Keterangan:
11
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2 t
σ
= varian total
2 b
σ
= jumlah varian butir Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut
Husein Umar, 2003:91:
2
σ = n
n X
X
∑ ∑
2 2
Keterangan :
n
= jumlah responden
X
= nilai skor yang dipilih total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan
Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach
. Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel dapat dipercaya. Sebaliknya jika
koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001: 42
Sebagai pedoman untuk menentukan kehandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut Suharsimi
Arikunto, 1989:167: Tabel 3.3
Tingkat keterhandalan variabel penelitian No
Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan
1. 0,800-1,00
Sangat Tinggi 2.
0,600-0,799 Tinggi
3. 0,400-0,599
Cukup 4.
0,200-0,399 Rendah
5. 0,200
Sangat Rendah Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-
Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian
reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r
hitung Koefisien
Alpha Status Keterangan
Motivasi belajar 0,729
0,60 Andal
Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Bab IV
Hasil Observasi
A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI Badan Oesaha Pendidikan Kristen
Republik Indonesia adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945. Yayasan
BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari
masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga
pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan gereja- gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-
perkumpulan di luar gereja. Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya
adalah anak-anak golongan pribumi, sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu: HIS, ELS, HCS dan MCS.
Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu
yang terdapat di Yogyakarta misalnya: 1
HIS Bintaran Wetan. 2
HIS Bintaran Kulon. 3
KWS Gondolayu. 4
Christelijke Mulo Schol di Kotabaru sekarang SMA BOPKRI 1. 5
Christelijke Huishound Schol di Jl. Jend. Sudirman sekarang SMA BOPKRI 2.
Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar
terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan Persekolahan Masehi PPM. Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur
dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi. Pada masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan,
mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia Parkindo didirikan pada 11 Maret 1945. Dalam konggres yang
pertama di Surakarta, diputuskan didirikan lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.
Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris: RM. Wiranto, 11 Mei 1946.
Adapun asas dan tujuan BOPKRI adalah: 1
Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan. 2
Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan
kebudayaan. 3
Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam
sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan. Dalam Clash II pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki
Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP maupun SMA BOPKRI. Kemudian pada Februari 1948,
sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di balai Pertemuan Kristen BPK sekarang Galeria Mall untuk membicarakan nasib sekolah-sekolah
BOPKRI yang menghasilkan kebulatan tekat: “Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah
BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya”. Pada 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah
RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB. IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah di
buka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias. Diadakan pembentukan BOPKRI baru dengan ketua: Drs. Sudarmono dan Penulis merangkap
Bendahara: S. Subanu. Dari sekolah-sekolah yang dibuka kembali antara lain adalah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang ada di jalan Jenderal Sudirman 87
Yogyakarta. Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami
pasang surut, pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak
dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMU BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2
Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak Sembilan kali, beliau-beliau tersebut adalah:
1 Margono Paulus 1949 – 1957.
2 Nathanael Daljoeni 1957 – 1963.
3 Eghbert Daniel Yohanes 1963 – 1969.
4 Drs. Widiatmoko Br 1970 – 1971.
5 Purwanto, B.A. 1971 – 1974.
6 Widiarso 1975 – 1977.
7 Drs. Tukidjo, W.S 1977 – 1995.
8 Drs. S. Supadiyono 1995 – 2003.
9 Drs. Priyanto 2003 – 2007.
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Visi
Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan berdasarkan ajaran kasih Tuhan.
2. Misi
a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia,
b. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar,
c. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika,
d. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis,
e. Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi
pekerti, f.
Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 3.
Tujuan Sekolah a.
Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas 1
Pendidikan umum merupakan Pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2 Mempunyai orientasi ke depan yang berupa tujuan pendidikan
yaitu mengembangkan multi kecerdasan kepada peserta didik yang heterogen baik dengan cara klasikal maupun program