Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,18 diikuti oleh Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara sebesar 2,5 dan 1,8 sedangkan terendah dimiliki oleh
Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 1,1. Tahun 2009, ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 3,73 dengan tertinggi
kemudian diikuti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 3 dan 1,7 sedangkan ROA terendah dimiliki oleh Bank Tabungan Negara yaitu
sebesar 1,47. Bank Rakyat Indonesia di tahun 2010 memiliki ROA tertinggi sebesar 4,64 jika dibandingkan Bank Mandiri dan Bank Negara
Indonesia dengan ROA sebesar 3,4 dan 2,5 sedangkan yang terendah pada Bank Tabungan Negara sebesar 2,05. Tahun 2011 Bank Rakyat
Indonesia memiliki ROA tertinggi yaitu sebesar 5,15 diikuti dengan Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 3,4 dan 2,9
sedangkan Bank Tabungan Negara memiliki nilai ROA terendah yaitu 1,94. Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia masih sebagai bank BUMN
yang memiliki nilai ROA tertinggi yaitu sebesar 5,15 dan diikuti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia sebesar 3,5 dan 2,9 sedangkan
Bank Tabungan Negara sebagai bank BUMN yang memiliki nilai ROA terendah di tahun 2012 yaitu sebesar 1,94.
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui pola distribusi dari data 4 bank umum BUMN sampel dari tahun 2007-2012, apakah variabel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terikat dan bebas keduanya mengikuti pola distribusi normal atau lainnya. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal.
Dari pengolahan data dengan SPSS 17.00 dengan kolmogrov smirnov dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.6 : Test Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Residual N
24 Normal Parameters
a,,b
Mean .0000
Std. Deviation .39923
Most Extreme Differences Absolute
.137 Positive
.069 Negative
-.137 Kolmogorov-Smirnov Z
.669 Asymp. Sig. 2-tailed
.762 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan pengujian Kolmogrov
Smirnov seperti terlihat dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari residual selisih dari Y
predicted
– Y
real
probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yang berarti untuk variabel-variabel tersebut mengikuti distribusi
normal. Menurut Ghozali 2006 : 149, pada prinsipnya normalitas juga dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normalitas. Dasar pengambilan keputusan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.1 : Grafik Normalitas
Sumber : Lampiran 3 Dari grafik normalitas diatas, data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan bahwa pola distribusi penelitian ini adalah normal, maka model regresi linier berganda ini
memenuhi asumsi normalitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik Regresi
1. Autokorelasi
Tujuan uji autokorelasi ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi pengganggu pada tahun ini dengan
periode tahun sebelumnya untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari tabel Durbin Watson. Tabel
Durbin Watson menunjukkan hasil dibawah ini :
Tabel 4.7 : Uji Regresi Durbin Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.945
a
.893 .870
.43925 1.448
a. Predictors: Constant, LDR, NIM, CAR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Lampiran 3 Menurut Santoso 2000:219 apabila nilai DW diantara -2
sampai +2 yang berarti tidak ada autokorelasi. Dilihat dari tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas 4 k = 4 dan jumlah
data adalah 24 n = 24, diketahui sedangkan nilai Uji Durbin Watson diatas adalah 1,448 maka berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak ada gejala Autokorelasi. 2.
Multikolinieritas Tujuan uji multikolinieritas adalah menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, Karena dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Oleh sebab itu perlu diadakan pembuktian atau
identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinieritas yang dapat dilakukan dengan cara menghitung Variance Inflation
Factor VIF. Jika nilai VIF Variance Inflation Factor lebih rendah dari 10,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas yang serius antara variabel independen dalam model. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor VIF dalam model regresi masing – masing variabel tidak bernilai diatas 10 maka tidak mengandung adanya
multikolinieritas Ghozali, 2006: 97. Hasil dari pengujian dengan analisis regresi didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 : Tabel Pengujian Multikolinier
Variabel VIF
Keterangan
Capital Adequancy Ratio 1,423
Non Multikolinier Non Performing Loan
1,508 Non Multikolinier
NIM 1,287
Non Multikolinier Loan Deposit Ratio
1,414 Non Multikolinier
Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel 4.8 setelah dilakukan pengujian analisis
regresi linier berganda diketahui nilai VIF dari keempat variabel bebas masih sekitar nilai dibawah nilai 10 dengan diperoleh hasil untuk X
1
sebesar 1,423 X
2
sebesar 1,508, X
3
sebesar 1,287, dan X
4
sebesar 1,414 artinya variabel-variabel tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Heterokedasitas
Suatu model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Pendeteksian heterokedastisitas dalam
penelitian adalah dengan menggunakan pengujian Rank Spearman atau Spearman Rho antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Adapun hasil perhitungan dengan SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 : Korelasi antara Variabel Bebas dengan Residual
Variabel Probabilitas
Keterangan
Capital Adequancy Ratio 0,750
Non Heteroskedastisitas Non Performing Loan
0,116 Non Heteroskedastisitas
Net Interest Margin 0,414
Non Heteroskedastisitas Loan Deposit Ratio
0,942 Non Heteroskedastisitas
Return On Asset 0,116
Non Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 5
Kriteria pengujian hipotesis : 1.
Probabilitas 0,05, jika terjadi heteroskedastisitas
2. Probabilitas
0,05, jika terjadi homokedastisitas non heterokedastisitas
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa regresi bebas dari heterokedastisitas, yang berarti variance dari variabel
pengganggunya adalah tetap atau sama.
4.3.3. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan variabel yang digunakan dalam membahas pengaruh Capital, Asset quality, Earning, dan
Liquidity terhadap Profitabilitas ROA pada Bank Badan Usaha Milik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Negara BUMN di Indonesia periode 2007– 2012 maka digunakan model analisis regresi linier berganda.
Analisis ini berguna untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh diantara variabel bebas dan variabel terikat. Pengolahan data
dalam penelitian ini menggunakan alat bantu komputer dengan menggunakan program SPSS Statistical Program for Social Science 17.
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 3,353 + 0,103 X
1
– 0,531 X
2
+ 0,381 X
3
- 0,035 X
4
Dari persamaan regresi linier berganda diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a : Konstanta = 3,353 Menunjukkan bahwa apabila CAR, NPL, NIM , dan LDR konstan
maka profitabilitas ROA akan mempunyai nilai sebesar 3,353 persen .
1
: Koefisien regresi untuk X
1
= 0,103 Menunjukkan
bahwa apabila
besarnya CAR
mengalami peningkatan sebesar 1 , maka akan menyebabkan ROA meningkat
0,103 dengan asumsi variabel X
2,
X
3,
X
4
adalah konstan.
2
: Koefisien regresi untuk X
2
= - 0,531 Menunjukkan bahwa apabila besarnya NPL mengalami peningkatan
sebesar 1 ,maka akan menyebabkan ROA mengalami penurunan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang sebesar 0,531 dengan asumsi variabel X
1,
X
3,
X
4
adalah konstan.
3
: Koefisien regresi untuk X
3
= 0,381 Menunjukkan bahwa apabila besarnya NIM mengalami peningkatan
sebesar 1 , maka akan menyebabkan ROA meningkat 0,381 dengan asumsi variabel X
1,
X
2,
X
4
adalah konstan.
4
: Koefisien regresi untuk X
4
= -0,035 Menunjukkan bahwa apabila besarnya LDR mengalami peningkatan
sebesar 1 , maka akan menyebabkan ROA mengalami penurunan 0,035 dengan asumsi variabel X
1,
X
2,
X
3
adalah konstan.
4.3.4. Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh Capital Adequancy Ratio X
1
, Non Performing Loan X
2
, Net Interest Margin X
3
, dan Loan to Deposit Ratio X
4
terhadap Return On Asset Y pada Bank BUMN di Indonesia periode 2007- 2012 dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square yang dihasilkan. Berikut
adalah Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil analisis : Tabel 4.10 : Pengaruh Regresi Antar Variabel Bebas Terhadap Variabel
Terikat
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1
.945
a
.893 .870
.43925 1.448
a. Predictors: Constant, LDR, NIM, CAR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Lampiran 3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari tabel diatas diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,870, hal ini berarti bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset pada
Bank BUMN di Indonesia periode 2007- 2012 dapat dijelaskan oleh Capital Adequancy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, dan
Loan to Deposit Ratio sebesar 87, sedangkan sisanya sebesar 13 dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
4.3.5. Uji Hipotesis
4.3.5.1.Uji Hipotesis dengan Uji F
Uji F dapat digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Tabel 4.11 : Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 30.597
4 7.649
39.646 .000
a
Residual 3.666
19 .193
Total 34.263
23 a. Predictors: Constant, LDR, NIM, CAR, NPL
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F
hitung
sebesar 39,646 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 kurang dari 5 sig 0,05. Maka H
ditolak dan H
a
di terima yang artinya model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh Capital
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adequancy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Pofitabilitas Return On Asset pada Bank BUMN di
Indonesia periode 2007 – 2012.
4.3.5.2. Uji Hipotesis dengan Uji t
Untuk mengetahui adanya pengaruh secara sendiri-sendiri parsial antar variabel bebas capital adequancy ratio, non performing loan, net
operating margin, dan loan deposit ratio terhadap variabel terikat return on asset maka digunakanlah uji hipotesis dengan uji t. Nilai tingkat
signifikan dalam penelitian ini 0,05 5. Berikut ini hasil uji t masing-masing variabel bebas :
Tabel 4.12 : Hasil Uji t Variabel Bebas
t
hitung
Sig Capital Adequancy Ratio CAR
2,406 ,026
Non Performing Loan NPL -7,247
,000 Net Interest MarginNIM
7,317 ,000
Loan Deposit Ratio LDR -4,920
,000 Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa : 1.
Nilai t
hitung
pada variabel Capital Adequancy Ratio sebesar 2,406 dan tingkat Signifikan sebesar 0,026 dibawah 0,05 sig 5, maka H
ditolak dan H
a
diterima yang berarti variabel Capital Adequancy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Return
On Asset.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Nilai t
hitung
pada variabel Non Performing Loan sebesar -7,247 dan tingkat Signifikan sebesar 0,000 dibawah 0,05 sig 5, maka H
ditolak dan H
a
diterima yang berarti variabel Non Performing Loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Return
On Asset. 3.
Nilai t
hitung
pada variabel Net Interest Margin sebesar 7,317 dengan tingkat Signifikan sebesar 0,000 dibawah 0,05 sig 5, maka H
ditolak dan H
a
diterima yang berarti variabel Net Interest Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Return
On Asset. 4.
Nilai t
hitung
pada variabel Loan to Deposit Ratio sebesar -4,920 dengan tingkat Signifikan sebesar 0,000 dibawah 0,05 sig 5, maka H
ditolak dan H
a
diterima yang berarti variabel Loan to Deposit Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Return
On Asset. Berdasarkan dari uji t diatas menyimpulkan bahwa variabel Capital
Adequancy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Return On Asset.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian