d Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam
masalah belajar. e
Lebih suka bekerja sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. f
Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. g
Tidak mudah melepas apa yang diyakini. h
Senang mencari dan memecahkan masalah. 5.
Usaha Untuk Meingkatkan Motivasi Usaha yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat
meningkatkan motivasi belajar siswanya adalah Irawan, 1995:28: a
Setiap subyek yang diajarkan perlu dibuat menarik, setiap proses belajar harus dibuat aktif, yaitu dengan mengajak siswa
menemukan atau membuktikkan sesuatu, dan sedapat mungkin berguna.
b Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja
keras. c
Siswa harus tahu apa yang dikerjakan, dan bagaimana mereka harus mengetahui bahwa tujuan telah tercapai.
d Guru harus memperhitungkan perbedaan individual antar siswa
dalam hal kemampuan, latar belakang, dan sikap mereka terhadap sekolah dan subyek tertentu.
e Usaha untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu
kebutuhan rasa aman, psikologis, diakui oleh kelompoknya serta penghargaan dengan jalan :
1 Memperhatikan kondisi fisik siswa.
2 Memberi rasa aman.
3 Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka.
4 Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga
setiap siswa pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.
5 Membuat siswa menerapkan apa yang telah dipelajari dan
ingin belajar lebih banyak lagi, dengan cara : a.
Menghubungkan subyek yang diajarkan dengan orang- orang yang disenangi dan dikagumi di masyarakat.
b. Mengatur kondisi belajar sedemikian rupa sehingga
mereka merasa betah dan senang. c.
Menimbulkan perasaan bahwa mereka berhasil dengan baik dalam proses belajarnya.
D. Prestasi
1. Pengertian Prestasi
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil usaha
Arifin, 1990:2-3. Sedangkan WS Winkel 1985:16 prestasi didefinisikan sebagai suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh
seseorang dari hasil yang dilakukan. Pengungkapan perubahan tingkah laku dari hasil usaha
sangatlah sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu tidak ada yang bersifat intangiable atau tidak dapat diraba Muhibbinsyah,
1995:150. Prestasi tersebut dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes.
2. Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimya ditunjukkan dengan hasil tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru Surakhmad,
1990:70. E.
Interaksi Edukatif pada Pelajaran Ekonomi
Pengajaran yang dilakukan oleh guru merupakan bagian dalam pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Proses interaksi antara guru
dengan siswa harus merupakan proses dan interaksi pendidikan, yang merupakan proses dan interaksi edukatif. Adapun ciri-ciri interaksi
edukatif adalah Sumaatmaja, 1984:71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai guna menjawab pertanyaan
“untuk apa?” 2.
Ada bahan yang menjadi proses “dengan materi yang mana?” 3.
Ada pelajar yang aktif mengalami “ditunjukan pada siapa?” 4.
Ada guru yang melaksanakan “diselenggarakan oleh siapa?”. Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan “bagaimana caranya?”
5. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional “dalam
keadaan yang bagaimana?” Dengan diungkapkan konsep edukatif interaksi tersebut di atas
menjadi jelas bahwa mengajar bukanlah suatu pristiwa dan usaha yang terbuka. Mengajar merupakan peristiwa dan usaha yang terbimbing dan
terikat oleh tujuan, materi, sasaran, pelaksanaan, metode dan situasi tertentu.
F. Belajar
1. Pengertian Belajar
Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai
yang dapat menunjang perkembangannya. Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat sisaksikan
dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan
mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan
kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang
telah belajar Winkel, 1987:35.
Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara
tradisional belajar dapat menambah pengetahuan, yang diutamakan adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer ialah
memandang belajar dengan perubahan kelakuan. Seseorang belajar bila ia ingin melakukan kegiatan sehingga
kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumya tidak bisa dilakukan. Ia menghadapi situasi dengan cara lain. Kelakuan
harus kita pandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap dan
lain-lain. Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, dan psikomotorik
Nasution, 2003:59. 2.
Prinsip-prinsip Belajar Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Gestalt Nasution,
2003:72-80 adalah : a
Belajar itu berdasarkan keseluruhan Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata pelajaran-
mata pelajaran kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan keseluruhan ini. Itu sebabnya orang berusaha untuk mengadakan
hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut korelasi antara mata pelajaran. Hal ini malahan dapat meniadakan segala
batas-batas antara mata pelajaran-mata pelajaran dengan mengintegrasikannya.
b Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Sekolah hendaknya dijadikan bukan hanya tempat anak mempelajari berbagai ilmu, akan tetapi juga tempat mereka hidup
dan belajar hidup. Kurikulum sekolah disesuaikan dengan apa yang diperlukan anak bagi kehidupannya sehari-hari. Dengan
demikian dicegah adanya jurang yang sering terdapat antara sekolah dengan kehidupan di luar sekolah untuk mencapai
integrasi siswa. c
Belajar berkat insight Dengan insight dimaksud suatu saat dalam proses belajar, sewaktu
seseorang melihat dan mendapat pengertian tentang seluk beluk sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsur-unsur dalam
suatu situasi yang mengandung suatu problema atau kepelikan. d
Belajar berdasarkan pengalaman Belajar memberikan hasil sebaik-baiknya bila didasarkan pada
pengalaman. Pengalaman merupakan suatu interaksi yakni aksi dan reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani