Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Fried Chicken Pada KFC Jalan Gajah Mada Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1 EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN

KENTUCKY FRIED CHICKEN PADA KFC

JALAN GAJAH MADA MEDAN

DRAF SKRIPSI

OLEH

EMMELYA KEMBAREN 060521058

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

ABSTRAK

Emmelya Kembaren (2009). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN KENTUCKY FRIED CHICKEN PADA KFC JALAN GAJAH MADA MEDAN. Dosen Pembimbing Dr. Yenni Absah. S.E, M.Si, Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si, Dra. Dosen Penguji I Friska Sipayung, M.Si, dan Dosen Penguji II Dra. Frida Ramadhini, MM.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lokasi, produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian KFC Gajah Mada Medan, dan faktor yang lebih dominan mempengaruhinya adalah Produk. Penulis menarik hipotesis bahwa faktor lokasi, produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan uji simultan, uji parsial, dan analisis determinan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel lokasi, produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian Kentucky Fried Chicken pada KFC Gajah Mada Medan.

Kata Kunci : Lokasi, Produk, Harga, Merek, Program Promosi dan Pelayanan, dan Keputusan Pembelian.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala pujian, hormat dan syukur kepada Allah Bapa di dalam kasih AnakNyaTuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kemampuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Fried Chicken Pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.”

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof.Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr.Yeni Absah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada peneliti.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penguji 1 yang telah memberikan arahan dan saran kepada peneliti untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji 2 juga telah memberikan arahan dan saran kepada peneliti untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Wali peneliti di Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada peneliti selama menduduki bangku perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky 9. Bapak Asal Sembiring selaku General Manager dan Bapak Charles Marbun

selaku Regional Marketing Officer Medan pada PT.Fastfood Indonesia Tbk, RSC. Medan yang telah memberikan izin dan waktu kepada peneliti untuk melakukan riset di perusahaan tersebut.

10. Bapak Barmen Sianturi selaku Manager dan Seluruh Staf KFC Jalan Gajah Mada yang telah membantu peneliti dalam memberikan data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

11. Bapak Ginar selaku Manager dan Bapak Wildam Hamdani selaku Ass.Manager di unit kerja Pos Express, yang telah memberikan izin untuk magang di PT. Pos Indonesia (Persero) serta seluruh karyawan di unit kerja Pos Express, thanks ya buat kekompakkannya.

12. Khususnya kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda S. Kembaren dan Ibunda E.br Sebayang, yang telah memberikan dukungan secara moril maupun materil, nasehat, doa serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan sampai saat ini.

13. Kepada kakak-kakakku yang tersayang, Netty Natalia, Henny Theresia, Yessy Febrina, Norita serta keponakanku yang termanis Irene, Andini dan Sissy, terima kasih buat dukungan dan doanya.

14. Sahabat terbaikku Jon Bredo Purba, yang telah banyak mendukungku selama ini, baik dalam doa, semangatnya dan kebersamaannya selama ini. Thanks banget yach :p.

15. Teman- temanku, Rinawati, Nova Simbolon, Grestiur, Melia Sari, Rini, Bastran, B’frans, Firman, Megawati, Nur, Rika, Ratna, Zulfina, Nanda, dan adik Mitha, Lisbeth, Eli santa, Monika, serta seluruh teman- teman di Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen Ekstensi angkatan 2006, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. Kiranya Tuhan memberkati kalian semua..

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Terima Kasih.

Medan, Maret 2009 Peneliti


(5)

Emmelya Kembaren

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ………... ... 7

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 7

1. Kerangka Konseptual ... 7

2. Hipotesis ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

E. Metode Penelitian... 10

1. Batasan Operasional dan Klasifikasi Variabel Penelitian ... 10

2. Definisi Operasional Variabel ... 10

3. Pengukuran Variabel ... 12

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis dan Sumber Data ... 14

7. Teknik Pengumpulan Data ... 14

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 15

9. Teknik Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu ... 19

B. Pemasaran ... 19


(6)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

D. Lokasi ... 21

E. Kualitas ... 21

F. Harga ... 22

G. Merek ... 25

H. Program Promosi ... 27

I. Pelayanan ... 28

J. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Melakukan Pembelian 34 K. Proses Keputusan Membeli ... 36

L. Tipe-Tipe Perilaku Keputusan Membeli ... 39

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN RESTORAN KFC A. Sejarah Singkat Restoran KFC... 40

1. Sejarah Restoran KFC di Dunia... 40

2. Sejarah Sejarah Restoran KFC di Indonesia ... 43

3. Sejarah Restoran KFC Jalan Gajah Mada Medan... 44

B. Struktur Organisasi Restoran KFC Jalan Gajah Mada Medan... 45

C. Strategi Manajemen Restoran KFC... 48

D. Produk-produk KFC... 49

E. Jaminan Halal Untuk Produk KFC... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif... 53

1. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin... 53

2. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Umur... 53

3. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 54

4. Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Lokasi... 54

5. Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Produk... 56

6. Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Harga... 57

7. Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Merek... 58

8. Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Program Promosi... 59


(7)

10. Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Keputusan

Pembelian... 61

B. Uji Validitas dan Reabilitas... 62

C. Analisis Regresi Linear Berganda... 65

D. Pengujian Hipotesis... 68

1. Uji Fhitung (Uji Serentak)... 68

2. Uji

t

hitung (Uji Parsial)... 69

3. Pengujian Koefisien Determinan... 72

E. Pembahasan ... 73

1. Pengaruh Faktor Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian... 73

2. Pengaruh Faktor Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian... 73

3. Pengaruh Faktor Merek Terhadap Keputusan Pembelian... 74

4. Pengaruh Faktor Harga Terhadap Keputusan Pembelian... 74

5. Pengaruh Faktor Program Promosi Terhadap Keputusan Pembelian... 75

6. Pengaruh Faktor Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Waralaba di Indonesia………... 1

Tabel 1.2 Lokasi Store KFC di Medan... 4

Tabel 1.3 Top Of Mind Brand Awareness Restoran/Fast Food... 5

Tabel 1.4 Defenisi Operasional Variabel... 11

Tabel 1.5 Jumlah Konsumen di Restoran KFC Jalan Gajah Mada Medan Bulan Mei – Juli 2008... 13

Tabel 4.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin... 54

Tabel 4.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Umur... 54

Tabel 4.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 55

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Lokasi... 56

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Produk... 57

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Harga... 58

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Merek... 59

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Program Promosi... 60

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Var. Pelayanan... 61

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Kep. Pembelian...62

Tabel 4.11 Item – Total Statistics... 64

Tabel 4.12 Validitas Butir Pertanyaan...65

Tabel 4.13 Variables Entered/Removed (b) ...66

Tabel 4.14 Coefficients (a) ...67

Tabel 4.15 Anova (b)...70


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan... 46


(10)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

Fried Chicken Pada KFC Jalan Gajah Mada Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa, yang merupakan peluang pasar bagi pebisnis waralaba. Selain itu, sebagian pengusaha berpendapat, mengembangkan bisnis waralaba relatif lebih mudah dibandingkan dengan memulai bisnis dari nol. Menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar, usaha waralaba di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Sekitar 65 persen pembeli lisensi waralaba berhasil mengembangkan usahanya dan tak sekadar balik modal. Hal ini menyebabkan perkembangan waralaba di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Perkembangan Waralaba di Indonesia

Sumber dari : www.franchise-indonesia.com, 20 Juni 2008 (Data diolah Penulis)

Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan waralaba asing di Tahun 1991 sebesar 78% dari total waralaba, sedangkan waralaba lokal sebesar 12%. Di Tahun 1992 usaha waralaba asing bertambah menjadi 82%, sedangkan pertumbuhan

TAHUN JUMLAH WARALABA ASING

JUMLAH WARALABA LOKAL

TOTAL

1991 21 6 27

1992 29 6 35

1995 117 15 132

1996 210 20 230

1997 235 30 265

2000 240 30 270

2001 256 31 287


(11)

waralaba lokal sebesar 18%. Pada Tahun 1995, usaha waralaba asing meningkat menjadi 88% sedangkan waralaba lokal mengalami penurunan menjadi 12%. Pada Tahun 1996, usaha waralaba asing meningkat menjadi 91%, sedangkan waralaba lokal mengalami penurunan menjadi 9%. Tetapi pada Tahun 1997, usaha waralaba asing mengalami penurunan sebesar 89%. Hal ini dikarenakan terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, sehingga banyak waralaba asing menutup usahanya.Demikan juga pada Tahun 2000, usaha waralaba asing masih tetap sebesar 89%, sedangkan waralaba lokal meningkat sebesar 11%. Tetapi di Tahun 2001, usaha waralaba asing meningkat menjadi 89,5%, sedangkan waralaba lokal sebesar 10,5%. Di Tahun 2004, usaha waralaba asing terus mengalami peningkatan sebesar 90% sedangkan waralaba lokal sebesar 10%. Menurut perkiraan Anang Sukandar, Ketua Umum AFI, pertumbuhan usaha waralaba asing mencapai 10-15%, sedangkan usaha waralaba lokal hanya mencatat pertumbuhan kurang dari setengahnya atau sekitar 7%

