11
7.
Fragmentation Offset, Untuk memberitahukan datagram mana yang ada pada saat
itu yang memiliki fragment yang bersangkutan. Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam datagram harus merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan
fragment elementer. Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum fragment per datagram, yang menghasilkan panjang datagram maksimum 65.536
byte yang lebih besar dari panjang datagram IP. 8.
Time to Live TTL, berisi jumlah routerhop maksimal yang dilewati paket IP datagram. Nilai maksimum field ini adalah 255. Setiap kali paket IP lewat satu
router, isi dari field ini dikurangi satu. Jika TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, maka paket ini akan dibuang dan router terakhir akan
mengirimkan paket internet control message protocol ICMP time exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus menerus berada dalam network.
9. Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer atas
pengguna isi data dari paket IP ini. 10.
Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah seluruh field dari header paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol IP terlebih dahulu
menghitung checksum dari header paket IP tersebut untuk nantinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak
dan dibuang. 11.
Source Address dan Destination Address, isi dari masing-masing field ini yakni alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram. Masing-masing field terdiri
dari 32 bit, sesuai panjang IP address yang digunakan dalam internet. Destination address merupakan field yang akan dibaca oleh setiap router untuk menentukan
tujuan paket IP tersebut akan diteruskan untuk mencapai destination address tersebut.
12.
Options. Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap yakni 20 byte.
Sedangkan panjang header yang variabel adalah 40 byte. Oleh sebab itu header datagram IP berkisar antara 20 hingga 60 byte. Panjang header variabel ini adalah
options yang digunakan untuk kepentingan pengetesan dan debugging. Options mempunyai panjang yang dapat diubah-ubah. Masing-masing diawali dengan
kode-kode bit yang mengindentifikasikan options. Sebagian options diikuti oleh
12
field options yang panjangnya 1 byte, kemudian oleh satu atau lebih byte-byte data.
II.2. Wireless Local Area Network
Wireless Local Area Network WLAN adalah sebuah sistem komunikasi data yang dapat merupakan penambahan maupun alternatif dari LAN yang tekoneksi
dangan menggunakan kabel [6]. WLAN menggunakan teknologi frekuensi radio sebagai media penyimpanan data. Dengan begitu, proses pengiriman dan
penerimaan data dilakukan melalui udara, sehingga dapat meminimalkan penggunaan kabel. Apabila ada pengguna yang berada pada area WLAN, maka
pengguna dapat langsung terhubung ke dalam jaringan tanpa menggunakan kabel.
Dengan WLAN ini siapa pun yang berada pada area WLAN dapat dengan mudah terhubung kedalam jaringan tanpa harus tehubung secara fisik ke dalam
jaringan. Apabila ingin memperbesar jaringan hal ini menjadi mudah karena tidak harus menarik kabel atau memindahkan susunan kabel-kabel yang sudah ada. WLAN
memberikan penawaran seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.
II.2.1 Mode Jaringan WLAN
Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan, yaitu mode infastruktur dan ad-hoc [6]. Konfigurasi infrastruktur adalah
komunikasi antar masing- masing Personal Computer PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi ad-hoc adalah komunikasi secara langsung
antara masing- masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang
lain dengan jaringan berkabel. 1.
Mode Infrastruktur Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau
berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur yang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Pada mode
infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada
13
jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak
access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.
Gambar 2.4. Mode Jaringan Infrastruktur[6]. 2.
Mode Ad-Hoc Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada
ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless untuk
berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada Gambar 2.5. Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi
dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.
Gambar 2.5. Mode Jaringan ad-hoc[6].
14
II.2.2 Teknologi WLAN
Dalam teknologi WLAN memiliki beberapa jenis antara lain[7] :
1. Teknologi Narrowband
Sebuah sistem radio narrowband narrow bandwith menyampaikan dan menerima informasi dari pengguna di dalam pita frekuensi radio yang
spesifik dan sempit, tetapi mempunyai performa lebih baik dari pada wideband.
2. Teknologi Spread Spectrum
Kebanyakan sistem wireless LAN menggunakan teknologi spread spectrum. Sebuah teknik radio frekuensi wideband yang dikembangkan oleh militer
untuk digunakan pada sistem keamanan dan sebuah sistem komunikasi militer. Teknik spread spectrum memungkinkan transmisi data dilakukan
dengan menggunakan transmission power yang rendah, namun dengan frekuensi yang lebar. Dalam teknologi spread spectrum ada dua teknologi
yang dipakai, yaitu: a
Teknologi Frequency-Hoping Spread Spectrum FHSS Cara kerja dari teknik ini juga tidak berbeda jauh dari namanya. Teknik
Ini memodulasi sinyal data dengan sinyal pembawa carrier dengan kanal frekuensi yang melompat-lompat seiring dengan fungsi waktu. Dengan
kata lain, setiap satu satuan waktu akan terjadi proses transfer paket data dengan dimodulasi atau dibungkus dalam suatu kanal frekuensi carrier.
b Teknologi Direct-Sequence Spread Spectrum DSSS
Teknik spread spectrum yang satu ini diklaim sebagai yang paling banyak dan paling umum digunakan di dunia jaringan wireless. Perangkat WIFI
yang menggunakan standard 802.11b menggunakan teknik ini dalam membangun komunikasi. Kata kunci dari teknologi ini adalah sebuah
kode penyebaran yang disisipkan ditengah-tengah proses pengiriman. Proses pengiriman data menggunakan teknologi ini melibatkan
serangkaian kode penyebaran yang sering disebut dengan istilah chipping code.
15
3. Teknologi Infrared
Teknologi ini jarang digunakan dalam WLAN komersil. Infrared menggunakan frekuensi tinggi di bawah cahaya yang dapat dilihat dan di
dalam spektrum elektromagnetik cahaya untuk membawa atau mengirimkan data.
II.3. Standar IEEE 802.11
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama Institute of Electrical and Electronics Engineers IEEE membuat spesifikasistandar WLAN pertama yang
diberi kode 802.11[2]. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz dan kecepatan transfer data throughput teoritis maksimal 2Mbps.
Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.
Kecepatan transfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T. Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga
bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone,
microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.
Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung
kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang
lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup
banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada
frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Sebuah
komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access
16
point 802.11b dan sebaliknya. Perbedaan standart IEEE 802.11 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Memperlihat perbedaan standar IEEE 802.11
II.3.1 Standar IEEE 802.11b
IEEE 802.11b merupakan pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan hingga 5.5 Mbps atau 11 Mbps tapi
tetap menggunakan frekuensi 2.45 GHz[2]. Pada prakteknya, kecepatan maksimum yang dapat diraih oleh standar IEEE 802.11b mencapai 5.9 Mbps pada protokol TCP,
dan 7.1 Mbps pada protokol UDP. Metode transmisi yang digunakannya adalah DSSS Direct Sequence Spread Spectrum
. Standar ini sempat diterima oleh pemakai di dunia dan masih bertahan sampai
saat ini. Tetapi sistem 802.11b bekerja pada band yang cukup kacau, seperti gangguan pada Cordless dan frekuensi Microwave dapat saling menganggu bagi daya
jangkaunya. Standar 802.11b hanya memiliki kemampuan transmisi standar dengan 11 Mbps atau rata rata 5 Mbps.
II.3.2 Standar IEEE 802.11g
Dalam evolusi WLAN adalah pengenalan IEEE 802.11g. Ini merupakan standar IEEE 802.11g secara dramatis akan dapat meningkatkan performa WLAN[2].
IEEE 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi
2,45 GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM. Pada bulan Juni 2003 802.11g yang dipublikasikan dan 802.11g mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mbs pada
17
pita frekuensi 2,45 GHz, sama seperti halnya IEEE 802.11 biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap
interferensi dari gelombang lainnya. Standar 802.11g memiliki kecepatan maksimum, jangkauan sinyal yang baik dan tidak mudah terhambat. Sedangkan
kekurangan dari 802.11g adalah biaya lebih mahal dari 802.11b, peralatan 802.11g dapat mengganggu sinyal pada frekuensi yang tidak diatur.
Sistem modulasi IEEE 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM.
Orthogonal frequency-division multiplexing OFDM adalah sebuah frekuensi division multiplexing FDM yang dimanfaatkan sebagai skema multi-carrier digital
modulasi metode. OFDM adalah teknologi yang baru saja mulai mencapai pasar dalam bentuk perangkat IEEE 802.11g yang beroperasi di 5 GHz band. OFDM adalah
sebuah multi-carrier skema modulasi. Untuk kecepatan data yang lebih tinggi, OFDM menjadi pilihan yang lebih baik. OFDM dipilih pada 5 GHz band karena
memungkinkan kecepatan data hingga 54 Mbps. Fitur OFDM lainnya yang signifikan adalah panjang Preamble yang lebih pendek. Preamble yang lebih pendek dibutuhkan
karena akan menghasilkan lebih sedikit overhead pada jaringan. OFDM memperbolehkan paket preamble yang lebih pendek untuk digunakan, sehingga
meninggalkan waktu yang lebih banyak untuk transmisi data.
II.4 Quality of Service
Quality of Service QoS adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang
berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data [12]. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan delay,
jitter, probabilitas packet dropping, dan bit error rate BER dapat dijamin. Jaminan QoS penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming
multimedia secara real-time seperti voice over IP, game online dan IP-TV, karena sering kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan
adanya delay, dan dalam jaringan di mana kapasitas resource-nya terbatas, misalnya dalam komunikasi data selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak
diperlukan. Sebuah jaringan atau protokol yang mendukung QoS dapat menyepakati