Tipe emulsi Ukuran droplet

Evaluasi homogenitas pada nanokrim KAD bertujuan untuk melihat bahwa seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan tercampur merata. Homogenitas suatu sediaan akan mempengaruhi efek terapetik zat aktif yang terkandung. Hal ini disebabkan karena zat aktif tersebar merata sehingga kadar obat selalu sama pada setiap penggunaan sediaan. Selain itu, pengujian homogenitas juga dapat digunakan untuk mengevaluasi proses pencampuran bahan, apakah berlangsung dengan baik dan efektif. Hasil pengujian homogenitas nanokrim KAD tersaji pada tabel IV. Nanokrim KAD yang dihasilkan homogen, yang berarti kinerja mixer dalam proses pencampuran cukup efektif. Nanokrim KAD memiliki pH 7,004 ± 0,076 tabel IV. Nilai pH tersebut sesuai dengan persyaratan pH sediaan topikal, yaitu 4,5 – 7 Swastika et al., 2013. Evaluasi pH sediaan merupakan suatu evaluasi yang penting karena dapat memprediksi resiko adanya iritasi jika sediaan diaplikasikan pada kulit. Iritasi pada kulit terjadi jika pH sediaan tidak sesuai dengan pH kulit. pH yang terlalu basa maupun terlalu asam dapat mengganggu keseimbangan pH kulit sehingga menyebabkan integritas stratum corneum menurun, serta terjadi iritasi dan kulit bersisik.

2. Tipe emulsi

Pengujian tipe emulsi bertujuan untuk memastikan tipe emulsi yang terbentuk. Tipe emulsi dari nanokrim KAD yaitu MA sehingga nanokrim KAD berjenis krim hidrofilik. Emulsi tipe MA terdiri dari droplet minyak sebagai fase internal yang terdispersi ke fase air sebagai fase eksternal. Hal ini dibuktikan dengan pengujian kelarutan. Saat nanokrim KAD dilarutkan dengan minyak, maka nanokrim tidak terdispersi. Saat dilarutkan dengan air, nanokrim KAD dapat terdispersi sempurna gambar 11. a B Gambar 11. Pengujian tipe emulsi: a nanokrim KAD dalam akuades; b nanokrim KAD dalam VCO Tipe emulsi juga ditentukan oleh nilai HLB surfaktan pada sistem. Tween 80 memiliki HLB 15 dan propilen glikol memilliki HLB 11,6. Berdasarkan perhitungan lampiran 2, HLB campuran pada sistem yaitu 14,32. Nilai HLB ini masuk dalam rentang HLB emulsi MA, yaitu 8 -18.

3. Ukuran droplet

Evaluasi ukuran droplet nanokrim KAD bertujuan untuk mengetahui ukuran droplet nanokrim tersebut. Pengukuran ukuran droplet menggunakan alat particle size analyzer Horriba SZ-100. Prinsip alat tersebut menggunakan dynamic light scattering, yaitu pengukuran fluktuasi intensitas cahaya yang dihamburkan dalam waktu tertentu. Sampel yang diletakkan dalam kuvet kaca akan ditembak dengan cahaya. Sudut penembakan cahaya ada 2, yaitu 90° untuk sampel dengan konsentrasi rendah dan 135° untuk sampel dengan konsentrasi tinggi. Adanya gerak Brownian partikel menyebabkan cahaya tersebut dihamburkan, sehingga terjadi fluktuasi intensitas cahaya. Gerak Brownian merupakan gerak acak partikel pada medium atau difusi partikel pada medium. Oleh karena itu, dapat dihubungkan antara fluktuasi intensitas penghamburan cahaya dengan difusi partikel. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat difusi partikelnya jika dibandingkan dengan partikel berukuran kecil. Preparasi sampel dengan pengenceran dibutuhkan untuk mendispersikan fase internal di dalam suatu fase cair. Pengenceran nanokrim KAD dilakukan menggunakan akuabides dengan tujuan mengurangi impuritis dengan massa molar besar. Signal hamburan cahaya dari impuritis tersebut dapat menutupi signal dari droplet yang akan diukur. Hasil uji ukuran droplet menunjukkan bahwa nanokrim KAD memiliki rata-rata ukuran droplet 181,398 nm ± 11,13. Ukuran droplet tersebut masuk dalam rentang persyaratan nanokrim, yaitu 20 nm – 500 nm. Selain metode pembuatannya, konsentrasi surfaktan yang digunakan juga mempengaruhi ukuran droplet Koroleva and Yurtove, 2012. Putaran dalam kecepatan tinggi dari tungkai pengaduk mixer menyebabkan fase minyak fase internal terdispersi dalam air fase eksternal berupa droplet dalam ukuran yang kecil. Tween 80 surfaktan dan propilen glikol kosurfaktan dapat teradsorpsi pada permukaan droplet fase minyak dan membentuk misel. Pembentukan misel dapat menurunkan tegangan antarmuka sehingga menghasilkan krim dengan sistem satu fase. Selain itu, pembentukan misel dari kombinasi Tween 80 dan propilen glikol menciptakan halangan sterik yang mencegah pemisahan fase karena fase minyak bergabung kembali. Gambar 12. Kurva distribusi ukuran droplet nanokrim KAD Kurva pada gambar 12 menunjukkan distribusi ukuran droplet nanokrim KAD. Frekuensi menggambarkan jumlah droplet pada diameter tertentu, diameter menggambarkan ukuran diameter dari droplet dalam ukuran nanometer, dan undersize menggambarkan persen kumulatif droplet yang diukur. Hasil pengukuran menggunakan Horiba SZ-100 menunjukkan distribusi ukuran droplet nanokrim KAD berupa polydisperse, dengan polydispersity index PI sebesar 0,132 dan polydispersity Pd sebesar 36,33 lampiran 7. Arzenšek 2010 menyatakan bahwa sampel yang termasuk dalam polydisperse memiliki Pd 20.

4. Viskositas dan rheologi

Dokumen yang terkait

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA DENGAN KOMBINASI DUA SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) ATAU DENGAN LESITIN

5 23 47

FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA SAWIT DALAM AIR MENGGUNAKAN KOMBINASI SURFAKTAN TWEEN 80 DAN GLISEROL MONOSTEARAT ATAU LESITIN

0 11 37

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80 UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 80.

0 0 21

Pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.

3 54 98

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan span 80 menggunakan mixer.

4 50 88

Pembuatan nanokrim kojic acid dipalmitate dengan kombinasi surfaktan tween 80 dan kosurfaktan polietilen glikol 400 menggunakan mixer.

6 46 85

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

EFEK PERBANDINGAN SURFAKTAN DAN KOSURFAKTAN PADA MIKROEMULSI OVALBUMIN TIPE WO DENGAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA (Mikroemulsi WO dengan Surfaktan Span 80 –Tween 80 : Kosurfaktan Etanol 96= 5:1; 6:1 dan 7:1)

0 0 130

SURFAKTAN TWEEN 80 DAN KOSURFAKTAN PEG 400 MENGGUNAKAN METODE SNEDDS (SELF-NANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM)

1 5 18