PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS

Progdi Akuntansi

DiajukanOleh : YUNITA ESTI PRATIWI

1013010172/FEB/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO SURABAYA

SKRIPSI

DiajukanOleh : YUNITA ESTI PRATIWI

1013010172/FEB/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(3)

PERSONAL PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO

SURABAYA

yang diajukan

Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal :

Mengetahui Ketua Program Studi

DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA NIP. 19611011 199203 1001


(4)

PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO

SURABAYA

yang diajukan

Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal :

Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

DRS.H.RAHMAN A.SUWAIDI, MS NIP. 196003301986031003


(5)

PERSONAL PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO

SURABAYA

yang diajukan

Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA

telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SRI HASTUTI, M.SI Tanggal : 19 Desember 2013

Mengetahui Ketua Program Studi

DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA NIP. 19611011 199203 1001


(6)

PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO

SURABAYA

Disusun Oleh :

Yunita Esti Pratiwi 1013010172/FEB/EA

telah dipertahankan dihadapan

dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama Ketua

Dra. EC. Sri Hastuti, M.Si Dr. Gideon Setyo, M.Si Sekretaris

Dra.Ec.Sri Hastuti, M.Si Anggota

Dra.Ec.Tituk Dyah, M.Aks Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP. 196309241989031001


(7)

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK,

PARTISIPASI PEMAKAI, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL

PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO SURABAYA ”.

Maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar S-1 yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur. Selain itu peneliti jug dapat mencoba menerapkan dan membandingkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di dunia kerja.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dan terwujud dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.


(8)

3. Bapak Dr. HeroPriono, SE, MSi, AK, CA selakuKetua ProgramStudiEkonomiAkuntansi UPN “Veteran” Jatim.

4. Ibu Dra. Ec. Hj. Sri Hastuti, Msi selaku dosen wali dan juga dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir tanpa pernah hentinya memberikan semangat dan dukungan. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur khususnya Program Studi Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu yang kelak bermanfaat.

6. Bapak Sudarsono selakuPimpinan Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya yang telah diberikan izin melakukan penelitian skripsi dari awal hingga akhir . 7. Staff dan karyawan Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya yang juga

banyak membantu memberikan masukan dalam proses penelitian skripsi ini. 8. Bapak Slamet Harianto, alm. Subhanallah bapak, anakmu akhirya bisa

menyelesaikan pendidikan sarjana tepat waktu. Doaku selalu menyertaimu bapak, engkau sudah tenang di sisi Allah Swt. Amin

9. Ibuku tercinta Weni Astuti, seorang single parent yang tiada hentinya selalu memberikan suport dan doa. Entah berapa kali tetesan air mata yang kau keluarkan ibu. Terima kasih Ibu.

10.Eyang Putri tersayang, sosok ibu kedua yang menjadibagian terpenting dalam hidup saya hingga sampai saat ini. Terima kasih eyang

11. Keluarga di rumah, Om Aan dan Tante Anik yang juga selalu suport dan mendoakan sehingga segala urusannya menjadi lancar.


(9)

12.Ibu Rohani selaku pembina paduan suara Gita Widya Giri terima kasih atas bantuan yang ibu berikan selama ini. Tetap setia membina paduan suara Ibu. 13.Bapak Ignatius Irwan selaku pelatih paduan suara Gita Widya Giri terimakasih

telah memberikan materi-materi vokal sehingga bergabung di choir bukanlah hal yang keliru.

14.Sahabat saya Ratna yang selalu menemani setiap saat , tangis canda tawa kita lewati 4 tahun ini. Banyak kata yang tak sanggup menggambarkan ,terima kasih sahabat.

15.Sahabat Ardila, terima kasih banyak memberikan keceriaan sejak mengenalmu sahabat. Jangan pernah lupa waktu yang telah kita lalui bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita.

16. Sahabat Arif, sahabat paling pinter, paling ganteng. Terima kasih sudah sabar dan tiada hentinya memberikan tawa canda , dan mendengarkan setiap keluh kesah yang ada. Terima kasih sahabat.

17. Sahabat Dewi dan Ovi. Walaupun kadang waktu yang kita habiskan kurang banyak tapi momen saat sama kalian adalah momen yang paling dinanti. 18.Teman-teman Angkatan 2010 Akuntansi, mulai dari teman semester 1 kelas E

hingga teman kelas diperkuliahan terakhir semester 7.

19. Teman-teman KKN 28, especiallyRosita terimakasih banyak untuk

bantuanmu kawan. Walau baru kenal saat kkn tapi banyak hal amazing yang kita bisa ceritakan bersama.

20. Indri , mbak Wanda dan Cece Suci, terima kasih untuk suport dan dukungan yang diberikan.


(10)

21. Keluargaku dan singer-singer kesayangan dari alumni, senior, junior GWG, kalianlah keluarga yang tak akan pernah terlupakan. Banyak pengalaman bergabung di GWG. Teruskan meraih prestasi ya GWG. Go internasional.

Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran serta masukan yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kesalahan baik sengaja ataupun tidak sengaja.

Surabaya,20 Februari 2014


(11)

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1

1.2. RumusanMasalah ... 7

1.3. TujuanPenelitian ... 7

1.4. ManfaatPenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PenelitianTerdahulu ... 9

2.1.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 13

2.2. LandasanTeori ... 14

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 14

2.2.1.1. Peranan SIA dalam Organisasi Perusahaan ... 15

2.2.1.2. Jenis Sistem Informasi Akuntansi ... 16


(12)

2.2.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SIA ... 24

2.2.3.1.Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 25

2.2.3.2. Partisipasi Pemakai (X2) ... 26

2.2.3.3. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3) ... 27

2.2.3.4. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4) ... 27

2.2.4. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap SIA... 28

2.2.5. Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap SIA ... 30

2.2.6. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal terhadap SIA ... 32

2.2.7.Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan terhadap SIA ... 33

2.3. KerangkaPikir ... 34

2.4. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian ... 37

3.2. OperasionalisasidanPengukuranVariabel ... 37

3.2.1. DefinisiOperasional ... 37

3.2.2. Pengukuran Variabel ... 39


(13)

3.4.1.Jenis Data ... 47

3.4.2. Sumber Data ... 47

3.4.3. Pengumpulan Data ... 47

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 48

3.5.1. Teknik Analisis ... 48

3.5.2. Uji Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 55

4.1.1. Karakteristik Responden... 56

4.1.2. Deskripsi Data Variabel... 57

4.2. Hasil Penelitian ... 64

4.2.1. Goodness of Fit Outer Model ... 65

4.2.1.1. Uji Convergent Validity ... 65

4.2.1.2. Uji Composite Realibility ... 70

4.2.1.3. Uji Discriminant Validity ... 71

4.2.2Pengujian Hipotesis ... 72

4.2.2.1. Goodness of Fit Inner Model (Uji Model Struktural) ... 72


(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Saran ... 80

5.3. Keterbatasan dan Implikasi ... 82

5.3.1. Keterbatasan Penelitian ... 82

5.3.2. Implikasi Penelitian ... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI, TEKNIK PERSONAL PEMAKAI, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA

DARMO SURABAYA

Yunita Esti Pratiwi

Abstrak

Penggunaan informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, teknik personal pemakai, program pendidikan dan pelatihan yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dengan cara menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh responden sedangkan data sekunder dengan cara mencatat data-data yang terkait sebagai pendukung penelitian. Untuk memenuhi tujuan penelitian menggunakan alat uji partial least square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak dan teknik personal pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Keywords : dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, teknik personal pemakai, program pendidikan dan pelatihan, dan kinerja sistem informasi akuntansi.


(16)

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang pesat dibandingkan waktu dulu, misalnya yang terdapat pada bidang komunikasi. Perkembangan pengolahan data merupakan suatu pengaruh dari teknologi informasi tersebut. Berbagai macam alat komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya seperti internet, telepon seluler, dsb. Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai Sistem Informasi Akuntansi dan pemakaian dari Sistem Informasi Akuntansi itu sendiri. Soegiharto (2001) dan Jen (2002) dalam Almilia (2007), mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain : keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi,

ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi

pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem informasi.

Persaingan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan – tekanan yang sangat berat. Lingkungan disekitar perusahaan semakin kompleks


(17)

dan bergejolak akibat kemajuan di bidang komunikasi, transportasi, dan teknologi. Persaingan menjadi global dan tidak mengenal batas. Dengan itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta, dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif dan efisien. Informasi merupakan hal yang kritis bagi perusahaan terutama dalam hal pengambilan keputusan. Suatu informasi yang baru (atau paling tidak te;ah ditingkatkan mutu secara besar – besaran) akan menggantikan sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai. Karena sisten informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan nama sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) untuk mencapai sasaran perusahaan dan fungsi sistem akuntansi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapai tujuan melalui penyediaan informasi.

Sistem informasi akuntansi dapat dinilai kinerjanya, agar tidak membawa kegagalan dalam perusahaan. Penggunaan informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan. Sistem informasi akuntansi memberikan manfaat yang besar untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Secara tipikal, suatu sistem dikatakan berhasil jika dipenuhi oleh tiga kondisi yakni : penggunaan dari sistem tersebut meningkat,


(18)

persepsi pemakai atas kualitas sistem lebih baik dari sebelumnya atau kepuasa pemakai informasi meningkat (Susilatri dkk, 2010). Dalam tahap perancang dan analis sistem informasi dapat mendesain sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai sistem informasi (user). Agar tidak ada hambatan dalam pemakaian sistem informasi, maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan dan fleksibel. Karena secanggih apapun sistem yang dibuat, namun seandainya dalam perencanaan sistemnya tidak memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya, maka dapat dipastikan akan terjadi hambatan – hambatan yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan pemakainya. Untuk itu dalam perancangan sistem, sebaiknya pemakai dapat terlibat aktiv, demikian juga sampai pada proses pengujiannya.

Teknologi komputer juga mempengaruhi sistem pengendalian atas bekerjanya sebuah sistem. Mungkin banyak orang menduga bahwa manipulasi tidak akan terjadi dalam perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam pemrosesan data. Namun beberapa sumber mengatakan manipulasi komputer merupakan industri baru yang berkembang pesat bagaikan jamur dimusim hujan. Dengan alasan ini, secara umum diperlukan suatu tambahan pertimbangan dalam menentukan resiko pengendalian. Pertimbangan yang patut diperhatikan adalah pengendalian komputer, yang meliputi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.


(19)

Ada beberapa alasan mengapa pengendalian merupakan hal pokok dalam sistem informasi yang mengandalkan komputer. Pertama, terdapat gejala bahwa manajemen semakin sadar sepenuhnya terhadap informasi dari sistem yang diolah dengan komputer, kecermatan dan kehandalan laporan merupakan fungsi pengendalian dalam pengolahan data. Kedua, meningkatnya sumber daya yang dialokasikan pada aktivitas sistem penggunaan komputer demikian proses pengendalian semakin diperlukan untuk memperoleh kepastian bahwa sumber daya sumber-nya tersebut telah digunakan secara efektif. Ketiga, kemungkinan timbulnya permasalahan pengendalian dalam sistem yang menggunakan komputer demikian besar. Disamping itu banyak bukti yang menunjukkan kelemahan sistem pengendalian dalam perusahaan dewasa ini.

Bank DKI cabang Raya Darmo merupakan Bank yang struktur

pemegang saham terbesar 99,86% dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta, sedangkan 0,14% dimiliki oleh PD Pasar Jaya. Dalam aktivitas perbankan yang umum dilakukan Bank DKI cabang Raya Darmo adalah keterlibatan langsung sistem informasi sebagai hal terpenting dalam membantu kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan interaksi dengan nasabah maupun dengan pemegang saham. PT. Bank DKI cabang Raya Darmo dengan menggunakan sistem informasi perbankan yaitu DBS-IBS atau yang disebut dengan Branch Delivery System-Integrated Banking System diharapkan sistem ini dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem semi manual dalam hal pencatatan, kedalam sistem terkomputerisasi yang


(20)

terintegrasi dengan baik. Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi itu sendiri (User Accounting Information System

Satisfaction) dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi (User Accounting Information System Use). Kinerja tersebut dapat dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang meliputi dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi akuntansi (Jen 2002) dalam Almilia (2007).

Kenyataan yang ada dalam perusahaan, terdapat beberapa permasalahan yang ada didalam perusahaan, yaitu pertama, sering terjadi human error seperti terjadi kesalahan staf dalam menyalin dan mengisi data, kesalahan dalam melakukan perhitungan, kesalahan pengisian nomor dokumen dan kehilangan atau kerusakan dokumen fisik. Dan banyak dokumen dengan nama nasabah yang kurang tampak sehingga ketika mencari dokumen salah satu nasabah akan makin menyulitkan karena harus mencari satu persatu secara manual. Kedua, para pemakai sering merasa kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi baru yang diterapkan perusahaan. Karena sistem baru tersebut belum disosialisasikan terlebih dahulu kepada para karyawan. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan para pengguna,


(21)

terutama dalam segi reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Contohnya : salah menginput bunga deposito dan menginput nominal.

Namun kesalahan yang paling sering terjadi adalah staf tersebut salah dalam menginput jenis transaksi. Sebagai contoh yaitu terdapat nasabah yang melakukan transaksi setor, namun staf tersebut tidak menginput ke dalam setor melainkan ke dalam sistem tarik tunai. Hal tersebut mengakibatkan penjurnalan debit dan kredit yang salah serta berdampak pada saldo akhir yang tidak seimbang atau sama. Karena adanya kesalahan tersebut, harus dilakukan pengoreksian ulang kesalahan dengan menjurnal ulang menggunakan jurnal koreksi yang dapat memakan waktu yang cukup lama.

Berdasarkan uraian diatas yang telah peneliti jelaskan, maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Pengaruh Dukungan

Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal Pemakai dan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi pada PT. Bank DKI Cabang Raya Darmo Surabaya”.


(22)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya ? 2. Apakah partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya ?

3. Apakah kemampuan teknik personal pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya ?

4. Apakah program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk membuktikan secara empiris apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal pemakai, program pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya.


(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Sebagai saran untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

b. Bagi Praktisi

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengguna yaitu, manajemen dapat memaksimalkan kinerja sistem informasi akuntansi dalam menghasilkan kualitas informasi untuk menentukan kebijakan atau langkah yang harus diambil dan diterapkan oleh perusahaan.

c. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang


(24)

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak – pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Sari (2012)

Judul :

“ Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya”. Rumusan Masalah :

“ Apakah faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan program pelatihan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi pada kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya?”

Hasil Penelitian :

1. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) berpengaruh signifikan dengan partisipasi pemakai (X1) dalam proses pengembangan dan

operasional sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) akan meningkat apabila keterlibatan pemakai semakin tinggi.


(25)

2. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2).

3. Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) tidak berpengaruh signifikan terhadap program pelatihan dan pendidikan pemakai (X3).

2. Indyanti (2009) Judul :

“ Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi di PT. Wangta Agung I Surabaya”.

Rumusan Masalah :

Apakah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi PT. Wangta Agung I Surabaya ? Hasil penelitian :

1. Kinerja sistem informasi akuntansi memiliki hubungan positif signifikan dengan partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem.

2. Kinerja sistem informasi akuntansi memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan operasional sistem informasi. Kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat apabila manajemen puncak memberikan dukungan yang semakin tinggi.


(26)

3. Kinerja sistem informasi akuntansi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan teknik personal pemakai sistem. 3. Lailaturrokmah (2012)

Judul :

“ Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Rungkut ”.

Rumusan Masalah :

Apakah partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Rungkut.

Hasil penelitian :

Partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi dan secara parsial faktor program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal dan dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


(27)

4. Anggraeni (2011) Judul :

“ Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi

akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya”.

Rumusan Masalah :

Apakah faktor partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya ?

Hasil peneltian :

Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh secara positif signifikan dengam variabel partisipasi pemakai (X1). Partisipasi pemakai

yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemampuan teknik personal (X2),

dukungan manajemen puncak (X3), dan program pelatihan dan

pendidikan (X4).

Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat


(28)

dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.

Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hipotesis

1 Dinda

Kumala Dewi (2012)

Faktor - faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem

informasi pada Kantor Cabang

PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya

Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Surabaya.

2 Astri

Indyanti (2009)

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi

pada PT. Wangta Agung I

Surabaya.

Diduga partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT Wangta Agung Surabaya.

3 Lely Yunita

Lailaturrok mah (2012)

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Rungkut.

Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT.PLN (Persero) UPJ Rungkut.

4 Oriana

Hayu Anggraeni (2011)

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri

Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya

5 Yunita Esti Pratiwi (2014)

Pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal,

program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya

Diduga :

HІ = Dukungan Manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

HЇ = Partisipasi Pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. HЈ = Kemampuan Teknik Personal pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

HЉ = Program Pendidikan dan Pelatihan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


(29)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem adalah gabungan berbagai elemen yang berinteraksi dan secara bersama berfungsi untuk mencapai tujuan. Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang menimbulkan hubungan satu dengan lainnya. Bodnar (1995) dalam Almilia (2007).

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. Agar data keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk – bentuk yang sesuai. Untuk dapat menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai juga, diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam perusahaan.

Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan (1994:3) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak diluar perusahaan ( seperti kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen).

Definisi yang lain diberikan oleh Barry E. Cushing yang dikutip oleh Baridwan (1994:3), sistem informasi akuntansi adalah suatu set


(30)

sumberdaya manusia dan modal dalam suatu organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data transaksi.

Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan pihak manajerial dalam pengambilan yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

2.2.1.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Organisasi Perusahaan

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas – aktivitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang langsung tertarik antara lain adalah dari pelanggan, supplier, pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.

Dalam pada itu, organisasi adalah sekelompok orang atau unit yang melakukan kegiatan, termasuk pengambilan keputusan, secara terkoordinasi guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai suatu sistem, setiap organisasi menerima berbagai input dan mentransformasikannya menjadi suatu produk barang dan jasa. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur mentransformasikan bahan baku, upah dan input lainnya kedalam bentuk produk nyata, seperti misalnya sepatu, mebel, hingga mobil dan pesawat terbang. Apapun bentuknya, setiap organisasi


(31)

akan berusaha mencapai tujuannya dengan mengalokasikan sumber dayanya secara optimal melalui pengambilan keputusan. Informasi, dengan demikian memiliki nilai ekonomis, sepanjang dapat memberikan kontribusi kepada pengambilan keputusan alokasi sumberdaya yang efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan demikian,

informasi merupakan sumber daya organisasi yang paling penting. ( Widjajanto, 2001 : 14).

2.2.1.2. Jenis Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat berbagai macam jenis sistem informasi berbasis komputer yang dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu (Bodnar dan Hopwood, 2006:6-8).

1. Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing (EDP)

Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan

pengolahan data dan transaksi – transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi. 2. SIM (Management Information System)

Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. SIM menyediakan beragam informasi diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi, misalnya :

a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan


(32)

dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar penjualan dan informasi biaya.

b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi prduksi. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar persediaan dan informasi biaya.

c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar pajak upah, gaji dan informasi manfaat.

d. Sistem Informasi Keuangan SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi – aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi, misalnya adalah ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran.

3. Sistem Pendukung Keputusan – Decision Support System (DSS) Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS mensyaratkan pengguna model – model keputusan dan basis data khusus serta benar – benar terpisah dari sistem pengolahan data.


(33)

4. Sistem Pakar – Expert System (ES)

Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak.

5. Sistem Informasi Executive – Executive Information System (EIS) Dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak. EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih informasi yang telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak. 6. Sistem Informasi Akuntansi

Sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan pengembangan sistem.

2.2.1.3. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi selalu berkembang selama masa hidup dan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus mampu menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang berlaku saat ini, dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut akan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh pemakai internal dan pemakai eksternal.

Menurut Wilkinson (1990:12) terdapat beberapa tahap proses penyusunan sistem informasi antara lain :


(34)

1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.

2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis sistem informasi. Tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem informasi dan juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri. 3. Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya

yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa memilih peralatan yang paling sesuai.

4. Implementasi sistem, terdiri dari langkah – langkah seperti perlengkapan rincian untuk rancangan yang telah disusun, pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan, penginstalasian dan penyajian peralatan serta penerapan awal dari sistem itu.

5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang telah disusun. Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem dan kendala keluaran.

2.2.1.4. Penggunaan Komputer dalam Sistem Informasi Akuntansi

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi didalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi


(35)

yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau dengan bantuan komputer. (Baridwan, 1994 :127)

Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi prosedur dan pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan rumit serta memerlukan pengetahuan khusus tentang komputer.

(Baridwan, 1994 : 127).

Gambar.1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual

Bukti

Transaksi

Laporan

keuangan

Jurnal

Buku

Besar

Buku

Pembantu

Laporan

Keuangan


(36)

Gambar.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer

Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, Edisi Pertama, BPFE,

Yogyakarta, Hal 128.

2.2.1.5. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam dua kelompok : a. kelompok internal, dan b. kelompok eksternal. Kelompok internal meliputi para manajer yang terdapat didalam perusahaan itu sendiri yang kebutuhannya sangat tergantung pada jenjang organisasi atau pada fungsi tertentu yang dilaksanakannya. Karakteristik kebutuhan informasi pada setiap jenjang manajemen yang dibagi kedalam tiga bagian, yaitu jenjang manajemen bawah (lower), jenjang manajemen madya (middle), dan jenjang manajemen puncak (top). Jenjang manajerial terendah informasi yang dibutuhkan lebih banyak bersifat pengendalian, misalnya informasi untuk mengawasi absensi, pengendalian barang di gudang, ataupun pengendalian jadwal produksi.

Bukti

Transaksi

Jurnal

File Transaksi

Buku Besar

Laporan keuangan dan laporan keuangan lain yaitu

laporan keuangan fiskal


(37)

Untuk jenjang yang lebih tinggi akan lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk perencanaan, misalnya menetapkan strategi penjualan, perumusan rencana pembukaan cabang baru. Para manajer yang berada di jenjang lebih bawah cenderung memerlukan informasi yang bersifat rutin dan terinci. Sedangkan yang berada pada jenjang yang lebih tinggi cenderung memerlukan informasi yang bersifat ikhtisar. Manajer yang berada pada jenjang lebih tinggi cenderung memerlukan informasi yang lebih banyak menyangkut situasi dan kondisi eksternal. Sedangkan manajemen yang berada pada jenjang yang lebih bawah akan cenderung memerlukan informasi internal. Kelompok eksternal pada umumnya memerlukan informasi yang bersifat umum dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi-laba, laporan arus kas, disertai dengan berbagai penjelasannya. Pengertian umum dalam hal ini adalah dapat dipergunakan oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusunan informasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum pula.(Widjajanto, 2001:14).

2.2.1.6. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (1990:7) sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :

1. Menyajikan informasi yang mendukung operasi harian.

2. Menyajikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan. 3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.


(38)

Dua tujuan utama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal, hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.

2.2.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat dengan cara bagaimana sistem tersebut dapat memproses informasi dengan baik. Khalil (1997) dalam Almilia (2007) mengukur efektifitas sistem informasi dengn menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) dalam Almilia (2007) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Choe (1996) dan Soegiharto (2001) dalam Almilia (2007). Penelitian ini mengukur kinerja SIA dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA itu sendiri oleh para karyawan pada Departemen Akuntansi, Keuangan dan Perpajakan dalam membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah data – data keuangan menjadi informasi Akuntansi.

1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan Mignen (1990)


(39)

pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) seperti yang dikutip oleh Soegihrto dalam Almilia (2007) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang

dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Almilia (2007) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Almilia (2007) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.

2.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor – faktor yang merupakan hal diluar sistem akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor – faktor itu antara lain adalah perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga penggunaan komputer sebagai alat bantu (Baridwan, 1994: 7)


(40)

2.2.3.1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Menurut Jen (2002) dalam Almilia (2007), berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.

Menurut Supriyono (1986:46) mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan perusahaan.

Menurut Glueck dan Jauch (1991:68) mengemukakan bahwa manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada dipuncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelagsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

2.2.3.2. Partisipasi Pemakai (X2)

Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk


(41)

memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggungjawab pencapaian tujuan itu (Davis, 1996:179)

Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui secara luas dan literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi (Setianingsih, 1998:195).

Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam partisipasi kerja, antara lain :

1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berati keterlibatan mental dan emosional para pegawai daripada hanya berupa aktivitas fisik.

2. Motivasi kontribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang-orang untuk memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai tujuan organisasi.

3. Penerimaan tanggungjawab, partisipasi berarti mendorong orang-orang untuk menerima tanggungjawab dalam aktivitas kelompok.

Partisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang

bertanggungjawab daripada hanya sekedar pelaksana yang tidak bertanggungjawab.

Dari teori diatas, kenyataan yang dapat kita temui bahwa seringkali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam


(42)

suatu sistem informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem.

2.2.3.3. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3)

Menurut Jen (2002) dalam Almilia (2007) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal SIA akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal SIA dengan kinerja SIA. Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada pengalaman orang lain.

Dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi.

2.2.3.4 Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Sebagai proses pelatihan, departemen personalia dan para manajer harus menilai kebutuhan, tujuan – tujuan atau sasaran program, isi dan prinsip – prinsip belajar. Uraian langkah – langkah yang seharusnya diikuti sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditunjukkan pada orang yang bertanggungjawab atas program pelatihan harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan karyawan dan organisasi agar dapat menentukan sasaran yang ingin dicapai. Meskipun proses belajar ditangani oleh para


(43)

instruktur dalam departemen personalia, langkah-langkah pendahuluan ini hrus dilakukan untuk mengembangkan suatu program efektif (Martoyo, 2000:63-64)

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahun dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru.

Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih

mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin

tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan baik dari produktivitas, baik kuantitas/jumlah maupun kualitas/mutu. Tenaga kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktivitasnya

baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan (Handoko, 2000:103-104).

2.2.4. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)


(44)

Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap tahap siklus pengembangan sistem yang meliputi perencanaan, perancangan, implementasi dan tanggungjawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada (Jen, 2002:139).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2011) dalam Jen (2002) menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil penelitian Choe (1996) dalam Jen (2002) yang menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.

Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntasi yaitu teori kelompok. Teori Kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin


(45)

yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan (Thoha, 2004:288).

Menurut Thoha (2004:288) bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai informasi tersebut.

Teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.

2.2.5. Pengaruh Partisipasi Pemakai (X2) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi (Setianingsih, 1998).


(46)

Hwang (1999) dalam Jen (2002), mengatakan bahwa keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.

Teori pendukung keterlibatan/partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh McGregor (1957) asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut :

a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain, bila pekerjaan yang dikerjakan tidak menyenangkan, mungkin itu karena cara melakukan pekerjaan tersebut dalam organisasi.

b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.

c. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima dilingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga untuk kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.

d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan sesuatu tanggungjawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.

e. Kebanyakan orang mempunyai untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi.


(47)

Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan keterlibatan pemakaian sistem informasi akuntansi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran peserta karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk menerima tanggungjawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk menciptakan kepuasan pemakai sistem informasi (Davis, 1996:162).

2.2.6 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal (X3) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.

Jen (2002) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi juga rendah. Namun kurangnya


(48)

sumber daya atau rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para

karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi

menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2.2.7 Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan (X4) terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Pelatihan merupakan suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi (Mathis dan Jackson, 2002:5).

Jen (2002:140) menyatakan bahwa sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan dan pelatihan pemakai merupakan suatu usaha sosialisasi sebagai bentuk peningkatan kemampuan dalam memahami dan memakai sistem informasi akuntansi secara benar dan baik yang dilakukan oleh suatu organisasi kepada sumber daya manusianya. Dengan pelatihan dan


(49)

pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori – teori yang telah dikemukakan maka kerangka pemikiran teoritis dapat dibangun dalam gambar dibawah ini :


(50)

Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran

Uji Partial Least Square (PLS)

Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Partisipasi Pemakai (X2)

Kemampuan Teknik Personal (X3)

Program Pendidikan dan Pelatihan (X4)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(51)

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu masalah serta untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa :

H1 = Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi.

H2 = Partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

H3 = Kemampuan teknik personal pemakai berpengaruh positif terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi.

H4 = Program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi yang dilakukan oleh karyawan pada PT. Bank DKI Cabang Raya Darmo Surabaya.

3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel bebas (X) yaitu, Dukungan manajemen puncak (X1), partisipasi

pemakai (X2), kemampuan teknik personal pemakai (X3), program

pendidikan dan pelatihan pemakai (X4), dan 1 (satu) variabel terikat (Y)

yaitu Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Adapun definisi operasional dari masing masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :


(53)

A. Variabel Bebas

1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Dukungan manajemen puncak adalah suatu dorongan yang dilakukan oleh sekelompok eksekutif yang terlibat dalam kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,

pengarahan dan pengawasan dalam pengembangan sistem informasi (Anggraeni, 2010).

2. Partisipasi Pemakai (X2)

Partisipasi pemakai yaitu perilakuperilaku, penugasan -penugasan dan aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh pemakai atau

wakil-wakilnya selama proses pengembangan sistem

(Kamto, 2010).

3. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3)

Kemampuan teknik personal pemakai dibedakan kedalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Kemampuan teknik personal diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan pemakai sistem informasi (Asep, 2006).

4. Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai (X4)

Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu suatu langkah awal yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi mengenai yang baru (Jen, 2002).


(54)

B. Variabel Terikat

1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) adalah peniliaian atas efektifitas sistem informasi akuntansi didalam organisasi berdasarkan sasaran, standar dari kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2007:359).

3.2.2 Pengukuran Variabel

Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 5 item pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :

1. Manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja.

2. Harapan tinggi terhadap penggunaan sistem informasi.

3. Keterlibatan aktif dalam perencanaan operasi sistem informasi. 4. Keterlibatan diri dalam masalah yang berhubungan dengan

sistem informasi di perusahaan.

5. Kemahiran dalam menggunakan komputer.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial


(55)

yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah, penilaian 1-3 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak tidak baik, nilai 4 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencaaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk kinerja sistem informasi untuk Dukungan Manajemen Puncak cukup tinggi, nilai 5-7 menunjukkan perhatian tinggi, harapan tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak sangat baik.

b. Partisipasi Pemakai (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Soegiarto dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 5 item pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :

1. Tingkat partisipasi menetapkan kelayakan dalam


(56)

2. Prosedur pengendalian dari sistem informasi yang dikembangkan.

3. Pembuatan pengendalian dan keamanan sistem yang

dikembangkan.

4. Tingkat partisipasi dalam pengujian sistem. 5. Kegiatan pelatihan untuk para pemakai sistem.

Skala pengukuran data yang digunakan adakah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat poitifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan

pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai tidak baik, nilai 4 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem untuk Partisipasi Pemakai cukup baik, 5-7 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai sangat baik.


(57)

c. Kemampuan Teknik Personal Pemakai (X3)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Soegiharto dalam Setianingsih dan

Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 4 item pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :

1. Tingkat kemampuan yang dimiliki dalam menggunakan

sistem.

2. Pengaruh kemampuan spesialis dalam menggunakan sistem. 3. Pengaruh lama bekerja dalam menggunakan sistem.

4. Sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan kualita kerja. Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positif terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebelahnya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi tidak baik, nilai 4


(58)

meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi cukup baik, nilai 5-7 menunjukkan tingkat kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi sangat baik.

d. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Soegiharto dalam Setianingsih dan

Indriantoro (1998) dan Anggraeni (2010) dengan 4 item pertanyaan. Indikator variabel sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2. Keuntungan yang didapat dari program pelatihan dan pendidikan.

3. Masih diperlukannya program pelatihan dan pendidikan di perusahaan.

4. Pemberian program pelatihan dan pendidikan mengajarkan cara pemakaian sistem informasi akuntansi yang benar.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positif terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebelahnya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut :


(59)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian untuk poin-poin di atas berasumsi jika responden cenderung memilih poin 1-3 maka program pelatihan dan pendidikan pemakai yang dimiliki tidak bagus. Nilai 4 maka program pelatihan dan pendidikan yang dimiliki cukup baik. Tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 maka program pelatihan dan pendidikan dinilai sangat bagus.

e. Kinerja Sistem Informasi (Y)

Variabel ini diukur dengan 16 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) yang terdiri dari 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk pemakaian sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem. Indikator variabel sebagai berikut :

Pemakaian Sistem :

1. Kesediaan dalam menggunakan sistem.

2. Dengan sistem informasi, departemen dalam perusahaan mampu berfungsi dengan baik.

Kualitas Sistem :

1. Ketepatan waktu dalam memperoleh informasi.

2. Sistem laporan yang dihasilkan mampu diandalkan dan bersifat akurat.


(60)

3. Penyajian laporan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kepuasan Pemakai :

1. Sistem informasi membuat departemen berfungsi lebih baik 2. Hal yang terpenting dalam kesuksesan kinerja departemen

adalah sistem informasi akuntansi.

3. Peningkatan kepuasan kinerja bergantung pada sistem informasi.

4. Sistem informasi akuntansi memberikan informasi yang dibutuhkan suatu departemen perusahaan.

5. Penilaian sistem informasi yang ada dalam taraf cukup baik. 6. Adanya kepuasan dalam departemen sehingga hasil yang

diperoleh lebih mudah dan lebih efisien.

7. Tujuan dan misi perusahaan memberikan kontribusi yang lebih baik.

8. Adanya kesenangan dalam sistem informasi akuntansi yang ada.

9. Adanya ketertarikan pengguna sistem informasi akuntansi. 10. Kelengkapan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. 11. Penyesuaian kondisi sesuai dengan perkembangan kebutuhan

informasi.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan


(61)

jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. (Sumarsono, 2004: 24,25). Dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penelitian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi tidak sangat memuaskan, nilai 4 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan nilai kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi cukup memuaskan, nilai 5-7 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi sangat memuaskan.

3.3. Teknik Penentuan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu

yang mempunyai karakteristik tertentu (Supomo dan Indriantoro, 1999:115). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah direktur, manajer dan para staf Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya yang terlibat dalam penggunaan SIA guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bidangnya. Jumlah populasi sebanyak 18 orang.


(62)

3.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sensus yaitu mempunyai sampel dan populasi dengan jumlah sama, karena yang menjadi sampel adalah direktur, manajer dan para staf Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya yang berjumlah 18 orang. Hal ini dilakukan bila populasi relatif kecil kurang dari 30 orang (Supomo dan Indriantoro, 1999:115).

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dengan cara menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah terstruktur yang akan diisi oleh responden, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengkopi atau mencatat data – data yang terkait sebagai pendukung seperti sejarah singkat berdirinya dan visi misi.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana sumber data dalam penelitian dari sumber intern perusahaan yaitu PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya.

3.4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian (Burhan, 2005:123). Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :


(63)

a. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan kuisioner.

b. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden di PT. Bank DKI cabang Raya Darmo Surabaya

c. Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor (Nazir, 2005:203).

3.5. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial

Least Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan factor indeterminancy metode analisis yang powerful oleh karena tidak

mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala ukuran variable tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan structural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan prediksi, dan PLS


(64)

dimaksudkan untuk casual-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. (Ghozali, 2011:18-19)

1. Inner Model

Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural model dan substantive theory). Merupakan model yang

menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada

substantive theory (Ghozali, 2011:23). Perancangan Model Struktural

hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

Persamaan Model Struktural :

η1= γ11 ξ1+ γ12 ξ2+ γ13 ξ3 + ζ

keterangan :

= Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat) ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas)

γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen = Galat model structural

( Yamin, 2011: 38) 2. Outer Model

Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement

model). Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya (Ghozali, 2011:23). Hubungan antar variabel laten dengan variabel


(65)

indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten (Yamin, 2011:10)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas) :

X1 = X1 1 + 1 X2 = X2 1+ 2 X3 = X3 1 + 3 X4 = X4 1 + 4 X5 = X5 1 + 5 X6 = X6 1 + 6 X7 = X7 1 + 7

dan seterusnya sampai X18 = X18 1 + 18

Keterangan:

X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen adalah variabel laten eksogen

X adalah loading faktor variabel eksogen adalah galat pengukuran pada variabel eksogen (Yamin, 2011: 37)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat)

Y1 = Y1 1 + 1 Y2 = Y2 1 + 2 Y3 = Y3 1 + 3


(66)

Y4 = Y4 1 + 4 Y5 = Y5 1 + 5

dan seterusnya sampai Y16 = Y16 1 + 16

Keterangan:

Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen adalah variabel laten endogen

Y adalah loading faktor variabel endogen adalah galat pengukuran pada variabel endogen (Yamin, 2011:38)

3. Evaluasi Goodness of Fit Outer Model

Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi :

a. Convergent Validity

Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif

indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item

score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Ghozali, 2011:25).


(67)

Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif

indicator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai square roof of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2011:25).

c. Composite Reliability

Composite reliability blok indicator yang mengukur suatu

konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal

concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk

tingkat reliabilitas composite adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk (Ghozali, 2011:25-26).


(68)

4. Evaluasi Goodness of Fit Inner Model

Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen dan diukur dengan melihat Q-square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance (Ghozali, 2011:26).

3.5.2 Uji Hipotesis

Hipotesis statistik untuk outer model adalah :

Ho : λi = 0 : indikator yang digunakan dapat memprediksi variabel laten.

H1 : λi ≠ 0 : Indikator yang digunakan tidak dapat memprediksi

variabel laten.

Hipotesis Statistik untuk inner model adalah:

Hipotesis 1:

Ho:γi=0 : Terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

H1:γi≠0 : Tidak ada pengaruh dukungan manajemen puncak


(1)

83

melibatkan faktor manusia. Misalnya dalam evaluasi kinerja dari sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak memberikan perhatian yang tinggi sehingga mampu menghasilkan suatu keputusan yang baik bagi perusahaan. Dilihat dari uji Composite Reability nilai Dukungan Manajemen Puncak diatas 0,7 yakni 0,755 berarti dapat disimpulkan bahwa memiliki reliability yang tinggi atau dapat dikatakan kuesioner memiliki kehandalan. Dalam uji Average Variaance Extracted (AVE) nilai Dukungan Manajemen Puncak lebih kecil dari 0,5 yaitu sebesar 0,442 sehingga dapat disimpulkan bahwa memiliki sifat discriminat validity yang kurang baik. Dalam hal ini karyawan harus lebih bisa melibatkan diri dalam masalah yang berhubungan dengan sistem informasi di perusahaan dengan kaitannya terhadap manajemen puncak yang secara langsung berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Jika dilihat dari hasil penyebaran kuesioner tentang dukungan manajemen puncak yang terjadi dan dialami responden, dukungan manajemen puncak telah ada dan dilaksanakan dengan baik oleh sebab itu responden cenderung menjawab setuju dan sangat setuju. Hasil pengujian variabel kedua bahwa Partisipasi Pemakai tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Dilihat dari inner weight yang kurang dari nilai Zα=1,96 dan hasil penyebaran kuesioner responden yang cenderung setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diajukan sehingga dapat disimpulkan partisipasi pemakai telah dilaksanakan dengan baik, meskipun partisipasi sebagai perilaku dan tindakan yang dilakukan belum mencapai target yang ditentukan sebelumnya terhadap


(2)

84

kemampuan pengguna selama proses pendesainan sistem. Misalnya tingkat partisipasi yang dimiliki karyawan tidak semua sama jika kaitannya dengan penetapan kelayakan dalam pembuatan kebijaksanaan pembiayaan pengembangan sistem informasi akuntansi yang ada.

