Proses Pemasaran, Mitra Kerja dan Pelanggan Analisis Data

tenaga pemasaran oleh Ibu Atun. Sementara Suster Anas, mbak Iwid serta pegawai peternakan juga termasuk tenaga kerja namun tidak mendapat gaji dari penjualan susu cup Asri Milk. Gambar 4.2 Proses Produksi Sumber: Peternakan Seraphine

G. Proses Pemasaran, Mitra Kerja dan Pelanggan

1. Proses Pemasaran Setelah produk dikemas dan diberi label susu cup Asri Milk selanjutnya disebar ke beberapa tempat yang sudah menjadi pelanggan tetap. Beberapa diantaranya ditaruh di susteran jalan tentara pelajar untuk diambil reseller dan dijual kembali untuk keperluan mencari dana tambahan gereja, organisasi maupun pribadi. Untuk reseller yang mampu menjual cup dalam jumlah banyak disediakan pula sebuah showcase untuk penyimpanan susu cup agar lebih dingin dan tahan lama. 2. Mitra Kerja Peternakan Kemiri, Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Sleman Yogyakarta. BB+ TKL +BOP Barang dalam Proses Barang Jadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pelanggan Susu cup Asri Milk memiliki pelanggan tetap yang menggambil susu untuk dijual kembali. Beberapa ada yang menjualnya di sekolah, kampus dan juga gereja. Tabel 4.1 Daftar Pelanggan Tetap Susu Cup Asri Milk SD Kalam Kudus Gereja Tambak Bayan SD Tumbuh OMK Banteng SD Tarakanita OMK Gamping SMA Bopkri 1 Kopma UNY SMA Steladuce Kopma UKDW SMA Bopkri 2 Kopma peternakan UGM SMA 6 Yogyakarta Kantin UBSD Sanata Dharma Kopma USD BEI FE USD Sumber: Peternakan Seraphine 33 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Pada bagian ini teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama adalah dengan melakukan deskripsi penghitungan harga pokok produksi pada susu cup Asri Milk. Penulis menjabarkan secara rinci biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan beserta penghitungannya. Selanjutnya, untuk rumusan masalah kedua peneliti akan melakukan analisis terhadap penentuan harga pokok produk yang dilakukan oleh bagian produksi Asri Milk dengan menggunakan metode Full Costing. Kemudian peneliti akan membandingkan antara penghitungan yang dilakukan oleh susu cup Asri Milk selama ini dengan kajian teori. 1. Deskripsi Penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan a. Biaya Bahan baku Bahan baku yang digunakan berupa susu segar untuk setiap satu kali produksi diperlukan sebanyak 50 liter susu. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli susu segar adalah Rp7.000,00 per liter. Sehingga biaya yang diperlukan untuk bahan baku susu per bulan adalah Rp350.000,00 x ±30 kali produksi= Rp10.500.000 . Selain susu diperlukan pula gula sebanyak 3,75 kg untuk setiap 50 liter susu. Harga gula pasir adalah sebesar 10.600 per kg. Data biaya bahan baku yang dipergunakan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peternakan Seraphine dalam 1 kali produksi dapat diperhatikan pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Biaya Bahan Baku Susu Per Unit Jenis Biaya Kuantitas Harga Perolehan Rp Jumlah Biaya Rp Unit Diproduksi Cup Biaya per Cup Rp Susu 1.500 liter 7.000liter 10.500.000 9.000 1.166,66 Gula 112,5 kg 10.600kg 1.192.500 9.000 132,50 Total 11.692.500 Biaya Bahan Baku per unit 1.299,16 Sumber: Peternakan Seraphine b. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja yang melakukan proses produksi berjumlah 1 orang. Biaya gaji yang dikeluarkan per bulan sebesar Rp875.000,00 dengan tambahan uang kesejahteraan sebesar Rp240.000,00. Biaya tenaga kerja langsung selama 1 bulan dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung bulan Januari 2016 Elemen Biaya Jumlah Rp Gaji Pokok 875.000 Tunjangan Kesejahteraan 240.000 Total 1.115.000 Sumber: Peternakan Seraphine c. Biaya Overhead Pabrik 1 Biaya Gas Untuk memproduksi susu memerlukan proses perebusan susu untuk menghilangkan bakteri yang terkandung dalam susu, selain itu proses perebusan juga diperlukan untuk mencampur gula dan susu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk merebus perusahaan menggunakan biogas yang berasal dari kandang sapi sehingga tidak memerlukan biaya. 2 Biaya Listrik Perusahaan memerlukan listrik untuk proses pengepakan susu untuk menghidupkan cupsealer. Selain itu listrik juga diperlukan untuk menghidupkan 1 buah freezer, 1 buah showcase cooler dan lampu di rumah produksi. Biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan adalah Rp100.000,00 dengan membeli voucher token listrik pra bayar. 3 Biaya Bahan Penolong Selain bahan baku utama susu dan gula, perusahaan juga menggunakan bahan tambahan seperti sirup, esens, bubuk coklat, sticker plastik, cup dan sedotan. Untuk penggunaan esens dan sirup dalam 1 kali proses produksi adalah 1 botol. Perhitungan biaya bahan penolong dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Biaya Bahan Penolong Jenis Biaya Kuantitas Harga Perolahan Per satuan Rp Jumlah Biaya Rp Unit Dihasilkan Cup Biaya per Cup Rp Esens 30 btl 4.600 138.000 9.000 15,33 Sirup 30 btl 16.900 507.000 9.000 56,33 Cup 9.000 cup 200.000 2.000 cup 900.000 9.000 100,00 Plastik LID 9.000 bh 216.000 3.000 648.000 9.000 72,00 Sticker 9.000 lbr 3.850 54 lbr 641.667 9.000 71,30 Total 2.834.667 Biaya Bahan Baku Penolong per unit 314,96 Sumber: Peternakan Seraphine Sebelumnya perusahaan sudah memiliki taksiran penghitungan harga pokok produksi yang dibuat untuk menentukan harga pokok produksi. Pada penghitungan harga pokok, perusahaan mengestimasi bahwa setiap 50 liter susu dapat menghasilkan 300 cup hal itu berarti bahwa per satu cup berukuran 180cc memiliki volume isi sebanyak 166,7cc. Meskipun sederhana tetapi taksiran penghitungan harga pokok produksi dari perusahaan cukup membantu manajemen untuk menentukan harga jual susu cup. Perusahaan menghitung bahwa dalam satu kali produksi mampu menghasilkan sebanyak 300 cup. Sehingga, apabila dalam satu bulan perusahaan mampu memproduksi sebanyak kurang lebih 30 kali maka banyaknya susu cup yang dihasilkan adalah 9.000 cup. Sehingga Taksiran penghitungan menurut perusahaan dapat diperhatikan pada tabel 5.4 Tabel 5.4 37 Penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan Elemen Biaya Jumlah biaya Rp Unit diproduksi Cup Biaya per cup Rp Biaya Bahan Baku 11.692.500 9.000 1.299,16 Tenaga Kerja Langsung 1.115.000 9.000 123,89 Biaya Overhead Tetap 100.000 9.000 11,11 Biaya Overhead Variable 2.834.667 9.000 314,97 Total 15.742.167 1.749,13 Sumber: Peternakan Seraphine 2. Harga Pokok Produksi menurut metode Full costing a. Biaya Produksi 1 Biaya Bahan Baku Dalam 1 kali proses produksi dibutuhkan sebanyak 50 liter susu sehingga untuk produksi 1 bulan memerlukan susu sebanyak 1.500 liter dan gula yang digunakan untuk setiap 10 liter susu adalah 34kg atau 750gr maka setiap 50 liter susu memerlukan 3,75kg gula. Dalam keadaan yang sesungguhnya varian rasa dibedakan menjadi dua yaitu susu cup non coklat dengan susu coklat. Susu non coklat meliputi susu vanilla, strawberry, anggur, melon dan moka. dapat dilihat tabel 5.5. Tabel 5.5 Biaya Bahan Baku Susu Non Coklat Januari 2016 Jenis Biaya Kuantitas Harga Perolehan Rp Jumlah Biaya Rp Unit Diproduksi Cup Biaya Per unit Rp Susu 750 liter 7.000 5.250.000 4.500 1.166,66 Gula 56,25kg 10.600 596.250 4.500 132,50 Total 5.846.250 Biaya Bahan Baku per unit 1.299,16 Sumber: data diolah. Susu cup rasa coklat memiliki perbedaan penggunaan bahan baku karena untuk setiap penambahan 6 sendok teh sdt bubuk coklat dalam 10 liter susu ditambahkan pula 6 sdm gula pasir. Tujuannya adalah untuk menetralisir rasa pahit pada bubuk coklat. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa penggunaan gula pada produksi susu cup rasa coklat lebih banyak seperti yang disajikan pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Biaya Bahan Baku Susu Coklat bulan Januari 2016 Jenis Biaya Kuantitas Harga Perolehan per satuan Jumlah Biaya Rp Unit Diproduksi Cup Biaya per Cup Rp Susu 750 liter 7.000 5.250.000 4.500 1.166,66 Gula 63 kg 10.600 667.800 4.500 148,40 Total 5.917.800 Biaya Bahan Baku per unit 1.315,06 Sumber: data diolah 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jumlah tenaga kerja langsung yang dimiliki hanya 1 yaitu tenaga kerja yang bertugas mengolah susu segar menjadi susu pasteurisasi sekaligus menjadi tenaga pengemasan. Gaji yang diberikan berupa gaji pokok tetap dan tidak berpengaruh pada jumlah variabel unit yang diproduksi. Tenaga kerja tersebut mendapat gaji sebesar Rp875.000 yang dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung bulan Januari 2016 Elemen Biaya Jumlah Rp Gaji Pokok 875.000 Tunjangan Kesejahteraan 240.000 Total 1.115.000 Sumber: data diolah. 3 Biaya Overhead Pabrik a Biaya Biaya listrik Biaya listrik yang dikeluarkan oleh peternakan Seraphine berupa biaya yg ditetapkan di muka karena menggunakan voucher listrik pra bayar dari PLN. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli voucher adalah sebesar Rp100.000,00. b Biaya Depresiasi Bangunan rumah pasteurisasi baru digunakan 1 bulan. Biaya yang dikeluarkan untuk bangunan rumah pasteurisasi sebesar Rp60,000.000,00 umur ekonomis 20 tahun atau memiliki tarif 5 didepresiasi dengan metode garis lurus. Cupsealer yang digunakan seharga Rp1.020.000,00 memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau memiliki tarif 20 depresiasi menggunakan metode garis lurus. Untuk menyimpan susu diperlukan showcase dan Freezer bermerek Denpoo agar tetap dingin sebelum didistribusikan, showcase yang dimiliki bernilai Rp2.500.000,00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau memiliki tarif 20 depresiasi menggunakan metode garis lurus. Sedangkan untuk Freezer merupakan hibah bernilai Rp2.500.000,00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau memiliki tarif 20 depresiasi menggunakan metode garis lurus. Selain itu Seraphine juga memiliki sebuah Netbook bermerek ASUS yang digunakan untuk kegiatan administrasi serta pencatatan laporan keuangan bernilai Rp5.000.000,00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun dengan tarif 20 depresiasi menggunakan metode garis lurus. Penghitungan Depresiasi aset yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 5.8 Tabel 5.8 Depresiasi Aset Tetap Nama Aset Harga Perolehan Rp Tarif Umur Ekonomis Biaya Depresiasi Per tahun Rp Biaya Depresiasi per bulan Rp Gedung 60.000.000 5 20 th 3.000.000 250.000 Sealer 1.020.000 20 5 th 204.000 17.000 Showcase 2.500.000 20 5 th 500.000 41.667 Freezer 3.500.000 20 5 th 800.000 58.333 Notebook 5.000.000 20 5 th 1.000.000 83.333 Sumber: data diolah c Biaya Bahan Penolong Selain bahan baku utama perusahaan juga memiliki bahan penolong. Bahan baku penolong juga dibedakan menjadi dua yaitu pada varian susu non coklat dan susu coklat. Hal ini dikarenakan untuk varian rasa buah dan vanilla menggunakan sirup sedangkan varian rasa coklat menggunakan bubuk coklat. Penggunaan sirup pada susu non coklat untuk setiap satu kali produksi adalah 1 botol, sedangkan untuk susu coklat dibutuhkan kurang lebih sebanyak 500gr untuk satu kali produksi. Sehingga dalam 1 bulan dibutuhkan 15 botol untuk susu non coklat dan 7,5kg coklat bubuk. Untuk bahan penolong susu non coklat ditampilkan pada tabel 5.9, sedangkan untuk varian rasa coklat dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel 5.9 Biaya Bahan Penolong Susu Non Coklat Jenis Biaya Kuantitas Harga Perolehan Rp Jumlah Biaya Rp Unit Dihasilkan Cup Biaya per Cup Rp Esens 15 btl 4.600 69.000 4.500 15,33 Sirup 15 btl 16.900 253.500 4.500 56,33 Cup 4.500 cup 200.000 2.000 450.000 4.500 100,00 LID 4.500 bh 216.000 3.000 324.000 4.500 72,00 Sticker 4.500 lbr 3.850 54 lbr 319.500 4.500 71,00 Total 1.416.000 Biaya Bahan Baku Penolong per unit 314,66 Sumber: data diolah Tabel 5.10 Biaya Bahan Penolong susu Coklat bulan Januari 2016 Jenis biaya Kuantitas Harga perolehan per satuan Rp Jumlah biaya Rp Unit dihasilkan Biaya Per Cup Rp Esens 15 btl 4.600 69.000 4.500 15,30 Coklat Bubuk 7,5 kg 64.000 480.000 4.500 106,67 Cup 4.500 cup 200.000 2.000 cup 450.000 4.500 100,00 Plastik LID 4.500 bh 216.000 3.000 324.000 4.500 72,00 Sticker 4.500 lbr 3.850 54 lbr 319.500 4.500 71,00 Total 1.642.500 Biaya Bahan Baku Penolong per unit 365 Sumber: data diolah Untuk total keseluruhan dari biaya overhead pabrik selama satu bulan dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11 Biaya Overhead Pabrik bulan Januari 2016 Elemen Jumlah Biaya Rp Coklat Non coklat Biaya Listrik 100.000 100.000 Biaya Depresiasi Bangunan 250.000 250.000 Biaya Depresiasi Cup Sealer 17.000 17.000 Biaya Depresiasi Showcase 41.667 41.667 Biaya Depresiasi Freezer 58.333 58.333 Biaya Depresiasi Netbook 83.333 83.333 Biaya Bahan Penolong 1.416.000 1.642.500 Total 1.966.333 2.174.833 Sumber: data diolah b. Biaya Non Produksi 1 Biaya Transportasi Terdapat biaya angkut untuk membawa susu cup dari perternakan ke Jetis. Biaya ini digunakan untuk membeli bahan bakar bensin karena kendaraan menggunakan milik pribadi. Untuk sekali perjalanan pulang pergi diberikan uang bensin sebesar Rp7.500,00. Biaya transportasi selama 1 bulan sebanyak Rp225.000,00. 2 Biaya Tenaga Pemasaran Asri milk memiliki satu orang tenaga pemasaran yang memiliki gaji tetap sebesar Rp1.000.000,00. Untuk biaya Non produksi selama satu bulan dapat dilihat pada tabel 5.12. Tabel 5.12 Biaya Non Produksi bulan Januari 2016 Elemen Jumlah Biaya Transportasi 225.000,00 Biaya gaji tenaga pemasaran 1.000.000,00 Total 1.225.000,00 Sumber: data diolah Setelah seluruh biaya produksi diketahui selanjutnya dapat dihitung harga pokok produksi. Tabel 5.13 menyajikan penghitungan harga pokok produksi susu Non coklat. Sedangkan untuk penghitungan harga pokok produksi susu coklat pada tabel 5.14. Asri Milk hanya memiliki satu proses saja dalam produksi susu cup. Untuk penyimpanan persediaan pada Asri Milk tidak berlangsung lama karena semua produk yang selesai diproduksi langsung didistribusikan. Tabel 5.13 Penghitungan Harga Pokok Produksi susu Non Coklat menurut Metode Full Costing bulan Januari 2016 Nama Kuantitas Harga Perolehan satuan Rp Jumlah Rp Unit diproduksi Cup Harga per Unit Rp Bahan Baku Susu 750 liter 7.000 5.250.000 4.500 1.166,66 Gula 56,25kg 10.600 596.250 4.500 132,50 Total BB 4.500 4.500 Tenaga Kerja Langsung Gaji Pokok 1 875.000 437.500 4.500 97,22 Tunjangan 1 240.000 120.000 4.500 26,67 Total TKL 4.500 4.500 Biaya Overhead Pabrik Listrik 1 100.000 100.000 4.500 11,11 Depresiasi Bangunan 1 250.000 250.000 4.500 27,78 Depresiasi Sealer 1 17.000 17.000 4.500 1,89 Depresiasi Showcase 1 41.666 41.666 4.500 4,63 Depresiasi Freezer 1 58.333 58.333 4.500 6,48 Depresiasi Netbook 1 83.333 83.333 4.500 9,26 Esens 15 btl 4.600 69.000 4.500 15,33 Sirup 15 btl 16.900 253.500 4.500 56,33 Cup 4.500 cup 200.000 2.000 450.000 4.500 100,00 Plastik LID 4.500 bh 216.000 3.000 324.000 4.500 72,00 Sticker 4.500 lbr 3.850 54 lbr 319.500 4.500 71,00 Total BOP 3.368.334 Total Biaya Produksi 16.175.838,67 1.797,31 Produk dalam Proses Awal - - Produk dalam proses 16.175.838,67 1.797,31 Produk dalam proses Akhir - - Harga Pokok Produksi 16.175.838,67 1.797,31 Sumber: data diolah Tabel 5.14 Penghitungan Harga Pokok Produksi susu Coklat menurut Metode Full Costing bulan Januari 2016 Nama Kuantitas Harga Perolehan satuan Rp Jumlah Rp Unit diproduksi Cup Harga per Unit Rp Bahan Baku Susu 750 liter 7.000 5.250.000 4.500 1.166,66 Gula 63 kg 10.600 667.800 4.500 148,40 Total BB 4.500 1.315,06 Tenaga Kerja Langsung Gaji Pokok 1 kali 875.000 437.500 4.500 97,2 Tunjangan 1 kali 240.000 120.000 4.500 26,6 Total TKL 4.500 Biaya Overhead Pabrik Listrik 1 100.000 50.000 4.500 11,11 Depresiasi Bangunan 1 250.000 125.000 4.500 27,77 Depresiasi Sealer 1 17.000 8.500 1.888,88 Depresiasi Showcase 1 41.666 4.500 4,63 Depresiasi Freezer 1 58.333 58.333 4.500 6,48 Depresiasi Netbook 1 83.333 83.333 4.500 9,26 Esens 15 btl 4.600 69.000 4.500 15,30 Bubuk Coklat 7,5 kg 64.000 480.000 4.500 106,67 Cup 4.500 cup 200.000 2.000 cup 450.000 4.500 100,00 Plastik LID 4.500 bh 216.000 3.000 324.000 4.500 72,00 Sticker 4.500 lbr 3.850 54 lbr 319.500 4.500 71,00 Total BOP 3.293.334 4.500 309,33 Total Biaya Produksi 16.243.934 4.500 1.804,88 Produk dalam Proses Awal Produk dalam proses 16.243.934 4.500 1.804,88 Produk dalam proses Akhir Harga Pokok Produksi 16.243.934 4.500 1.804,88 Sumber: Data diolah c. Perbandingan penghitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan dengan Harga Pokok Produksi menurut metode Full Costing. Harga pokok produksi per unit yang dihasilkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp1.749,15 sedangkan menurut metode Full costing adalah sebesar Rp1.797,31 untuk susu Non coklat yang berarti memiliki selisih Rp48,16. Dan untuk susu coklat Rp1.804,88 memiliki selisih kurang Rp55,73. Tabel 5.15 Perbandingan antara Harga Pokok Produksi menurut Asri Milk dengan Metode Full Costing Varian Rasa Perusahaan Metode Full Costing Selisih Jumlah Per unit Jumlah Per unit Jumlah Per unit Non Coklat 7.871.175 1.749,15 8.087.895 1.797,31 216.720 48,16 Coklat 7.871.175 1.749,15 8.121.960 1.804,88 250.785 55,73 Sumber: data diolah Deskripsi penentuan harga jual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Menurut perusahaan Berdasarkan harga pokok yang ditetapkan perusahaan sebesar Rp 1.749,51 maka perusahan memutuskan untuk menjual produk seharga Rp2.500,00 setelah sebelumnya menjual dengan harga Rp2.000,00 hal ini didasarkan pada kenaikan harga bahan baku susu yang pada awalnya Rp6.000,00 per liter menjadi Rp7.000,00 per liternya. Harga jual tersebut merupakan harga jual kepada pelanggan pertama sedangkan harga jual yang diberikan oleh reseller adalah sebesar Rp3.000,00-Rp3.500,00 sesuai dengan pertimbangan masing masing penjual. Berdasarkan data tersebut perusahaan mengambil keuntungan sebesar 34 dapat dirumuskan dengan cara berikut: 2. Menurut teori Cost Plus Pricing Berdasarkan teori bahwa penghitungan harga jual yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan adalah dengan menambahkan biaya produksi dengan biaya non produksi. Setelah itu baru di tambahkan dengan laba yang diharapkan. Pada kasus ini berdasarkan penghitungan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan ditemukan marjin sebesar 34. Apabila perusahaan menargetkan keuntungan sebesar 20 tiap bulan maka harga jual per unit menurut metode cost plus pricing adalah sebesar Rp. Yang diperoleh dari penghitungan total biaya produksi ditambah dengan jumlah markup sebesar 28 yang diinginkan oleh perusahaan. Markup diperoleh dari biaya pemasaran ditambah laba yang diharapkan oleh perusahaan kemudian dibagi dengan total biaya produksi. Diketahui: Biaya Non Produksi = Biaya Pemasaran + Transportasi = Rp1.000.000,00+Rp225.000,00 = Rp1.225.000 Laba diharapkan= 20 x Rp16,175,833.67= Rp3,235,166.73 Atau dapat dihitung dengan cara: Tabel 5.16 Penghitungan Harga Jual Susu Non Coklat menurut metode Cost Plus Pricing bulan Januari 2016 Nama Kuantitas Harga perolehan per satuan Rp Jumlah Bahan Baku Susu 750 liter 7.000 5.250.000 Gula 56,25 kg 10.600 596.250 Total BB 5.917.800 Tenaga Kerja Langsung Gaji Pokok 1 kali 875.000,00 437.500 Tunjangan 1 kali 240.000,00 120.000 Total TKL 557.500 Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik 1 100.000,00 50.000 Depresiasi Bangunan 1 250.000,00 125.000 Depresiasi Sealer 1 17.000,00 8.500 Depresiasi Showcase 1 41.666,00 20.833 Depresiasi Freezer 1 58.333 29.166,5 Depresiasi Notebook 1 83.333 41.666,5 Total BOP Tetap 225.166 Esens 15 4.600 138.000 Sirup 15 16.900 253.500 Cup 4.500 100 450.000 Plastik LID 4.500 72 324.000 Sticker 4.500 71 319.000 Total BOP 2.305.641,4 Biaya Produksi 8.060.941,4 Produk dalam Proses Awal - Produk dalam proses 8.060.941,4 Produk dalam proses Akhir - Total Biaya Produksi 8.060.941,4 Markup 28 2.257.063,6 Total 10.318.005 Unit diproduksi 4.500 Harga Jual Per Unit 2.292,89 Sumber: data diolah Harga jual per unit menurut metode cost plus pricing adalah sebesar Rp2.196,6. Yang diperoleh dari penghitungan total biaya produksi ditambah dengan jumlah markup sebesar 28 yang diinginkan oleh perusahaan. Markup diperoleh dari biaya pemasaran ditambah laba yang diharapkan oleh perusahaan kemudian dibagi dengan total biaya produksi. Diketahui: Biaya Non Produksi = Biaya Pemasaran + Transportasi = Rp1.000.000,00+Rp225.000,00 = Rp1.225.000 Laba diharapkan= 20 x Rp16,243,933.67 = Rp3.428.786,73 Atau dapat dihitung dengan cara: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.17 Penghitungan Harga Jual Susu Coklat menurut Metode Cost Plus Pricing bulan Januari 2016 Nama Kuantitas Harga perolehan per satuan Rp Jumlah Bahan Baku Susu 750 liter 7.000 5.250.000 Gula 63 kg 10.600 667.800 Total 5.917.800 Tenaga Kerja Langsung Gaji Pokok 1 orang 875.000 437.500 Tunj. Kesejahteraan 1 orang 240.000 120.000 Total TKL 562.500 Biaya Overhead Pabrik Biaya Listrik 1 100.000 50.000 Biaya Depresiasi Bangunan 1 250.000 125.000 Biaya Depresiasi Sealer 1 17.000 8.500 Biaya Depresiasi Showcase 1 41.666 20.833 Biaya Depresiasi Freezer 1 58.333 29.166,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Biaya Depresiasi Notebook 1 83.333 41.666,5 Esens 15 btl 4.600 69.000 Coklat Bubuk 7,5 kg 68.000 510.000 Cup 4.500 cup 100,00 450.000 Plastik LID 4.500 cup 72,00 324.000 Sticker 4.500 cup 71,00 319.500 Total BOP 3.145.999,8 Biaya Produksi 9.626.299,8 Produk dalam Proses Awal - Produk dalam proses 9.626.299,8 Produk dalam proses Akhir - Total Biaya Produksi 9.626.299,8 Markup 28 769.823,2 Harga Jual 10.396.125 Unit diproduksi 4.500 Harga Jual Per Unit 2.310,25 Sumber: data diolah Pada susu non coklat terdapat selisih Rp207,11 atau harga jual perusahaan lebih besar dari harga jual menurut metode cost plus pricing. Sedangkan untuk susu coklat terdapat selisih Rp189,75 atau harga jual perusahaan ditetapkan lebih tinggi pula. Tabel 5.18 menunjukkan perbandingan penentuan harga jual menurut metode cost plus pricing dengan perusahaan. Tabel 5.18 Perbandingan penentuan harga jual perusahaan dengan metode cost plus pricing Varian Rasa Perusahaan Rp Metode Cost Plus Pricing Rp Selisih Rp Jumlah Per Unit Jumlah Per unit Jumlah Per unit Non Coklat 11.250.000 2.500 10.318.005 2.292,89 931.995 207,11 Coklat 11.250.000 2.500 10.396.125 2.310,25 858.875 189,75 Sumber: data diolah

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL PAVING BLOK DI UD. JAYA SANITAIR BENGKULU

15 68 32

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY VANIA BAKERY DI SEMARANG.

0 3 15

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PERCETAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA CV. GLOBAL SEJAHTERA.

1 4 22

Penetapan harga pokok produksi (HPP) produk bandeng presto menggunakan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual (studi kasus:UKM Bandeng Duri Lunak Bu Darmono).

0 7 14

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

1 2 16

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 1 17

Penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan full costing sebagai dasar penentuan harga jual dengan cost plus pricing studi kasus pada UKM Langgeng Roti.

0 2 90

Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing sebagai penentuan harga jual produk (studi kasus di CV.X).

0 5 99

Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing sebagai dasar penetapan harga jual produk.

1 3 123

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing sebagai Penentu Harga Jual pada Produksi Opak Kembang Cap “KRESS’NO”

0 1 15