Kojic Acid Dipalmitate KAD

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kojic Acid Dipalmitate KAD

Gambar 1. Struktur KAD Balaguer, Salvador, and Chisvert, 2008 Kojic Acid Dipalmitate KAD C 38 H 66 O 6 gambar 1 merupakan senyawa sintetik derivat kojic acid KA, yang memiliki sifat lebih stabil bila dibandingkan dengan KA. KA memiliki sifat mudah teroksidasi karena pengaruh cahaya dan panas. KAD berupa serbuk berwarna putih dengan berat molekul 618,9 gmol. Titik lebur KAD yaitu 93°C - 97°C. KAD bersifat lipofil dan stabil terhadap panas serta cahaya dalam rentang pH yang luas, yaitu 4-9. Konsentrasi KAD yang direkomendasikan untuk sediaan perawatan kulit, yaitu 0,5-3 Spec-Chem, 2013. KAD memiliki fungsi sebagai antioksidan dengan dua mekanisme antioksidan yaitu sebagai free radical scavenger dan agen pengkelat besi. Gon alez et al. 2015 melakukan uji in vitro untuk mengetahui aktivitas antioksidan KAD sebagai free radical scavenger pada KAD bebas, KAD dalam emulsi WOW, dan emulsi WOW tanpa KAD. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode Blois, yaitu DPPH, sebagai radikal bebas, akan berkurang konsentrasinya karena adanya antioksidan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu KAD dalam emulsi WOW memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar daripada KAD bebas. Pustaka lain menyebutkan bahwa KAD yang terpenetrasi ke dalam lapisan epidermis kulit akan terhidrolisis menjadi KA dengan adanya enzim esterase yang terdapat di sel kulit. Senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan dengan mengkelat ion besi Gon alez et al., 2013. Kojic Acid KA bebas di dalam kulit yang merupakan hasil hidrolisis dari KAD, juga berperan sebagai agen depigmentasi. Mekanisme depigmentasi KA yaitu dengan cara mengkelat ion tembaga pada sisi aktif enzim tirosinase. Enzim tersebut berperan dalam melanogenesis. Pengkelatan sisi aktif enzim tirosinase mengakibatkan terhambatnya proses melanogenesis. Melanogenesis merupakan proses biosintesis untuk membentuk melanin. Melanin merupakan pigmen yang memberi warna kulit. Melanin terbentuk di dalam suatu organel yang disebut melanosom dengan bantuan enzim tirosinase. Melanosom yang merupakan tempat terjadinya melanogenesis disekresikan oleh sel melanosit yang terdapat pada lapisan basal Dayan, 2008; Chang, 2012; Gon alez et al., 2015.

B. Nanokrim

Dokumen yang terkait

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA DENGAN KOMBINASI DUA SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) ATAU DENGAN LESITIN

5 23 47

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA SAWIT DALAM AIR MENGGUNAKAN KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISEROL MONOSTEARAT ATAU LESITIN

0 11 37

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80 UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 21

Pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

3 54 98

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan polietilen glikol 400 menggunakan mixer.

6 46 85

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

EFEK PERBANDINGAN SURFAKTAN DAN KOSURFAKTAN PADA MIKROEMULSI OVALBUMIN TIPE WO DENGAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (Mikroemulsi WO dengan Surfaktan Span 80 –Tween 80 : Kosurfaktan Etanol 96= 5:1; 6:1 dan 7:1)

0 0 130

SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 MENGGUNAKAN METODE SNEDDS (SELF-NANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM)

1 5 18