10
pemerintah setempat sehingga para pedagang kaki lima PKL tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan raya.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada obyek yang diteliti yaitu pedagang kaki lima PKL, sedangkan perbedaannya terletak
pada fokus dan lokasi penelitian. Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada penataan pedagang kaki lima.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian PKL Pedagang Kaki Lima
Setthurahman dalam Alisjahbana 2003:10, memberikan istilah sektor informal atau PKL terdiri dari unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan
mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan dalam usahanya sangat dihadapkan
berbagai kendala seperti faktor modal, faktor pengetahuan, dan ketrampilan. Sedangkan Wirosardjono dalam Alisjahbana 2003:14, mengemukakan
PKL adalah pola kegiatannya tidak teratur, dalam artian waktu, permodalan maupun penerimaannya, tidak tersentuh oleh peraturan atau ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah, modal peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas hitungan harian.
Dalam Perda kota Surabaya No. 17 Tahun 2003 pasal 1 ayat 6 tentang penataan dan pemberdayaan PKL, disebutkan PKL adalah pedagang yang
menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
mempergunakan sarana atau perlengkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PKL adalah mereka yang barang dagangannya mempergunakan tempat-tempat umum, seperti
sepanjang jalan trotoar, fasilitas umum dan pinggir jalan. Sarana ataupun perlengkapan dagang yang digunakan relative sederhana. Di samping kios-kios
yang permanent ataupun datang ke tempat lokasi dengan membawa peralatan yang dibawa dari rumah, baik yang bersifat dorongan gerobak rombong
ataupun bongkar pasang.
2.2.2. Pengertian Kebijakan Publik
Menurut Anderson dalam Tangkilisan 2003:19, merumuskan kebijakan merupakan “Arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh
seseorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu perubahan”.
Menurut Fredrickson dan hart dalam Tangkilisan 2003:19, mengatakan kebijakan adalah “Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil mencari peluang-peluang
untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan”. Selanjutnya dapat diketahui definisi dari kebijakan publik yang
dikemukakan oleh Dye dalam Wibowo 2004:29, Kebijakan Publik diberi definisi “Segala yang dilakukan pemerintah. Sebab-sebab hal tersebut dilakukan
dan perbedaan yang ditimbulkan sebagai akibatnya”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Sedangkan menurut Lester dan Stewart dalam Wibowo 2004:29, memberikan usulan definisi kebijakan publik yaitu “Proses atau serangkaian
keputusan atau aktivitas pemerintah yang didesain untuk mengatasi masalah publik, apakah hal itu riil ataukah masih direncanakan Imagined”.
Menurut Anderson dalam Tangkilisan 2003:3, kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat
pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan itu adalah : 1.
Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan- tindakan yang berorientasi pada tujuan;
2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah;
3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan;
4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan
tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan
sesuatu; 5.
Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikuti dan memaksa.
Menurut Udoji dalam Wahab 2005:5, kebijaksanaan negara adalah suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada
suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat,
baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
2.2.3. Langkah-Langkah Kebijakan Publik