Jenis Rancangan Penelitian Bahan Penelitian Alat Penelitian Analisis Data

30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian tentang metode pembuatan nanokrim KAD merupakan penelitian pra eksperimental.

B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pembuatan nanokrim menggunakan mixer. b. Variabel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah hasil sifat fisik dan stabilitas fisik nanokrim KAD, meliputi organoleptis, homogenitas, pH, ukuran droplet, tipe krim, viskositas, daya lekat, dan daya sebar. c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah kecepatan pengadukan, lama pengadukan, suhu dan kelembaban saat penyimpanan sediaan. d. Variabel pengacau tidak terkendali. Variabel pengacau tidak terkendali pada penelitian ini adalah suhu dan kelembaban ruangan saat pembuatan dan pengujian sediaan.

2. Definisi operasional

a. Kojic Acid Dipalmitate KAD. KAD merupakan zat aktif yang digunakan dalam penelitian ini. KAD merupakan senyawa sintetis, derivat dari kojic acid, yang memiliki aktivitas antioksidan serta depigmentasi. b. Nanokrim. Nanokrim merupakan nanoemulsi berbentuk semisolid dengan ukuran droplet 20 nm – 500 nm. Tipe nanokrim yang diinginkan yaitu tipe MA. c. Surfaktan. Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofil dan gugus hidrofobik, sehingga dapat mencampurkan air dan minyak menjadi satu fase. Surfaktan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Tween 80. d. Kosurfaktan. Kosurfaktan merupakan alkohol rantai pendek hingga medium C 3 -C 8 yang berfungsi mengurangi tegangan permukaan dan meningkatkan miscibility dari fase air dan fase minyak. Kosurfaktan yang digunakan pada penelitian ini adalah propilen glikol. e. Mixer. Mixer merupakan alat yang digunakan untuk mencampur semua komponen nanokrim KAD. Mixer yang digunakan yaitu mixer tipe Miyako SM-625. Level kecepatan yang digunakan yaitu level satu. f. Sifat fisik. Sifat fisik merupakan karakteristik nanokrim, meliputi organoleptis, homogenitas, pH 4,5- 7, ukuran droplet 20 – 500 nm, tipe krim MA, viskositas 8 Pa.s – 14 Pa.s, daya lekat 1 s – 3 s, dan daya sebar 5 cm – 7 cm. g. Stabilitas fisik. Stabilitas fisik merupakan kestabilan nanokrim yang telah terbentuk yang dinilai dari hasil evaluasi sifat fisik nanoemulsi setelah uji stabilitas dipercepat pada suhu 40°C ± 2°C dan RH 75 ± 5 selama satu bulan. Sediaan dikatakan stabil bila tidak terjadi pemisahan fase dan hasil analisis statistika sifat fisik menunjukkan nilai p lebih dari 0,05.

C. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kojic Acid Dipalmitate KAD kualitas PT. Cortico Mulia Sejahtera, Tween 80 kualitas Bratachem, propilen glikol kualitas Bratachem, Virgin Coconut Oil VCO kualitas Tekun Jaya, dan akuades.

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas Pyrex, neraca analitik OHAUS dan Mettler PC 16, mixer Miyako SM-625, wadah plastik, anak timbang, kaca ekstensometer, gelas objek, stopwatch, particle size analyzer tipe Dynamic Light Scattering Horiba SZ-100, pH meter SI Analytics, viscometerrheometer Rheosys Merlin VR, dan climatic chamber Memert Laboratorium Kimia Fisika dan Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat.

