f. Kemampuan Guru dalamPemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Guru mengungkapkan bahwa “Ya  saya  itu  kadang-kadang  menggunakan  peran  teknologi  yang  ada
misalnya  dengan  laptop  yang  dihubungkan  ke  viewer  untuk menjelaskan materi, tapi tidak untuk semua materi. Listrik dinamis sendiri menggunakan
powerpoint  hanya  pada  bagian  materi  yang  awal-awal  seperti  arus  listrik itu dan untuk selanjutnya ya saya biasa saja karna keterbatasan waktu dan
keterampilan  saya  juga
belum  begitu  banyak  tentang  pembuatan powerpoint, hanya sebisa saya saja.”wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5
Seperti hasil pengamatan peneliti, guru lebih banyak menggunakan papan tulis dan ceramah dalam menjelaskan materi. Guru memberikan kotak pada
persamaan-persamaan yang dianggap penting seperti pada gambar berikut
Gambar 4.7 Guru memberi kotak pada persamaan.
Guru  menggunakan  media powerpoint hanya  pada  materi  tertentu  saja yang  dianggap  tidak  terlalu  banyak  dalam  menjelaskan  penurunan
persamaan-persamaan  untuk  mendapatkan  suatu  rumus  seperti  yang diungkapkan guru bahwa
“tidak  semua  materi  pelajaran  saya  sampaikan  menggunakan  powerpoint, kalo  banyak  persamaan  rumus  kan  agak  sulit,  jadi  ya  yang  teori  saja
misalnya gelombang elektromagnetik.” wawancara 11 Juni 2012, lampiran
5
Pengetahuan  guru  tentang  teknologi  pembelajaran  diperoleh  melalui pengalaman  saat  mengikuti  seminar,  penataran  atau  pun  belajar  sendiri
secara  otodidak,  hal  tersebut  terbukti  dengan  ungkapan  guru  bahwa “penggunaan powerpoint  itu  ya  saya  dapat  dari  seminar,  penataran  dan
juga kadang belajar sendiri” wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5. Guru  lebih  senang  melaksanakan  proses  pembelajaran  di  dalam  kelas,
dan jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas seperti di dalam  laboraturium.  Hal  tersebut  dilakukan  guru  karena  untuk  masalah
efektifitas  waktu  dan  ketersediaan  alat  praktikum  yang  tidak  memadai sehingga  guru  merasa  kurang  maksimal  dalam  menyampaikan  tujuan
pelajaran.  Guru  juga  beranggapan  bahwa  jika belajar  dalam  laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa
saat mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang aktif dan menyenangi sains akan lebih banyak beraktifitas dan yang kurang berminat akan lebih banyak
bermain-main. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan guru bahwa “Kalo di laboraturium itu biasanya kurang maksimal, waktunya juga lebih
banyak yang terbuang karena yang minat ya belajar sungguh-sungguh, tapi yang kurang berminat ya kadang banyak naim-mainnya, jadi ya siswa sulit
untuk diawasi” wawancara 11 Juni 2012,lampiran 5
Selama  melakukan  pembelajaran  di  dalam  kelas,  guru  tidak  pernah melihat  buku  pegangan  yang  dibawa.  Guru  membawa  buku  saat  proses
pembelajaran  hanya  untuk  mencari  contoh  soal  agar  siswa  mudah  dalam melakukan perhitungan seperti yang diungkapkan guru
“Oh  ya  kadang-kadang  saya  bawa  buku  itu  untuk  ngasih  contoh  soal  biar angkanya  pas,  biar  ga  terlalu  sulit  juga  untuk  menghitung,  biar  angkanya
ga  sulit  biar  ngitung  nya  pas,  kalo  angkanya  sulit  juga  siswa  sulit ngitungnya.”wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5
Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  guru  tidak  selalu menggunakan  teknologi  saat  menjelaskan  materi  pelajaran.  Guru  hanya
menggunakan  teknologi  dalam  hal  ini  adalah powerpoint pada  materi tertentu  saja  dan  guru  lebih  banyak  menggunakan  media  papan  tulis  dan
metode ceramah dalam menjelaskan materi. Guru  jarang  sekali  melaksanakan  proses  pembelajaran  di  luar  kelas
seperti di dalam laboraturium. Guru menganggap bahwa jika belajar dalam laboraturium,  guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap
perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melihat buku pegangan yang dibawa ke kelas saat menjelaskan materi pembelajaran.
g. Kemampuan Guru dalam Melakukan Evaluasi Hasil Belajar