Pengaruh Co-Branding Terhadap Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk Kentucky Fried Chicken (KFC) Cabang Gajah Mada Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CO-BRANDING TERHADAP PERSEPSI

KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK

KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC)

CABANG GAJAH MADA MEDAN

OLEH:

AINUL FITRIA 080521099

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Co-Branding Terhadap Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk KFC Cabang Gajah Mada Medan”. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Co-Branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linear sederhana. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for windows yaitu untuk menghitung uji t dan koefisien determinan (R2).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sebesar Co-Branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan 38,1%.


(3)

ABSTRACT

This study entitled "Effect of Co-Branding on Consumer Perception of Product Quality About Gajah Mada Medan branch of KFC." This study uses primary data and secondary data. The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of Co-Branding on consumer perception of product quality Gajah Mada Medan branch of KFC.

This study uses data collection techniques that is by interview, questionnaires and documentation study. The data analysis technique used is descriptive method and a simple linear regression. Primary data in this study obtained by spreading a questionnaire / list of statements, using a Likert scale of measurement and statistically processed using SPSS for windows version of 17:00 which is to calculate the t test and coefficient of determinant (R2).

The sampling technique used in this study was purposive sampling method. The results showed that there are positive and significant influence between of Co-Branding on consumer perception of product quality Gajah Mada Medan Branch KFC 38.1%.


(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Co-Branding Terhadap Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.”

Penulis tidak luput dari cobaan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua dan kakak serta abang saya tersayang yang dengan sabar memberikan doa dan semangat. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang S. Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberikan waktu, saran, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penulisan skripsi ini.


(5)

5. Bapak Dra. Nisrul Irawaty, MBA selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam pengulasan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manejemen Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 8

2.2. Penelitian Terdahulu ... 18

2.3. Kerangka Konseptual ... 19

2.4. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 21

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3. Batasan Operasional ... 21

3.4. Definisi Operasional Variabel ... 21

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 22

3.6. Populasi dan Sampel ... 23

3.7. Jenis Data ... 24

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 24

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

3.10. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.2. Hasil Penelitian ... 38

4.3. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 50

5.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan

Januari sampai dengan Desember Tahun 2010 ... 5

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 22

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Responden ... 23

Tabel 4.1 Validitas untuk Variabel Co-branding (X) ... 39

Tabel 4.2 Validitas untuk Variabel Persepsi Konsumen (Y) ... 39

Tabel 4.3 Nilai Ralpha untuk Variabel Co-branding (X) dan Persepsi Konsumen (Y) ... 40

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42

Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Co-branding (X) ... 42

Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Persepsi Konsumen (Y) ... 45

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana ... 47

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan R Square (R2) ... 48


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20 Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Restoran KFC

Cabang Gajah Mada Medan ... 33


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Co-Branding Terhadap Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk KFC Cabang Gajah Mada Medan”. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Co-Branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linear sederhana. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for windows yaitu untuk menghitung uji t dan koefisien determinan (R2).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sebesar Co-Branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan 38,1%.


(10)

ABSTRACT

This study entitled "Effect of Co-Branding on Consumer Perception of Product Quality About Gajah Mada Medan branch of KFC." This study uses primary data and secondary data. The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of Co-Branding on consumer perception of product quality Gajah Mada Medan branch of KFC.

This study uses data collection techniques that is by interview, questionnaires and documentation study. The data analysis technique used is descriptive method and a simple linear regression. Primary data in this study obtained by spreading a questionnaire / list of statements, using a Likert scale of measurement and statistically processed using SPSS for windows version of 17:00 which is to calculate the t test and coefficient of determinant (R2).

The sampling technique used in this study was purposive sampling method. The results showed that there are positive and significant influence between of Co-Branding on consumer perception of product quality Gajah Mada Medan Branch KFC 38.1%.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin dihindari lagi. Waralaba merupakan strategi yang efektif untuk mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter perusahaan yang sudah menjadi ciri khas waralaba yang bersangkutan. Pelaku usaha harus memiliki strategi untuk tetap berdaya saing dalam lingkungan persaingan bisnis yang semakin ketat dan kondisi siklus produk yang pendek.

Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak dibidang penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut, misalnya masyarakat lebih tertarik untuk memilih tempat makan yang menyediakan layanan cepat saji (fast food) karena masyarakat cenderung disibukkan dengan berbagai aktivitas. Sehingga mereka memilih tempat makan yang menyediakan layanan cepat saji seperti Mc Donald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas, A&W Restaurant dan sebagainya. Perusahaan cepat saji ini selalu berkembang pesat setiap tahunnya dengan jumlah pelanggan yang semakin banyak. Perkembangan usaha tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang


(12)

saling mendukung. Kerjasama yang dilakukan bisa berupa modal, merek, produk dan sebagainya. Kentucky Fried Chicken (KFC) telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan restoran cepat saji di negeri ini. Produk unggulan KFC seperti Colonel’s Original Recipe dan

Hot & Crispy Chicken, tetap merupakan ayam goreng paling lezat menurut

berbagai survey konsumen di Indonesia. Dapat dipahami jika produk unggulan KFC berkualitas tinggi ini dapat diterima baik di Indonesia, sebuah negara dengan konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi daripada daging jenis lain. Selain menyajikan produk unggulannya, KFC juga memenuhi selera konsumen lokal dengan menawarkan menu pilihan seperti Perkedel, Nasi, Salad dan Jagung Manis, serta produk lain-lain seperti Crispy Strips, Twister, dan Spaghetti, yang diterima dengan sangat baik oleh pasar (www.kfcindonesia.com).

Persepsi merupakan proses yang kompleks. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya (Ferrinadewi, 2008:42). Persepsi konsumen merupakan hal yang membedakan baik tidaknya suatu merek dengan merek yang lain. Suatu produk apabila mempunyai persepsi yang baik di mata pelanggan, akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa (Ferrinadewi, 2008:61).


(13)

Arti sebuah brand menjadi sangat penting pada era persaingan sekarang ini. Selain sebagai pembeda dan identitas sebuah produk di tengah-tengah bermacam-macam produk, sebuah brand mempunyai makna psikologis dan makna simbolis yang istimewa di mata konsumen. Produk sudah mengalami paritas dalam hak kualitas sehingga hanya ada satu cara untuk bisa bertahan hidup, yaitu dengan meyakinkan konsumen bahwa produk kita berbeda dan lebih unggul dari produk pesaing karena lebih bisa menjawab dan memuaskan kebutuhan konsumen.

Co-branding salah satu cara yang bisa membantu perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Co-branding (penggabungan merek) merupakan tindakan menggunakan nama merek terkenal dari dua perusahaan yang berbeda atas produk yang sama (Kotler dan Amstrong, 2001:363). Menurut Rhenald Kasali doktor bidang consumer sciences-business

administration, co-branding adalah “segala aktivitas yang harus dapat

meningkatkan nilai tambah, entah berupa asosiasi baru yang positif, diferensiasi produk yang lebih cespleng, kepercayaan konsumen yang lebih bagus karena kepastian terhadap kualitas yang lebih besar, atau bahkan strategi-strategi pemasaran baru seperti jalur distribusi baru dan produk baru” (Adiwijaya, 2003:4).

Strategi co-branding menghadirkan banyak keuntungan bagi perusahaan-perusahaan restoran berantai. Meskipun strategi ini sedikit digunakan di industri restoran, co-branding sudah banyak digunakan diindustri lainnya. Strategi ini sangat menguntungkan bagi konsumen restoran karena dapat memberikan


(14)

kemudahan waktu, memilih dan hemat biaya karena dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya didalam satu lokasi.

KFC telah melakukan kerjasama merek (co-branding) dengan beberapa perusahaan seperti Campina, Pepsi-Cola, Fresh Tea, Aqua, dan Milo. Tujuan dilakukan co-branding ini adalah untuk mengangkat dua merek sehingga mendapatkan value yang lebih tinggi dimata konsumen. Misalnya, KFC melakukan co-branding dengan perusahaan minuman Pepsi dinilai dapat meningkatkan persepsi konsumen tentang kualitas dan harga produk seperti iklan yang disampaikan mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari konsumen sehingga masyarakat yakin dan tertarik untuk membeli produk KFC.

KFC yang telah melakukan co-branding dengan beberapa perusahaan ini memberikan beberapa keuntungan dan meningkatkan persepsi konsumen tentang kualitas dan harga produk. Keuntungan ini dapat dirasakan dari asosiasi merek yang kuat dalam jangka panjang, meningkatkan kampanye iklan baik iklan radio seperti KFC Attack Jingle, Chaki Birthday, dan KFC Fish Fillet maupun iklan televisi seperti Kombo Pepsi, KFC Goceng, KFC Super Panas Hot Crispy Chicken dan KFC Kombo Hit List. Keuntungan lainnya adalah konsumen merasa puas dengan pelayanan dan kualitas produk sehingga pengalaman konsumen tentang produk KFC tidak diragukan lagi, hal ini dibuktikan dengan KFC secara konsisten berada pada posisi tertinggi dan paling menonjol dalam benak konsumen untuk ‘Top of Mind Awareness’ dibandingkan dengan merek utama lainnya.

Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan restoran KFC di Medan yaitu KFC Cabang Gajah Mada Medan. Lokasi KFC Cabang Gajah Mada


(15)

Medan ini merupakan tempat yang sangat strategis karena letaknya yang mudah dijangkau dan banyaknya transportasi yang akan membawa pelanggan ke KFC Cabang Gajah Mada Medan ini. Selain itu letaknya yang dekat dengan sekolah, daerah perkantoran dan daerah bisnis lainnya. Dengan demikian tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat luas baik karyawan perusahaan maupun pengunjung dari Toko Buku Gramedia.

Berikut ini merupakan jumlah pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan selama satu tahun terakhir yang dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan Januari sampai dengan Desember Tahun 2010

Sumber : KFC Cabang Gajah Mada Medan (2010)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama satu tahun terakhir, jumlah pelanggan KFC Cabang Gajah Mada Medan mengalami kenaikan setiap bulannya karena KFC Cabang Gajah Mada Medan selalu memperhatikan strategi yang dipakai dalam memasarkan produknya agar penjualannya selalu meningkat setiap

Bulan Jumlah Pelanggan

Januari 2.567

Februari 3.654

Maret 3.943

April 4.765

Mei 4.990

Juni 5.521

Juli 5.842

Agustus 6.363

September 6.879

Oktober 6.910

Nopember 7.021

Desember 7.233


(16)

bulannya. Hal ini membuktikan bahwa KFC Cabang Gajah Mada Medan selalu berupaya untuk meningkatkan penjualan agar dapat bersaing dengan perusahaan

fast food lainnya dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Salah

satu strategi yang digunakan oleh KFC Cabang Gajah Mada Medan untuk menawarkan produknya agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah dengan co-branding karena co-branding salah satu cara yang bisa membantu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. KFC dapat diterima baik di Indonesia karena konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi dari pada daging jenis lain.

Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Co-Branding Terhadap Persepsi

Konsumen Tentang Kualitas Produk KFC Cabang Gajah Mada Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah sebagai berikut: Apakah co-branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.


(17)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan bagi KFC Cabang Gajah Mada Medan dalam upaya mempertahankan pelanggan dan mengembangkan usahanya.

1.4.2 Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis baik dari segi teoritis maupun konseptual khususnya tentang pengaruh co-branding terhadap persepsi konsumen suatu produk.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Persepsi Konsumen

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan proses yang kompleks. Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna (Ferrinadewi, 2008:42).

Persepsi merupakan cara bagaimana konsumen memberi makna pada rangkaian rangsangan dan ini adalah proses kognisi. Ketika konsumen melakukan interpretasi pada sebuah iklan yang dilihatnya maka terjadi proses kognisi dalam benak konsumen.

Persepsi tidak saja penting dalam tahapan pemrosesan informasi namun juga berperan pada pasca konsumsi produk yaitu ketika konsumen melakukan evaluasi atas keputusan pembeliannya. Apakah konsumen merasa puas atau sebaliknya, penilaian inipun tidak lepas dari persepsi mereka.

2. Proses Persepsi

Proses persepsi adalah berbeda untuk produk-produk dengan keterlibatan rendah. Di sini konsumen menyimpan informasi dalam memori mereka tanpa melalui tahap perhatian dan percakapan (Boyd, Walker, dan Larreche, 2000:133).


(19)

Proses persepsi terdiri dari: a. Seleksi Perseptual

Seleksi Perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang dimiliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena itu ada dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi yaitu perhatian (attention) dan persepsi selektif (selective perception). b. Organisasi Persepsi

Organisasi persepsi (perceptual organization) berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. c. Interpretasi Perseptual

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atau stimulus yang diterima oleh konsumen. Setiap stimulus yang menarik perhatian konsumen baik disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama

(long-term memory) yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Informasi

dalam long-term memory akan membentuk konsumen untuk menginterpretasikan stimulus.


(20)

3. Kualitas

Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan kualitas. Mutu atau kualitas mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan dengan demikian terhadap kepuasan pelanggan. Dalam arti yang sempit, mutu dapat didefenisikan sebagai “tanpa cacat”, tetapi kebanyakan perusahaan berorientasi kepada kepuasan pelanggan melangkah melewati defenisi yang sempit ini. The American

Society for Quality Control (lembaga pengendali mutu di AS) mendefenisikan

mutu sebagai sifat dan karakteristik total dari sebuah produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan pelanggan. Mutu dimulai dari kebutuhan pelanggan dan diakhiri dengan kepuasan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2001:13).

Kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar. Kualitas produk (product quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Amstrong, 2001:354).

2.1.2. Co-branding

1. Pengertian Co-Branding

Co-branding (penggabungan merek) merupakan tindakan menggunakan

nama merek terkenal dari dua perusahaan yang berbeda atas produk yang sama (Kotler dan Amstrong, 2001:363). Konsep co-branding menurut masyarakat umum adalah aktivitas pemasaran yang cukup luas dan melibatkan penggunaan dua merek atau lebih. Sedangkan menurut Rhenald Kasali doktor bidang


(21)

consumer sciences-business administration, co-branding adalah “segala aktivitas

yang harus dapat meningkatkan nilai tambah, entah berupa asosiasi baru yang positif, diferensiasi produk yang lebih cespleng, kepercayaan konsumen yang lebih bagus karena kepastian terhadap kualitas yang lebih besar, atau bahkan strategi-strategi pemasaran baru seperti jalur distribusi baru dan produk baru”.

Kasali mengungkapkan ada empat hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang melakukan co-branding agar dapat berhasil di pasar atau dapat diterima dan memenuhi harapan konsumen yaitu :

a. Faktor partner

Perusahaan yang akan melakukan co-branding harus memperhatikan asosiasi merek dari perusahaan yang bertindak sebagai ingredient branding maupun sebagai host branding. Tidak selamanya co-branding antara perusahaan dengan asosiasi merek yang sama-sama kuat selalu berhasil di pasar. Menurut riset yang ada suatu perusahaan dengan asosiasi merek yang kuat dalam jangka panjang akan lebih menguntungkan apabila melakukan co-branding dengan perusahaan yang memiliki asosiasi merek yang lebih lemah.

b. Kampanye Iklan

Hasil kajian riset menyatakan bahwa host partner sebaiknya tidak mendukung kegiatan kampanye iklan oleh ingredient partner apabila iklan menekankan pada manfaat yang dimiliki oleh host partner sebelumnya. Selain itu

co-branding memerlukan sejumlah dana yang cukup besar untuk melakukan


(22)

c. Pengalaman dengan produk

Ada kalanya merek yang lebih kuat menciptakan harapan yang berlebihan atas produk co-branded sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam mencoba produk tersebut. Dimana kepuasan tersebut dapat diteruskan kepada merek ingredient yang menyebabkan evaluation kualitas jadi semakin rendah. d. Atribut kualitas

Bila atribut kualitas tidak bisa diamati terutama pada produk-produk

experience (produk yang membutuhkan pengalaman dari konsumen dalam

mengkonsumsi produk tersebut agar dapat memberikan penilaian produk),

co-branding bisa memberikan kepastian kualitas. Tetapi sebaliknya jika atribut

kualitas dapat diamati maka kehadiran merek yang kuat kurang berperan karena konsumen menilai secara langsung(www.linkpdf.com, 24 Oktober 2010).

2. Keuntungan Co-branding

Para pemilik merek pasti punya cara yang berbeda-beda untuk menemukan bentuk co-branding yang menguntungkan karena co-branding menawarkan segudang keuntungan yang menarik tergantung pada kondisi pasar dan masing-masing merek yang bekerja sama. Adapun keuntungan co-branding

a. Pendapatan dari Royalti

Bagi perusahaan yang produknya digunakan sebagai bahan (ingredient) untuk produk lain, sebuah kesepakatan co-branding bisa mendapatkan sumber pendapatan yang baru atau sumber pendapatan kedua. Perusahaan


(23)

yang mereknya digunakan tersebut dapat menegosiasikan pembayaran tambahan atau pembayaran royalti.

b. Meningkatkan Penjualan

Dengan melakukan co-branding, sebuah perusahaan dapat meningkatkan penjualannya. Dengan menggabungkan merek yang setara atau mungkin lebih baik, penjualan bisa ditingkatkan. Bahkan sebuah perusahaan yang sudah mempunyai merek yang kuat pun masih bisa mendapatkan keuntungan dengan cara ini.

c. Kesempatan Memasuki Pasar yang Baru

Salah satu keuntungan melakukan co-branding, sebuah perusahaan dapat memasuki pasar yang tadinya tidak dapat dimasuki dengan cara menggandeng merek lain yang menguasai pasar yang dituju. Jadi sebuah perusahaan punya peluang untuk memperluas pasar dan mencapai target konsumen yang lebih banyak atau beragam.

d. Menawarkan Additional Benefit

Co-branding, selain bisa member keuntungan bagi masing-masing

perusahaan, juga bisa memberikan benefit tambahan bagi pelanggan-pelanggan mereka. Beberapa benefit tambahan yang dapat diberikan kepada pelanggan, misalnya menawarkan pelanggan paket-paket penawaran yang lebih menarik, bonus tambahan dari partnernya, program-program menarik dari hasil kerja sama co-branding, penawaran kredit dari bank untuk produk tertentu dan lain-lain.


(24)

e. Meminimalisasikan Investasi

Kadang sebuah perusahaan ingin mengembangkan usahanya dengan memasuki pasar yang baru atau mencoba untuk mengembangkan produk baru. Ketimbang melakukannya sendirian, perusahaan tersebut bisa menghemat banyak dana dan pengeluaran dengan melakukan co-branding. Jika mendapatkan partner yang seimbang atau lebih baik dan melakukan

co-branding, biaya yang dikeluarkan bisa dihemat dan hasil yang mungkin

diperoleh bisa jadi lebih besar. f. Mengurangi Risiko

Salah satu daya tarik co-branding adalah dapat mengurangi risiko kegagalan yang dapat terjadi dalam memasuki suatu pasar yang baru atau mencoba untuk meluncurkan produk yang baru tetapi tanpa mengurangi peluang untuk meraih keuntungan atau keberhasilan. Mencoba untuk memasuki pasar yang sama sekali baru, atau mencoba meluncurkan produk dengan varian yang sama sekali baru, berarti memulai segala sesuatunya dari awal. Bahkan untuk sebuah perusahaan dengan merek yang sudah kuat pun, hal ini mempunyai risiko yang tinggi.

g. Keuntungan Lebih Cepat Didapat

Dengan melakukan co-branding, peluang atau hasil yang diharapkan bisa lebih cepat diraih, karena usaha ini dilakukan secara bersama-sama dengan perusahaan yang sudah mempunyai reputasi baik di bidangnya masing-masing. Kepercayaan pelanggan pun lebih cepat didapatkan.


(25)

h. Harga Premium

Dengan melakukan co-branding, perusahaan bisa membuat harga yang premium, dan mempunyai peluang lebih untuk sukses di pasar dengan harga tersebut.

i. Mengkonsumsikan Kualitas Produk

Dengan melakukan co-branding, sebuah perusahaan dapat mengkomunikasikan keunggulan produknya dengan cepat, dan mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari pelanggan dengan cepat pula.

j. Meyakinkan Pelanggan

Pelanggan mungkin ragu-ragu untuk mencoba produk atau sesuatu yang baru. Dengan melakukan kerja sama atau co-branding dengan pihak lain yang ahli di bidangnya, maka pelanggan dapat diyakinkan dengan dengan cepat untuk dapat mencoba produk tersebut.

k. Akses ke Teknologi Canggih

Sebuah perusahaan yang mengalami kelemahan atau kekurangan dalam teknologi, dapat melakukan co-branding dengan perusahaan lain yang memang mempunyai focus, reputasi, dan keahlian di bidang ini.

l. Memperkuat Pesan Iklan

Perusahaan yang melakukan co-branding bisa saling memberikan pesan-pesan yang saling mendukung dalam iklannya. Kedua perusahaan bisa memfokuskan diri pada bidang masing-masing dan pada advertising yang


(26)

dibuat, serta bisa saling mendukung dengan pesan dan resputasinya masing-masing.

m. Meningkatkan Minat Pelanggan

Sejumlah pelanggan mungkin tidak berminat mencoba suatu merek atau produk tertentu. Tetapi dengan melakukan co-branding dengan pihak atau merek lain, pelanggan yang tadinya tidak tertarik, mungkin jadi berminat untuk mencoba merek atas produk tersebut.

3. Risiko dalam Co-branding

Adapun risiko-risiko dalam co-branding Nopember 2010) antara lain :

a. Kerakusan terhadap uang

Seringkali dalam kegiatan co-branding, ada pihak yang terlalu memfokuskan diri pada keuntungan finansial yang akan didapat, tanpa memperhatikan kepentingan kerja sama yang terjalin. Suatu kerja sama haruslah dibina dengan baik, terutama dalam co-branding, bukan untuk sementara saja. Bila masing-masing pihak tidak berpikir untuk kepentingan dan reputasi jangka panjang, dan hanya mementingkan diri sendiri untuk kepentingan finansial yang besar dan cepat saja, maka

co-branding bisa menjadi bumerang masing-masing pihak.

b. Perbedaan Corporate Personality

Perusahaan-perusahaan yang melakukan co-branding haruslah dapat bekerjasama dengan baik. Bila masing-masing mempunyai gaya, atau


(27)

personality yang berbeda, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila tidak,

maka co-branding tidak akan berlangsung dengan baik. c. Perubahan Status Finansial Partner

Bila salah satu pihak mengalami krisis dalam hal finansial, atau lebih buruk lagi, mengalami kebangkrutan, maka hal ini dapat menjadi masalah dalam kerja sama co-branding yang sudah terjalin.

d. Merger atau Takeover

Bila salah satu pihak melakukan merger atau diambil alih oleh pihak lain yang tidak terlibat dalam co-branding, hal itu dapat menimbulkan masalah pada kerja sama branding yang sudah dibuat. Kesepakatan

co-branding, bisa gagal dan tidak dapat dilanjutkan karena

kebijakan-kebijakan yang mungkin berubah. e. Perubahan pada Perilaku Pasar

Kita hidup di zaman yang senantiasa berubah. Walaupun co-branding, telah berjalan baik, masing-masing pihak haruslah jeli dalam mempelajari pasar. Bila perilaku pasar mendadak berubah atau pesaing lain masuk ke dalam pasar, ini dapat menjadi ancaman serius.

f. Risiko Kehilangan Identitas

Perusahaan yang melakukan co-branding, mungkin saja dapat menjadi kehilangan identitas aslinya di mata pelanggan. Dalam co-branding, dua perusahaan mungkin bisa dilihat menjadi satu perusahaan dengan satu identitas di mata pelanggan. Jadi suatu perusahaan dapat mengalami perubahan image atau identitas di mata pelanggan.


(28)

g. Perubahan Positioning Partner

Jika pemilik merek memutuskan untuk mengubah positioning atau strategi yang berhubungan dengan target market-nya, ini akan menjadi masalah bagi partner co-branding-nya.

h. Kegagalan Memenuhi Target

Jika salah satu partner merasa kerja sama co-branding yang dilakukan gagal mencapai targetnya, maka akan datang risiko kerja sama itu bakal dihentikan.

i. Terciptanya “Single Brand”

Apabila pelanggan mulai melihat kedua brand sebagai satu brand, maka itu merupakan masalah besar yang membutuhkan tidakan cepat untuk mengembalikan situasi seperti semula.

2.2. Penelitian Terdahulu

Adiwijaya (2003) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Kemampuan Co-branding Ades dengan Coca – Cola Dalam Meningkatkan Citra Produk AMDK-nya Ditinjau Dari Kinerja Atribut – Atribut Produk (Studi Eksperimen Mahasiswa Jurusan Manajemen)”. Penelitian ini meneliti kegiatan

co-branding antara PT Ades Alfindo Putra Setia Tbk (Ades) dengan PT Coca Cola

Indonesia Tbk (Coca – Cola), yang menghasilkan produk Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) bermerek Ades. Hasil dari studi eksperimen ini menghasilkan penilaian sikap responden negatif. Sehingga dapat diketahui bahwa kinerja atribut – atribut produk AMDK Ades tidak dapat memenuhi harapan responden. Dan


(29)

dapat diketahui bahwa co-branding antara Ades dengan Coca – Cola tidak mampu meningkatkan citra produk AMDK-nya ditinjau dari atribut – atribut produk.

Widyastuti (2010) melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Persepsi Konsumen terhadap Strategi Bauran Pemasaran pada Restoran Kentucky Fried

Chicken (KFC) Cabang Helvetia Medan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

persepsi konsumen dengan menganalisa bauran pemasaran KFC cabang Helvetia Medan yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi serta untuk mendapatkan bukti empiris persepsi konsumen terhadap strategi bauran pemasaran pada restoran KFC Cabang Helvetia Medan. Hasil penelitan diperoleh bahwa variabel produk dengan indikator kualitas produk merupakan satu-satunya indikator yang memiliki persepsi konsumen yang ”Sangat Baik” yakni sebesar 4.31, sedangkan indikator lainnya hanya memiliki persepsi konsumen yang ”Baik”. Variabel produk memiliki persepsi konsumen yang paling baik dibandingkan dengan variabel harga, tempat, dan promosi. Persepsi konsumen terhadap strategi bauran pemasaran KFC Helvetia Medan tergolong baik dan positif.

2.3. Kerangka Konseptual

Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perception yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna (Ferrinadewi, 2008:42). Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian


(30)

konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa (Ferrinadewi, 2008:61).

Co-branding (penggabungan merek) merupakan tindakan menggunakan

nama merek terkenal dari dua perusahaan yang berbeda atas produk yang sama (Kotler dan Amstrong, 2001:363). Co-branding adalah fenomena baru dalam dunia pemasaran, dimana dua perusahaan atau lebih bergabung dan melakukan segala macam aktivitas untuk memberikan nilai tambah atas produk hasil

co-branding tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Ferrinadewi (2008:42) dan Kottler & Amstrong (2001:363) (diolah penulis).

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : co-branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan.

Co-Branding

(X)

Persepsi Konsumen tentang Kualitas

Produk (Y)


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk survey explanatory, yaitu jenis penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada pada KFC Jalan Gajah Mada No. 14 Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 3.3.1. Variabel independen (X) yaitu Co-branding.

3.3.2. Variabel dependen (Y) adalah persepsi konsumen tentang kualitas produk.

3.4. Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel ini adalah : 3.4.1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Co-branding yaitu aktivitas pemasaran yang cukup luas dan melibatkan


(32)

3.4.2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Persepsi konsumen tentang kualitas produk adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Co-branding (X) Co-branding merupakan tindakan KFC menggunakan nama merek terkenal dari dua atau lebih perusahaan yang berbeda atas produk yang sama dengan produk KFC.

a. Faktor partner b. Kampanye iklan c. Pengalaman

dengan produk

d. Atribut kualitas Skala Likert

Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk (Y) Persepsi konsumen tentang harga dan kulitas produk yaitu penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa KFC dan indikator biaya ketika konsumen harus mengorbankan

sejumlah uang untuk ditukar dengan produk atau manfaat produk KFC.

a. Produk bervariasi b. Produk inovatif c. Kemasan

produk menarik minat beli

d. Keamanan

Skala Likert

Sumber : Ferrinadewi (2008), dan Keller & Amstrong (2001 : 363) diolah

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert bisa 3, 4, 5, 6, 7, skala tergantung kebutuhan (Ginting dan Situmorang, 2008 : 121).


(33)

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Ginting dan Situmorang (2008 : 121)

3.6. Populasi dan Sampel

3.6.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang untuk membeli produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.

3.6.2 Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Ginting dan Situmorang, 2008:132), yaitu:

2 1 Ne N n + = dimana :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = taraf kesalahan 10%

(

2

)

) 1 , 0 ( 65688 1 65688 + = n 84 , 99 =


(34)

sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:77). Kriteria yang dijadikan sampel adalah pelanggan yang berusia diatas 15 tahun dan sudah pernah mengkonsumsi produk KFC minimal 2 kali dalam sebulan.

3.7. Jenis Data

3.7.1. Data Primer

Data yang dikumpulkan secara langsung oleh penulis dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian.

3.7.2 Data Sekunder

Data atau informasi yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan dan buku, jurnal, majalah, dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh merupakan sejarah dan gambaran minim perusahaan, struktur organisasi, dan sebagainya.

3.8. Metode Pengumpulan Data

3.8.1. Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data-data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan kepada responden.


(35)

3.8.2. Wawancara

Dengan melakukan wawancara langsung pada bagian manajer pemasaran di perusahaan Restoran KFC Medan di Jalan Gajah Mada Medan No. 14 Medan.

3.8.3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuisoner, apakah butir pertanyaan tersebut valid dan

reliable. Apabila terdapat butir yang tidak valid dan reliable, maka

butir-butir tersebut harus diganti dengan pertanyaan lain. Untuk menguji kuesioner dalam penelitian ini dilakukan di Texas Fried Chicken Cabang Medan Mall dengan responden 30 orang dan menggunakan SPSS for Windows versi 17.0

3.9.1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172). Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.


(36)

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ginting dan Situmorang, 2008:176). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliable alat pengukuran dan sebaliknya. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara pengukuran pertama dan kedua. Bila angka korelasi (r) dikuadratkan, hasil kuadrat ini disebut dengan koefisien determinasi. Makin tinggi angka korelasi, makin rendah kesalahan pengukuran. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

Jika ralpha > rtable maka kuesioner reliabel.

Jika ralpha < rtable maka kuesioner tidak reliabel.

3.10. Teknik Analisis

Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data.

3.10.1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis data dimana data yang telah diperoleh disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian


(37)

diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2. Analisi Regresi Sederhana

Model analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + bX Dimana:

Y = Persepsi konsumen a = Konstanta

b = Koefisien regresi X = Co-branding

3.10.3.Uji signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi perngaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Nilai thitung selanjutnya akan dibandingkn dengan

ttabel dengan tingkat kesalahan alpha 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k).

Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: Ho : bi = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh co-branding (X) secara parsial terhadap persepsi konsumen (Y).

Ha : bi ≠0

Artinya terdapat pengaruh co-branding (X) secara parsial terhadap persepsi konsumen (Y).


(38)

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

Ha diterima jika thitung> ttabelpada α = 5% 3.10.4. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dimana 0<R2<1. Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Restoran KFC

4.1.1. Sejarah Restoran KFC di Indonesia

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.

Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.

Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants

International (YRI), sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah


(40)

merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.

Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya, posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300 di Cireundeu pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp. 1,590 triliun

4.1.2. Sejarah Restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan

KFC Cabang Gajah Mada Medan diperhitungkan bagi pihak manajemen restoran KFC Medan, karena KFC Cabang Gajah Mada merupakan pusat outlet KFC yang ada di kota Medan. KFC Cabang Gajah Mada Medan terletak di Jl. Gajah Mada No. 14 Medan. KFC Cabang Gajah Mada ini berdiri sejak pertengahan Tahun 1989, tetapi kemudian direnovasi pada awal Tahun 2006 dan


(41)

dibuka kembali 10 Oktober 2006. Hal ini dikarenakan struktur bangunan yang sudah tua dan kurang menarik minat konsumen untuk datang membeli produk KFC. KFC Cabang Gajah Mada ini mempunyai luas area 766,1 m2dengan kapasitas 270 sit dan 8 sofa, dan memiliki jumlah karyawan sebanyak 56 orang.

Lokasi KFC Cabang Gajah Mada Medan ini merupakan tempat yang sangat strategis karena letaknya dekat dengan sekolah, daerah perkantoran dan daerah bisnis lainnya (seperti Toko buku Gramedia, toko jual beli mobil, dan lainnya). Sehingga tempat ini selalu rame dikunjungi oleh masyarakat luas baik anak sekolahan, karyawan perusahaan, ataupun pengunjung dari Toko buku Gramedia.

KFC Cabang Gajah Mada ini menyediakan fasilitas yang lebih lengkap dan luas dibandingkan dengan outlet KFC lainnya yaitu terdapat suatu ruangan/tempat khusus bagi konsumen yang ingin merayakan ulang tahun. Konsumen yang ingin merayakan ulang tahun tersebut akan diberikan potongan harga bila memesan minimal 30 paket combo dan akan disediakan master

ceremony (MC) dan tape music oleh pihak KFC Jalan Gajah Mada tersebut.

Selain itu di KFC Cabang Gajah Mada ini terdapat fasilitas musholla, tempat permainan anak-anak serta sofa yang besar yang membuat konsumen merasa nyaman di tempat tersebut selama menikmati produk KFC.

Cabang-cabang KFC memiliki kebebasan untuk menyediakan fasilitasnya masing-masing agar menarik konsumen membelinya. Namun fasilitas yang diberikan juga harus disesuaikan dengan kondisi yang tersedia, misalnya KFC Cabang Plaza Medan Fair dengan lokasi ramai dikunjungi dan sempit karena


(42)

berada di dalam Mall hanya bisa menyediakan fasilitas kursi dengan 2 jenis kursi yaitu kursi panjang dengan bahan kayu ini akan memberikan kenyamanan bagi pembeli yang dating bersama keluarga ataupun teman-teman dalam jumlah banyak. Di lokasi Cabang Medan Mall memanfaatkan tempat yang seefisien mungkin dengan menyediakan banyak kursi sehingga tidak bisa menyediakan fasilitas tambahan lain seperti di cabang KFC lainnya. Strategi ini dilakukan oleh pihak KFC untuk mengantisipasi ramainya pembeli yang datang pada waktu siang hari dan pada hari-hari libur seperti hari Sabtu dan Minggu.

4.1.3. Struktur Organisasi Restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan

Seluruh kegiatan restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan dilayani oleh 56 orang karyawan dengan posisi yang berbeda, tanggung jawab yang berbeda, dan mempunyai shift masing-masing sesuai dengan keputusan dari manajernya. Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerjanya, restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan dipimpin oleh 1 orang Manajer cabang dan membawahi 3 orang asisten manajer, 1 orang kepala gudang (stock kepper), 2 orang chip kasir, dan sisanya sebanyak 49 orang adalah karyawan biasa. Setiap karyawan memiliki shift yang ditentukan manajer, dimana kerja shift I adalah jam 08.00-15.00 dan shift II dari jam 15.00-22.00. adapun struktur organisasi restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan adalah:


(43)

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan Sumber: Restoran KFC Cabang Gajah Mada Medan (2011)

Adapun uraian pekerjaan struktur organisasi tersebut antara lain : 1. Manajer

Adapun tugas pokok dari manajer KFC Cabang Gajah Mada Medan yaitu: a. Memiliki kewenangan yang membawahi seluruh karyawan di KFC

Cabang Gajah Mada Medan.

b. Mengatur jadwal kerja karyawan KFC Cabang Gajah Mada Medan. c. Mengawasi seluruh bagian administrasi, penjualan, maupun gudang

KFC Cabang Gajah Mada Medan.


(44)

2. Asisten Manajer

Tugas-tugas yang diberikan kepada asisten manajer adalah:

a. Membantu pekerjaan dari Manajer KFC Cabang Gajah Mada Medan. b. Mewakili tugas Manajer apabila Manajer sedang tidak ada di lokasi

KFC.

c. Mengawasi pekerjaan para karyawan KFC Cabang Gajah Mada Medan. 3. Chip Kasir

a. Membantu dan membuat laporan keuangan yang akan diberikan kepada Manajer.

b. Mengawasi pekerjaan kasir.

c. Membuat laporan penjualan KFC Cabang Gajah Mada Medan setiap pagi.

d. Melakukan setoran uang ke bank. 4. Kepala Gudang (Stock Kepper)

Tugas yang diberikan kepada Kepala Gudang adalah: a. Mengawasi seluruh barang-barang yang ada. b. Mengatur dan membuat stock barang. 5. Karyawan

Tugas yang diberikan kepada karyawan umum adalah:

a. Kasir bertugas melayani konsumen yang akan datang untuk membeli dengan sistem antrian serta melakukan transaksi penjualan.

b. Cook yaitu karyawan yang bertugas memasak dibagian dapur KFC


(45)

c. Back up yaitu karyawan yang berada di belakang kasir dan bertugas

membantu kerja kasir.

d. Dinning yaitu karyawan yang bertugas untuk membersihkan meja,

kursi, lantai, kaca, mencuci piring serta seluruh ruangan dari KFC Cabang Gajah Mada Medan.

4.1.4. Strategi Manajer Restoran KFC

Survei Brand Image Tracking Study (BITS) menyatakan salah satu perusahaan dengan sistem manajemen yang professional dan mampu bersaing secara kompetitif dalam pasar global adalah perusahaan restoran makanan cepat saji KFC. Survei ini mengungkapkan bahwa KFC secara konsisten berada pada posisi tertinggi dan paling menonjol dalam ingatan konsumen untuk Top of Mind

Awareness dibandingkan dengan merek utama lainnya.

KFC melakukan Study Customer Experience Monitoring (CEM) untuk mengetahui bagaimana pengalaman konsumen terhadap pelayanan dan fasilitas KFC, dan sudi CHAMPSCHECK untuk menilai kualitas pelayanan dan fasilitas yang tersedia di KFC. Perseroan ini menerima penghargaan KADIN Award 2005 di bidang Parawista untuk kategori restoran. Surat penghargaan ini dianugerahkan oleh Kamar Dagang dan Industri dari pemerintah DKI Jakarta untuk perusahaan-perusahaan dalam kategori hotel, restoran, dan hiburan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pemasukan pemerintah setempat, dan juga atas perhatian yang besar dalam memelihara dan melindungi kelestarian lingkungan.

Perusahaan KFC sepenuh hati berkomitmen untuk mempertahankan visi kepemimpinan dengan terus memberikan kepuasan kepada konsumen. Visi


(46)

perusahaan ini adalah “we are the owner the chaki club Indonesia”. Dapat dijelaskan visi perusahaan adalah menjadi pemimpin atau leader dalam pangsa pasar dibandingkan dengan perusahaan saingannya. Dukungan para pemegang saham, keahlian manajemen, loyalitas dan dedikasi karyawanm serta kontinuitas kunjungan konsumen dapat membantu tercapainya visi ini.

Perseroan ini yakin bahwa dengan menciptakan dan membangun satu budaya yang kokoh di mana setiap orang di perusahaan membuat perbedaan, membentuk opini konsumen dan sales mania, memberikan differensial brand yang kompetitif, menjalin kontinuitas hubungan dengan masyarakat, serta mempertahankan konsistensi keberhasilan yang telah dicapai, pada akhirnya akan menjadikan KFC sebuah brand yang paling digemari di seluruh Indonesia, dan sebuah perusahaan yang baik dan kokoh.

Perusahaan memperoleh hak waralaba KFC dari perusahaan restoran yang memiliki system unit terbesar di dunia (yang dulu dikenal sebagai Tricon Global

Restaurant) adalah pemilik waralaba merek dagang KFC, Pizza Hut, Traco Bell, A&W dan Long John Silvers. Nama ini dipilih karena melambangkan harapan

perusahaan untuk memberikan kepuasan bagi konsumennya di seluruh dunia. Dengan lima merek dagang yang beroperasi di bawah naungan satu perusahaan yang sama, perusahaan ini akan menjadi yang terbaik dalam memberikan berbagai pilihan kepada konsumen, dan secara pasti akan memimpin dalam usaha

multi-branding.

KFC sebagai pemimpin global dalam kategori restoran cepat saji yang menyajikan produk ayam dan produk lain yang berkaitan dengan daging ayam,


(47)

secara khusus dimiliki oleh KFC International Holdings, Inc, di Louisville,

Kentucky.

4.1.5. Produk-produk KFC

1. Produk Unggulan

Produk unggulan dari restoran KFC adalah Colonel’s Original Recipe dan

Hot & Crispy Chicken. Produk unggulan ini merupakan ayam goreng yang terdiri

dari dua jenis yaitu biasa dan pedas dengan yang paling lezat menurut survei konsumen di Indonesia. Jika produk unggulan KFC berkualitas tinggi ini maka dapat diterima baik di Indonesia, sebuah Negara dengan konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi daripada daging jenis lain.

2. Produk Tambahan

Restoran KFC juga menyediakan hidangan sampingan seperti salad kubis, berbagai makanan berdasarkan kentang (termasuk kentang jejari, kentang sandal, dan kentang putar dengan kuah), jagung dan biscuit. KFC juga menyediakan tambahan yang lain seperti Ayam bertih jagung, Hamburger, rusuk babi dan berbagai jenis pembasuh mulut. Walaupun bukan semuanya didapati di setiap tempat, khususnya dalam kawasan-kawasan di luar Amerika Serikat. Sebagian hidangan sampingan tergolong unik dan hanya terdapat di kawasan tertentu saja.

KFC di Indonesia memenuhi selera konsumen local dengan menawarkan menu pilihan seperti perkedel, nasi, salad dan jagung manis. Selain itu terdapat menu yang lain seperti Colonel Yakiniku, Golden Crispy, Promo goceng, Super panas jumbo, Wings bucket, Foam party, Super panas Sayang, Kombo Hitlist, Bubur ayam, twister,spaghetti yang diterima dengan sangat baik oleh pasar kita.


(48)

Menu kombinasi hemat dan bermutu dapat member nilai tambah kepada konsumen seperti KFC attack dan super panas senantiasa ditawarkan.

Pengembangan brand melalui pengenalan produk-produk baru, produk lanjutan, dan promosi paket murah meriah (secara permanen atau waktu terbatas) member kontribusi besar terhadap pertumbuhan KFC dan meningkatkan

differensiasi brand KFC yang kompetitif.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden di Texas Fried Chicken Cabang Medan Mall.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan

tidak valid.


(49)

Berdasarkan survei, kuesioner berisikan masing-masing 6 butir pertanyaan yang menyangkut variabel independen (bebas) yaitu Co-Branding (X) dan variabel dependen (terikat) yaitu Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk (Y).

Tabel 4.1

Validitas untuk Variabel Co-Branding (X)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pernyataan_1 20.1667 7.040 .548 .767

Pernyataan_2 20.6667 5.954 .726 .719

Pernyataan_3 20.5000 6.741 .423 .788

Pernyataan_4 20.4000 6.800 .397 .794

Pernyataan_5 20.4333 5.426 .557 .768

Pernyataan_6 20.6667 5.954 .726 .719

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Maret 2011)

Tabel 4.2

Validitas untuk Variabel Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk (Y)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pernyataan_1 21.0333 5.068 .723 .733

Pernyataan_2 20.9000 5.817 .584 .770

Pernyataan_3 20.7000 6.079 .621 .762

Pernyataan_4 20.5667 6.254 .515 .785

Pernyataan_5 20.5667 6.737 .565 .780

Pernyataan_6 21.0667 6.616 .409 .807


(50)

Uji validitas yang dilakukan pada 12 butir pernyataan yang diuji menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh nilai rhitung > rtabel atau nilai

Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361 sehingga dapat disimpulkan semua

pernyataan tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Tabel 4.3

Nilai Ralpha untuk Variabel Co-Branding dan Persepsi Konsumen

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Co-Branding 0,792 Reliabel

Persepsi Konsumen 0,805 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 17.00 (Maret 2011)

Hasil uji coba tersebut menunjukkan nilai ralpha Co-Branding (0,792) dan

ralpha Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk (0,805) lebih besar

dibandingkan dengan nilai rtabel (rtabel = 0,361) maka dapat disimpulkan bahwa


(51)

4.2.2. Analisis Deskriptif

1. Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli produk KFC Cabang Gajah Mada. Sampel yang diambil dengan rumus Slovin sebanyak 100 orang konsumen KFC Cabang Gajah Mada.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Pelanggan Persentase

Laki-laki 46 46 %

Perempuan 54 54 %

Total 100 100 %

Sumber : Data primer diolah (2011)

Tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah konsumen terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 54 orang atau 54%, sedangkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 46 orang atau 46%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah

Konsumen/Pelanggan

Persentase

Di atas 15-20 tahun 0 0%

21-30 tahun 42 42 %

31-40 tahun 35 35 %

41-50 tahun 23 23 %

Total 100 100 %

Sumber : Data primer diolah (2011)

Tabel 4.5 terlihat bahwa jumlah konsumen terbanyak berusia 21-30 tahun yaitu 42 responden atau 42 %, kemudian usia 31-40 tahun sebanyak 35 responden atau 35 %, sedangkan yang paling sedikit berusia 41-50 tahun yaitu 23 orang atau 23 %.


(52)

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Konsumen/Pelanggan

Persentase

SD 0 0%

SMP 0 0 %

SMU 45 45 %

DIPLOMA 35 35 %

SARJANA 20 20 %

Total 100 100 %

Sumber : Data primer diolah (2011)

Tabel 4.5 terlihat bahwa jumlah konsumen terbanyak dengan pendidikan SMU yaitu 45 responden atau 45%, kemudian DIPLOMA sebanyak 35 responden atau 35%, sedangkan yang paling sedikit berpendidikan SARJANA sebanyak 20 responden atau 20%.

4.2.3. Analisa Jawaban Responden

Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel X

(Co-Branding) dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X

Item No. Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Kurang Setuju (KS) Setuju (S) Sangat Setuju (SS) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 18 18 0 0 66 66 16 16 100 100

2 0 0 0 0 25 25 75 75 0 0 100 100

3 0 0 2 2 12 12 57 57 29 29 100 100

4 0 0 0 0 18 18 82 82 0 0 100 100

5 0 0 0 0 6 6 76 76 18 18 100 100

6 0 0 0 0 18 18 82 82 0 0 100 100


(53)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan:

1. Pernyataan “KFC bekerjasama dengan perusahaan lain yang memiliki merek agar lebih menguntungkan” menunjukkan bahwa 18 orang responden (18%) menyatakan tidak setuju, 66 orang responden (66%) menyatakan setuju dan 16 orang responden (16%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan KFC bekerjasama dengan perusahaan lain yang memiliki merek agar lebih menguntungkan. 2. Pernyataan ”Produk yang dijual oleh KFC baik yang berasal dari dalam

maupun luar perusahaan melakukan promosi besar-besaran agar masyarakat membeli” menunjukkan bahwa 25 orang responden (25%) menyatakan kurang setuju dan 75 orang responden (75%) menyatakan setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan produk yang dijual oleh KFC baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan melakukan promosi besar-besaran agar masyarakat membeli.

3. Pernyataan ”KFC bekerjasama dengan perusahaan minuman seperti Pepsi karena dinilai telah disukai oleh masyarakat” menunjukkan 2 orang responden (2%) menyatakan tidak setuju, 12 orang responden (12%) menyatakan kurang setuju, 57 orang responden (57%) menyatakan setuju dan sisanya sebanyak 29 orang responden (29%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan KFC bekerjasama dengan perusahaan minuman seperti Pepsi karena dinilai telah disukai oleh masyarakat.


(54)

4. Pernyataan ”Pepsi dan Milo sangat cocok dikonsumsi bersamaan dengan ayam goreng KFC” menunjukkan bahwa 18 orang responden (18%) menyatakan kurang setuju sedangkan 82 orang responden menyatakan setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan Pepsi dan Milo sangat cocok dikonsumsi bersamaan dengan ayam goreng KFC.

