Pengertian Efektivitas Grey Literature

13

2.2 Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil aau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan di dalam organisasi, kegiatan maupun program. Disebut efektivitas apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Menurut Handoko 2001, 7 “efektivitas adalah merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar”. Yamit 2003, 14 mengemukan bahwa “efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan”. Dari pendapat beberapa para ahli dapat dipahami efektivitas yaitu keberhasilan suatu aktivitas atau kegiatan dalam mencapai tujuan sasaran tepat yang telah ditentukan sebelumnya, kualitas pekerjaan atau program kerja.

2.3 Informasi

Kata informasi adalah berarti pengetahuan atau ilmu yang dikomunikasikan atau disebarluaskan. Menurut Yusuf 2010, 1 ”informasi adalah suatu rekaman fenomena yan diamati, atau bisa juga berupa putusan putusan yang dibuat”. Hasugian 2009, 95, mengemukan “informasi adalah data terpilih, terorganisasi dan teranalisis data yang sudah diolah dan hasil pengolahan data dan telah diberikan rumusan makna padanya”. Menurut Shannon dikutip Maryam 14 2009, 4 “informasi adalah simbol-simbol yang dipertukarkan dalam komunikasi antar manusia, dimana alat atau saluran komunikasi mengirim simbol-simbol itu dari satu titik ke titik lain di tempat lainnya”. Pendit dikutip Maryam 2009, 4 menyatakan bahwa “informasi sesuatu yang dibawa oleh bahasa manusia dalam komunikasi sebagai bagian tak terpisahkan dari pesan message, atau sebagai isi dari sebuah pesan”. Dari uraian di atas dapat dipahami informasi adalah pristiwa, pengetahuan, rekaman, data, fakta, keterangan, dan dokumen yang dikomunikasikan baik secara lisan maupun dalam bentuk rekaman yg mempunyai makna.

2.3.1 Kebutuhan Informasi

Setiap orang memerlukan atau membutuhkan informasi baik seorang akdemika, ilmuan, peneliti, dan masyarakat umumnya untuk keperluan tugas- tugas akademika dan menambah pengetahuan serta memperkaya pembahasan terhadap masalah yang diteliti. Menurut Tan dikutip oleh Yusuf 1995, 3-4 kebutuhan akan informasi berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan pada berbagai media penampung informasi, maka kebutuhan informasi kemukan sebagai berikut: 1. Kebutuhan Kognitif Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang. Kebutuhan kognitif ini dapat memberi kepuasaan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang 2. Kebutuhan Afektif Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, 15 televisi, menonton film, dan membaca buku-buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan. 3. Kebutuhan Integrasi Personal Personal Integrative Needs. Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kreadibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang mencari harga diri. 4. Kebutuhan Integrasi Sosial Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan kekeluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasarkan oleh seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain. 5. Kebutuhan Berkhayal Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk mencari hiburan atau pengalihan. kultau yang dikutip dari agus mengemukan bahwa kebutuhan informasi terjadinya karena kesenjangan dalam diri manusia, yaitu antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang dibuthkan. Menurut Sudarsono 2006, 280-282 kebutuhan informasi yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan yaitu: 1. Pengumpulkan dan pelestarian dokumen yang terdiri atas a. Dokumen yang diterbitkn termasuk literatur kelabu gray literature dan materi audio-visual. b. Dokumen yang tidk diterbitkan seperti manuskrip dan rekaman audio maupun visual. 2. Kebutuhan bibliografis: pembuatan dan akses rekaman publikasi 3. Penyediaan dokumen atau koleksi. 4. Akses pada publikasi. 5. Pertukaran publikasi 6. Akses informasi. 7. Pendidikan dan pelatihan bagi pustakawan. Uraian diatas dapat dipahami perpustakaan memegang peran penting dalam rangka menyajikan dan memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka, sehingga pemustaka merasa puas karena kebutuhan informasinya terpenuhi dan kebutuhan informasi juga sebagai bagian dari tuntutan kehidupan dan penunjang. 16

2.3.2 Sumber-sumber Informasi

Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan. Sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Ida 2005, 68-83 bentuk sumber-sumber informasi yaitu: 1. Print Resources sumber-sumber tercetak a. BukuMonograf Buku didefinisikan sebagai kumpulan dari sebuah karya tulis yang paling tidak memiliki minimal lebih dari 48 halaman yang mempunyai judul khusus tersendiri yang diikat satu ikatan yang sama dalam sebuah jilidan. Buku bisa terdiri dari satu jilidan atau volume bahkan bisa juga lebih. Sebuah buku dalam format cetakan terkadang disebut dengan istilah “Monograf”. Monograf ada kaitannya antara satu dengan lainnya mungkin memiliki set atau series. Kopian atau eksemplar dari sebuah buku yang dicetak dari naskah atau pelat cetakan yang sama yang mempunyai edisi yang sama. b. Buku Referensi Buku referensi rujukan adalah buku yang isinya disusun dan diolah dengan metode tertentu misalnya menurut abjad. Jenis buku referensi ini biasanya digunakan sebagai temapat merujuk informasi tertentu. Jenis-jenis buku referensi seperti kamus, ensiklopedi, buku tahunan yearbook, buku panduan handbook, direktori, alamanak, bibliografi, indeks, abstrak, atlas, dokumen pemerintah. c. Serial Serial adalah penerbitan yang diterbit secara kronologis untuk periode waktu yang tidak terbatas. Serial mencakup periodikal, surat kabar, laporan tahunan, majalah, yearbook, dan jurnal ilmiah. d. Grey literature Grey literature biasanya merujuk kepada beberapa penerbitan yang diterbitkan oleh pihak-pihak tertentu seperti pemerintah, akademis baik dalam bentuk cetakan maupun bentuk elektronik. Grey literature terdiri dari laporan-laporan, dokumen pemerintah, bulletin, lembaran fakta, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, proseding, konferensi dan segala publikasian yang didistribusikan secara gratis. 17 2. Non-Print Resources Sumber-sumber Non Tercetak a. Microform Microform adalah isitilah yang biasa digunakan untuk menunjukan bahan media sumber informasi yang brisi imej data yang diperkecil. Microform yang umumnya diproduksi adalah dalam bentuk rol dan lembaran film. b. CD-ROM CD-ROM adalah singkatan dari “Compact Disc Read-Only- Memory” adalah medium penyimpanan data optic yang tidak mudah hilang , menggunakan format fisik yang sama sebagai audio CDs. CD-ROM ini dapat dibaca pada komputer dengan meggunakan CD-ROM drive. c. E-BOOK Elektronik buku e-book disebut bentuk digital dari buku biasa tercetak yang membutukan personal computers, mobile phone, atau alat khusus untuk membacanya yang disebut ebook reader atau ebook devices. d. E-JOURNAL Elektronik journal e-journal adalah bentuk digital dari journal biasa. E-journal menyediakan seperangkat alat yang memperkaya nilai suatu jornal konvensial terbitan atau kajian secara mendalam sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi. 3. Audio Visual a. Bagan Lembaran kertas, cardboard, atau bahan sejenisnya dimana informasi digambarkan dalam bentuk tabel, diagram, skema atau berupa gambar. b. Peta Gambaran letak geografis dari bagian dunia serta gambaran pertanian di dunia atau dapat juga merupakan peta potensi sumber alam. c. Realia Istilah yang digunakan untuk objek yang sebenarnya misalnya fosil tengkorak manusia purba. d. Foto Gambar hasil pemotretan suatu objek. e. Film Bahan yang berbentuk lembaran tipis dan transparan, dilapisi dengan emulsi yang sangat peka terhadap cahaya. Film ada dua macam yaitu yang berwarna ada yang hitam putih. f. Piringan hitam Plat bundar yang permukaanya dilapisi dengan asetat yang bila diputar dengan alat pemutar player dapat menghasilkan suara. 18 g. Slide Merupakan bahan atau gambar grafis dari hasil pemotretan dengan film 35 mm diberi bingkai pada keempat sisinya dan dapat diproyeksikan pada layar dengan menggunakan proyektor slide. h. Transparansi Bahan tembus cahaya yang diisi dengan gambar atau tulisan, terbuat dari asetat atau sejenisnya. i. Rekaman Video Rekaman gambar pita video yang kmudian diperlihatkan pada layar televisi. Pita video ini adalah berupa pita magnet. Suara dan gambar direkam secara bersama-sama dalam pita video tersebut. Gulungan pita video ditempatkan dalam kotak casette. j. Pita Suara Kaset Pita magnetik tempat merekam suara. Pita ini dpaat berbentuk gulungan real-to-reel dan ada pula yang berbentuk kaset. Untuk mendengarkan suara yang terekam pada pita ini diperlukan alat player atau casette player.

2.4 Diseminasi Informasi

Perpustakaan penting melakukan diseminasi informasi guna memberi manfaat bagi pengguna yang membutuhkan informasi. Menurut Hamidi yang dikutip oleh Tulung 2011, 6 diseminasi informasi adalah penyebarluasan informasi dan sebuah penyampaian pesan komunikasi yang dapat terjadi jika pengguna mengalami internalisasi yaitu pengguna menerima pesan atau memerlukan informasi yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya sehingga memberikan manfaat baginya. Prtherch 1990, 202 menyatakan bahwa “dissemination of information is the distribution or sending of information whether specifically requested or not to members of an organization by a librarian or information officer”. diseminasi informasi merupakan sebuah proses distribusi atau pengiriman informasi tertentu kepada pemustaka di sebuah organisasi atau instusi oleh pustakawan atau petugas informasi. 19 Pendapat lainnya, Rohanda 1995, 7 menyatakan bahwa “diseminasi informasi adalah proses kerja tentang bagaimana agar informasi tersebut dapat sampai kepada pemustaka”. Menurut Rubin 1998, 10 diseminasi informasi memiliki cara dan proses terjadinya yaitu melalui penyaluran informasi, saluran informasi dalam proses penyebaran informasi yakni perpustakaan, industri cetak, internet, website, telepon dan sebagainya.

2.4.1 Tujuan Diseminasi Informasi

Menurut Prasher yang dikutip Suryantini 2010, 52 tujuan diseminasi informasi adalah: 1. Menyediakan informasi terbaru dalam subjek tertentu. 2. Mengumpulkan dan menyediakan literatur kepada pengguna target. 3. Memberitahukan informasi terkini mengenai subjek tertentu secara jelas. 4. Menggunakan teknik berbasis komputer untuk menyusun profil informasi terkini untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai minat atau spesialisasi pemustaka. 5. Mendapatkan informasi terbaru melalui jurnal, tugasakhir, skripsi, tesisi, disertasi, buletin dan sumber daya informasi penting lainnya. 6. Layanan hemat waktu.

2.4.2 Dasar-dasar Diseminasi Informasi

Perlunya mengetahui dasar-dasar dalam mendiseminasi informasi agar mengetahui kegunaan dan kebutuhan pengguna. Menurut Philipps 1992, 119 beberapa kaidah atau dasar-dasar diterapkan dalam diseminasi informasi yaitu: 1. Kenalilah pengguna dan kebutuhannya dan sediakan serta sebarkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan bebicara dengan pengguna, berusaha mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan, mengetahui apa yang mereka butuhkan atau minati. Hubungan yang baik antara pustakawan dan pengguna perpustakaan akan menguntungkan kedua pihak. 2. Perpustakaan harus dikelola sedemikian rupa sehingga pengguna mau menggunakan koleksi. Denah perpustakaan harus mudah dipahami, label untuk rak mudah dilihat, daftar nomor klas disediakan dan ruang belajar harus ada 20 sehingga tercipta suasana yang mengundang. Pada waktu masuk perpustakaan, pengguna harus merasa ia disambut dan bukan merasa bahwa kedatangannya tidak diharapkan. Pustakawan seharusnya membantu memberikan penjelasan secara pribadi kepada pengunjung baru atau membuat selembaran yang menerangkan tata kerja perpustakaan dan jasa yang diberikan, misalnya bagaimana menggunakan opac, mencari objek melalui daftar klasifikasi, koleksi apa saja yang ada diprpustakaan dan kebijakan peminjaman. 3. Menyediakan jasa referensi yang baik. Usahakan koleksi tetap baru. Usahakan agar buku-buku yang sering diperlukan tersedia, misalnya buku referensi, peta, buku pegangan dasar dan lain-lain tidak dipinjamkan. Daftar tambahan koleksi harus dibuat secara teratur sebaiknya setiap tiga bulan agar pengguna mengetahui buku-buku baru dibeli perpustakaan. Pustakawan adalah orang yang paling tahu mengenai apa yang terdapat diperpustakaan karena ia yang membuat katalog dan menentukan nomor klas dari koleksi. Tugas pustakawan adalah memberi tahu pengguna informasi apa yang terdapat dalam buku atau koleksi yang mereka butuhkan dan di mana letak buku atau koleksinya.

2.4.3 Layanan Diseminasi Informasi

Diseminasi informasi adalah kegiatan memberikan informasi yang diperlukan pemustaka atau memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk akses informasi. Menurut Sulistyo-Basuki 2004, 368 diseminasi informasi terbagi menjadi dua yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran aktif adalah unit informasi yang secara aktif berusaha mengantisipasi kebutuhan informasi pemustaka dengan berbagai cara dan berusaha memenuhinya semaksimal mungkin. Penyebaran pasif adalah ketika pengguna mendatangi unit informasi untuk memenuhi kebutuhan infomasinya. Menurut Sulistyo-Basuki 1992, 170-178 ada beberapa layanan dalam layanan diseminasi informasi sekunder yaitu: a. Jasa Referal Jasa referal tidak disediakan bagi pengguna dokumen atau informasi yang aktual yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tetapi memandunya ke sumbersumber sekunder seperti terbitan- 21 terbitan sekunder, unit-unit informasi, organisasi-organisasi profesional, lembaga-lembaga riset atau para spesialis sebagai individu sehingga ia dapat memperoleh jawabannya. b. Jasa Informasi Kilat Jasa ini dirancang untuk memberitahu pengguna informasi mengenai apa sajakah yang baru diterima atau diperoleh unit informasi. Jasa ini memegang peranan penting dalam hal memperbaharui teknik-teknik, ilmu pengetahuan, dan seluk beluk managemen langgannya. c. Daftar Pengadaan Daftar pengadaan ini diterbitkan oleh unit informasi secara reguler pada kurun waktu tertentu. Daftar ini menunjukan dokumen- dokumen apa saja yang telah diterima sejak yang terakhir. Pada umumnya daftar ini menyebutkan judul, pengarang dan menyebutkan daftar pustaka referens serta mengatur informasi secara alfabetis menurut tipe dukumen atau menurut beberapa kategori subyek secara umum. Daftar ini dapat mencapai jumlah yang secara terbatas dn kemudian akan menjadi efektif penggunaannya apabila tidak terlalu lama digunakan. d. Buletin Daftar Isi Buletin daftar isi adalah terbitan berkala yang pada umumnya diproduksikan dengan cara memfotokopi daftar isi terbitan berkala yang sudah diseleksi atau yang sering ditanyakan. e. Buletin Bibliografi Buletin ini terbit secara teratur dan pada umumny setiap bulan dan berdasarkan deskripsi bibligrafis yang diterima oleh unit informasi atau perpustakaan sejak terbitan yang terakhir. Tujuan utama buletin bibliografi adalah menarik perhatian pengguna kepad terbitan-terbitan terbaru dan setiap enam bulan atau setiap tahun menyediakan penelusuran retrospektif. f. Indeks Indeks adalah daftar isitilah yang disusun secara alfabetis atau dalam bentu lain kata, konsep, formula, nomor ang menerangkan tentang dokumen-dokumen. 2. Diseminasi Informasi Terpilih Diseminasi informasi terpilih adalah suatu prosedur untuk memberikan kepada pengguna atau kelompok pengguna sebagai acuan dari dokumen-dokumen atau koleksi yang berhubungan dengan 22 kebutuhan atau diminati. Keefektifan suatu penyebaran informasi terpilih tergantung kualitas abstrak dan penelusurannya yaitu: a. Pelayanan penelusuran retrospektif Tujuan pelayanan penelusuran retrospektif adalah menyediakan pengguna dengan acuaan-acuan dari koleksi atau dokumen- dokumen. b. Pelayanan referensi Pelayanan referensi mempunyai tugas membantu pengguna untuk memanfaatkan informasi. c. Pengemasan kembali informasi Tujuannya adalah mengumpukan informasi yang didapat dari berbagai bentuk dari berbagai sumber dan menampilkan dalam bentuk yang lain, misalnya bermacam-macam referensi, abstrak dan sitiran, tabel-tabel, tugas akhir dan thesis dapat ditampilkan melalui audio visual atau website. d. Media Massa Surat kabar, majalah, radio, dan televisi adalah hal-hal yang penting sebgai media untuk mempromosi informasi dan penyebaran informasi.

2.4.4 Masalah dalam Diseminasi Informasi

Dalam melakukan diseminasi informasi sering sekali timbul sejumlah masalah yang mengakibatkan penyebaran tidak dilakukan dengan sempurna. Sulistyo-Basuki 2004, 368 mengemukan bahwa beberapa masalah yang sering dihadapi itu umumnya berasal dari: 1. Keragaman Keperluan Pemustaka Hal ini berasal dari cara komunikasi yang digunakan pemustaka, kebutuhan informasi pemustaka, taraf kepuasaan yang berbeda, keacuhan pemustaka terhadap aktivitas informasi serta apa yang dilakukan unit informasi. 2. Keterbatasan Keuangan karena keterbatasan dana, maka perpustakaan atau unit informasi harus bekerja sama dengan sumber terbatas dan memungut biaya untuk jasa khusus atau membatasi pemakai tertentu. 3. Keterbatasan Institusi Kemungkinan jarak lokasi yang berlainan, jarak yang terentang antara sumber informasi dengan jasa informasi serta adanya dokumen yang bersifat rahasia maka berimbas membatasi jasaserta mepersempit cakupan jasa. 23 4. Keterbatasan Teknik Misalnya keterbatasan, dalam mengolah dokumen, kurangnya peralatan tertentu, dan staf yang tidak memadai yang semuanya merugikan kualitas jasa informasi. 5. Keterbatasan akibat Kekurangan Manajerial Misalnya kurangny kontak antara unit informasi dengan pemustaka, kurangnya pengetahuana akan jasa informasi dan kurangnya mengetahui keperluan sebenarnya dari pemustaka atau pemakai informasi.

2.4.5 Efektivitas Diseminasi Informasi

Efektivitas diseminasi informasi menjadi bagian perpustakaan dalam mengetahui seberapa besar perpustakaan memberi manfaatnya bagi pengguna peprustakaan. Menurut Maryam 2009, 70 menyatakan bahwa efektivitas diseminasi informasi dapat dilihat dari: 1. Kinerja layanan. 2. Ketersediaan databases hasil penelitian. 3. Ketersediaan fasilitas akses informasi. 4. Jumlah fasilitas penelusuran. 5. Kesesuaian informasi yang dicari. 6. Kepuasaan terhadap hasil yang dicapai. Selanjutnya, Menurut Tulung dikutip Schramm 2011, 6-7 diseminasi informasi dapat disebut efektif apabila: 1. Informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh pemustaka. 2. Pemustaka berperilaku sesuai dengan aturan yang ada. 3. Adanya kesesuaian antara isi informasi dengan pemustaka Dengan demikian informasi dapat efektif apabila isi informasi atau pesan yang dikemas sedemikian rupa menarik dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Pendapat lainnya, Sastropoetra 2012 diseminasi informasi yang efektif apabila: 1. Informasi yang disebarluaskan haruslah jelas. 2. Lambang-lambang atau bahasa yang digunakan dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh pemustaka. 3. Informasi yang disebarkan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan dapat memecahkan masalah. 24

2.5 Grey Literature

Grey literature literatur abu-abu merupakan salah satu jenis koleksi di perpustakaan tinggi yang terdiri dari laporan penelitian atau dokumen-dokumen yang merupakan hasil karya ilmiah, makalah seminar, terbitan pemerintah. Anger dikutip Adi 2008, 65 mengemukan bahwa “grey literature adalah bahan pustaka yang tidak tersedia di deretan buku untuk dijual, dibuat untuk keperluan khusus atau untuk kalangan terbatas, misalnya prosiding, tugas akhir, disertasi, laporan dan sebagainya”. Hirtle dikutip Mason 2000, 1 mengemukan sebagai berikut: grey literature adalah the quasi-printed reports, unpublished but circulated papers, unpublished proceedding of conferences, printed programs from conferences, and the other non-unique materials which seems to constitute the bulk of our modern manuscript collection. Grey literature adalah laporan dalam bentuk cetak, tidak dipublikasi namun dalam bentuk kertas beredar seperti prosiding suatu konferensi, program tercetak dari konferensi dan bahan non-unik lainnya yang digunakan untuk menyusun koleksi manuskrip modern. Sedangkan menurut Virginia Institut of Marine Science VIMS 2003, 1 pengertian adalah: Grey literature adalah this refers to papers, report, technical notes or other documents produced and published by governmental agencies, academic institutions and other groups that are not distributed or indexed by commercial publishers. Grey literature adalah suatu istilah yang merujuk pada laporan, catatan penelitian, atau dokumen-dokumen yang merupakan hasil atau terbitan badan pemerintah, institusi akademik dan kelompok lainnya tyang tidak didistribusikan atau diindeks oleh penerbit komersial. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa grey literature adalah suatu istilah yang digunakan untuk kumpulan bahan pustaka yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, institusi akdemik, pusat penelitian, dan lembaga lainnya berupa makalah seminar penelitian, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, 25 terbitan pemerintah, dan lain-lain yang dibuat untuk keperluan khusus atau untuk kalangan terbatas sehingga tidak tersedia di pasaran atau penerbit komersial. 1.5.1 Jenis Grey Literature Pada umumnya dokumen grey literature tidak dapat dipinjamkan dan yang tercetak hanya boleh di baca di tempat saja. Tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian dan pidato pengukuhan merupakan contoh jenis grey literature. Rompas dikutip oleh Huda 2007, 19 menggolongkan jenis literatur abu-abu grey literature yaitu: 1. Karya tulis ilmiah yang dapat berupa penelitin, survey dan evaluasi. 2. Karya persyatan akdemika dapat berupa skripsi, tesis, dan disertasi. 3. Buku pedoman dan petunjuk yang dibuat mengiringi sebuah produk barang baru berupa alat, metode atau suatu peraturan dan undang- undang, laporan-laporan penelitian, liputan pristiwa, organisasi atau instansi, perkembangan bidang ilmu tertentu dan sebagainya, bibliografi, katalog dan daftar. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 55 disebutkan bahwa literatur abu-abu grey literature meliputi semua karya ilmiah dan non ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi. Literatur abu-abu grey literature yang dimaksud adalah : 1. Tugas akhir, Skripsi, tesis, disertasi. 2. Makalah seminar, simposium, konferensi, dan sebagainya. 3. Laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 4. Laporan lain-lain, pidato pengukuhan, dan sebagainya. 5. Artikel yang dipublikasikan oleh media massa. 6. Publikasi internal kampus. 7. Majalah atau bulletin kampus. Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dokumen literatur abu- abu grey literature terdiri dari karya ilmiah dan non ilmiah yang dihasilkan oleh suatu institusi akademik, lembaga pemerintah, pusat penelitian, 26 perhimpunan, lembaga atau asosiasi lainnya berupa makalah seminar, laporan penelitian, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, terbitan pemerintah, pidato pengukuhan guru besar dan lain sebagainya.

2.6 Repository