33
51,28 33,06
12,86 2,03
0,40 0,40
Antimikobakt eri β- Laktam
Antibiot ik kombinasi
Makrolida Aminoglikosida
Quinolon
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah sakit umum swasta, Klepu, Godean, Yogyakarta, pada pasien rawat jalan pediatri dengan usia 1-12 tahun pada
periode Juli 2007-Juni 2008, data diperoleh dengan melihat catatan medik pasien rawat jalan pediatri baik pasien dokter anak, dokter penyakit dalam, dokter bedah,
kebidanan, dokter gigi, dokter THT, dokter umum dan dokter penyakit jiwa. Data yang diambil adalah lembar catatan medik yang memberikan terapi antibiotik
berjumlah 616 lembar dengan jumlah item keseluruhan 1659 item maka diperoleh rata-rata item per lembar resep 2,69
≈ 2,7 itemlembar.
A. Golongan dan Jenis Antibiotik yang diresepkan.
Antibiotik yang diresepkan 739 item obat dari 616 lembar resep, terbagi dalam 6 golongan antibiotik yaitu golongan antimikobakteri, golongan
β-laktam, antibiotik kombinasi, golongan makrolida, golongan aminoglikosida dan golongan
quinolon, seperti yang tertera dalam gambar I dibawah ini:
Sumber: data yang diolah
Gambar 1. Persentase golongan antibiotik pasien pediatri yang diresepkan
34 Antibiotik yang diresepkan 739 item terbagi dalam 6 golongan dan 10
jenis antibiotik. Golongan antibiotik yang digunakan dalam terapi terbagi dalam 6 golongan antibiotik dan yang paling banyak digunakan adalah golongan
antimikobakteri sebanyak 379 51,28 terdiri dari 271 rifampisin, 100 pirazinamida PZA, dan 8 isoniasid INH, antibiotik tersebut diindikasikan untuk
TBC dan semuan obat memakai nama generik; yang kedua adalah golongan β-
Laktam yang terbagi menjadi dua, yaitu penisilin berjumlah 243 32,92 terdiri dari 155 Amoxsan, 47 amoksisilin, 35 Opimox, 5 Kalmoxicilin, 1 ampisilin, dan
sefalosporin yaitu 1 0.14 sefadroksil. Golongan β-Laktam 244 item, yang
memakai nama generik 53 item amoksisilin dan 209 memakai nama dagang Amoxsan, Klmoxicilin, Opimox, golongan yang ketiga adalah antibiotik kombinasi
berjumlah 95 12,86 terdiri dari 86 Bactricid dan 9 kotrimoksasol, dari 95 yang memakai nama generik 9 item kotrimoksasol dan 86 item menggunakan nama
dagang Bactricid, untuk golongan β-Laktam dan antibiotik kombinasi ada 339 item
antibiotik, yang memakai nama generik 44 item antibiotik amoksisilin dan kotrimoksasol dan 295 item antibiotik memakai nama dagang yaitu golongan
β- Laktam Amoxsan, Kalmoxicilin, Opimox dan antibiotik kombinasi Bactricid, hal
tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut lebih banyak menggunakan antibiotik dengan nama dagang dibandingkan nama generik; golongan keempat
berjumlah 14 2,03 yaitu golongan makrolida eritromisin; golongan kelima berjumlah 3 0,40 yaitu golongan aminoglikosida gentamisin; dan golongan
keenam berjumlah 3 0,40 yaitu golongan quinolon siprofloksasin, ketiga
35 golongan tersebut semuanya memakai nama generik. Golongan dan jenis antibiotik
yang diresepkan dapat dilihat dalam tabel II di bawah ini:
Tabel II. Golongan dan Nama Antibiotik Pasien Pediatri yang diresepkan
No Golongan antibiotik
Nama generik Nama dagang
Jumlah Persentase
∑ golongan
1 Antimikobakteri: Rifampisin
Isoniazid Pirazinamida
271 8
100 36,64
1,08 13,56
51,28
2 β-laktam
1.a. Pinisilin 1.b. Sefalosporin
Amoksisilin Ampisilin
Sefadroksil Amoxsan
Opimox Kalmoxicilin
47 155
35 5
1 1
6,36 20,95
4,79 0,68
0,14 0,14
33,06
3 Antibiotik Kombinasi
Kotrimoksasol Bactricid
9 86
1,22 11,64
12,86 4
Makrolida Eritromisin
15 2,03
2,03 5
Aminoglikosida Gentamisin
3 0,40
0,40 6 Quinolon
Siprofloksasin 3
0,40 0,40
Jumlah 739
100,00 100,00
Hasil penelitian menujukkan bahwa pasien pediatri rawat jalan di rumah sakit tersebut 51,28 menerima terapi untuk penyakit TB dengan antibiotik
antimikobakteri. Antibiotik tersebut berdaya kerja sebagai bakterisid yang berefek menghambat pembelahan bakteri dengan mekanisme kerja menghambatmenggangu
sintesis asam nukleat sel mikroba Wattimena, 1991. Penggunaan antibiotik penisilin sebesar 32,92 . Antibiotik tersebut
berdasarkan manfaat dan sasaran kerjanya termasuk antibiotik berspektrum luas yang bekerja dengan cara menginhibisi sintesis atau mengaktifkan enzim yang merusak
dinding bakteri, sehingga menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak dan sering kali lisis Wattimena, 1991. Peresepan antibiotik kombinasi dengan komposisi
36 kombinasi sulfametosasol SMZ dan trimetoprim TM dengan perbandingan 5:1
sebesar 12,86. B. Diagnosis Penyakit dari Antibiotik yang diresepkan
Tepat indikasi dapat dilihat dari diagnosis penyakit dari terapi antibiotik yang diberikan. Kesesuaian antara penyakit yang diderita dengan terapi yang di
berikan kususnya peresepan antibiotik bagi anak-anak perlu dikaji, karena kesalahan atau ketidaktepatan diagnosis dengan terapi yang diberikan dapat berakibat fatal.
Antibiotik hanya bermanfaat dengan baik bila penyakit tersebut karena infeksi oleh bakteri, bukan karena virus atau penyebab lain, data diagnosis penggunaan antibiotik
yang diresepkan dapat dilihat pada tabel III berikut:
Tabel III. Diagnosis dan Terapi Antibiotik yang diresepkan
No Indikasi Antibiotik Item
∑ keseluruhan
Persentase 1 TBC
RIF INH
PZA 271
8 100
379 51,28
2 Menurut Handrawan 2007, ISPA
dibagi menjadi: 1.Batuk, pilek panas 2.Pharingitis infeksi di tenggorokan
3.Rinopharingitis infeksi di hidung
dan tenggorokan, 4.Tonsilopharingitis infeksi di kelenjar amandel selain
tenggorokan Amoksisilin
Kotrimoksasol Eritromisin
Cefadroksil 173
38 11
1 234
31,66
3 Gangguan pencenaan:
• Diare, muntah • Muntah, pusing, Pilek panas, sakit
