a. Observasi Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada PT. Bank DKI cabang
Raya Darmo Surabaya untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan kuisioner.
b. Wawancara Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden di PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya
c. Kuesioner Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi
pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor Nazir, 2005:203.
3.5. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square PLS, metode Partial Least Square PLS merupakan
factor indeterminancy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala ukuran variable
tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan structural untuk menguji teori atau
pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk
mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan prediksi, dan PLS
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dimaksudkan untuk
casual-perdictive analysis
dalam situasi
kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. Ghozali, 2011:18-19
1. Inner Model Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation,
structural model dan substantive theory. Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada
substantive theory Ghozali, 2011:23. Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau
hipotesis penelitian. Persamaan Model Struktural :
η
1
= γ
11
ξ
1
+ γ
12
ξ
2
+ γ
13
ξ
3
+
ζ
keterangan :
= Variabel Laten Endogen Variabel Terikat ξ = Variabel Laten Eksogen Variabel Bebas
γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen
= Galat model structural Yamin, 2011: 38
2. Outer Model Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement
model. Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya Ghozali,
2011:23. Hubungan antar variabel laten dengan variabel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator
tidak akan mempengaruhi variabel laten Yamin, 2011:10 Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen Bebas :
X
1
= X
1 1
+
1
X
2
= X
2 1
+
2
X
3
= X
3 1
+
3
X
4
= X
4 1
+
4
X
5
= X
5 1
+
5
X
6
= X
6 1
+
6
X
7
= X
7 1
+
7
dan seterusnya sampai X
18
= X
18 1
+
18
Keterangan: X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen
adalah variabel laten eksogen X adalah loading faktor variabel eksogen
adalah galat pengukuran pada variabel eksogen Yamin, 2011: 37
Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen Terikat
Y
1
= Y
1 1
+
1
Y
2
= Y
2 1
+
2
Y
3
= Y
3 1
+
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Y
4
= Y
4 1
+
4
Y
5
= Y
5 1
+
5
dan seterusnya sampai Y
16
= Y
16 1
+
16
Keterangan: Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen
adalah variabel laten endogen Y adalah loading faktor variabel endogen
adalah galat pengukuran pada variabel endogen Yamin, 2011:38
3. Evaluasi Goodness of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat
signifikansi dan weight yang meliputi : a.
Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif
indikator dinilai
berdasarkan korelasi
antara item
scorecomponent score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika
berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup Ghozali, 2011:25.
b. Discriminant Validity
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan
konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah
membandingkan nilai square roof of average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan
konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya
dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari
0,05 Ghozali, 2011:25. c. Composite Reliability
Composite reliability blok indicator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal
concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas composite adalah lebih besar dari 0,7. Metode
lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk
Ghozali, 2011:25-26.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Evaluasi Goodness of Fit Inner Model Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen
dan diukur dengan melihat Q-square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan
juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 nol menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance
Ghozali, 2011:26.
3.5.2 Uji Hipotesis
Hipotesis statistik untuk outer model adalah : Ho : λi = 0 : indikator yang digunakan dapat memprediksi variabel
laten. H1 : λi ≠ 0 : Indikator yang digunakan tidak dapat memprediksi
variabel laten. Hipotesis Statistik untuk inner model adalah:
Hipotesis 1: Ho:γi=0
: Terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
H
1
:γi≠0 : Tidak ada pengaruh dukungan manajemen puncak
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hipotesis 2: Ho:γi=0
: Terdapat pengaruh partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
H
1
: γi ≠ 0 : Tidak ada pengaruh partisipasi pemakai terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi. Hipotesis 3:
Ho : γi = 0 : Terdapat pengaruh kemampuan teknik personal terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
H
1
:γi≠0 : Tidak ada pengaruh kemampuan teknik personal
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hipotesis 4:
Ho : γi = 0 : Terdapat pengaruh program pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
H
1
:γi≠0 : Tidak ada pengaruh program pendidikan dan
pelatihan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN