personalitas, lingkungan kerja, nilai – nilai sosial,
faktor lain keamanan kerja dan tersedianya
lapangan kerja. 4.
Widayanti 2012 Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan
Karir Sebagai Akuntan Publik.
Nilai intrinsik pekerjaan, Penghargaan Finansial,
Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang
Profesi Akuntan Publik.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Persepsi
Menurut Rakhmad 2005 : 51 menyatakan persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pengertian persepsi menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan
Bahasa Indonesia 2002 : 863 mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan penerima langsung dari suatu serapan atau merupakan proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan –
pengetahuan yang sebelumnya dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca indra. Dengan kata lain, persepsi
merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar stimulus visual dan diri manusia itu sendiri pengetahuan – pengetahuan.
Indrawijaya 2000 : 45 disebutkan bahwa persepsi adalah dasar dari proses kognitif atau proses psikologi. Suatu proses dengan mana seseorang
mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengelola pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Jadi, pada hakikatnya
persepsi merupakan proses pengamatan melalui penginderaan terhadap objek tertentu.
Objek tersebut dapat berupa orang situasi dan kejadian atau peristiwa dalam kehidupan sehari – hari persepsi lebih diidentifikasikan sebagai pandangan.
Artinya, bagaimana pandangan seseorang terhadap objek atau kejadian pada saat tertentu. Hasil pengamatan tersebut diproses secara sadar sehingga individu
kemudian dapat memberi arti kepada objek yang diamatinya tersebut. Persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya dan
menerjemahkan atau menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi dan Proses Terjadinya Persepsi
Persepsi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan seseorang individu dapat memberikan interpretasi yang berbeda dengan orang lain
pada saat melihat sesuatu. Menurut Rahmad 2005 : 55, faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :
1. Faktor fungsional, berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,
memotivasi, harapan, dan keinginan, perhatian, emosi, dan suasana hati serta hal – hal lain yang termasuk dalam faktor personal.
2. Faktor struktural, berasal dari sifat stimulasi fisik dan efek – efek saraf yang
ditimbulkannya pada sistem saraf individu. 3.
Faktor kebudayaan, kebudayaan dimana individu tumbuh dan berkembang akan mempengaruhi individu tersebut dalam menentukan proses persepsi.
Persepsi dapat dipengaruhi pula oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawaladan pengetahuan seseorang. Faktor pengalaman dan proses belajar atau
sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat, sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek yang diamati.
Proses persepsi meliputi interaksi yang sangat sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan dan penafsiran yang semuanya sangat tergantung pada penginderaan
data. Karena persepsi melibatkan proses kognitif yang kompleks maka melaluinya dapat dihasilkan gambaran unik tentang kenyataan yang kemungkinan berbeda
dengan kenyataannya. Persepsi merupakan proses kognitif yang kompleks yang dapat
memberikan gambaran yang unik tentang dunia yang sangat berbeda dengan realitasnya. Persepsi dapat dipengaruhi pula oleh faktor pengalaman, proses
belajar, cakrawala dan pengetahuan seseorang. Faktor pengalaman dan proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat
sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap objek psikologis
yang diamati. Melalui komponen kognisi akan timbul ide kemudian konsep mengenai apa yang dilihat dan berdasarkan norma yang dimiliki seseorang akan
terjadi keyakinan yang berbeda dari individu terhadap objek tertentu Muchlas, 2005 : 111.
Proses persepsi melibatkan interaksi yang kompleks dari seleksi, organisasi dan interpretasi. Meskipun persepsi sebagian besar tergantung pada
objek – objek pancaindra sebagai dasar kasar, proses kognitif dapat memfilter, memodifikasi atau mengubah sama sekali data ini. Ilustrasi yang sederhana dapat
disebutkan di sini dengan memperhatikan objek yang tidak bergerak pada satu sisi, umpamanya patung dan pohon Muchlas, 2005 : 112.
2.2.3 Persepsi Karir
Persepsi terhadap karir dapat ditinjau dari dua cara, yaitu karir sebagai variabel dependen dan karir sebagai variabel independen. Sebagai variabel
dependen, artinya karir dipengaruhi oleh berbagai pilihan organisasi seperti struktur, proses dan kondisi organisasi. Sebaliknya bila karir sebagai variabel
independent akan mempengaruhi kinerja organisasi, misalnya kesempatan promosi pada organisasi akan mempengaruhi kualitas tenaga kerja. Jadi
kesesuaian antara struktur organisasi dan perkembangan karir diperlukan dalam hubungannya dengan kemungkinan peningkatan kinerja individu dan kinerja
organisasi.
2.2.4. Konsep Karier 2.2.4.1. Pengertian Karir
Karier dapat dilihat dari berbagai cara Kurtinah, 2003 : 185. 1.
Posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
2. Dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi.
3. Tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan umur
tertentu yang ditandai dengan penampilan dan gaya hidup seseorang
Menurut Hall Kurtinah, 2003 : 185, karier diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan pengalaman seseorang sepanjang
kehidupan kerjanya. Cascio dan Awad Kurtinah, 2003 : 185 menyatakan karir dipandang
sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh pekerjaan yang lebih mempunyai beban tanggung jawab lebih tinggi atau penempatan posisi yang lebih baik
dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Sedangkan Wether and Davis 1996 mendefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang dimiliki
seseorang sepanjang kehidupan kerjanya.
2.2.4.2. Tahap-tahap Karier :
Tahap karier yang pertama adalah pilihan karier Carier choise secara umum terjadi antara masa remaja sampai umur 20, ketika manusia
mengembangkan visi dari identitas mereka yang berkenaan dengan masa depan atau gaya hidup , sesuai dengan pilihan jurusan dan pendidikan mereka.
Tahap karier yang kedua adalah karier awal early career : selama periode ini , mereka juga meninjau kembali pengalaman yang terdahulu dan
sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba untuk menentukan apa yang diharapkan di masa yang akan datang.
Tahap karier yang ketiga adalah karier pertengahan middle career : individu mulai bergerak ke dalam suatu periode stabilisasi dimana mereka
dianggap produktif, menjadi semakin lebih kelihatan, memikul tanggung jawab yang lebih berat, dan menerapkan suatu rencana karier yang lebih berjangka
panjang. Tahap yang terakhir adalah tahap karier akhir dan pension : individu
mulai melepaskan diri dari belitan-belitan tugasnya dan bersiap pension. Melatih penerus, mengurangi beban kerja atau mendelegasikan tanggung jawab
kepada karyawan yang kurang senior Kurtinah, 2003 : 185.
2.2.4.3. Sumber Informasi Karir
Informasi karir dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya sebagai berikut :
1. Lembaga pendidikan guru atau dosen.
2. Media cetak dan media elektroniiik, seperti koran, majalah, radio dan
televise dalam beentuk iklan, artikel, dan sebagainya. 3.
Bursa Kerja
2.2.4.4. Karier Di Kantor Akuntan Publik.
Menurut Weygant et al 1996 di Amerika Serikat, karir pada profesi
akuntan publik relative jelas. Berikut ini gambaran jenjang karir akuntan publik:
1 JuniorAauditor, merupakan entry level karir akuntan publik.
2 SeniorAuditor jenjang di atas JuniorAuditor. Biasanya memerlukan waktu
dua sampai empat tahun untuk ke jenjang ini. 3
Audit Manager, jenjang karir setelah Senior Audiotor. Untuk ke jenjang ini diperlukan waktu rata-rata enam sampai delapan tahun masa kerja dan
setelah melalui jenjang Senior Auditor. 4
Partner, merupakan karir puncak profesi akuntan publik. Masa kerja minimal untuk menjadi partner yang diperlukan dalam kantor akuntan
adalah 10 tahun masa kerja setelah melalui jenjang Audit Manager.
Akuntan Publik adalah Profesi yang menjual jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang disajikan
klien. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditor, investor, calon kreditor, calon investor dan instansi pemerintah.
Akuntan publik melaksanakan 4 jenis jasa utama yaitu : atestasi, perpajakan, konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan Kurtinah, 2003 :
186. Biasanya Kantor Akuntan Publik akan selalu berupaya untuk
membangun karier bagi personelnya. Kenaikan jenjang karier biasanya dilakukan atas dasar penilaian kinarja performance. Maksudnya agar personel
sesuai dengan kapabilitas yang dimilikinya berada pada posisi yang tepat. Profesi ini menghadapi banyak masalah dan tantangan berat, seperti
peningkatan resiko dan tanggung jawab, lambatnya pertumbuhan permintaan jasa akuntan publik dan kemajuan teknologi yang semakin pesat yang harus
selalu diikuti Kurtinah, 2003 : 186. Studi yang dilakukan Gaertnert dan Ruhe 1981 menunjukkan bahwa
Kantor Akuntan Publik besar mempunyai lingkungan kerja yang cenderung bersuasana stress dari pada Kantor Akuntan Publik Lokal atau regional, suatu
faktor yang dianggap Collins da Killough 1992 bias menyebabkan tingkat ketidakpuasan kerja meningkat Kurtinah, 2003 : 186.
2.2.5. Pengertian Profesi
Sebagaimana disebut oleh Carey, profesi mensyaratkan adanya keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur
dan dibuktikan dengan sertivikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang tertentu.
Suatu profesi akan dijaga oleh sebuah asosoasi profesi dalam kode etik, dan selalu mengasah diri atas kemampuannya untuk kepentingan umum Regar, 2003
: 4. Hadibroto, 1997 dalam Benny, dkk, 2006 : 6 menjelaskan pengertian
profesi sebagai kumpulan orang – orang yang terlibat dalam aktivitas serupa yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Harus berdasarkan suatu disiplin pengetahuan khusus.
2. Diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan
itu. 3.
Harus ada standart – standart kualifikasiyang mengatur jika ingin memasukinya dan harus ada pengakuan formal megenai statusnya.
4. Harus ada norma perilaku yang mengatur hubungan antara profesi dengan
langganan, teman sejawat dan pulik maupun penerimaan tanggung jawab yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang melayani kepentingan umum.
5. Harus ada suatu organisasi yang mengapdikan diri untuk memajukan
kewajiban – kewajiban terhadap masyarakat, disamping untuk kepentingan kelompok itu.
Adapun ciri profesi menurut Harahap,1991 dalam Benny, dkk, 2006 : 5 adalah sebagai berikut :
1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman
dalam melaksanakan keprofesiannya. 2.
Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu.
3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat atau
pemerintah. 4.
Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat. 5.
Bekerja bukan dengan motiv komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai keperrcayaan masyarakat.
2.2.6. Profesi Akuntan
Menurut International Federation of Accountans dalam Benny, dkk, 2006 : 5 yang dimaksud dengan profesi akuntansi adalah semua bidang pekerjaan yang
mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan
atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen dalam Benny, dkk,
2006 : 5 Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi
seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia IDI. Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai
objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya dalam Benny, dkk, 2006 : 5.