5. Pernyataan ”KFC menjadi terkenal karena bukan hanya menyediakan ayam goreng yang rasanya enak tetapi juga minuman-minuman yang aman untuk dikonsumsi” menunjukkan bahwa 6 orang responden (6%) menyatakan kurang setuju, 76 orang responden (76%) menyatakan setuju, dan 18 orang responden (18%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan KFC menjadi terkenal karena bukan hanya menyediakan ayam goreng yang rasanya enak tetapi juga minuman-minuman yang aman untuk dikonsumsi.

6. Pernyataan ”KFC telah menyediakan menu makanan yang berkualitas semenjak melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan minuman” menunjukkan bahwa 18 orang responden (18%) menyatakan kurang setuju sedangkan 82 orang responden (82%) menyatakan setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan KFC telah menyediakan menu makanan yang berkualitas semenjak melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan minuman.

Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel Y (Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Produk) dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:


(55)

Tabel 4.8

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y

Item No. Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Kurang Setuju (KS) Setuju (S) Sangat Setuju (SS) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 17 17 66 66 17 17 100 100

2 0 0 0 0 25 25 65 65 10 10 100 100

3 0 0 0 0 25 25 75 75 0 0 100 100

4 0 0 0 0 35 35 65 65 0 0 100 100

5 0 0 1 1 16 16 33 33 50 50 100 100

6 0 0 2 2 3 3 32 32 56 56 100 100

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan:

1. Pernyataan “Produk KFC memiliki banyak variasi produk” menunjukkan bahwa 17 orang responden (17%) menyatakan kurang setuju, 66 orang responden (66%) menyatakan setuju, dan 17 orang responden (17%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan KFC memiliki banyak variasi produk.

2. Pernyataan ”Produk KFC memiliki jenis produk yang inovatif” menunjukkan bahwa 25 orang responden (25%) menyatakan kurang setuju, 65 orang responden (65%) menyatakan setuju, dan 10 orang responden (10%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan KFC memiliki jenis produk yang inovatif.

3. Pernyataan ”Kemasan produk KFC memiliki desain kemasan yang menarik” menunjukkan bahwa 25 orang responden (25%) menyatakan kurang setuju sedangkan 75 orang responden (75%) menyatakan setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan kemasan produk KFC memiliki desain kemasan yang menarik.


(56)

4. Pernyataan ”Produk KFC sangat aman untuk di konsumsi” menunjukkan bahwa 35 orang responden (35%) menyatakan kurang setuju sedangkan 75 orang responden (75%) menyatakan setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan produk KFC sangat aman untuk di konsumsi.

5. Pernyataan ”Produk KFC tahan untuk dikonsumsi untuk beberapa hari” menunjukkan bahwa 1 orang responden (1%) menyatakan tidak setuju, 16 orang responden (16%) menyatakan kurang setuju, 33 orang responden (33%) menyatakan setuju dan 50 orang responden (50%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang setuju terhadap pernyataan produk KFC tahan untuk dikonsumsi untuk beberapa hari.

6. Pernyataan ”Bumbu ayam goreng KFC sudah tepat untuk dikonsumsi” menunjukkan bahwa 2 orang responden (2%) menyatakan tidak setuju, 10 orang responden (10%) menyatakan kurang setuju, 32 orang responden (32%) menyatakan setuju, dan 56 orang responden (56%) menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa responden lebih banyak yang sangat setuju terhadap pernyataan bumbu ayam goreng KFC sudah tepat untuk dikonsumsi.


(57)

4.2.4. Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh

co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang

Gajah Medan. Model persamaan dari regresi linear sederhana yang digunakan pada penelitian ini adalah: Y = a + bX. Hasil perhitungan regresi linear sederhana yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.397 1.501 8.257 .000

Co_Branding .495 .064 .618 7.772 .000

a. Dependent Variable: Persepsi_Konsumen

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa:

1. Hasil perhitungan pada Tabel 4.9 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 12,397 satuan dan nilai b sebesar 0,495 satuan sehingga persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah: Y = 12,397 + 0,495X.

2. Koefisien regresinya sebesar 0,495 satuan menyatakan bahwa jika co-branding sebesar 1 satuan akan mempengaruhi persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan sebesar 0,495 satuan.


(58)

Uji R Square (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk KFC Cabang

Gajah Mada Medan dapat dilihat melalui koefisien determinan (R2) dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan R Square (R2)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .618a .381 .375 1.70590

a. Predictors: (Constant), Co_Branding

Sumber : Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.10 tersebut dapat dilihat bahwa nilai R Square (R2) adalah 0,381 atau 38,1%. Nilai sebesar 38,1% menunjukkan pengaruh co-branding (X) terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk (Y) pada KFC Cabang Gajah Mada Medan sebesar 38,1% sedangkan selebihnya sebesar 61,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti faktor situasi ekonomi, kualitas pelayanan,


(59)

4.2.5. Uji-t

Hipotesis yang ditetapkan pada penelitian ini adalah hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan. Perhitungan pada Tabel 4.9 diperoleh nilai thitung sebesar 7,772

sedangkan ttabel pada tingkat signifikan (α) 10% dan df = 100-2 = 98 adalah

sebesar 1,671 satuan maka hipotesis yang menyatakan: “co-branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan” dapat diterima.

4.3. Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang pengaruh co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Pada metode analisis deskriptif, dapat dilihat pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan. Dari metode analisis deskriptif ini dapat juga dilihat pernyataan yang paling dominan dari masing-masing variabel yang ada dalam penelitian. Pada variabel bebas

(co-branding) pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan no.3 (KFC

bekerjasama dengan perusahaan minuman seperti Pepsi karena dinilai telah disukai oleh masyarakat). Sedangkan pada variabel terikat (persepsi konsumen) pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan no.6 (Bumbu ayam goreng KFC sudah tepat untuk dikonsumsi).


(60)

Metode analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS . Dari hasil pengolahan SPSS menunjukkan bahwa Co-branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan dapat dilihat dari thitung 7,772 > nilai ttabel 1,671. Kemudian

pada pengujian Koefisien determinasi (R²) diperoleh R Square (R2) adalah 0,381 atau 38,1%. Nilai sebesar 38,1% menunjukkan pengaruh co-branding (X) terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk (Y) pada KFC Cabang Gajah Mada Medan sebesar 38,1% sedangkan selebihnya sebesar 61,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti faktor situasi ekonomi, kualitas pelayanan, brand image, brand switching, bauran pemasaran, dan kebudayaan.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel Co-branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan. Responden pada penelitian ini memberikan tanggapan yang positif terhadap variabel Co-branding sebagai variabel bebas dan variabel persepsi konsumen sebagai variabel terikat.

Penelitian ini didasarkan pada beberapa teori yang salah satunya bahwa

Co-branding salah satu cara yang bisa membantu perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Co-branding (penggabungan merek) merupakan tindakan menggunakan nama merek terkenal dari dua perusahaan yang berbeda atas produk yang sama (Kotler dan Amstrong, 2001:363). Sedangkan persepsi merupakan proses yang kompleks. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi


(61)

menjadi informasi yang bermakna. Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya (Ferrinadewi, 2008:42). Pengaruh Co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan bersifat positif dan negatif. Hal ini tergantung bagaimana perusahaan mengelola Co-branding dengan sebaik mungkin agar perusahaan dapat meningkatkan persepsi konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai R Square (R2) adalah 0,381 atau 38,1% berarti menunjukkan

pengaruh co-branding (X) terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk (Y) pada KFC Cabang Gajah Mada Medan sebesar 38,1% sedangkan selebihnya sebesar 61,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti faktor situasi ekonomi, kualitas pelayanan, brand image, brand switching, bauran pemasaran, dan kebudayaan.

2. Co-branding berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi

konsumen tentang kualitas produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan dapat dilihat dari thitung 7,772 > nilai ttabel 1,671.

3. Hasil regresi linier sederhana diperoleh Y = 12,397 + 0,495X menunjukkan bahwa co-branding yang diterapkan oleh KFC Cabang Gajah Mada mempengaruhi persepsi konsumen tentang kualitas produk sebesar 0,465 satuan.


(63)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya pihak manajemen KFC Cabang Gajah Mada Medan lebih meningkatkan pengaruh co-branding terhadap persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan mempertahankannya sehingga memotivasi konsumen untuk membeli produk KFC Cabang Gajah Mada Medan.

2. Untuk lebih meningkatkan lagi pengaruh co-branding sebaiknya KFC Cabang Gajah Mada bekerjasama dengan perusahaan yang kualitas produknya sudah diakui oleh masyarakat agar menjadi variabel yang dominan dalam memperngaruhi persepsi konsumen.

3. Penelitian ini hanya membahas tentang co-branding saja, untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang persepsi konsumen perlu ditambah variabel yang akan diteliti seperti faktor situasi ekonomi, kualitas pelayanan, brand image, brand switching, bauran pemasaran, dan kebudayaan sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap dan lebih sempurna.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwijaya, Michael. 2003. Analisa Kemampuan Co-branding Ades dengan Coca – Cola Dalam Meningkatkan Citra Produk AMDK-nya Ditinjau Dari Kinerja Atribut – Atribut Produk (Studi Eksperimen Mahasiswa Jurusan Manajemen). Jurnal Manajemen Universitas Kristen Petra Indonesia. Boyd, Harper W, Orville C. Walker, dan Jean-Claude Larreche. 2000.

Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Dewi, Ike Janita. 2005. Perspektif Baru Dalam Strategi Branding, Bisnis dan

Karir, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Amara Books.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Jakarta: Graha Ilmu. Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan

Metode Riset. Medan: USU Press.

Kotler, Philip dan Gary Amsrtong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga.

Lamb, Charles W, Joseph F. Hair, dan Carl McDaniel. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.

Racoi., Wulandari., Mahimza., Jahari. Strategi Jitu Co-Branding. Majalah Marketing No. 25/I/17-30 Januari 2002: 6-10s

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Bandung: Alfabeta.

Widyastuti, Ratih (2010). Analisa Analisis Persepsi Konsumen terhadap Strategi Bauran Pemasaran pada Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Cabang Helvetia Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

pukul 12.00 WIB.

diakses oleh Ainul Fitria pada tanggal 24 Oktober 2010 pukul 12.00 WIB.


(65)

LAMPIRAN

KUESIONER

Pelanggan yang terhormat,

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu atau Saudara/I untuk mengisi daftar pernyataan untuk data penyusunan skripsi saya yang berjudul

”Pengaruh Co-branding terhadap Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk pada KFC Cabang Gajah Mada Medan” pada Program Sarjana

Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU).

Saya memohon saudara untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan dan jawaban saudara. Pada bagian I yaitu Identitas Responden, sedangkan pertanyaan pada bagian II dan III menyediakan jawaban dengan pilihan dan penilaian yang dapat dilakukan sebagai berikut :

Masing-masing responden hanya diberi kesempatan memilih 1 (satu) jawaban saja. Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk menjawab dengan baik. Terima kasih atas kerjasama dan partisipasi saudara.

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : --- 2. Jenis Kelamin*) : a. Laki-Laki b. Perempuan 3. Umur*) : a. Di atas 15-20 tahun c. 31-40 tahun

b. 21-30 tahun d. 41-50 tahun

4. Pendidikan*) : a. SD d. DIPLOMA (D3)

b. SMP e. S1 (Sarjana)

c. SMU

Keterangan : *) Pilih salah satu

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(66)

Mohon berikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang Anda pilih

I. Co-branding (X)

No Pernyataan

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju

1 KFC bekerjasama dengan

perusahaan lain yang memiliki merek agar lebih menguntungkan. 2 Produk yang dijual oleh KFC baik

yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan melakukan promosi besar-besaran agar masyarakat membeli.

3 KFC bekerjasama dengan

perusahaan minuman seperti Pepsi karena dinilai telah disukai oleh masyarakat.

4 Pepsi dan Milo sangat cocok dikonsumsi bersamaan dengan ayam goreng KFC.

5 KFC menjadi terkenal karena bukan hanya menyediakan ayam goreng yang rasanya enak tetapi juga minuman-minuman yang aman untuk dikonsumsi.

6 KFC telah menyediakan menu makanan yang berkualitas semenjak melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan minuman.


(67)

II. Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk (Y)

No Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Kurang

Setuju Setuju

Sangat Setuju

1. Produk KFC memiliki banyak variasi produk.

2. Produk KFC memiliki jenis produk yang inovatif.

3. Kemasan produk KFC memiliki desain kemasan yang menarik.

4. Produk KFC sangat aman untuk di konsumsi.

5. Produk KFC tahan untuk

dikonsumsi untuk beberapa hari. 6. Bumbu ayam goreng KFC sudah

tepat untuk dikonsumsi.


(1)

FREKUENSI

VARIABEL X

Pernyataan_1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 18 18.0 18.0 18.0

4.00 66 66.0 66.0 84.0

5.00 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pernyataan_2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 25 25.0 25.0 25.0

4.00 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0 Statistics

Pernyataan_1 Pernyataan_2 Pernyataan_3 Pernyataan_4 Pernyataan_5 Pernyataan_6

N Valid 100 100 100 100 100 100


(2)

Pernyataan_3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.0 2.0 2.0

3.00 12 12.0 12.0 14.0

4.00 57 57.0 57.0 71.0

5.00 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pernyataan_4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 18 18.0 18.0 18.0

4.00 82 82.0 82.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pernyataan_5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 6 6.0 6.0 6.0

4.00 76 76.0 76.0 82.0

5.00 18 18.0 18.0 100.0


(3)

Pernyataan_6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 18 18.0 18.0 18.0

4.00 82 82.0 82.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

VARIABEL Y

Statistics

pernyataan_1 pernyataan_2 pernyataan_3 pernyataan_4 pernyataan_5 pernyataan_6

N Valid 100 100 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0 0 0

pernyataan_1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 17 17.0 17.0 17.0

4.00 66 66.0 66.0 83.0

5.00 17 17.0 17.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pernyataan_2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 25 25.0 25.0 25.0

4.00 65 65.0 65.0 90.0


(4)

pernyataan_2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 25 25.0 25.0 25.0

4.00 65 65.0 65.0 90.0

5.00 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pernyataan_3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 25 25.0 25.0 25.0

4.00 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pernyataan_4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 35 35.0 35.0 35.0

4.00 65 65.0 65.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pernyataan_5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.0 1.0 1.0

3.00 16 16.0 16.0 17.0

4.00 33 33.0 33.0 50.0

5.00 50 50.0 50.0 100.0


(5)

pernyataan_6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.0 2.0 2.0

3.00 10 10.0 10.0 12.0

4.00 32 32.0 32.0 44.0

5.00 56 56.0 56.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

REGRESI SEDERHANA

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Co_Brandinga . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Persepsi_Konsumen

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .618a .381 .375 1.70590


(6)

UJI T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.397 1.501 8.257 .000

Co_Branding .495 .064 .618 7.772 .000


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penyajian Paket Attack Terhadap Keputusan Pembelian Pada Kentucky Fried Chicken Gajah Mada Medan.

1 79 111

Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Strategi bauran Pemasaran Pada Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Cabang Helvetia Medan

4 115 111

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Fried Chicken Pada KFC Jalan Gajah Mada Medan

4 101 101

Analisis Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen Terhadap Produk Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) (Studi Kasus Konsumen KFC Margonda Depok).

5 22 56

Analisi Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Kentucky Fried Chicken Pada KFC Walikota Medan

5 50 192

ANALISIS PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RESTORANTCEPAT SAJI KENTUCKY FRIED CHICKEN Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Restorantcepat Saji Kentucky Fried Chicken (Kfc) Di Surakarta (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fak

0 0 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RESTORANTCEPAT SAJI KENTUCKY FRIED CHICKEN Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Restorantcepat Saji Kentucky Fried Chicken (Kfc) Di Surakarta (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fak

0 0 13

PENGARUH MEREK, PERSEPSI HARGA DAN HARAPAN PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) (Studi pada Mahasiswa UNY).

0 3 141

KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN PENGARUHNYA TERHADAP KESETIAAN MEREK KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) MEGAMALL MANADO

0 0 12

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 2 17