E. Tata Cara Penelitian 1. Formulasi nanokrim KAD

a. Formula nanokrim KAD. Formula acuan yang digunakan untuk membuat sediaan nanokrim KAD tertera pada tabel II. Tabel II. Formula acuan sediaan nanokrim Bahan Fungsi Formula bb POE Fase minyak 25 Tween 80 Surfaktan 30,4 Span 20 Kosurfaktan 7,6 Akuades Fase air 37 Abdulkarim et al., 2010 Berdasarkan formula tersebut, dilakukan modifikasi seperti yang tertera pada tabel III. Tabel III. Formula modifikasi sediaan nanokrim Bahan Fungsi Formula bb KAD Zat aktif 1 VCO Fase minyak 20 Tween 80 Surfaktan 30,4 Propilen glikol Kosurfaktan 7,6 Akuades Fase air 42 b. Cara pembuatan nanokrim KAD. Metode pembuatan nanokrim KAD mengacu pada penelitiaan Abdulkarim et al. 2010 mengenai formulasi dan karakterisasi nanokrim piroxicam. Pada penelitian tersebut, nanokrim piroxicam dibuat dengan mencampurkan minyak palm oil esters dan surfaktan selama 15 menit pada 750 rpm di dalam sebuah beaker dengan menggunakan mixer propeller. Kemudian piroxicam ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan diaduk menggunakan mixer selama 30 menit. Fase eksternal, yaitu air dengan pH tertentu ditambahkan dan diaduk selama 30 menit. Berdasarkan metode pembuatan nanokrim tersebut, peneliti melakukan beberapa perubahan untuk menghasilkan nanokrim KAD. Nanokrim KAD dibuat dengan mencampurkan minyak VCO, surfaktan, dan kosurfaktan menggunakan mixer Miyako SM-625 dengan kecepatan level satu selama 15 menit. KAD ditambahkan ke dalam campuran minyak, surfaktan, dan kosurfaktan dan diaduk menggunakan mixer selama 30 menit. Selanjutnya air ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tersebut dan diaduk dengan mixer selama 30 menit.

2. Evaluasi sifat fisik nanokrim KAD

a. Organoleptis. Pengamatan dilakukan secara visual terhadap warna, bau, konsistensi, dan ada tidaknya pemisahan fase pada nanokrim KAD. b. Homogenitas. Sediaan nanokrim KAD diletakkan di antara dua kaca obyek dan diamati persebaran partikelnya. c. pH. Sediaan nanokrim KAD diukur pH-nya menggunakan pH meter. Elektroda dicelupkan pada sediaan dan ditunggu beberapa saat hingga muncul nilai pH sediaan. Kalibrasi pH meter dilakukan dengan cara mencelupkan elektroda pada larutan penyangga pH 4 dan pH 7. d. Tipe emulsi. Sediaan nanokrim dilarutkan ke dalam akuades 1:100. Jika nanokrim dapat terdispersi sempurna dalam akuades, maka tipe nanokrim adalah minyak dalam air. Sediaan nanokrim dilarutkan ke dalam VCO 1:100. Jika nanokrim terdispersi sempurna dalam VCO, maka tipe nanokrim adalah air dalam minyak. e. Ukuran droplet. Ukuran droplet nanoemulsi diukur menggunakan particle size analyzer Horiba SZ-100. Sediaan nanokrim KAD diencerkan 1000 kali menggunakan akuabides. Hasil pengenceran tersebut dimasukkan ke dalam kuvet kaca dan diletakkan pada alat Horiba SZ-100. Kemudian ditembakkan sinar secara otomatis dari sudut 90°. Ukuran partikel akan terbaca pada komputer dengan menggunakan software Horiba SZ-100. f. Viskositas dan rheologi. Pengukuran viskositas dan rheologi menggunakan alat Rheosys Micra cup dan bob. Sediaan nanokrim dimasukkan ke dalam cup hingga spindel tercelup seluruhnya. Kecepatan spindel yang digunakan yaitu 1 – 250 rpm, integral time yaitu 10 detik, delayed time yaitu 10 detik, zero time yaitu 30 detik, dan titik pengujian sebanyak 10 titik. g. Daya sebar. Sediaan nanokrim KAD sebanyak satu gram diletakkan di atas kaca bulat berskala ekstensometer. Beban seberat ± 125 g diletakkan di atasnya dalam waktu satu menit. Kemudian dilakukan pengukuran diameter sebanyak empat kali dengan posisi yang berbeda-beda. h. Daya lekat. Sediaan nanokrim KAD diletakkan di antara kaca obyek dan diberikan beban seberat satu kilogram selama satu menit. Kemudian kedua sisi kaca obyek dijepit dan di salah satu ujungnya diberi pemberat 80 g. Waktu yang dibutuhkan kedua kaca obyek tersebut untuk terpisah dicatat.

3. Evaluasi stabilitas fisik nanokrim KAD

Evaluasi stabilitas fisik sediaan nanokrim KAD dilakukan dengan pengujian stabilitas yang dipercepat. Sediaan nanokrim KAD diletakkan dalam wadah kaca dan disimpan dalam climatic chamber pada suhu 40°C ± 2°C dan RH 75 ± 5 selama satu bulan. Evaluasi fisik sediaan nanokrim KAD dilakukan pada suhu ruangan setelah satu bulan penyimpanan. Apabila terjadi pemisahan fase, maka tidak dilakukan evaluasi sifat fisik, tetapi dilakukan perhitungan rasio pemisahan fase dengan rumus sebagai berikut. Rasio pemisahan fase = � � � � �� � �ℎ � � � � � �

F. Analisis Data

Data hasil uji sifat fisik dan uji stabilitas diolah menggunakan aplikasi program R-3.2.2. Normalitas data diuji menggunakan Shapiro Wilk. Jika hasil tes tersebut menunjukkan data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji T berpasangan. Nilai p yang kurang dari 0,05 menandakan bahwa terdapat perbedaan signifikan setelah sampel mengalami uji stabilitas, sehingga dikatakan sediaan tersebut tidak stabil. Jika hasil uji normalitas menunjukkan data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Wilcoxon. Nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 menandakan bahwa terdapat perbedaan sifat fisik yang signifikan setelah sampel mengalami uji stabilitas, sehingga dikatakan sediaan tersebut tidak stabil secara fisik. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Formulasi Nanokrim Kojic Acid Dipalmitate KAD

Nanokrim Kojic Acid Dipalmitate KAD dibuat dengan menggunakan VCO sebagai fase minyak, Tween 80 sebagai surfaktan, propilen glikol sebagai kosurfaktan, dan akuades sebagai fase air. Metode yang digunakan dalam pembuatan nanokrim KAD yaitu emulsifikasi energi tinggi dengan menggunakan alat mixer. Mixer termasuk dalam sistem rotor stator. Mekanisme pengecilan droplet oleh mixer yaitu menggunakan gaya sentripetal yang dihasilkan oleh tungkai pengaduk yang berputar dengan kecepatan tinggi. Gaya sentripetal ini mengakibatkan emulsi tertarik ke dalam sistem rotor dan terlempar ke luar sistem rotor secara bergantian. Adanya sekat-sekat pada tungkai rotor memaksa droplet untuk membentuk ukuran yang lebih kecil. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ukuran droplet nanokrim KAD yaitu 181,398 nm. Ukuran tersebut sudah masuk dalam rentang persyaratan ukuran droplet nanokrim, yaitu 20-500 nm. Ukuran droplet nanokrim yang dibuat dengan mixer tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan penelitian Al-Edresi and Baie 2009 mengenai pembuatan nanokrim KAD dengan metode EIP. Nanokrim dengan metode EIP tersebut memiliki rata-rata ukuran droplet 171,3 nm – 240,2 nm.

Dokumen yang terkait

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA DENGAN KOMBINASI DUA SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) ATAU DENGAN LESITIN

5 23 47

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA SAWIT DALAM AIR MENGGUNAKAN KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISEROL MONOSTEARAT ATAU LESITIN

0 11 37

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80 UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 21

Pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

3 54 98

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan polietilen glikol 400 menggunakan mixer.

6 46 85

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

EFEK PERBANDINGAN SURFAKTAN DAN KOSURFAKTAN PADA MIKROEMULSI OVALBUMIN TIPE WO DENGAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (Mikroemulsi WO dengan Surfaktan Span 80 –Tween 80 : Kosurfaktan Etanol 96= 5:1; 6:1 dan 7:1)

0 0 130

SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 MENGGUNAKAN METODE SNEDDS (SELF-NANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM)

1 5 18