2.2.6.1.Perkembangan Profesi Akuntan Publik Di Indonesia
Profesi akuntan publik indonesia mengalami perkembangan signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan adanya perluasan kredit – kredit
perbankan kepada perusahaan. Bank – bank itu mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik
laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan – perusahaan swasta Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan
publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Menurut Mulyadi 2002 : 4, timbulnya perusahaan – perusahaan berbentuk perseroan terbatas PT di Indonesia pada masa lalu tidak banyak
memberikan dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik, karena sebagian besar Perseroan Terbatas Indonesia merupakan PT terurup yang
sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan keluarga atau kalangan terbatas saja. Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya
jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesian merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan
publik Indonesia. Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapatkan dorongan
dari pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Mentri Keuangan Nomor 108KMK 071979 tentang penggunaan
Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk memperoleh keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan. Dalam peraturan ini, instansi pajak menetapkan
pajak pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Keputusan Mentri Keuangan tersebut menjadi tidak
berlaku pada awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang – Undang Pajak Penghasilan 1984. Pada awal tahun 1992, kembali profesi akuntan publik diberi
kepercayaan dari pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak untuk melakukan verifikasi pembayaran pajak pertambahan nilai PPN dan pajak
penjualan barang mewah PPn BM yang dilakukan oleh para Pengusaha Kena Pajak PKP.
2.2.6.2.Pendidikan Profesi Akuntansi
Keputusan Mendiknas Nomor 179U2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah
program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian
bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar
profesi akuntan yang selanjutnya disingkat Ak Benny, dkk, 2006 : 7. Kurikulum nasional Pendidikan profesi akuntansi paling sedikit 21
satuan kredit semester SKS dan paling banyak 40 SKS yang ditempuh 2 sampai dengan 6 semester. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah :
a. Etika Bisnis dan Profesi
b. Perpajakan Praktik Audit
c. Praktek Audit
d. Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial
e. Pengetahuan Pasar Modal Dan Manajemen Keuangan
f. Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan
g. Akuntansi Manajemen Dan Biaya
Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapat nomor register. Untuk bisa memperoleh
izin praktek sebagai akuntan publik, seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan, antara lain: berpengalaman di
KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai beberapa orang staf, mempunyai kantor yang cukup representatif dan lain-lain. Mulai awal tahun
1998, untuk memperoleh izin praktek, terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik USAP, yang diselenggarakan atas kerjasama IAI
dan Departemen Keuangan Benny, dkk, 2006 : 8
2.2.6.3. Pengertian Profesi Akuntan Publik
Mulyadi 2002 : 4 profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yang dapat digolongkan menjadi dua kelompok :
jasa assurance, jasa atestasi dan jasa nonassurance. Akuntansi publik adalah profesi yang menjual jasa kepada masyarakat
umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang disajikan klien. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para
kreditor, investor, calon kreditor, calon investor dan instansi pemerintah. Akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama yaitu atestasi,
perrpajakan, konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pemukuan Kurtinah, 2003 : 186.
Dalam Keputusan menteri No. 423 KMK 06 2002, yang dimaksud dengan Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Meteri
untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri ini. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntan publik
merupakan akuntan profesional yang memberikan jasanya pada masyarakat umum dan memiliki sifat independen.
Seseorang baru dapat menjadi akuntan publik jika telah melewati proses pendidikan dan sertifikasi terlebih dahulu. Pendidikan yang disyaratkan untuk
dapat menjadi seorang akuntan publik adalah sarjana Strata-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi yang kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Profesi
Akuntansi PPAk. Untuk proses sertifikasi diwajibkan untuk lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik USAP.
2.2.6.4.Pengertian Profesi Non Akuntan Publik
Profesi non akuntan publik adalah profesi di luar dari akuntan publik. Banyak sekali pilihan pada profesi non akuntan publik bahkan bagi sarjana
akuntansi. Pilihan terebut antara lain Benny dan Yuskar, 2006 : 8 : 1.
Pemeriksaan Intern Internal Auditor : dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern Internal Audit Departemen suatu perusahaan swasta
atau Badan Usaha Milik Negara BUMN, di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern SPI.
2. Audit Pemerintah Goverment Auditor : dengan bekerja di BPKP Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPK Badan Pemeriksaan Keuangan atau Inpektorat di suatu Departemen Pemerintah.
3. Finansial Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu
perusahaan. 4.
Cost Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.
5. Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen
suatu perusahaan. 6.
Tax Accountant : dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau direktorat Jenderal Pajak.
7. Akuntan Pendidikan dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan
Tinggi Negeri PTN maupun Perguruan Tinggi Swasta PTS. Akuntan Pendidik banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor
maupun akuntan manajemen yang bekerja di suatu perusahaan atau bekerja sebagai Government accountant akuntan pemerintah yang
bekerja di instansi pemerintah.
2.2.7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir
Dalam penelitian ini, faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu :
2.2.7.1. Nilai Intrinsik Pekerjaan
Pengertian dari nilai intrinsik pekerjaan adalah sifat yang diukur di dalam dan dari diri mereka sendiri dan berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan, misalnya perasaan berprestasi dan berhasil. Nilai intrinsik suatu
pekerjaan merupakan hasil dari persepsi seseeorang karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan tersebut memberikan hal yang dinilai penting Gibson,
dkk, 1987 dalam Moestika, 2009. Nilai intrinsik pekerjaan dalam hal ini memiliki hubungan dengan
kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah melakukan pekerjaan job content. Faktor – faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan
mendapatkan promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual dan pelatihan Hinch and Mischind, 1967 dalam Kurtinah, 2003 : 183.
Menurut Robbin, 2002 : 36 kepuasan kerja adalah suatu sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja
yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya akan mempunyai sikap negatif
terhadap pekerjaan tersebut. Menurut Thoha, 2004 : 230 kepuasan pekerjaan selalu dihubungkan
dengan isi jenis pekerjaan, dan ketidakpuasan bekerja selalu disebabkan karena hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek – aspek di sekitar yang berhubungan
dengan pekerjaan.
2.2.7.2. Teori Yang Melandasi Pengaruh Nilai Intrinsik Pekerjaan Terhadap Pemilihan Karir
Teori jalur – tujuan Path – Goal Theory yang dikemukakan oleh Robert J. House 1971 dalam buku ” A Path – Goal of Leadership
Effectiveness”, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasan pengikutnya. Teori
ini disebut sebagai jalur tujuan karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan
diri, dan jalan mencapai tujuan Gibson, dkk, 1997 : 32.
Dua dalil dalam pengembangan teori jalur – tujuan, yaitu : 1.
Perilaku pemimpin dapat diterima dan memuaskan sejauh bawahan menganggap perilaku semacam ini merupakan sumber langsung dari
kepuasan alat untuk mendapatkan kepuasaan di waktu yang akan datang. 2.
Perilaku pemimpin dapat memotivasi bawahan sejauh mana memberikan kepuasan dan kebutuhan bawahan yang kontogen pada prestasi efektif dan
melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan bimbingan, kejelasan arah, dan penghargaan yang dibutuhkan untuk prestasi efektif.
Dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus memberikan bimbingan dan nasihat, membantu bawahan menjelaskan harapan yang realistis dan
mengurangi hambatan bagi tercapainya tujuan bagi bawahan sampai sejelas mungkin.
Gambar 2.1 : Model Path – Goal
Luthans, 2006 : 650
Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja job satisfaction
yang mengacu pada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya membawa sutu bakat, kemampuan dan keterampilan tertentu.
Pada umumnya seseorang yang berbakat mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang di atas rata - rata menginginkan pekerjaan yang lebih banyak
memberikan tantangan. Mereka yang tidak puas dan merasa tidak tercapai tujuan karena melakukan kegiatan sederhana terus – menerus akan
menyebabkan frustasi, dan perusahaan bisa kehilangan orang – orang terbaiknya atau gagal mengembangkan potensi yang dimiliki karyawan sehingga dapat
menyebabkan kerugian perusahaan. Jadi, meskipun pekerjaan orang hanyalah satu bagian dari seluruh aktivitas organisasi ndan orang memiliki bakat,
Karakteristik Bawahan Locus Of Control
dan Atau kemampuan
Perilaku Gaya Kepemimpinan
Dukungan Lingkungan Karakteristik tugas
Sistem otorisasi formal Kelompok kerja primer
Bawahan Persepsi
Motivasi Hasil
Kepuasan Kejelasan Peran
Kejelasan Tujuan Kinerja
kemampuan dan ketrampilan tertentu, manajemen hendaknya mengembangkan suatu cara dimana pekerjaan yang harus dikerjakan tidak bersifat monoton.
Usaha ini dapat dilakukan dengan mengadakan pengayaan pekerjaan, artinya menambah variasi dari pekerjaan tersebut, sehingga pengulangan yang cepat
dari suatu pekerjaan dapat dihindari dan itu berarti menunda kebosanan orang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tampubolon, 2004 : 32.
Menurut Luthans 2006 : 283, seseorang akan memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diinginkannya, yaitu suatu pekerjaan yang
menantang yang mempunyai kesempatan untuk berprestasi, tanggung jawab, kemajuan dan pertumbuhan yang akan memotivasi karyawan.
Berdasarkan penjelasan diatas, mahasiswa juga akan cenderung lebih memilih dan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas – tugas yang bervariasi, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baik mereka
bekerja.
2.2.7.3.Penghargaan Finansial
Penghasilan finansial atau gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal yang dianggap pantas
dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi Luthans, 2006 : 243.
Penghasilan atau gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan
sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya.
Kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. Penelitian sebelumnya menegaskan bahwa dalam melakukan
pertimbangan pemilihan karier, para mahasiswa lulusan jurusan akuntansi menempatkan gaji sebagai alasan utama Reha dan Lu, 1985 dalam Kurtinah
2003 : 183. Upah, gaji, bonus telah lama dipandang sebagai penghargaan untuk
beberapa orang. Hal tersebut lebih penting dari apapun yang diberikan perusahaan. Sebagai contoh, Newman dan Hodgetts menyelidiki motivasi dalam
industri rumah sakit, dan menemukan bahwa pekerja telah menempatkan gaji bagus pada urutan paling atas pada faktor memilih pekerjaan yang penting
Luthans, 2006 :153.
2.2.7.4. Teori Yang Melandasi Pengaruh Faktor Penghargaan Finansial Gaji
Terhadap Pemilihan Karir
Penghargaan teori ekuitas diberikan oleh psikologi sosial J. Stacy Adam, dalam Luthans, 2006 : 290. Teori tersebut berpendapat bahwa input utama
dalam kinerja dan kepuasan adalah tingkat ekuitas yang diterima seseorang dalam pekerjaan mereka.
Input dan output hasil kerja seseorang dan orang lain didasarkan pada persepsi seseorang. Usia, jenis kelamin, status sosial, posisi organisasi,
kualifikasi dan seerapa keras bekerja merupakan contoh variabel input yang dinilai. Hasil kerja meliputi berbagai penghargaan gaji, status, promosi dan
minat intrinsik dalam pekerjaan, pada pokoknya rasio didasarkan pada persepsi
seseorang atas apa yang diberikan input, dan apa yang diterima hasil versus rasio antara apa yang diberikan orang lain dan yang mereka terima. Luthans,
2006 : 291 Rencana upah untuk berprestasi, karyawan yang terbaik melaksanakan
pekerjaan dapat menerima kenaikan terbesar, karyawan yang buruk menerima kenaikan terkecil atau tidak menerima kenaikan sama sekali. Jadi, manajemen
menyediakan pemikat atau pemotong untuk memotivasi prestasi yang lebih baik, dan pemotong diterapkan untuk pelaksana yang lamban Gibson, dkk,
1987 :167. Sasaran utama program imbalan menurut Gibson, dkk, 1987 : 169
adalah: 1.
Menarik orang yang berkualitas untuk bergabung dalam organisasi 2.
Mempertahankan karyawan agar tetap datang bekerja 3.
Memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi
Sejumlah riset penting telah dilakukan, yang mengkaji apakah individu akan merasa puas dengan imbalan tersebut Gibson, dkk, 1987 : 171:
1. Kepuasan dari imbalan adalah fungsi dari banyak imbalan yang diterima dan
berapa banyak menurut perasaan individu yang bersangkutan harus ia terima. 2.
Perasaan individu tentang kepuasan dipengaruhi oleh pembanding apa yang terjadi pada orang lain.
3. Kepuasan dipengaruhi oleh rasa puas karyawan dengan imbalan intrinsic dan
ekstrinsik .
4. Orang berbeda dengan imbalan yang mereka inginkan dan segi pentingnya
imbalan yang berbeda untuk mereka 5.
Beberapa imbalan ekstrinsik merupakan memuaskan karena imbalan tersebut mengarah pada imbalan.
Pengaruh penghargaan finansial terhadap pemilihan karier seorang mahasiswa sesuai dengan Teori Ekspektasi yang menyatakan bahwa kekuatan
dari kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil
tertentu serta pada daya tarik hasil tersebut bagi individu. Oleh karena itu, teori ini mengemukakan tiga variabel berikut ini Robbins, 2002: 67 :
1. Daya tarik: pentingnya individu mengharapkan outcome dan penghargaan
yang mungkin dapat dicapai dalam bekerja. variabel ini mempertimbangkan kebutuhan – kebutuhan individu yang tidak
terpuaskan. 2.
Kaitan kinerja – penghargaan : keyakinan individu bahwa dengan menunjukkan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome yang
diinginkan. 3.
Kaitan upaya – kinerja : probabilitas yang diperkirakan oleh individu bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu akan menghasilkan
kinerja.
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian
besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya, sehingga penghasilan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam pemilihan karir. Menurut Luthan, 2006 : 154 uang juga dihubungkan dengan empat
atribut simbolis penting yang diperjuangkan manusia yaitu : prestasi, penghargaan, status, rasa hormat, kebebasan, kontrol dan kekuasaan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upah yang ditawarkan dapat menjadi daya tarik mahasiswa untuk memilih suatu profesi.
2.2.7.5.Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik
Felton, et al 1994 dalam Andriati 2001 menyatakan bahwa dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir
tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan
mahasiswa untuk memilih karier. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh Kurtinah, 2003 dapat diketahui
bahwa persepsi terhadap kelebihan dan kelemahan menjadi akuntan publik merupakan faktor yang sangat mempengaaruhi mahasiswa dalam memilih karir
sebagai akuntan publik atau non akuntan publik. Apabila mahasiswa memiliki
persepsi yang baik tentang kelebihan berprofesi sebagai akuntan publik, maka dia cenderung untuk memilih akuntan publik sebagai pilihan karirnya.
Studi yang dilakukan Gaertnert dan Ruhe 1981 menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik besar mempunyai lingkungan kerja yang cenderung
bersuasana stress daripada Kantor Akuntan Publik Lokal atau regional, suatu faktor yang dianggap Collins da Killough 1992 bias menyebabkan tingkat
ketidakpuasan kerja meningkat.
2.2.7.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Pemilihan Karir
Teori persepsi diri menganggap bahwa orang – orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mangamati dan menginterprestasikan
perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku
terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku. Menurut teori ini, sikap hanya akan berubah setelah perilaku berubah, dalam rangka
mengubah sikap manusia harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan dikembangkan berdasarkan kebutuhannya. Ikhsan dan ishak, 2005 :48.
Oleh karena itu kita harus mengetahui unsur – unsur yang merangsang atau mempengaruhi bentuk persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi
akuntan publik, agar pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dapat meningkat .dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tentang persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik adalah salah satu faktor penting dalam pemilihan karir sebagai akuntan
publik
2.3. Kerangka Pemikiran