Pemaknaan Keseluruhan Gambar Karikatur Oom Pasikom Harian Kompas Edisi 9 Januari 2010

86 permasalahan yang terjadi di negara ini termasuk permasalahan-permasalahan yang tertuilis di koran dalam karikatur. Pejabat pemerintah yang sesungguh- sungguhnya sudah dengan jelas mengetahui dan memahami permasalahan- permasalahan di negara ini seperti bank century, makelar kasus, cicak vs buaya, gurita cikeas, mafia hukum, dan lain sebagainya. Tetapi pejabat pemerintah malah bertindak seenaknya, dengan tidak memperjelas dan mempertegas kemana arah tujuan dari penyelesaian permasalahan- permasalahan ini.

4.3. Pemaknaan Keseluruhan Gambar Karikatur Oom Pasikom Harian Kompas Edisi 9 Januari 2010

Gambar karikatur Oom Pasikom harian Kompas edisi 9 Januari 2010 merupakan gambar karikatur yang terdiri dari gambar karikatur seorang pria dan seorang anak, dengan kondisi seorang pria yang tampak pusing dan bingung dengan memegangi kepalanya dan sambil membawa senter yang bertuliskan 2010, dan kondisi seorang anak yang tampak keheranan melihat sikap seorang pria tersebut, dan seorang anak tersebut sambil membaca koran, serta ia berucap “siang hari kok bawa senter?”. Gambar karikatur ini tampil dengan pesan yang terlihat dari adanya tulisan “UBI EST VERITAS?”, “DIMANA KAU, KEBENARAN?SOCRATES”, “BANK CENTURY”, “MAKELAR KASUS”, “CICAK VS BUAYA”, “GURITA CIKEAS”, “MAFIA HUKUM”. Bahwa seorang pria tersebut dimaknai sebagai sosok 87 pejabat pemerintah yang tentunya terkait sebagai pelaku utama pada permasalahan di negara ini yang belum tuntas sepenuhnya. Pejabat pemerintah merasa keheranan akan situasi ini, padahal jelas- jelas sebenarnya ia mengetahui pasti akan sumber permasalahan dan bagaimana penyelesaian masalah itu dengan tepat, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, permasalahan itu semakin berlarut-larut, tidak diketahui ujungnya, yang semestinya pejabat pemerintah di era kepemimpinan SBY-Boediono ini bisa segera menuntaskannya dengan tegas mencari sumber-sumber permasalahan, bersama-sama pejabat pemerintah terkait untuk mencari jalan keluar yang tepat. Lalu pria dalam karikatur yang dimaknai sebagai sosok pejabat pemerintah itu digambarkan sedang memegang senter untuk menerangi sesuatu, mengapa ia memegang senter dan menerangi apa maksud dari pejabat pemerintah itu, dimana pejabat pemerintah itu memegangi senter dan menerangi sesuatu dimaknai bahwa pejabat pemerintah tersebut ingin mengetahui lebih jelas tentang permasalahan-permasalahan yang ditanganinya, padahal sudah jelas-jelas sebagai pejabat pemerintah ia tentunya bisa dengan cepat dan tepat mengetahui apa-apa saja yang terjadi, baik semua sumber masalah, latar belakang masalah itu, sampai kepada solusi yang sebenarnya harus segera ditangani oleh pejabat pemerintah tersebut. Maka, tanpa diperjelas yang dalam hal ini digambarkan dengan senter, pejabat pemerintah sudah harus tanggap untuk membawa segera permasalahan ini pada solusi yang cepat dan tepat. 88 Rakyat pun lebih merasa heran terhadap kinerja pejabat pemerintah. Setiap rakyat pastilah menaruh harapan yang tinggi terhadap para pejabat pemerintah pada kepemimpinan SBY-Boediono saat ini, namun dari permasalahan antara lain bank century, makelar kasus, cicak vs buaya, gurita cikeas, mafia hukum, dan lain sebagainya itu terlihat jelas bagaimana pejsabat pemerintah menyikapinya, setiap rakyat mengetahui dengan jelas bagaimana permasalahan-permasalahan itu muncul, siapa pelaku-pelaku dari permasalahan itu, dan bagaimana rakyat memiliki harapan dari permasalahan- permasalahan itu. Rakyat merasa makin kecewa dan heran terhadap ulah para pejabat pemerintah yang tidak segera merampungkan masalah-masalah itu, dimana terlihat pejabat pemerintah semakin sibuk mengurusi urusan- urusannya sendiri-sendiri demi kepentingannya dan kemungkinan besar juga untuk kepentingan golongannya. Sebenarnya masalah-masalah tersebut jelas- jelas sudah diketahui pemerintah, namun pemerintah seakan-akan mengulur- ulur waktu, bahkan seperti menenggelamkan setiap masalah itu tanpa adanya kebenaran yang pasti ditunggu kepastiaannya oleh setiap rakyat negara ini. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN