1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan di bidang Ekonomi di berbagai negara semakin lama semakin ketat. Bahkan negara di wilayah ASEAN memulai babak dibentuknya
Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA yang beranggotakan 10 negara anggota ASEAN. Kesepakatan ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan
perekonomian di kawasan ASEAN dengan meningkatkan daya saing secara internasional agar pertumbuhan ekonomi merata. Selain itu tujuan utamanya
adalah untuk menuntaskan atau mengurangi kemiskinan. Di samping harapan tersebut tentunya tetap ada konsekuensi yang harus dihadapi yakni
perdagangan bebas berupa barang, jasa, dan tenaga terampil tanpa pajak. Dengan adanya MEA, Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan
negara ASEAN lain untuk memasarkan berbagai jenis produk, baik barang maupun jasa. Tidak hanya itu saja pengelolaan sumber daya alam yang tepat
juga dibutuhkan karena produk terkenal dari berbagai negara yang masuk ke Indonesia bisa menjadi ancaman karena mereka mampu membangun pabriknya
dan menjadi pesaing produk lokal. Harga pokok produksi merupakan salah satu bagian penting yang
diperlukan manajemen perusahaan untuk menentukan harga jual suatu produk. Mengapa beberapa produk dengan brand terkenal bisa berkualitas tapi lebih
murah dibanding produk buatan lokal? Bisa jadi barang berkualitas dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
harga terjangkau tercipta karena keakuratan penghitungan harga pokok produksi dapat dihasilkan penetapan harga jual yang tepat.
Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia begitu beragam salah satunya adalah Peternakan sapi perah. Seperti yang ditunjukkan oleh Badan
Pusat Statistik pada tahun 2009 populasi sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebanyak 5.495 ekor. Sejak erupsi gunung Merapi tahun
2010, populasi sapi perah sempat menurun menjadi 3.466 ekor. Lalu mulai tahun 2011 hingga 2015 kembali meningkat.
Lahan yang luas dan kualitas rumput yang baik di kawasan pegunungan dapat menjadi peluang untuk beternak sapi perah. Hal ini membuktikan bahwa
sektor peternakan khususnya untuk sapi perah cukup potensial untuk dikembangkan, ditambah lagi dengan kebutuhan hasil peternakan seperti susu
dan daging pada negara ini juga cukup tinggi bahkan untuk mencukupi dengan cara mengimpor dari negara lain. Sejauh ini produk olahan susu, baik untuk
susu segar langsung minum maupun yang diproduksi lagi menjadi susu kemasan laku di pasaran.
Berbagai jenis produk susu kemasan yang beredar di pasaran menyebabkan adanya persaingan harga. Produk yang sudah memiliki merek
dagang terkenal mampu bertahan dengan harga jual tinggi. Ini dikarenakan kualitas dianggap terjamin sehingga tidak terpengaruh dengan adanya pesaing
baru. Produk tersebut biasanya telah memiliki konsumen setia dan selalu melakukan inovasi agar tidak tertinggal dengan produk baru. Sedangkan untuk
produk baru yang sedang mencari pasar, berlomba-lomba menawarkan harga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jual terendah untuk menarik perhatian konsumen. Produk baru inilah yang biasanya memiliki persaingan harga jual yang lebih ketat. Industri kecil atau
mikro seperti peternakan Seraphine otomatis akan bersaing dengan produk buatan pabrik besar yang berproduksi secara massa. Dalam kasus ini
penghitungan harga pokok produksi yang matang akan menjadi penentu harga jual yang akurat. Apabila harga jual yang dihasilkan tinggi biasanya konsumen
akan beralih kepada produk dari perusahaan lain yang memiliki kualitas dan rasa yang sama dengan produk peternakan Seraphine.
Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Analisis
Penghitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Metode Full Costing sebagai Dasar Penentuan Harga Jual
” dengan mengambil studi kasus pada Susu Cup Asri Milk milik peternakan Seraphine.
B. Rumusan Masalah