c. Pengaruh buruk dari orang tua, tindakan a susila oleh bapaknya yang
merupakan kepala rumah tangga, seperti main perempuan selingkuh, berjudi serta mabuk-mabukan. Yang pada akhirnya si anak ikut-ikutan
melakukan tindakan a susils tersebut
C. Islam Dalam Penanggulangan Pekerja Seks Komersial
Masyarakat pada umumnya memandang perilaku zina adalah buruk karena manusia berakal sehat pada dasarnya mengingkan kehidupan dirinya dan keluarganya
adalah kehidupan yang tertib, nyaman dan tidak banyak persoalan.
Masalah kebutuhan hidup ekonomi saja sudah merupakan persoalan besar, rumit yang membutuhkan ketekunan, pemutusan perhatian dan kerja keras. Untuk
bisa memusatkan perhatian pada pekerjaannmencari nafkah secara halal, membutuhkan suasana kehidupan keluarga yang tenang dan nyaman serta berjalan
secara normal dan kalau dapat tanpa gangguan. Setiap orang dewasa berakal sehat sudah pasti tidak menginginkan anak-anaknya sanak saudaranya, orang tuanya
melakukan pebutan zina. Karena itu seharusnya dirinya sendiri tidak melakukan perbutan zina dengan
orang lain sebab dampak negatifnya sangat besar terutama baga kaum wanita, karena kaum wanita yang lebih banyak merasakan nestapanya. Setiap orang berakal sehat
pasti tidak mengingkan nestpa terjadi bagi anggota keluarganya. Apa yang buruk bagi
kita buruk juga bagi orang lain dan apa yang diinginkan baik untuk kekuargan kita juga dingingkan baik oleh orang lain dan keluarganya.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak boleh berpikir subjektif untuk kepentingan dirinya dan keluarganya saja tetapi merugikan kepentingan orang lain.
Hal ini ibarat pepatah orang Minangkabau mengatakan “ lamak di awak lamak diurang, elok di awak elok diurang, buruak di awak buruak diurang”.
23
Atau sesui dengan hadist Nabi Muhammad S A W yang sangat popular yaitu:
ی ﻡ
, -
ﺡ ﺡ
12 ی
34 5
ﻡ ی
34 67
8
Artinya: “Tidak beriman salah seorang diantara kamu sehingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencitai dirinya sendiri” H.R. Muttafaq ‘alaih
.
24
Jadi harus ada keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial. Hanya yang menjadi maslah adalah adakalanya oaring dalam kodisi tetentu yaitu dalam
DR. H. Muhammad Abduh Malik, Perilaku Zuna Pandangan Hukum Islam dan KUHP, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, h. 249
Muhammad Fuad al-Baqi, Al-lu’lu’ waa-marjan, jilid 1, t.k: Dar al-fikr, t.t, h. 11
keadaan nafsu seksualnya kebih dominan dari akal sehatnya maka pada waktu itu akal sehatnya tidak ada atau tidak berpungsi sehingga dia melakukan pebuatan zina.
Dalam hadist dikatakan:
9 :6 ; ی : ,=
?ﻡ : ی ,ﺡ : : ی A
?,ﻡ
Artinya: “ Tidak akan berzina orang yang bezina manakala dia beriman pada waktu
dia berzina” H.R. Bukhari
25
Dalam situasi dan kondisi nafsu manusia yang memuncak, perbutan zina bukan saja menutupi akal sehat tapi juga akan menutpi keimanan yang telah bersemi
di dalam hati manusia dan menghilangkan rasa malu.
26
Jadi untuk mencegah terjadinya perbuatan zina tersebut atau untuk meminimalisasi terjadinya perbutan zina diperlukan adanya undang-undang ataupun
peraturan-peraturan yang melarang perbuatan zina dilakukan oleh siapapun di dalam
Ibid, h. 12 DR. H.Muhammad Abduh Malik, Op,Cit, h. 250
masyarakat dengan sanksi hukum yang berat secara fisik dan mental spritual dan mempunyai daya preventif yang tinggi.
Dalam hadist dinyatakan:
B B CD E6ﻡ 0?E6ﻡ F-G ,ﻡ
Artinya: “Siapa diantara kamu sekalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia
mengubahnya melalui kekuasaan yang dimilikinya” . H.R. Muslim dari Abu
sa’id al-khuduri.
27
Aturan hukum pidana Islam yang memandang perilaku zina sebagai perbuatan yang sangat buruk dan keji yang sifatnya yang diharamkan Allah merupakan aturan
hukum yang sangat sesuai dengan akal sehat serta dapat dipandang adil karena di dalamnya terdapat keseimbangan antara yang hak dan kewajiban individu dengan
individu yang dalam masyarakat dan adanya keseimbangan antara kejahatan yang dilakuka dengan hukuman terhadap pelakunya.
Adanya keseimbangan hak dan kewajiban individu dengan individu lain dalam masyarakat merupakan jaminan dapat terciptanya ketertiban, ketentraman dan
kenyamanan dalam masyarakat sehingga terpelihara kehidupan beragama manusia
Muh. Bin ‘Ilan as-Siddiqi asy-Syafi’I al-Asy,ari al-Makki, Dalil al-Falihin, Juz I, h.464
,ی H7ﺡ , terpelihara hidup dan kehidupan manusia I76 H7ﺡ , terpelihara
kehidupan manusia berakal sehat J K H7ﺡ , terpelihara kehidupan serta kehomatan keluargan dan anak keturunan manusia L K
J86 H7ﺡ , dan terpelihara harta benda kekayaaan manusia H7ﺡ . Kesemuanya itu menjadi tujuan syri’at islam
Kی M ﻡ .
28
Terhindarnya masyarakat dari perbuatan zina berperanan bagi terwujudnya kelima tujuan syri’at tersebut karena maraknya perilaku perzinahan berperanaan bagi
rusaknya kelima tujuan syari’at tersebut di dalam masyrakat. Jika masyrakat atau akal sehat memandang perbuatan zina adalah perbuatan
buruk atau sangat buruk maka sudah barang tentu mestinya masyarakat atau manusia yang berakal sehat menginginkan perbuatan zina itu tidak terjadi dalam masyarakat.
Karena itu hukuman yang keras yang bernilai daya prevetif dan edukatif paling tinggi. Sebab apabila hukuman terhadap pelaku perbuatan zina tidak keras atau hanya
ringan-ringan saja yang tidak bernilai daya preventif dan edukatif tinggi, maka harapan agar perbuatan zina itu tidak ada artinya hukuman tersebut karena
masyarakat yang sekaligus merupakan tujuan syari’at tidak akan tercapai. Dengan perkataan lain hukuman ringan yang diberikan itu sama saja dengan
hukuman hukuman main-main karena hukuman ringan tersebut tidak akan mampu mematahkan hawa nafsu syahwat seksual manusia yang mendominasi akal sehatnya.
DR.H. Muhammad Abduh Malik, Op, Cit, h. 251
Pelaku pebuatan zina tidak akan jera mengulang perbutang zina dan anggota masyarakat yang rendah akhlaknya tidak akan ada rasa takut dan rasa malu
sedikitipun untuk berbuat zina, agamapun akan menjadi permainnan mereka.
Hukum islam bagi pelaku zina antara lain adalah: 1.
Hukuman Fisik a.
hukuman cambuk seratus kali didepan umum dan diasingkan selama satu tahun. Ini ditetapkan mereka pelaku zina laki-laki maupun perempuan yang belum
menikah. Nabi Muhammad SAW, bersabda:
0D D= N DM N G 6= N :OG Pﻡ Q , ;R = ,=
A S
N JKT A :6= U V E E V ,W JKT A :6= U :6= U
X ﻡ DT 4Y 4Y 6 7
X ﻡ DT E ,W 0T
Artinya:
Dari Ubadah bin Shamit r. a., bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Amabillah dariku, ambillah dariku, mereka yang berbuat zina telah diberi jalan
hukuman jejaka dan perawan yang melakukan zina hukumannya adalah jilid seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Sedangkan bagi pelaku
yang sudah menikah hukumannya adalah jilid seratus kali dan dirajam”. H.
R. Muslim dan Tirmidzi.
29
b. Bagi pelaku pria dan wanita yang sudah menikah hukuman atas pebuatan
zina yang dilakukannya hukuman rajam atau hukuman mati, melalui hukuman rajam didepan umum.
Firman Allah dalam surat An-Nur ayat 2 menjelaskan:
DT : ? -G W 0 U 5
VZ;DT Z X ﻡ W6ﻡ Zﺡ J 7X [ W U= W
\ N 6ﻡ 026
N ,یR : ,ﻡ ,6ﻡ
Artinya:
Abdul Muqsit Qhozali, Tubuh Seksualitas dan kedaulatan perempuan, Yogyakarta: Lkis, 2002, h.210
“perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah untuk menjalankan agama Allah, jika kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang yang beriman”. Q. S An-Nuur: 2 .
30
c. Penggabungan hukuman rajam dan jilid bagi pelaku zina yang berstatus
sebagai suami atau istri dari suatu pekawinan. 2.
Hukuman Moral Psikologis dan Sosial Pelaksanaan hikuman terhadap pelaku perbuatan zina hendaklah disaksikan
oleh sekelompok orang-orang beriman, karena dengan disaksikan oleh orang banyak berarti si pelaku perbuatan zina dipermalukan di depan orang banyak karena
terjadinya perbuatan zina rasa si pelaku sudah luntur. Oleh sebab itu rasa malu pelaku perlu ditumbuhkan kembali dan juga
dipermalukan ini mempunyai nilai preventif terhadap sipelaku agar tidak mengulangi kembali perbuatannya tersebut, dan juga bernilai preventif bagi orang lain yang
Depatemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Semarang, PT Karya Toha Putra, 1995, Surat An-Nuur Ayat 2
berniat melakukan perbuatan zina.
