Penalaran deduksi 273301767 ALL Bahasa Indonesia

1 BAHASA INDONESIA MA TERI D AN L ATIHAN SO AL SBMPTN TOP LE VEL - XII SM A SET 2 PARAGRAF 2

A. Penalaran

Untuk menarik sebuah simpulan diperlukan penalaran, yaitu proses bernalar dengan cara menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada. Menarik simpulan dengan proses bernalar itu ada dua cara, yakni deduksi dan induksi.

B. deduksi

Deduksi adalah menarik simpulan dengan proses bernalar yang bertolak dari hal umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Penarikan simpulan secara deduksi ada dua cara: a. Simpulan Langsung: Simpulan yang diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru. Contoh: Beberapa prajurit adalah gagah berani. Beberapa yang gagah berani adalah prajurit. b. Simpulan Tidak Langsung : diperlukan dua premis.

1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang dibedakan menjadi premis umum premis yang terminnya menjadi 2 predikat dan premis khusus premis yang termnya menjadi subjek. Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah termin penengah middle term. Hukum-hukum Silogisme Kategorial 1 Silogisme kategorial positif; apabila dua premis bersifat positif, simpulannya positif. Contoh: Premis Umum: Semua murid Jyuken Sapuri masuk perguruan tinggi negeri favorit. Premis Khusus: Syafna Devanni Ardian murid Jyuken Sapuri. Simpulan: Syafna Devanni Ardian masuk perguruan tinggi negeri favorit. 2 Silogisme kategorial negatif; apabila salah satu premis bersifat negatif, simpulannya harus negatif juga. Biasanya premis negatif menggunakan kata yang bersifat negatif seperti tidak, bukan, belum. Contoh 1: Premis Umum: Semua penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi makanan bertepung. Premis Khusus: Pak Cecep Medi A. penderita diabetes. Simpulan: Pak Cecep Medi A. tidak boleh mengonsumsi makanan bertepung. Apabila salah satu premis bersifat partikular, simpulannya partikular juga. Contoh 2: Premis Umum: Semua makanan yang halal disantap menyehatkan. Premis Khusus: Sebagian makanan tidak menyehatkan. Simpulan: Sebagian makanan tidak halal disantap. 3 Silogisme yang salah a Jika kedua premis bersifat partikular, tidak sah diambil kesimpulan. Contoh: Premis Umum: Beberapa pedagang tidak jujur Premis Khusus: Chaca Centila seorang pedagang Simpulan: Chaca Centila tidak jujur ? 3 Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat simpulannya hanya bersifat kemungkinan bukan kepastian. Simpulannya: Chaca Centila mungkin tidak jujur. b Apabila kedua premis bersifat negatif, tidak sah ditarik simpulan. Contoh: Premis Umum: Semua buaya tidak menyusui anaknya. Premis Khusus: Komodo bukan kura-kura. Simpulan: Komodo menyusui anaknya ?} c Apabila termin penengah dalam suatu premis tidak tentu, tidak sah diambil simpulan. Contoh: Premis Umum: Semua ikan berdarah dingin. Premis Khusus: Binatang ini berdarah dingin. Simpulan: Binatang ini adalah ikan ? Mungkin saja bukan ikan, tetapi binatang melata. d Dari dua premis khusus, baik silogisme kategorial positif, salah satu premisnya negatif atau kedua premisnya negatif, tidak dapat diambil simpulan. Contoh 1: Premis Khusus: Argha Zamzami Ardian diterima sebagai mahasiswa. Premis Khusus: Argha Zamzami Ardian remaja yang rajin beramal. Simpulan: Remaja yang rajin beramal diterima sebagai mahasiawa UI ? Contoh 2: Premis Khusus: Ayam adalah binatang. Premis Khusus: Angsa bukan ayam. Simpulan: Angsa bukan binatang ? Contoh 3: Premis Khusus: Kucing bukan bunga sakura. Premis Khusus: Macan bukan bunga sakura Simpulan: ? 4

2. Entimem

Entimem adalah silogisme yang diperpendek tanpa penyebutan premis umum dan langsung mengambil simpulan dengan premis khusus sebagai penyebabnya. Rumusnya: Entimem = S karena PK Contoh: Silogisme Premis Umum: Semua murid Jyuken Sapuri cerdas. Premis Khusus: Rhere murid Jyuken Sapuri. Simpulan: Rhere cerdas Entimemnya: Rhere cerdas karena Rhere murid Jyuken Sapuri.

C. induksi