Pemikiran kedua menurut Goldon Allport dalam Azwar 2007 sikap adalah suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dalam
suatu pemikiran tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon. Pemikiran ketiga menurut Secord dan Backman tahun 1964 dalam
Azwar 2007 sikap adalah gabungan dari komponen-komponen kognitif pemikiran, afektif perasaan, dan konaktif tindakan yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.
Dari ketiga pengertian dan definisi ketiga ahli di atas sikap adalah kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap mata pelajaran PKn dengan
cara-cara tertentu. Sehingga siswa dapat memiliki sikap yang positif maupun sikap yang negatif. Yang mencakup komponen kognitif
pemikiran, afektif perasaan, dan konaktif tindakan.
2.1.2.2 Struktur Sikap
Menurut Azwar 2007 struktur sikap dapat terdiri dari tiga yaitu komponen kognitif
cognitive
, komponen afektif
affective
, dan komponen konatif
conative
. Komponen kognitif berupa apa yang dipercayai subjek pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan
seseorang mengenai objek sikap. Kepercayan datang dari apa yang telah kita lihat apa yang telah kita temui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat
itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat dan gagasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu objek. Tentu saja kepercayaan sebagai kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk karena tidak adanya informasi
yang tepat terhadap suatu objek yang dihadapi. Kompenen afektif adalah menyangkut masalah emosional subjektif
seseorang terhadap sesuatu objek sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh
kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai objek termaksud. Komponen konagtif atau komponen perilaku dalam sikap menunjukan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dnegan objek sikap yang dihadapinya.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa komponen dari sikap adalah kognitif
cognitive
, komponen afektif
affective
, dan komponen konatif
conative
.
2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Azwar 2003 mengemukakan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain
yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dari dalam diri individu.
a. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap namun
pengalaman pribadi tersebut harus melalui kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya, individu
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dan untuk berafiliasi dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan
sikap kita. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi keompok masyarakat
asuhannya. d.
Media massa, dalam penyampaian informasi dalam media massa membawa pesan-pesan yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan
sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu. e.
Lembaga pendidikan dan lembaga agama memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
keagamaan serta ajaran-ajarannya. f.
Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang
suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau penglihatan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang,
akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi sikap siswa pada mata pejaran PKn adalah
pengalaman pribadi dalam mengikuti mata pejaran PKn, pengaruh orang lain dalam mengikuti mata pejaran PKn, pengaruh kebudayaan dalam
mengikuti mata pejaran PKn, guru dalam melaksanakan pejaran PKn mata pejaran PKn, dan faktor emosional dalam mengikuti mata pejaran PKn.
2.1.2.4 Indikator Sikap