Pengaruh Persepsi Nilai Anak Berdasarkan Kebutuhan terhadap Jumlah Anak Pengaruh Persepsi Nilai Anak Berdasarkan Motivasi terhadap Jumlah Anak

Menurut Robinson 1983 dalam Dian 2011, ada tiga macam tipe kegunaan anak yakni, kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu barang konsumsi, misalnya sebagai sumber hiburan, kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu sarana produksi, yakni dalam beberapa hal tertentu anak diharapkan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu yang menambah pendapatan keluarga, kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai sumber ketentraman, baik pada hari tua maupun sebaliknya. Menurut pendekatan lain yang lebih sesuai dengan keadaan di negara berkembang, anak dianggap sebagai barang investasi atau aktiva ekonomi. Orang tua berharap kelak menerima manfaat ekonomi dari anak. Manfaat ini akan nampak jika anak bekerja tanpa upah di sawah atau usaha milik keluarga atau memberikan sebagian penghasilannya kepada orang tua ataupun membantu keuangan orang tua Lucas, 1990.

5.3. Pengaruh Persepsi Nilai Anak Berdasarkan Kebutuhan terhadap Jumlah Anak

Hasil tabulasi silang antara kebutuhan dengan jumlah anak menunjukkan bahwa responden yang setuju dengan memiliki lebih dari 2 orang anak berdasarkan kebutuhan tentang nilai anak, yang jumlah anaknya baik ≤ 2 orang ada sebanyak 18 orang 42,9, dan yang jumlah anaknya kurang baik 2 orang ada sebanyak 24 orang 57,1. Responden yang kurang setuju dengan memiliki lebih dari 2 orang anak berdasarkan harapan tentang nilai anak, yang jumlah anaknya baik ≤ 2 orang ada sebanyak 5 orang 16,7 dan yang jumlah anaknya kurang baik 2 orang ada Universita Sumatera Utara sebanyak 25 orang 83,3. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara harapan dengan jumlah anak p=0,019. Responden dalam penelitian ini mayoritas menilai anak sebagai kebutuhan sebab dengan memiliki anak laki-laki dan perempuan dapat meningkatkan status keluarga, anak dapat membantu ekonomi orang tua dan anak butuh adik dan kakak. Pada umumnya, setiap keluarga butuh akan keluarga normal dalam hal memiliki anak, walaupun juga harus mempertimbangkan berapa jumlah anak yang dibutuhkan. Dari pandangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mengambil keputusan tentang jumlah anak atau besar keluarga yang akan dimiliki sesorang akan dipengaruhi oleh daya guna utility yang diberikan oleh anak-anaknya.

5.4. Pengaruh Persepsi Nilai Anak Berdasarkan Motivasi terhadap Jumlah Anak

Hasil tabulasi silang antara motivasi dengan jumlah anak menunjukkan bahwa responden yang motivasinya setuju dengan memiliki anak lebih dari 2 orang berdasarkan motivasi tentang nilai anak, yang jumlah anaknya baik ≤ 2 orang ada sebanyak 21 orang 38,9, dan yang jumlah anaknya kurang baik 2 orang ada sebanyak 33 orang 61,1. Responden yang motivasinya kurang setuju dengan motivasi tentang nilai anak, jumlah anak yang baik ada sebanyak 2 orang 11,1, yang jumlah anaknya kurang baik ada sebanyak 16 orang 88,9. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara harapan dengan jumlah anak p=0,029. Universita Sumatera Utara Diantara berbagai pendekatan terhadap nilai anak, adalah pendekatan mikro ekonomi dan pendekatan psikologi social. Pendekatan ini menekankan adanya kebutuhan masing-masing orang yang terpenuhi dengan mempunyai anak. Cara lain memenuhi kebutuhan ini, dan interaksi antara nilai emosional, social, ekonomi, serta beban karena mempunyai anak Dian, 2011. Dibeberapa Negara termasuk Indonesia, umumnya anak laki-laki mempunyai arti khusus sehingga anak laki-laki lebih banyak dipilih. Orang tua dari golongan menengah lebih memilih anak perempuan yang dapat menjadi kawan bagi ibu. Perbedaan tanggapan yang relatif kecil antara suami dan isteri ada hubungannya dengan peranan mereka dan pembagian tugas dalam keluarga, misalnya, wanita yang menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk mengasuh anak, mempunyai lingkungan kehidupan social yang lebih sempit, menitik beratkan anak sebagai kebutuhan emosional serta fisik dari pengasuhan anak. Di lain pihak para suami lebih mementingkan kebutuhan akan keturunan untuk melanjutkan garis keluarga dan lebih prihatin terhadap biaya anak. Ini merupakan faktor-faktor yang memotivasi setiap keluarga dalam mempersepsikan nilai anak terhadap jumlah anak Haryono, 2011. Hubungan pendekatan dan pola pikir persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan keputusan. Orang tua dalam keluarga tentu saja menginginkan agar anaknya berkualitas dengan harapan dikemudian hari dapat melanjutkan cita-cita keluarga, berguna bagi masyarakat dan Negara. Untuk sampai pada cita-cita tersebut tentu saja tidak mudah, dibutuhkan strategi dan metode Universita Sumatera Utara yang baik. Apakah mungkin menciptakan anak berkualitas ditengah waktu yang terbatas, karena kesibukan bekerja, dan apakah mungkin menjadikan anak berkualitas ditengah kondisi keuangan atau pendapatan yang terbatas Dian, 2011.

5.5. Pengaruh Persepsi Nilai Anak Berdasarkan Budaya Nilai Anak terhadap Jumlah Anak