peneliti membatasi pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru saja yang dianggap berpengaruh dalam proses pembelajaran.
B. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan dinamis Ma’mur,
2009:59. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2008 tentang Guru disebutkan dalam pasal 3 ayat 2 bahwa kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya
meliputi: a
pemahaman wawasan
atau landasan
kependidikan; b pemahaman terhadap peserta didik; c pengembangan kurikulum atau silabus; d perancangan pembelajaran; e pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis; f pemanfaatan teknologi pembelajaran; g evaluasi hasil belajar; dan h pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan
Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan untuk dapat melaksanakan praktek pendidikan
yang mantap sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang jelas. Seluruh tindakan yang dilakukan guru diarahkan kepada tujuan agar siswa mampu
melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya, berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang diakui.
Sebelum melaksanakan praktek pendidikan, guru perlu mengetahui dan memahami mengenai landasan-landasan pendidikan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Balai Pustaka, 2005:633 landasan diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Mengacu pada pengertian tersebut, landasan pendidikan
dapat diartikan sabagai dasar atau tumpuan dalam melaksanakan praktek pendidikan dan akan menjadi titik tolak dalam menetapkan tujuan pendidikan,
memilih isi pendidikan, memilih cara-cara pendidikan. Dengan demikian praktek pendidikan diharapkan menjadi mantap, sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta
benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Syaripudin 2012:8-9 berdasarkan jenisnya, landasan pendidikan
dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu: a. Landasan religius pendidikan
Landasan religius pendidikan merupakan landasan yang bersumber pada nilai- nilai dan ajaran agama.
b. Landasan filosofis pendidikan Landasan filosofis pendidikan merupakan landasan yang bersumber dari
filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila. Contoh landasan
filsafat pendidikan: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa ”pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman indra
penginderaan”. Implikasinya, penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman langsung misal: melalui observasi,
praktikum, dsb. atau pengalaman tidak langsung misal: melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian, dsb.
c. Landasan ilmiah pendidikan Landasan ilmiah pendidikan merupakan landasan yang bersumber pada disiplin
ilmu tertentu yang menjadi tolok ukur dalam pendidikan. Sebagai contoh “Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, adapun pada
setiap tahap perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya”. Implikasinya, pendidikan mesti
dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi pendidikan harus disesuaikan dengan tahapan dan tugas perkembangan individupeserta didik.
d. Landasan hukumyuridis pendidikan Landasan hukum pendidikan merupakan landasan yang bersumber dari
peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” Pasal 6;
“Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” Pasal 34.
Adapun dasar-dasar landasan hukum pendidikan yang harus dipahami dan dimengerti guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
antara lain adalah: 1 Undang-undang Dasar 1945
Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum pendidikan, yaitu pasal 31 dan 32.
2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 tentang Guru Dalam peraturan pemerintah ini berisi 68 pasal yang mengatur tentang guru
dan kompetensi guru, sertifikasi guru, hak guru, beban kerja guru, kewajiban dan pola ikatan dinas guru, pengangkatan dan penempatan pada
satuan pendidikan, sanksi atas pelanggaran yang dilakukan guru. 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun
2006 tentang Standar Isi Dalam perturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan. 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dalam perturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang standar
kompetensi lulusan untuk setiap jenjang pendidikan berdasarkan setiap mata pelajaran dan jurusan keahlian pada tingkat sekolah menengah atas.
5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Dalam peraturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
2. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik