3. Pedang
4. Sandal
5. Pilar
6. Hanger
7. Baju
8. Tangga
9. Timbangan
10. Rambut
Penempatan sebuah tanda menjadi ikon, indeks, dan simbol tergantung dari kebutuhan dan sudut pandang khalayak point of interest yang memaknainya.
Sehingga penempatan tanda-tanda dalam cover majalah tersebut, di atas, yang mana sebagai ikon, mana sebagai indeks dan mana sebagai simbol tersebut hanya
sebagai subyektifitas peneliti, bukan menjadi sesuatu yang mutlak, karena hal ini kembali lagi kepada sudut pandang khalayak yang memaknai karikatur pada cover
majalah Tempo edisi Januari 2010 sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam peneltian ini dilakukan pengamatan secara langsung karikatur “Artalyta Suryani” pada cover majalah Tempo edisi Januari 2010.
Pengumpulan data dalam penelitian ini, melalui penggunaan bahan dokumenter seperti majalah, studi keperpustakaan, bahan-bahan yang dapat dijadikan referensi
serta penggunaan internet. Selanjutnya data-data akan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotik Pierce dan data dari penelitian ini kemudian akan
digunakan untuk mengetahui penafsiran makna karikatur “Artalyta Suryani” pada cover majalah Tempo edisi Januari 2010.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini
disebabkan adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi jawaban terhadap objek yang diteliti. Analisis
data dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan model semiotik dari Charles Sanders Pierce, yaitu sistem tanda sign dalam karikatur yang dijadikan korpus
sample dalam penelitian, dikategorikan kedalam tanda dengan acuannya yang dibuat oleh Charles Sanders Pierce terbagi kedalam tiga kategori yaitu ikon icon,
indeks index, dan simbol symbol. Dengan studi semiotik penelitian dapat memaknai gambar dan pesan yang
terdapat dalam karikatur “Artalyta ‘Ayin’ Suryani” serta membentuk berbagai pemaknaan terhadap karikatur ini. Cover majalah Tempo edisi Januari 2010 ini
akan diinterpretasikan dengan cara mengidentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran karikatur, untuk mengetahui maknanya.
Untuk mengetahui hubungan antara tanda, penggunaan tanda dan realitas eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan model semiotik dari Pierce.
Sistem tanda gambar, warna, perilaku non verbal dan atribut pendukung yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif karikatur “Artalyta Suryani” pada cover majalah Tempo edisi Januari 2010.
Terkait dalam penelitian ini, untuk mengetahui isi pesan dalam karikatur surat pembaca, peneliti mengamati signs atau system tanda yang tampak dalam cover,
kemudian memaknai dan menginterpretasikannya dengan menggunakan metode semiotik Pierce, yang terdiri dari:
1. Obyek
Adalah gambar atau karikatur itu sendiri. Obyek dalam penelitian ini adalah karikatur “Artalyta Suryani” pada cover majalah Tempo edisi Januari
2010. 2.
Sign Adalah segala sesuatu yang ada dalam gambar karikatur tersebut. Sign
dalam penelitian ini adalah seorang perempuan, Artalya Suryani yang sedang memegang pedang patah dan sebuah timbangan yang dimasing-masing
timbangan tersebut terdapat sebuah palu dan di sisi lain terdapat beberapa lembar uang kertas yang sebagian berterbangan, hanger, baju, palu, sandal,
pilar dan tangga. 3.
Interpretant Adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang obyek yang
dirujuk sebuah tanda. Interpretant dalam penelitian ini adalah hasil interpretasi peneliti.
Berdasarkan obyeknya Pierce membagi tanda atas icon ikon, index indeks, symbol simbol. Ketiga kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Ikon icon
Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan
antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon dalam karikatur pada cover majalah Tempo edisi Januari 2010 tersebut adalah
seorang wanita yang mengenakan baju, rol rambut, dan sandal yang sedang memegang pedang ditangan kanan dan memegang timbangan ditangan kiri,
berjalan menuruni tangga, yang dibelakangnya terdapat dua buah pilar. 2.
Indeks index Adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda
dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Indeks dalam karikatur cover majalah
Tempo, timbangan seimbang, memegang pedang patah, anak tangga ketiga, sandal lepas, uang terbang, baju berkibar dan kain putih terjuntai dipedang,
langit berwarna orange yang berawan, rambut yang di rol, wajah yang tersenyum dan bayangan.
3. Simbol symbol
Adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena,
hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat. Simbol dalam karikatur yang dimuat pada cover majalah Tempo ini adalah palu, uang,
pedang, sandal, pilar, hanger, baju, tangga, timbangan, dan rambut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data
4.1.1 Pemaknaan Terhadap Karikatur “ARTALYTA ‘AYIN’ SURYANI” Karikatur “ARTALYTA ‘AYIN’ SURYANI” yang menjadi objek penelitian
ini dimuat pada rubrik opini majalah Tempo edisi Januari 2010. Gambar yang mengangkat masalah permaianan hukum. Dimana dalam gambar ini
menggambarkan seorang mafia hukum Artalyta ‘Ayin’ Suryani, adalah dengan menggunakan tanda dan atribut-atribut lain sebagai pendukung kejelasan karikatur
tersebut. Karikatur yang diberi judul “ARTALYTA ‘AYIN’ SURYANI” tersebut
adalah sebagai suatu reaksi atau refleksi terhadap fenomena yang sedang berkembang dan menonjol ditengah masyarakat pada awal Januari 2010 kemarin,
yaitu tentang ketidak adilan aparat hukum, dengan menampilkan citra atau image dari seorang Artalyta ‘Ayin’ Suryani. Karikatur ini merupakan salah satu bentuk
pesan dalam bentuk non verbal yang memang diciptakan dengan kesengajaan agar pembaca dapat dengan aktif memahami pesan yang terkandung didalamnya.
Karikatur “ARTALYTA ‘AYIN’ SURYANI” diciptakan sebagai sebuah wahana untuk memberikan informasi kepada masyarakat seputar kabar tentang
masih adanya mafia hukum di tanah air, yang membuktikan bahwa uang masih bisa dengan leluasa berbicara di lembaga pertahanan hukum.