Analisa Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas

4.6 Analisa

Catchment Area dan Koefisien Run Off Faktor-faktor yang mempengaruhi sebelum menganalisa debit rencana suatu daerahkawasan yang akan ditinjau perlu diperkirakan terlebih dahulu seperti daerah tangkapan hujan cacthment area dan koefisien Run off pada kawasan tersebut. Faktor utama yang mempengaruhinya adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah dan lain-lain. Untuk daerah di kota ini karakter permukaan tanahnya bervariasi dari daerah perdagangan padat dan sedang, perumahanperkantoran padat dan sedang serta kawasan hutan. Daerah tangkapan hujan sangat tergantung terhadap kondisi lahantanah yang ada. Untuk menganalisanya disesuaikan dengan kondisi karakter permukaannya yang dikaitkan dengan daerah catchment area sesuai dengan sub drainase yang dimaksud. Dalam hal ini telah ditentukan nilai dari koefisien limpasan terhadap kondisi karakter permukaannya yaitu : Tabel 4.20. Nilai Koefisien Run Off C Keterangan Koefisien Run off C PMH Perumahan 0.33 JLN Jalan AspalBeton 0.83 ATAP Atap 0.85 A.T Area Terbuka Hijau 0.28 Sumber : McGuen, 1989 Perhitungan catchment area dan koefisien run off selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.21 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21. Perhitungan catchment area dan koefisien run off Sumber : Hasil Perhitungan

4.7 Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas

Waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ketempat keluarannya titik kontrol disebut dengan waktu konsentrasi suatu daerah aliran di mana setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi maka setiap bagian daerah aliran secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol. Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat umum hujan adalah semakin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin jauh pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas hujan, lamanya hujan dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas Durasi Frekuensi IDF yaitu Intensity, Duration, Frequency Curve . Diperlukan data hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit dan jam-jaman untuk membentuk lengkung IDF. Data hujan jenis ini hanya dapat diperoleh dari stasiun penakar otomatis, selanjutnya berdasarkan hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat. Dari tabel dibawah dan divariasikan terhadap waktu konsentrasi serta fungsi dari drainase itu sendiri primer atau sekunder. Universitas Sumatera Utara Untuk saluran drainase primer curah hujan rencana yang diperkirakan untuk 25 tahunan sedangkan untuk saluran drainase sekunder diambil curah hujan rencana untuk 25 tahunan, sehingga didapatlah analisa perhitungan intensitas dan waktu konsentrasi pada Tabel 4.22 berikut ini : Tabel 4.22. Perhitungan Analisa Intensitas Curah Hujan No T t I mmjam menit jam R 2 R 5 R 10 R 25 R 50 R 100 1 5 0,08333 213,454 282,468 332,354 400,307 454,742 512,295 2 10 0,16667 134,462 177,937 209,361 252,168 286,458 322,713 3 20 0,33333 84,708 112,095 131,892 158,859 180,461 203,300 4 30 0,50000 64,644 85,544 100,652 121,231 137,717 155,146 5 40 0,66667 53,362 70,615 83,086 100,074 113,682 128,070 6 50 0,83333 45,986 60,855 71,602 86,241 97,969 110,368 7 60 1,00000 40,723 53,889 63,407 76,371 86,756 97,736 8 70 1,16667 36,746 48,626 57,214 68,912 78,283 88,191 9 80 1,33333 33,616 44,485 52,341 63,043 71,616 80,679 10 90 1,50000 31,077 41,125 48,388 58,282 66,207 74,586 11 100 1,66667 28,969 38,336 45,106 54,329 61,716 69,527 12 110 1,83333 27,186 35,976 42,329 50,984 57,917 65,247 13 120 2,00000 25,654 33,948 39,944 48,111 54,653 61,570 14 130 2,16667 24,321 32,184 37,868 45,611 51,813 58,370 15 140 2,33333 23,148 30,633 36,043 43,412 49,315 55,557 16 150 2,50000 22,108 29,256 34,422 41,460 47,098 53,059 17 160 2,66667 21,177 28,024 32,973 39,714 45,115 50,825 18 170 2,83333 20,338 26,914 31,667 38,141 43,328 48,812 19 180 3,00000 19,578 25,907 30,483 36,715 41,708 46,987 Sumber : Hasil Perhitungan Salah satu contoh perhitungan R 2 , R 5 , R 10 , R 25 , R 50 dan R 100 analisa intensitas curah hujan Distribusi Log Person III di atas sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Untuk periode ulang T 2 tahun mmjam Untuk periode ulang T 5 tahun mmjam Untuk periode ulang T 10 tahun mmjam Untuk periode ulang T 25 tahun mmjam Universitas Sumatera Utara Untuk periode ulang T 50 tahun mmjam Untuk periode ulang T 100 tahun mmjam Dari analisa di atas dapat digambarkan kurva IDR sebagai berikut : Gambar 4.5. Grafik Intensitas Curah Hujan Universitas Sumatera Utara Perhitungan analisa waktu konsentrasi dan intensitas hujan rencana dihitung dengan menggunakan rumus Dr. Mononobe. Maka untuk perhitungan metode Dr. Mononobe dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut ini : Tabel 4.23. Perhitungan Waktu Konsentrasi dan Intensitas Hujan Rencana Jalan Drainase L m S V mdetik t menit T tahun R c mm 25th I mmjam 25th Bunga Seruni BS-001 148,5961 0,001 3,58202 0,691 25 220,292 97,673 Bunga Kembang BK-001 183,2625 0,001 3,158554 0,967 25 220,292 78,098 Bunga Sakura BS-001 415,5947 0,001 1,932549 3,584 25 220,292 32,609 Bunga Sakura BS-002 363,8643 0,001 2,092998 2,897 25 220,292 37,576 Bunga Mawar BM-001 246,4493 0,001 2,64421 1,553 25 220,292 56,939 Bunga Melati BD-001 267,7866 0,001 2,515702 1,774 25 220,292 52,113 Bunga Tulip BT-001 215,1072 0,001 2,869059 1,250 25 220,292 65,829 Jaya J-001 272,1895 0,001 2,491206 1,821 25 220,292 51,214 Bunga Anggrek BA-001 101,6159 0,001 4,499409 0,376 25 220,292 146,496 Sumber : Hasil Perhitungan

4.8 Analisa Debit Rencana