Hasil pengujian ketiga bahwa variable Kemampuan Teknik Personal berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Kemampuan Teknik Personal yang dimiliki karyawan PT. Bank DKI Cabang Raya Darmo secara nyata mampu meningkatkan kualitas kerja perusahaan, dari setiap individu menguasai bagaimana menggunakan sistem informasi akuntansi yang dilakukan sehari-hari dalam melakukan transaksi dengan nasabah. Hal ini sesuai dengan pengisian kuisioner 18 responden bahwa kemampuan teknik personal mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi dilihat dari uji Composite Reability Kemampuan Teknik Personal diatas 0,7 yakni 0,820 berarti dapat disimpulkan bahwa memiliki reliability yang tinggi atau dapat dikatakan kuesioner memiliki kehandalan. Dalam uji Average Variaance Extracted (AVE) nilai kemampuan teknik personal lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,606 sehingga dapat disimpulkan bahwa memiliki sifat discriminat validity yang baik.

Hasil pengujian keempat bahwa variable Program Pendidikan dan Pelatihan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasi. Hal ini terjadi karena kurang optimalnya perhatian dalam pengaplikasian sistem informasi akuntasi yang ada di perusahaan. Dan dengan diperkenalkannya program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan belum


(3)

85

tentu mampu meningkatkan kinerja sistem informasi akuntasi setiap individu karena kemampuan yang berbeda dan tidak meratanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh perusahaan. Sehingga program pelatihan-pelatihan pun terkadang hanya diberikan oleh karyawan yang telah memiliki jabatan yang prospek terhadap tingkat keberhasilan perusahaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2013, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, FEB UPN “Veteran” Jatim.

Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Bungin, Burhan, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Bodnar, Goorge dan Hopwood, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi keenam, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Davis, Keith dan Newstrom, 1996, Perilaku dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Handoko, Hani, 2000, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Jauch, Lawrence, Glueck, 1991, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Moekijat, 2003, Manajemen Kepegawaian, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi

Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metodologi Penelitian, Edisi Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pace, Wayne dan Faules, 1998, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Supomo, Indriantoro, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono, 1986, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.


(5)

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1990, Sistem Akuntansi dan Informasi, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Yamin, Sofyan, 2011, Partial Least Square Part Modelling : Aplikasi Dengan Software XLSTAT, SmartPLS dan Visual PLS Seri 4, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta.

Jurnal :

Almilia, Spica, Luciana dan Briliantien, Irmaya, 2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Jurnal Stie Perbanas Surabaya.

Jen, Tjhai Fung, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Halaman 135-154.

Komara, Acep, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Maksi, Halaman 143-160. Restuningdiah, Nurika dan Indriantoro, 2000, Pengaruh Partisipasi

Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variabel, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, Nomor 2, Halaman 119-133.

Sunarti, Setianingsih dan Indriantoro, 1998, Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang Terhadap Hubunga Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 1, Nomor 2, Hal.192-207.

Susilatri, Amris Rusli Tanjung, dan Surya Pebrina, 2010, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Kota Pekanbaru, Jurnal Ekonomi, Volume 18, Nomor 2, Hal. 121-132.


(6)

Skripsi :

Anggraeni, Oriana Hayu, 2011, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Indyanti, Astri, 2009, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Wangta Agung 1 Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Lailaturrokhmah, Lely Yunita, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Rungkut, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Sari, Dinda Kumala, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk, Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Setiani, Kartika Oktariza, 2008, Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Partisipasi Pengguna Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Telekomunikasi Tbk. di Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


Dokumen yang terkait

ANALISIS DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI SISTEM INFORMASI, ANALISIS DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI SISTEM INFORMASI, DAN KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI STUDI KASUS PADA PT BERLICO MULIA FARMA.

0 5 14

PENGARUH KETERLIBATAN PEMAKAI SISTEM, PROGRAM PELATIAN DAN PENDIDIKAN, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, Pengaruh Keterlibatan Pemakai Sistem, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, dan Formalisasi Pengembangan S

1 9 19

PENGARUH KETERLIBATAN PEMAKAI SISTEM, PROGRAMPELATIAN DAN PENDIDIKAN, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, Pengaruh Keterlibatan Pemakai Sistem, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, dan Formalisasi Pengembangan Sis

0 2 21

BAB 1PENDAHULUAN Pengaruh Keterlibatan Pemakai Sistem, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, dan Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Bank Umum Kota Sura

0 6 10

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Keterlibatan Pemakai Sistem, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, dan Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Bank Umum Kota Suraka

3 17 4

PENGARUH KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PROGAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT KERTA RAJASA RAYA.

0 1 92

PENGARUH KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT (SIER).

0 0 124

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPAS PEMAKAI DAN KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA CV.RIZKI ABADI SIDOARJO.

0 0 98

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANK DKI CABANG RAYA DARMO SURABAYA

0 0 23

PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN PEMAKAI, STEERING COMMITTEE, DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR BERSKALA BESAR DI KOTA PALEMBANG -

0 0 126