perut abdominal pain • BAB lembek, berlendir, leukosit
+, eritrosit +, ada bakteri dalam feses
Ciprofloksasin Amoksisilin
Kotrimokasol 32
3 3
38 5,14
4 Obs. Febris
Amoksisilin kotrimokaasol
26 5
31 4,19
5 Infeksi saluran kemih ISK
Amoksisilin Kotrimoksasol
7 5
12 1.62
37
6 Asma bronkiole
bronkiole asmatikus Amoksisilin
Kotrimoksasol Eritromisin
6 3
1 10
1,35 7
Luka dan luka di kepala dibagian V. Laceratum bagian kiri
Amoksisilin 10
10 1,35
8 Impertigo Amoksislin
Eritromisin Gentamisin
sulf 1
1 1
3 0,40
9 Varicella cacar air
Kotrimoksasol Amoksisilin
1 2
3 0,40
10 Panas dan sariawan
Amoksisillin 3
3 0,40
11 Dermatitis Eritromisin
Gentamisin sulf
1 1
2 0,27
12 Demam Typoid
demam enterik Amoksisilin
2 2
0,27 13
Otitis media Amoxicillin
2 2
0,27 14 Vlact
Amoksisilin 1
1 0,14
15 V. Excariasis
Amoksisilin 1
1 0,14
16 Rhinitis Kotrimoksasol 1
1 0,14
17 Enteritis Kotrimoksasol 1
1 0,14
18 Ada bintil kuning di kaki
Gentamisin sulf
1 1 0,14 19
Hipertropitonsil Amoksisilin
1 1
0,14 20
Phimosis Amoksisilin
1 1
0,14 21
Syndrom Neprotik Ampisilin
1 1
0,14 22
Caritatis dentis Amoksisilin
1 1
0,14 Jumlah
739 739
100,00
Persentase diagnosis dari penggunaan antibiotik yang diresepkan dapat dilihat dalam gambar 2. berikut:
38
51,28 31,66
5,14 4,19
7,73 T BC
ISPA Gangguan
pencernaan Obs. Febris
lain-lain
Sumber: data yang diolah
Gambar 2. Persentase indikasi antibiotik yang diresepkan
Indikasi dari 739 antibiotik yang digunakan sebanyak 379 51,28 dengan Indikasi TBC, 234 31,66 dengan indikasi ISPA, 34 5,14 dengan
indikasi gangguan pencernaan, 31 4,19 dengan indikasi obstruksi febris demam, dan 61 7,73 dengan indikasi yang bermacam-macam antara lain asma
bronkiale, ISK infeksi saluran kemih, luka dan luka di kepala dibagian v. laceratum bagian kiri, impertigo, varicella cacar air, panas dan sariawan, dermatitis, demam
typoid demam enterik, otitis media, vlact, v. exscariasis, rhinitis enteritis, bintil kuning di kaki, hipertropitonsil, phimosis, syndrom neprotik, dan caritatis dentis.
Indikasi Pengunaan antibiotik yang tertinggi untuk TBC sebesar 51,28 dengan jenis antibiotik rifampisin, isonoasid INH, dan pirazinamida PZA.
Antibiotik yang di resepkan tersebut merupakan satu paket terapi untuk tuberkulosis pada bulan-bulan pertama yang dikenal dengan triple drug untuk dapat benar-benar
mematikan bakteri mikobakterium tuberkulosa penyebab penyakit TBC. Anak-anak pada dua bulan pertamafase awal diberi INH, rifampisin, dan pirazinamid, kemudian
empat bulan berikutnya diberi INH, dan rifampisin Anonim, 2000.
39 Hasil penelitian menunjukkan ada 100 pirazinamida yang diresepkan
untuk anak-anak padahal terapi dengan pirazinamida untuk anak-anak tidak dianjurkan karena tidak ada dosis tertentu yang telah ditetapkan Wattimena, 1991.
Indikasi kedua dalam peresepan antibiotik sebesar 31,66 untuk infeksi saluran pernafasan akut ISPA terdiri dari: 1. batuk, pilek, panas, 2. pharingitis
infeksi di tenggorokan, 3. rinopharingitis infeksi di hidung dan tenggorokan, 4. tonsilopharingitis infeksi di kelenjar amandel selain tenggorokan. Jenis antibiotik
yang digunakan antara lain amoksisilin, Bactricid, kotrimoksasol, eritromisin, dan sefadroksil. Penggunan antibiotik dengan diagnosis ISPA tersebut, tidak didukung
hasil pemeriksan laboratorium yang menunjukkan terjadinya infeksi oleh bakteri, antibiotika hanya bermanfaat dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat
membunuh virus. Penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit- penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, untuk pilek, batuk, dan radang
tenggorokan yang terinfeksi bakteri biasanya dahak atau cairan hidungnya berwarna kuning atau hijau, sedangkan yang disebabkan oleh virus biasanya dahak atau cairan
hidung berwarna bening atau putih Purnamawati, 2008. Antibiotik dibutuhkan bila batuk dan pilek berkelanjutan selama lebih 10 – 14 hari yang terjadi sepanjang
haribukan hanya pagi atau malam saja Widodo, 2006 Indikasi ketiga sebesar 38 5,14 untuk gangguan pencenaan, terdiri
dari diare, muntah, pusing, pilek panas, sakit perut abdominal pain, dan BAB lembek, berlendir, leukosit +, eritrosit +, ada bakteri dalam feses. Dari 38 item
antibiotik yang diresepkan yang diagnosisnya disertai dengan data laboratoriun hanya
40 4 item antibiotik Bactricid dan siprofloksasin dengan diagnosis BAB lembekdiare,
berlendir, leukosit +, eritrosit +, ada bakteri dalam feses, kalau dilihat dari hasil pemeriksaan tersebut maka penggunan antibiotik diperlukan, karena diketahui dalam
fesesnya terdapat bakteri, tanda-tanda fisik yang kelihatan bila diare disebabkan oleh bakteri biasanya disertai lendir dan darah, sedangkan yang disebabkan oleh virus
biasanya hanya ada sedikit lendir dan darah Purnamawati, 2008, indikasi untuk siprofloksain tepat yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri tetapi siprofloksasin
bukan pilihan pertama untuk anak-anak sehingga perlu hati-hati karena siprofloksasin memberi efek chondrotoxic, yang berpengaruh pada pertumbuhan
tulang anak, dan bila anak-anak sering diberi antibiotika penulangannya terganggu sehingga akan kerdiltidak bisa tumbuh sewajarnya Siswono 2008. 34 item tanpa
pemeriksaan lebih lanjut sehingga tidak diketahui penyebabnya, padahal pemberian antibiotik dan antidiare pada anak-anak yang menderita diare akut tidak diperlukan
yang dibutuhkan adalah asupan oralit sebagai pengganti cairan yang hilang supaya tidak terjadi dehidrasi, karena penggunaan antibiotik dan antidiare yang tidak tepat
dapat menimbulkan efek sampingadverse effect yang tidak diinginkan Siregar, 2006. Selain itu penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
peningkatan resistensi antibiotik, dan peningkatan biaya pengobatan Sjabana, 2006. Diagnosis keempat sebesar 31 4,19 untuk obstruksi febris demam,
biasanya demam yang disebabkan oleh virus mendadak tinggi dan disertai nyeri persendian, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri biasanya suhu tubuh bertahap
naik Purnamawati, 2008. Dari hasil penelitian tidak mencantumkan keterangan
41 tantang terjadinya demam secara bertahap atau tiba-tiba demam menjadi tinggi,
sehingga penyebab demam belum diketahui dengan pasti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa catatan medik yang diteliti sebagian
besar tidak disertai hasil pemeriksan laboratorium yang menunjukkan terjadinya infeksi oleh bakteri, dalam pemeriksaan laboratorium pada infeksi bakteri biasanya
terdapat peningkatan jumlah lekosit sel darah putih melebihi angka normal dalam pemeriksaan darah rutin Purnamawati, 2008, Hal ini terjadi pada penggunaan
antibiotik dengan infeksi ringan seperti infeksi saluran pernafasan akut ISPA atau penyakit gangguan pencernaan seperti diare cair, muntah atau sakit perut.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi dan tidak tepat dosis dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh anak sehingga imunitas anak akan
turun, dan mudah terserang penyakit lagi, bila anak mengalami infeksi oleh bakteri yang sama dibutuhkan antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi Anonim, 2008.
C. Dosis dan Regimen Dosis dalam Penggunaan Antibiotik Regimen obat dibagi menjadi 6 yaitu: