Karakteristik Sampel HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Sampel

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswai Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013, diperoleh 63 sampel yang terdiri dari 23 orang 36,5 suku Deutro Melayu, 21 orang 33,3 suku Proto Melayu dan 19 orang 30,2 suku Tionghoa. Suku Deutro Melayu terdiri dari 8 orang 12,7 pria dan 15 orang 23,8 wanita, suku Proto Melayu terdiri dari 5 orang 7,9 pria dan 16 orang 25,4 wanita, sedangkan suku Tionghoa terdiri dari 9 orang 14,3 pria dan 10 orang 15,9 wanita Tabel 7. Tabel 7. Distribusi jumlah sampel yang memenuhi kriteria pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Suku Jenis Kelamin Jumlah n Pria n Wanita n Deutro Melayu 8 12,7 15 23,8 23 36,5 Proto Melayu 5 7,9 16 25,4 21 33,3 Tionghoa 9 14,3 10 15,9 19 30,2 Jumlah 22 34,9 41 65,1 63 100 4.2 Proporsi Lebar Insisivus Lateralis terhadap Insisivus Sentralis dan Proporsi Lebar Kaninus terhadap Insisivus Lateralis Rahang Atas pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2010-2013 Berdasarkan Suku dan Jenis Kelamin Proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan Universitas Sumatera Utara 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin dinilai pada pria dan wanita suku Deutro Melayu, pria dan wanita suku Proto Melayu serta pria dan wanita suku Tionghoa. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kanan pada pria suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,76, 0,54 dan 0,70 ± 0,07. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kiri pada pria suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,76, 0,54 dan 0,70 ± 0,07. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kanan pada wanita suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,82, 0,65 dan 0,72 ± 0,06. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kiri pada wanita suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,82, 0,65 dan 0,72 ± 0,06. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kanan pada pria suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,81, 0,66 dan 0,72 ± 0,06. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kiri pada pria suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,81, 0,65 dan 0,72 ± 0,06. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kanan pada wanita suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,81, 0,62 dan 0,72 ± 0,05. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kiri pada wanita suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata- rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,81, 0,62 dan 0,72 ± 0,05. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kanan pada pria suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,78, 0,63 dan 0,69 ± 0.05. Hasil Universitas Sumatera Utara pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kiri pada pria suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,78, 0,63 dan 0,69 ± 0,05. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kanan pada wanita suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,75, 0,60 dan 0,70 ± 0,05. Hasil pengukuran proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis bagian kiri pada wanita suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,75, 0,60 dan 0,70 ± 0,05 Tabel 8. Tabel 8. Proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Suku Jenis Kelamin Proporsi Lebar Insisivus Lateralis terhadap Insisivus Sentralis Rahang Atas Kanan Kiri I2 : I1 Terpanjang I2 : I1 Terpendek Mean ± SD I2 : I1 Terpanjang I2 : I1 Terpendek Mean ± SD Deutro Melayu Pria 0,76 0,54 0,70 ± 0,07 0,76 0,54 0,70 ± 0,07 Wanita 0,82 0,65 0,72 ± 0,06 0,82 0,65 0,72 ± 0,06 Proto Melayu Pria 0,81 0,66 0,72 ± 0,06 0,81 0,65 0,72 ± 0,06 Wanita 0,81 0,62 0,72 ± 0,05 0,81 0,62 0,72 ± 0,05 Tionghoa Pria 0,78 0,63 0,69 ± 0,05 0,78 0,63 0,69 ± 0,05 Wanita 0,75 0,60 0,70 ± 0,05 0,75 0,60 0,70 ± 0,05 Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada pria suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 1,11, 0,75 dan 0,85 ± 0,12. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kiri pada pria suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 1,11, 0,75 dan 0,85 ± 0,12. Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada wanita suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,91, 0,64 dan 0,82 ± 0,08. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kiri pada wanita suku Deutro Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,91, 0,64 dan 0,81 ± 0,08. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada pria suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,89, 0,75 dan 0,82 ± 0,07. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kiri pada pria suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,89, 0,75 dan 0,82 ± 0,07. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada wanita suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,94, 0,65 dan 0,83 ± 0,07. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada wanita suku Proto Melayu menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,94, 0,65 dan 0,82 ± 0,07. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada pria suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,99, 0,66 dan 0,86 ± 0,11. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kiri pada pria suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,99, 0,66 dan 0,86 ± 0,11. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kanan pada wanita suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,92, 0,72 dan 0,81 ± 0,06. Hasil pengukuran proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis bagian kiri pada wanita suku Tionghoa menunjukkan proporsi terpanjang, terpendek, dan proporsi rata-rata ± standar deviasi secara berurutan, yaitu 0,93, 0,71 dan 0,82 ± 0,07 Tabel 9. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Suku Jenis Kelamin Proporsi Lebar Kaninus terhadap Insisivus Lateralis Rahang Atas Kanan Kiri C : I2 Terpanjang C : I2 Terpendek Mean ± SD C : I2 Terpanjang C : I2 Terpendek Mean ± SD Deutro Melayu Pria 1,11 0,75 0,85 ± 0,12 1,11 0,75 0,85 ± 0,12 Wanita 0,91 0,64 0,82 ± 0,08 0,91 0,64 0,81 ± 0,08 Proto Melayu Pria\ 0,89 0,75 0,82 ± 0,07 0,89 0,75 0,82 ± 0,07 Wanita 0,94 0,65 0,83 ± 0,07 0,94 0,65 0,82 ± 0,07 Tionghoa Pria 0,99 0,66 0,86 ± 0,11 0,99 0,66 0,86 ± 0,11 Wanita 0,92 0,72 0,81 ± 0,06 0,93 0,71 0,82 ± 0,07 4.3 Perbedaan Proporsi Lebar Insisivus Lateralis terhadap Insisivus Sentralis dan Proporsi Lebar Kaninus terhadap Insisivus Lateralis Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2010-2013 Berdasarkan Suku dan Jenis Kelamin Analisis statistik perbedaan proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin diperoleh dengan uji one sample t-test Tabel 10 dan 11. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada pria suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,014 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada wanita suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada pria suku Proto Melayu secara berurutan, Universitas Sumatera Utara yaitu p= 0,018 p 0,05 dan p= 0,022 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada wanita suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada pria suku Tionghoa secara berurutan, yaitu p= 0,001 p 0,05 dan p= 0.002 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada wanita suku Tionghoa adalah sama, yaitu p= 0,001 p 0,05 Tabel 10. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri pada pria dan wanita suku Deutro Melayu, pria dan wanita suku Proto Melayu serta pria dan wanita suku Tionghoa dengan konsep golden proportion. Tabel 10. Perbedaan proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Konsep Golden Proportion 0.62 Suku Jenis Kelamin n Proporsi I2 : I1 kanan p Proporsi I2: I1 kiri p Mean ± SD Mean ± SD Deutro Melayu Pria 8 0,70 ± 0,07 0,014 0,70 ± 0,07 0,014 Wanita 15 0,72 ± 0,06 0,0001 0,72 ± 0,06 0,0001 Proto Melayu Pria 5 0,72 ± 0,06 0,018 0,72 ± 0,06 0,022 Wanita 16 0,72 ± 0,05 0,0001 0,72 ± 0,05 0,0001 Tionghoa Pria 9 0,69 ± 0,05 0,001 0,69 ± 0,05 0,002 Wanita 10 0,70 ± 0,05 0,001 0,70 ± 0,05 0,001 Signifikan p 0.05 Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada pria suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada wanita suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar Universitas Sumatera Utara kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada pria suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,003 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada wanita suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada pria suku Tionghoa adalah sama, yaitu p=0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep golden proportion pada wanita suku Tionghoa adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05 Tabel 11. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri pada pria dan wanita suku Deutro Melayu, pria dan wanita suku Proto Melayu serta pria dan wanita suku Tionghoa dengan konsep golden proportion. Tabel 11. Perbedaan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Konsep Golden Proportion 0.62 Suku Jenis Kelamin n Proporsi C : I2 kanan p Proporsi C: I2 kiri p Mean ± SD Mean ± SD Deutro Melayu Pria 8 0,85 ± 0,12 0,001 0,85 ± 0,12 0,001 Wanita 15 0,82 ± 0,08 0,0001 0,81 ± 0,08 0,0001 Proto Melayu Pria 5 0,82 ± 0,07 0,003 0,82 ± 0,07 0,003 Wanita 16 0,83 ± 0,07 0,0001 0,82 ± 0,07 0,0001 Tionghoa Pria 9 0,86 ± 0,11 0,0001 0,86 ± 0,11 0,0001 Wanita 10 0,81 ± 0,06 0,0001 0,82 ± 0,07 0,0001 Signifikan p 0,05 Universitas Sumatera Utara 4.4 Perbedaan Proporsi Lebar Insisivus Lateralis terhadap Insisivus Sentralis dan Proporsi Lebar Kaninus terhadap Insisivus Lateralis Rahang Atas dengan Konsep RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2010-2013 Berdasarkan Suku dan Jenis Kelamin Analisis statistik perbedaan proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas dengan konsep RED proportion pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin diperoleh dengan uji one sample t-test Tabel 12 dan 13. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada pria suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,924 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada wanita suku Deutro Melayu secara berurutan, yaitu p= 0,217 p 0,05 dan p= 0,229 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada pria suku Proto Melayu secara berurutan, yaitu p= 0,483 p 0,05 dan p= 0,543 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada wanita suku Proto Melayu secara berurutan, yaitu p= 0,053 p 0,05 dan p= 0.061 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada pria suku Tionghoa secara berurutan, yaitu p= 0,620 p 0,05 dan p= 0,630 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada wanita suku Tionghoa secara berurutan, yaitu p= 0,857 p 0,05 dan p= 0,810 p 0,05 Tabel 12. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis kanan dan kiri pada pria dan wanita suku Deutro Melayu, pria dan wanita suku Proto Melayu serta pria dan wanita suku Tionghoa dengan konsep RED proportion. Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Perbedaan proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis rahang atas dengan konsep RED proportion pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Konsep RED Proportion 0.70 Suku Jenis Kelamin n Proporsi I2 : I1 kanan p Proporsi I2: I1 kiri p Mean ± SD Mean ± SD Deutro Melayu Pria 8 0,70 ± 0,07 0,924 0,70 ± 0,07 0,924 Wanita 15 0,72 ± 0,06 0,217 0,72 ± 0,06 0,229 Proto Melayu Pria 5 0,72 ± 0,06 0,483 0,72 ± 0,06 0,543 Wanita 16 0,72 ± 0,05 0,053 0,72 ± 0,05 0,061 Tionghoa Pria 9 0,69 ± 0,05 0,620 0,69 ± 0,05 0,630 Wanita 10 0,70 ± 0,05 0,857 0,70 ± 0,05 0,810 Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada pria suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,009 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada wanita suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada pria suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,017 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada wanita suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada pria suku Tionghoa adalah sama, yaitu p= 0,003 p 0,05. Hasil uji statistik proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri dengan konsep RED proportion pada wanita suku Tionghoa adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05 Tabel 13. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis kanan dan kiri pada pria dan wanita suku Deutro Melayu, pria dan wanita suku Proto Melayu serta pria dan wanita suku Tionghoa dengan konsep RED proportion. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Perbedaan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas dengan konsep RED proportion pada mahasiswa FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Konsep RED Proportion 0.70 Suku Jenis Kelamin n Proporsi C : I2 kanan p Proporsi C: I2 kiri p Mean ± SD Mean ± SD Deutro Melayu Pria 8 0,85 ± 0,12 0,009 0,85 ± 0,12 0,009 Wanita 15 0,82 ± 0,08 0,0001 0,81 ± 0,08 0,0001 Proto Melayu Pria 5 0,82 ± 0,07 0,017 0,82 ± 0,07 0,017 Wanita 16 0,83 ± 0,07 0,0001 0,82 ± 0,07 0,0001 Tionghoa Pria 9 0,86 ± 0,11 0,003 0,86 ± 0,11 0,003 Wanita 10 0,81 ± 0,06 0,0001 0,82 ± 0,07 0,0001 Signifikan p 0,05 4.5 Perbedaan antara Proporsi Lebar Insisivus Lateralis terhadap Insisivus Sentralis dengan Proporsi Lebar Kaninus terhadap Insisivus Lateralis Rahang Atas pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2010-2013 Berdasarkan Suku dan Jenis Kelamin Analisis statistik perbedaan antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin diperoleh dengan uji independent sample t-test antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas Tabel 14. Hasil uji statistik antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis baik kanan dan kiri pada pria suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,009 p 0,05. Hasil uji statistik antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis baik kanan dan kiri pada wanita suku Deutro Melayu adalah sama, yaitu p= 0,001 p 0,05. Hasil uji statistik antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis baik kanan dan kiri pada pria suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,040 p 0,05. Hasil uji Universitas Sumatera Utara statistik antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis baik kanan dan kiri pada wanita suku Proto Melayu adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hasil uji statistik antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis baik kanan dan kiri pada pria suku Tionghoa adalah sama, yaitu p= 0,001 p 0,05. Hasil uji statistik antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis baik kanan dan kiri pada wanita suku Tionghoa adalah sama, yaitu p= 0,0001 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis rahang atas pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin. Tabel 14. Perbedaan proporsi lebar insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis dengan proporsi lebar kaninus terhadap insisivus lateralis pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2010-2013 berdasarkan suku dan jenis kelamin Suku Jenis Kelamin n Kanan p Kiri p Proporsi I2 : I1 Proporsi C : I2 Proporsi I2 : I1 kiri Proporsi C : I2 kiri Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Deutro Melayu Pria 8 0,70 ± 0,07 0,85 ± 0,12 0,009 0,70 ± 0,07 0,85 ± 0,12 0,009 Wanita 15 0,72 ± 0,06 0,82 ± 0,08 0,001 0,72 ± 0,06 0,81 ± 0,08 0,001 Proto Melayu Pria 5 0,72 ± 0,06 0,82 ± 0,07 0,040 0,72 ± 0,06 0,82 ± 0,07 0,040 Wanita 16 0,72 ± 0,05 0,83 ± 0,07 0,0001 0,72 ± 0,05 0,82 ± 0,07 0,0001 Tionghoa Pria 9 0,69 ± 0,05 0,86 ± 0,11 0,001 0,69 ± 0,05 0,86 ± 0,11 0,001 Wanita 10 0,70 ± 0,05 0,81 ± 0,06 0,0001 0,70 ± 0,05 0,82 ± 0,07 0.0001 Signifikan p 0,05 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Proporsi Wajah Eksternal Dan Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas Dengan Konsep Golden Proportion Pada Mahasiswa Malaysia FKG USU Angkatan 2008 – 2011

3 95 108

Proporsi Lebar Gigi Insisivus Sentralis Dan Lateralis Rahang Atas Dan Hubungannya Dengan Konsep Golden Proportion Pada Mahasiswa Fkg-Usu Tahun Angkatan 2006-2008

1 49 70

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

5 45 82

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 16

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 2

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

1 2 7

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 23

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 4

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 6

PERBEDAAN LEBAR GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS DENGAN KONSEP GOLDEN PROPORTION PADA MAHASISWA FKG UNIVERSITAS ANDALAS SUKU MINANG

0 0 10