berfungsi sebagai koenzim di dalam sisatem biologis. Vitamin yang dibutuhkan oleh lobster air tawar tidak banyak, tetapi kekurangan
vitamin bisa menyebabkan gejala abnormal pada morfologi dan fisiologi serta mengganggu proses metabolime lobster air tawar.
e. Mineral. Fungsi umum mineral adalah sebagai komponen utama dalam
struktur eksoskeleton cangkang, menjaga keseimbangan tekanan osmotik struktur dari jaringan, transmisi impuls saraf, kontraksi otot,
kofaktor dalam metabolime, enzim aktivator.
3. Prosentase Pemberian Pakan
Pengaturan jumlah pakan dilakukan sesuai dengan tingkat nafsu makan, pertumbuhan, dan mortalitas kultivan. Jika pakan diberikan terlalu sedikit dapat
berakibat pertumbuhan lambat, bahkan memicu kanibalisme terutama pada pemeliharaan dengan kepadatan tinggi. Demikian pula jika pemberian pakan
diberikan secara berlebih maka akan berdampak sebagai limbah, sisa pakan dapat menyebabkan penurunan mutu air tambak Nur, 2011.
Seberapa besar jumlah pakan yang dikonsumsi oleh udang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jenis pakan, ukuran kultivan, suhu air, padat tebar,
cuaca, kualitas air, dan status kesehatan kultivan itu sendiri Nur, 2011. Dibawah ini merupakan persentase pakan yang diberikan berdasarkan
berat kultivan lobster.
Tabel I. Persentase pemberian pakan berdasarkan berat kultivan Nur, 2011
Ukurang Lobster gram Sebagai Pakan Lengkap
– 3 15 - 8
3 – 15
8 - 4 15
– 40 4 - 2
Untuk menghitung jumlah pakan harian yang diberikan pada kultivan adalah dengan mengalikan total biomas udang dengan persentase pakan sesuai
dengan berat udang seperti tercantum pada tabel di atas Nur, 2011.
4. Pakan dan Sedimen
Air dan sedimen saling memiliki interaksi satu sama lain secara terus- menerus dan mempengaruhi lingkungan budidaya kultivan. Sedimen pada
dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu dasar dan pematang tambak serta akumulasi sedimen. Sedimen akumulasi merupakan hasil dari sisa pakan, feses,
aliran air masuk, plankton yang mati, serta erosi. Komponen dari sedimen ini sendiri harus dapat dikelola secara baik sehingga tidak menimbulkan residu bahan
organik yang secara berlebih dapat menimbulkan kerusakan lingkungan budidaya. Keberadaan bahan organik yang berlebih dapat menjadi pemicu terjadinya kondisi
lingkungan yang anaerob, sehingga menyebabkan tingginya kebutuhan oksigen di sedimen dan terjadilah penurunan mutu lingkungan yang pada akhirnya
berdampak pada respon pertumbuhan kultivan yang rendah Nur, 2011.
Gambar 2. Pengelolaan budidaya udang intensif dan interaksi kualitas air Nur, 2011
Penciptaan kondisi lingkungan yang prima dalam budidaya sangat perlu dilakukan. Faktor
– faktor terkait dengan masalah yang mempengaruhi kondisi prima suatu lingkungan budidaya salah satunya adalah keberadaan pakan buatan.
Hal ini didasarkan pada beberapa hal, seperti : 1.
Pakan adalah salah satu faktor produksi yang cukup mahal pada sistem budidaya semi intensif dan intensif.
2. Pakan merupakan input terbesar yang dapat mempengaruhi akumulasi
bahan organik di sedimen dan kualitas air tambak. Jika perihal tersebut tidak dikelola dengan baik, maka berakibat kandungan N dan
P yang tinggi Nur, 2011.
C. Probiotik