31
Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa rasa malu adalah bagian dari iman.
32
Jadi mempermalukan itu merupakan hukuman moral psiklogis dan berdampak sosial yang efektif untuk mencegah terulangnya kembali perbuatan zina did lam
masyarakat karena pelaksanaan hukuman disaksikan oleh orang banyak. Pelaksanaan hukuman zina disaksikan oleh orang banyak akan menumbuhkan malu bagi si pelaku
dan juga bagi orang lain yang menyaksikan akan jera dan berpikir seribu kali untuk melakukan perbuatan zina dimasa yang akan dating
Dari segi hukum Islam rutinitas pekerjaan seks komersial masuk dalam kategori perzinahan. Sanksi yang diberikan bagi pelaku zina meurut hokum islam
dilakukan secara berangsur-angsur seperti penetapan hokuman minuman keras dan pelaksanaan puasa. Untuk pertama kalinya berbentuk teguran, sesuai dengna firman
Allah swt. Surat An-Nisa’ ayat 16 berbunyi:
U 5ی
: W
0E6ﻡ ] R5
_ DM-
O = W6=
N ﺡG
Artinya:
DR.H. Muhammad Abduh Malik, Op,Cit, h. 104 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Op, Cit, h. 8
’’Dan terhadap dua orang diantara kamu yang melakukan perbuatan keji diantara kamu maka berilah hukuman keduanya, kemudian jika keduanya
bertaubat dan memperbaiki dir, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat Lagi Maha Penyayang. QS. An-Nisak: 16
33
Pada tahap selanjutnya hukuman ini akan dikaitkan dengan hukuman kurungan rumah tahanan rumah, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:
: 5ی
, 7
,ﻡ 8
W 2 ,WD=
K G 0E6ﻡ
Wﺵ E8ﻡ
, a
2ﺡ ,W 2ی
a JKbی
N ,W
Artinya: ” Dan terhadap para wanita yang melakukan keji, hendalah ada empat orang
saksi diantara kamu yang menyaksikannya, kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka wanita-wamita itu sampai
mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberikan jalan lain kepadanya
,” QS. An-Nisa’: 15 Hukuman pada tahap ini berlaku untuk beberapa waktu, untuk kemudian
Allah memberikan jalan lainyaitu menetapkan hukuman zina dalam bentuk seratus kali jilid, jika yang melakukan perbuatan itu bagi laki-laki ataupun perempuan yang
belum menikah. Dan ditetapkan pula hukuman rajam jika yang berzina telah
Depatemen Agama RI, Op, Cit, Surat An-Nisa Ayat 16
menikah. Mengenai hukuman zina tahap akhir menurut ulama fiqh didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah saw. Bersabda:
= ,= 0D D= N DM N G
6= N :OG Pﻡ Q , ;R A
S N JKT A :6= U V E
E V ,W JKT A :6= U :6= U 0T
X ﻡ DT 4Y 4Y 6 7
X ﻡ DT E ,W
Artinya: ” dari Ubadah Shamit RA. Bhawa Rasulullah saw bersabda” ambillah
dariku, ambillah dariku mereka yang berbuat zina tela hdiberi jalan hukuman jejaka dan perawan hykumannya adalah jikid seratus kali dan
diasingka selama satu tahun.Sedangkan yang telah menikah hukuman meraka adalah jilid seratus kali dan dirajam”.
HR. Muslim dan Tirmidzi.
34
Dijelaskan pula secara jelas dalam firman Allah:
? -G W 0 U 5 VZ;DT Z X ﻡ W6ﻡ Zﺡ J
DT : 7X [ W U= W
\ N 6ﻡ 026
N ,یR : ,ﻡ ,6ﻡ
Artinya:
Abdul Muqait Qhozali, Op, Cit, h. 210
” Perempuan yang ber zina dan laki-laki yang berzina deralah tiap-tiap seorang keduanya seratus kali dera dan janganlah merasa kasihan kepada
mereka keduanya mencegah untuk menjalankan agama, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah hukuman mereka disaksikan
oleh sekumpulan orang yang beriman . QS. An-Nur: 2
35
Sesuai dengan paparan diatas jelas rutinitas pekerja seks komersial masuk ke dalam kategori perbuatan zina. Dalam pandangan hukum Islam, hukuman perbuatan
zina diawali dengna ampunan jka pelaku bertaubat, kemudian dikurung dalam rumah jika pelaku bersedia mengakui perbuatan zina tersebut dan tahap akhir didera seratus
kali bagi pelaku perawan atau yang masih perjaka dan dirajam bagi pelaku yang sudah menikah.
Departemen Agama RI, Op, Cit, Surat An-Nuur Ayat 2
BAB III PERDA NO 05 TAHUN 2002 PEMDA KOTA PEKAN BARU DALAM