Indeks Analisis Pemaknaan Karikatur “ARTALYTA ’AYIN’ SURYANI“

selayaknya orang normal yang tanpa batasan. Dengan caranya mempermainkan hukum yang seharusnya menaungi wanita tersebut. Sementara itu, mata Artalyta digambarkan sedang melihat ke arah depan, yaitu terlihat dari pandangan mata yang lurus ke depan. Penggambaran mata tersebut dikonotasikan bahwa Artalyta tetap dapat mengikuti perkembangan dunia luar dengan mudah, dengan menggunakan laptop dan mengaktifkan koneksi Internet. Selain itu ia juga masih bisa mengawasi kinerja karyawan yang berjumlah 8000-an orang. Tanpa canggung jika ada inspeksi mendadak dari pihak luar. Satuan tugas lebih sering berkutat dengan lingkungan ranah hukum yang tercerminkan lewat dua buah pilar. Pilar tersebut sedikit menggambarkan bahwa background karikatur tersebut berada di lingkungan ranah hukum, dimana kebanyakan bangunan yang menggunakan pilar di Indonesia adalah badan peradilan yang bergerak dibidang hukum.

4.3.2 Indeks

Indeks adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi penanda yang mengisyaratkan penandanya. Atau tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal hubungan sebab akibat. Indeks dalam karikatur ini adalah timbangan seimbang, memegang pedang patah, anak tangga ketiga, sandal lepas, uang terbang, baju berkibar, kain putih terjuntai dipedang, langit berwarna orange yang berawan, rambut yang dirol, wajah yang tersenyum dan bayangan. Artalyta memegang pedang pada tangan bagian kanan yang menandakan bahwa keberadaan pedang tersebut menunjukkan sesuatu yang mengarah pada sisi positif. Akan tetapi makna ini menjadi negatif karena pedang tersebut dalam posisi patah. Pedang sendiri direpresentasikan sebagai kekuatan. Sedangkan patah adalah sesuatu pada benda yang tidak menjadi satu lagi atau terpisah. Jadi jika diartikan secara keseluruhan adalah kekuatan yang patah. Dan jika dihubungkan dengan Artalyta adalah kekuatan hukum yang berhasil ia patahkan. Timbangan seimbang juga menjadi indeks dalam karikatur ini, hal ini disebabkan karena pada dasarnya timbangan jenis mekanik yang dibuat dari besi ini harus imbang antara sisi kanan dengan sisi kiri. Tidak pernah kita temui timbangan dengan daya linieritas yang tidak bagus. karena itu jika kita hubungkan dengan Artalyta, pada gambar tersebut timbangan terlihat seimbang antara sisi kanan dan sisi kiri, atau dengan kata lain massa uang sama beratnya dengan massa palu milik hakim. Yang dapat diartikan bahwa hukum dapat diperjual belikan, jumlah uang yang digunakan juga tergantung dari besar atau tidaknya kasus yang sedang berlangsung. Dalam persidangan, palu sidang mempunyai peranan penting untuk kelancaran sidang. Mulai dari penempatan, pemegangan sampai pada penggunaan, ketukkannya juga mempunyai etika sendiri, jika salah menggunakan atau mengetuk palu bisa mengakibatkan ketegangan-ketegangan diantara peserta siding. Adapun penggunaan ketukan palu sidang adalah sebagai berikut: 1. Satu kali ketukan 1 X a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang. b. Mengesahkan keputusan poin per point. c. Memberikan perhatian kepada peserta sidang untuk tidak gaduh. d. Menschorsing atau mencabut kembali schorsing sidang yang lamanya 1 X 15 menit. e. Mencabut kembali membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru. 2. Dua kali ketukan 2 X a. Schorsing sidang yang lamanya 2 X 15 menit atau 2 X 30 menit atau lebih. 3. Tiga kali ketukan 3 X a. Membuka dan menutup sidang. b. Mengambil keputusan mengesahkan hasil keputusan sidang akhir secara keseluruhan. Uang dalam pecahan dollar tersebut terbang karena terbuat dari kertas, uang kertas adalah jenis uang kartal yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Masing-masing negara memiliki mata uangnya masing-masing. Indonesia dalam bentuk Rupiah, sedangkan Dollar adalah mata uang dari negara Amerika dengan lambang Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya yang menyerupai kertas. Selain itu massa uang kertas lebih ringan jika dibandingkan dengan massa angin. Baju tersebut terlihat tipis, ini dapat dilihat dari terbentuknya badan pengguna ketika terkena angin yang kencang. Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Selain itu menandakan juga bahwa Artalyta berada di tempat yang tinggi karena Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Siang menjelang sore, angin bergerak lebih cepat daripada malam hari, terlihat jelas dengan warna background berwarna orange yang sedikit berawan. Yang menunjukkan gambar tersebut dibuat dengan konsep siang menjelang sore, ditunjang dengan adanya bayangan di kaki dan dibawah sandal. Bayangan yang terdapat dibawah sandal Artalyta merupakan bayangan pada anak tangga ketiga. Fungsi anak tangga adalah sebagai pijakan penghubung antar lantai bawah dan lantai atas. Bentuk yang solid dan akurat memudahkan penyusunan dengan tingkat kerapian tinggi serta keragaman penyusunan anak tangga sesuai keinginan dan keterbatasan ruang. Anak