a. Kesadaran merek brand awareness, dapat dikelola dengan cara
meningkatkan secara terus manfaat produk terhadap konsumen. b.
Persepsi kualitas Perceived quality, dapat dikelola dengan cara menerapkan strategi differensiasi, strategi harga, melibatkan kelompok
kosumen yang sama dan menjaga kualitas produk sehingga sesuai harapan konsumen.
c. Asosiasi merek brand association, dapat dikelola dengan cara menciptakan
perasaan dan perilaku positif terhadap merek secara terus menerus. d.
Loyalitas merek brand loyalty, dapat dikelola dengan cara menciptakan tingkat pembeli kembali, menciptakan daya tarik kepada kosumen
perhatikan dan melibatkan konsumen serta pelayanan secara terus menerus, memberikan respon terhadap pesaing yang mengancam serta
berusaha untuk mengoptimalkan biaya pemasaran. e.
Aset merek lainnya other brand asset, dapat dikelola dengan cara menciptakan keunggulan bersaing terhadap produk-produknya.
2.5. Kesadaran Merek
Brand Awareness 2.5.1. Pengertian Kesadaran Merek
Kesadaran merek brand awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu Aaker, 1997. Dan merupakan
kekuatan keberadaan sebuah merek dalam pikiran pelanggan. Kekuatan tersebut
dilihat dari kemampuan pelanggan mengenal dan mengingat sebuah merek. Kesadaran merek dapat membantu mengkaitkan merek dengan asosiasi yang
diharapkan oleh perusahaan, menciptakan familiary pelanggan pada merek dan menunjukkan komitmen kepada pelanggan. Tingkat kesadaran merek berkisar
dari tingkat recognize the brand yaitu pelanggan dapat mengenal suatu merek sampai pada tingkat dimana merek menjadi dominant brand recalled, merek
sebagai satu-satunya yang diingat dan menjadi identitas katagori produk. Saat pengambilan keputusan pembelian konsumen dilakukan, kesadaran
merek memegang peran penting. Merek menjadi bagian dari consideration set sehingga memungkinkan preferensi pelanggan untuk memilih produk tersebut.
Pelanggan cenderung membeli merek yang sudah dikenal dan beranggapan merek yang sudah dikenal kemungkinan bisa diandalkan dan kualitas yang bisa
dipertanggungjawabkan Astuti dan Cahyadi,2007:147. Menurut Astuti dan Cahyadi 2007:151 indikator yang mempengaruhi
didalam pembentukan kesadaran merek adalah: a.
Kemampuan pelanggan menganali logo. b.
Kemampuan pelanggan mengingat salah satu iklan yang ditayangkan di televisi.
c. Kemampuan pelanggan mengingat model varian produk.
2.5.2 Kesadaran Merek Dalam Sebuah Tingkatan
Aaker 1997 menyatakan bahwa ada empat tingkatan kesadaran merek, mulai dari kesadaran merek tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai
berikut: 1.
Unaware Of Brand Tidak Menyadari Merek Unaware Of Brand yaitu tingkat dimana calon konsumen tidak menyadari
kehadiran suatu merek. 2.
Brand Recognition Pengenalan Merek Brand Recognition merupakan tingkat dimana ingatan konsumen terhadap
suatu merek akan muncul jika konsumen diberi bantuan agar dapat kembali mengingat merek tersebut. Tingkat ini merupakan tingkat minimal dari
kesadaran merek. 3.
Brand Recall Pengingatan Kembali Merek Brand Recall merupakan tingkat dimana konsumen dapat mengingat kembali
suatu merek tanpa adanya bantuan apapun, atau disebut juga unaided recall. 4.
Top Of Mind Puncak Pikiran Top Of Mind adalah tingkatan dimana suatu merek menjadi merek yang
disebutkan pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dalam tingkatan ini, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada
dalam benak konsumen. Kesadaran merek akan sangat berpengaruh terhadap ekuitas merek.
Selain itu kesadaran merek akan mempengaruhi persepsi dan tingkah laku
seorang konsumen. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah, maka dapat dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah.
2.6. Persepsi Kualitas Perceived Quality