemu dengan orang yang urakan dan sombong.
2. Daya Tarik Interpersonal
Bila persepsi seseorang memberikan kesan pertama terhadap orang lain, maka dalam kaitan pengembangan hubungan antar pribadi, peranan daya tarik interpersonal
Interpersonal Attraction juga menempati posisi yang penting dalam perkembangan
hubungan antar pribadi tersebut. Daya tarik interpersonal itu sendiri, merupakan evaluasi positif dan negatif seseorang terhadap orang lain.
Hal yang mempengaruhi daya tarik interpersonal : a. Kesamaan sikap
Seseorang cenderung menyukai orang lain yang mempunyai kesamaan sikap dengan dirinya. Seringkali, semakin besar kesamaan sikap antara mereka, maka
semakin kuat daya tarik interpersonalnya. b. Daya tarik fisik
Pada umumnya lebih berpengaruh untuk kesan pertama, tetapi untuk kesan selanjutnya biasanya daya tarik fisik berkurang kekuatannya. Posisi daya tarik
fisik pada pertemuan-pertemuan selanjutnya mulai digantikan oleh kehadiran ciri-ciri kepribadian, kecerdasan, kebiasaan dan sebagainya.
c. Respon efektif terhadap orang lain Perasaan seseorang terhadap orang lain ternyata mempunyai kekuatan yang
cukup besar dalam membantu mengembangkan hubungan interpersonal yang
Universitas Sumatera Utara
lebih jauh. Meskipun mereka berbeda pandangan pada beberapa isu tertentu, misalnya saja tidak ada kesamaan pandangan mengenai kawin campur,
perceraian, kesehatan anak dan sebagainya. Tetapi bila mereka saling mengagmi, hubungan mereka seringkali dapat juga menjadi akrab. Sehingga dalam hal ini,
respon aktif seseorang terhadap orang lain memainkan peranan untuk membantu mereka membina hubungan antar pribadi interpersonal.
3. Sikap ataupun Prasangka
Prasangka prejudice merupakan penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta ataupun informasi yang tidak lengkap. Bila seseorang berprasangka, maka sebelum
orang itu tahu benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya mengenai hal tersebut dan berdasarkan pandangannya itu membentuk sikapnya.
II.3 Komunikasi dalam Organisasi