Membuat Keputusan Moral menjelaskan masalah ? Nilai moral apa yang dipakai untuk
melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan ?
Treatment Recommendation Menekankan penyelesaian
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah atau isu ?
Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah ?
E. Kajian Pustaka
1. Media Online Sejarah media online merupakan sebuah siklus inovasi teknologi yang terus-
menerus. Teknologi memfasilitasi penerbitan dan mempengaruhi format-format apa yang mungkin di media, tetapi tidak mendefinisikan isi media. Perkembangan alat
yang digunakan dalam pencetakan juga mempengaruhi jumlah halaman yang dihasilkan media online serta jumlah sirkulasinya.
7
Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga
menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Tapi apakah ada bedanya dengan media massa konvensional ?. Sebetulnya, tidak ada perbedaan yang
terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah mediumnya, yang satu virtual satunya lagi tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang
membuat mereka berbeda. Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media online
dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut
7
Agung Nugroho, DiskusiBeritaNet.com
untuk menyajikan berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data,
walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi. Demikian seterusnya.
Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.
2. Berita, Nilai Berita dan Kategori Berita Pada dasarnya berita sulit untuk didefinisikan, karena setiap negara dan
setiap media memiliki persepsi masing-masing terhadap definisi berita, perbedaan ini terjadi karena terkait dengan ideologi yang dianut oleh negara tersebut. Seperti
pengertian berita pada negara yang menganut sistem ideologi komunis akan berbeda dengan pengertian berita yang dipahami oleh negara yang menganut sistem ideologi
liberal. Di sisi lain ini juga sangat berkaitan dengan budaya masyarakat di mana pers tersebut berada. Misalnya, konsep berita pada masa Orde Baru akan berbeda dengan
konsep berita pada masa Orde Reformasi saat ini.
8
Dari beberapa definisi tersebut, Hikmat dan Purnama menyederhanakan pengertian berita yaitu: berita adalah
informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.
9
Peristiwa lantas tidak dapat disebut sebagai berita, tetapi harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa tersebut memenuhi kriteria nilai berita. Peristiwa itu baru
disebut memiliki nilai berita dan layak untuk diberitakan kalau peristiwa tersebut
8
Hikmat Kusuningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2005. hal. 39.
9
Ibid, h. 39.
memiliki sisi human interest kemanusiaan, proximity kedekatan, unusual tidak biasa, conflict mengandung konflik, prominance penting.
10
Selain nilai berita, hal prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang disebut sebagai kategori berita. Terdapat lima ketegori berita seperti yang
diungkapkan oleh Tuchman, antara lain: 1 Hard news, berita mengenai suatu peristiwa yang terjadi saat itu.
2 Soft news, berita yang berhubungan dengan kisah manusiawi. 3 Spot news, subklasifikasi dari kategori hard news, yaitu peristiwa yang
akan diliput tidak bisa direncanakan. 4 Developing news, berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga dan
memiliki rangkaian berita yang dapat diteruskan ke esokan atau dalam berita selanjutnya.
5 Continuing news, subklasifikasi dari hard news, yaitu peristiwa yang dapat diprediksi dan direncanakan.
3. Pengertian Perkawinan Perkawinan adalah merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau
dibaca dalam media massa. Menurut Ensiklopedia Indonesia perkataan “perkawinan” ialah “nikah”, sedangkan menurut Purwadaminta 1976 “kawin”
ialah “perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri”; “nikah”; “perkawinan” ialah “pernikahan”. Di samping itu menurut Hornby 1957
marriage: the union of two persons as husband and wife, ini berarti bahwa
perkawinan adalah bersatunya dua orang sebagai suami istri.
10
Ibid, h. 106-107.
Menurut Undang-Undang Perkawinan, yang dikenal dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1947, yang dimaksud dengan perkawinan yaitu:
“Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
rumah tangga yang bahagia dan kenal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Wantjik, 1976.”
11
4. Analisis Framing Robert N. Entman Robert N. Entman mendefinisikan framing merupakan seleksi atas berbagai
aspek realitas yang diterima dan membuat berita tersebut lebih menonjol dalam suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal itu berarti penyajian secara khusus definisi
dari suatu masalah tersebut digambarkan. Entman menyebutkan ada empat cara yang sering dilakukan oleh media, empat cara tersebut merupakan strategi media yang
membawa konsekuensi tertentu atas realitas media. Yang pertama, define problem, merupakan elemen yang pertama kali dapat dilihat sebagai framing. Element ini
merupakan bingkai utama, menekankan pada suatu peristiwa dipahami didefinisikan oleh wartawan.
Yang kedua, diagnoses couses, merupakan elemen framing yang digunakan untuk membingkai siapa who, namun dapat juga berarti apa what. Bagaimana
suatu peristiwa dipahami, tentu juga melibatkan apa dan siapa yang menjadi sumber masalah. Ketiga, make moral judgment, merupakan elemen framing yang pakai
untuk membenarkan atau memberikan argumen pada pendefinisian, kemudian penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk
11
Prof. Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Pernikahan Yogyakarta :Penerbit Andi, 2004.
mendukung gagasan tersebut. Keempat, treatment recommendation, elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan untuk menyelesaikan
suatu masalah, penyelesaian ini bergantung bagaimana peristiwa tersebut dipahami, siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan.
12
F. Sistematika Penulisan