tangga yang saling berhubungan inilah yang jika dihubungkan dengan Artalyta adalah salah satu aksesnya untuk mendapatkan kemewahan di dalam sel. Ketika menuruni tangga, sandal Artalyta terlepas. Faktor yang membuat sandal tersebut terlepas adalah karena model sandal tersebut hanya tertutup dibagian pnggung dan jemari tetapi terbuka dibagian tumit dan pergelangan kaki maka disebut selop. Atau sandal yang tidak memiliki pautan antara ibu jari dan jari lainnya yang fungsinya untuk menahan sandal agar tidak mudah terlepas ketika digunakan. Sandal tersebut terlepas pada bagian kaki sebelah kiri, sementara itu selama ini sisi kiri cenderung dipersepsikan dengan sesuatu yang sisi buruk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Menilik makna sandal yaitu sebagai pelindung kaki saat berjalan dan makna sandal berbentuk selop yang identik dengan aktifitas non formal atau tidak resmi, serta sisi kiri yang berarti sisi yang buruk, maka rangkaian gambar tersebut dapat menimbulkan suatu interpretasi atau makna. Makna rangkaian gambar tersebut adalah bahwa Artalyta berusaha melepaskan atau dengan mudah terlepas dari hukum yang mengikat sekalipun tertutup rapat atau tidak dapat ditembus. Kain putih yang terjuntai dipedang tersebut sebenarnya adalah penutup mata yang terlepas, karena pada dasarnya konsep pembuatan karikatur ini adalah Dewi Keadilan Romawi atau yang biasa disebut dengan Justitia atau Justice. Menurut sebagian pihak mata tertutup mencerminkan bahwa untuk menandakan bahwa keadilan itu harusnya ditegakkan dengan obyektif, tanpa ketakutan dan kecondongan terhadap siapa-siapa saja orangnya, tanpa memandang uang, tanpa memandang kekuasaan atau tanpa memandang kelemahan. Dan penutup mata yang terlepas tersebut adalah cerminan dari hukum di Indonesia, dengan mata terbuka, hukum dapat memilih siapa orang yang akan mereka adili. Hukum berjalan hanya bagi mereka yang lemah dan tidak punya, sedangkan bagi mereka yang pernah berkuasa atau berharta maka hukum menjadi mandul. Banyak contoh kasusnya dimana kita menyaksikan betapa cepat para penegak hukum bereaksi ketika mereka yang berkuasa atau mereka yang memiliki harta merasa dirinya terganggu atau teraniaya. Contohnya kasus Amir Mahmud sopir di BNN Badan Nasional Narkotika yang divonis 4 tahun penjara karena kedapatan menggelapkan ekstasi sebanyak 1 butir saja Jum’at, 13 November 2009: www.tempointeractive.com. Penggambaran wajah yang tersenyum juga salah satu indeks dari karikatur ini. Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia. Ekspresi wajah atau raut wajah merupakan perilaku non verbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui terdapat keadaan emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami secara universal: kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kemarahan, kejijikan dan minat. Ekspresi- ekspresi wajah tersebut dianggap “murni” sedangkan keadaan emosional lainnya misalnya malu, rasa berdosa, bingung, puas dianggap “campuran”, yang umunya lebih bergantung pada interpretasi Mulyana, 2001: 334. Raut wajah yang tersenyum yang menunjukkan bahwa wanita tersebut sedang senang, dengan tatapan mata yang mengikuti arah kepala mempunyai ekspresi bahwa wanita itu adalah “murni”, karena keadaan emosional kebahagiaan dan diartikan sebagai seorang wanita yang optimis dalam meraih apapun yang dia inginkan. Indeks terakhir dalam penelitian ini adalah bayangan. Bayangan yang dimaksud adalah bayangan yang terletak di bawah sandal dan baju yang berkibar milik Artalyta Suryani. Bayangan berwarna hitam dapat diartikan sebagai sesuatu yang negatif. Bayangan tersebut dapat diartikan sebagai ketakutan yang dimiliki oleh masyarakat dalam mempercayai hukum di Indonesia. Hal tersebut sangatlah wajar, apalagi banyak kasus-kasus tentang ketidak adilan hukum yang menghiasi media massa, baik media cetak maupun elektronik. Seperti contoh kasus Prita yang bersitegang dengan salah satu rumah sakit Internasional.

4.3.3 Simbol

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO “KESETRUM TENDER PROYEK LISTRIK” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2012 ).

1 1 92

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO “KESETRUM TENDER PROYEK LISTRIK”( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2012 ).

0 3 91

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

2 2 80

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 ).

0 1 95

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 )

0 0 16

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

0 2 23

KATA PENGANTAR - Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI

0 0 17

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO “KESETRUM TENDER PROYEK LISTRIK”( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2012 )

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO “KESETRUM TENDER PROYEK LISTRIK” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 16-22 Januari 2012 )

0 0 24