Jenis waralaba yang ada dimulai dari toko eceran, dry cleaning, restoran cepat saji sampai restoran yang terpadu dengan hiburan, misalnya Planet Holywood dan

Hardrock cafe. Salah satu jenis waralaba yang berkembang pesat saat ini adalah

restoran cepat saji. Restoran cepat saji merupakan trend yang disambut oleh semua kalangan, karena restoran cepat saji menjanjikan kepraktisan, predictable, dan yang pasti cepat saji. Cepat saji telah menjadi gaya hidup dan ciri masyarakat modern

Saat ini semakin banyak dijumpai restoran cepat saji baik dari restoran lokal maupun asing. Salah satu dari restoran cepat saji asing yang berkembang di Indonesia adalah Kentucky Fried Chicken (KFC), yang didirikan oleh PT. Fastfood Indonesia,Tbk pada Tahun 1979. KFC merupakan pemimpin global bisnis dalam


(12)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky kategori makanan cepat saji dengan menggunakan menu andalan daging ayam goreng. Selain menawarkan produk ayam goreng, KFC juga memenuhi selera konsumen dengan menu pilihan lain seperti nasi, perkedel, kentang goreng, dan

twister serta menawarkan produk-produk baru dari KFC seperti Colonel Yakiniku,

Promo Goceng, KFC Attack, Super panas Jumbo, Bubur Ayam, dan yang lainnya

Selain KFC sebagai restoran cepat saji, terdapat juga pesaing sejenis yaitu Mc

Donald’s, Texas Chicken, CFC, A&W, dan yang lainnya. Pesaing sejenis tersebut

merupakan pesaing terdekat dari KFC yang menawarkan produk unggulan yang sama yaitu ayam goreng dan perusahaan pesaing tersebut juga sudah dikenal oleh masyarakat luas.

KFC dapat mempertahankan pangsa pasarnya untuk itu KFC harus mengetahui kebutuhan dan keinginan para konsumennya, dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Menurut Setiadi (2003 : 415) pengambilan keputusan konsumen (consumer

decision making) adalah proses penginteraksian yang mengkombinasi pengetahuan

untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih satu diantaranya. Hasil proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Pengambilan suatu keputusan pembelian, konsumen diperhadapkan kepada berbagai alternatif pilihan lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi, dan pelayanan. Lokasi merupakan tempat dimana biasanya konsumen membeli suatu produk (Ma’ruf, 2005 : 113). Pemilihan lokasi untuk suatu bisnis adalah suatu keputusan yang sangat penting, karena pemilihan lokasi yang tepat bagi suatu bisnis dapat mendatangkan keuntungan yang optimal bagi bisnis tersebut untuk terus


(13)

bertahan dan berkembang. KFC sebagai suatu restoran cepat saji memiliki 14 outlet lokasi di kota Medan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Lokasi Store KFC di Medan

NO TEMPAT ALAMAT

1. Deli Plaza Medan Jl. Guru Patimpus No. 1 2. Medan Mall Jl. M.T. Haryono No. 8 – 9

3. Medan Plaza Jl. Iskandar Muda No. 321, Lantai 4

4. Ramayana Medan Jl.Sisingamangaraja Medan Teladan(Mall Rayan)

5. Jalan Gajah Mada Jl. Gajah Mada 14, Mataram 6. Simpang Sutomo/ Nomensen Jl. Perintis Kemerdekaan

7. Walikota Medan Jl. Mongonsidi Simpang Walikota 8. Sun Plaza Jl. KH. Zainul Arifin No. 7

9. Medan Fair Plaza Jl.Gatot Subroto No.30

10. KFC Bandara Polonia Terminal kedatangan domestic Bandara Polonia

11. KFC Milenium Medan Jl. Kapten Muslim Komplek Millenium No. 10A

12. KFC Katamso Jl. Brigjen Katamso no.389

13. KFC Imam Bonjol Jl. Imam Bonjol Depan Bandara Polonia

14. KFC Setia Budi (Petronas) Jl. Ringgot Setia Budi komp. Petronas Setia Budi

Sumber dari

Kualitas adalah kebaikan atau karakteristik terutama mutu suatu produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, kadar zat kimianya dan sebagainya (Widodo, 2007 : 422). Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/ produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Kualitas makanan yang dihasilkan KFC mendapat perhatian utama, mengingat kualitas makanan berkaitan erat dengan kepuasan konsumen. Hal ini terlihat dari cita rasa yang khas dari ayam goreng KFC dan paket-paket yang beragam yang menawarkan berbagai macam variasi menu yang dihasilkan KFC.

Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh KFC. Harga adalah jumlah dari seluruh


(14)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky nilai yang dipertukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2001 : 439). Berdasarkan pra-survei, KFC menawarkan harga paket yang beragam mulai dari yang Rp 5000 sampai yang paket untuk keluarga. Harga yang beragam tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap keputusan pembeli konsumen.

Merek sangat penting bagi keberhasilan produk, karena pada saat membeli suatu produk, orang akan cenderung membeli mereknya. Merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya, yang ditujukan untuk mengindentifikasikan (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain (Simamora, 2001 : 149). KFC sebagai suatu restoran cepat saji secara konsisten berada pada posisi tertinggi dan paling menonjol dalam benak konsumen untuk Top of

Mind Awareness dibandingkan dengan merek utama lainnya. Perusahaan ini sepenuh

hati berkomitmen untuk mempertahankan visi kepemimpinan dengan terus memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan Top Of Mind Brand Awareness Restoran/Fast Food.

Tabel 1.3

Top Of Mind Brand Awareness Restoran/Fast Food

NO NAMA RESTORAN/FAST FOOD %

1. KFC 38,70%

2. A&W 15,70%

3. McDonald’s 14,00%

4. Hoka Hoka Bento 6,70%

5. California Fried Chicken 5,70%

6. Pizza Hut 4,30%

7. Texas Fried Chicken 4,00%

8. Kebab Turki 3,80%

9. Rice Bowl 2,50%

10. Lainnya 4,60%

Sumber dari:

Tabel 1.3 dapat dilihat, KFC berada di peringkat teratas dengan Top of Mind (TOM) Brand Awareness mencapai 38,70%. Sementara A&W dan McDonald‘s


(15)

berada di urutan kedua dan ketiga. Dua waralaba ini masing-masing mencatat TOM sebesar 15,70% dan 14,00%. Selanjutnya Hoka-hoka Bento mencapai 6,70%, California Fried Chicken mencapai 5,70%, Pizza Hut mencapai 4,3%, Texas Fried Chicken mencapai 4,0%, Kebab Turki mencapai 3,20%, Rice Bowl mencapai 3,10% dan Fastfood lainnya (Popeyes, Wendy’s, dll) sebesar 4,60%. KFC berada di peringkat pertama dibandingkan dengan restoran/ fastfood yang lainnya. Hal ini dikarenakan sajian utama ayam goreng ini sudah dikenal baik oleh konsumen. Selain itu, menu KFC ditawarkan dengan harga yang terjangkau dan cita rasa yang khas dari daging ayam tersebut.

Selain faktor lokasi, kualitas produk, harga, dan merek, perusahaan juga perlu mengkomunikasikan produk dan perusahaannya kepada para konsumen melalui program promosi. Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2001 : 285). Bentuk program promosi yang dilakukan KFC adalah menyediakan paket diskon atau potongan harga pada momen-momen tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan lainnya, serta menyediakan program KFC Music Hit List yang membuka pintu bagi semua musisi yang dinilai potensial untuk dapat diorbitkan secara maksimal dan professional.

Pelayanan juga merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai strategi bersaing yaitu melalui kepuasan konsumen. Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produk layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Simamora 2001 : 171). Sistem pelayanan di KFC ini diterapkan secara profesional dengan standar yang cepat dan


(16)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky tepat. Keramahan para karyawan dan kecakapan mereka dalam menangani keluhan pelanggan dapat diandalkan sebagai salah satu strategi untuk dapat memuaskan konsumen dan diharapkan menjadi konsumen yang loyal.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian pada salah satu perusahaan restoran KFC di Medan yaitu di Jalan Gajah Mada Medan. Lokasi di Jalan Gajah Mada ini merupakan pusat outlet KFC yang ada di kota Medan sehingga tempat ini menyediakan fasilitas yang lebih luas dan lengkap dibandingkan dengan outlet KFC lainnya. Lokasi ini juga merupakan tempat yang sangat strategis karena letaknya dekat dengan sekolah, daerah perkantoran dan daerah bisnis lainnya (seperti Toko buku Gramedia, Natasha skin care, toko jual beli mobil, dan yang lainnya). Dengan demikian tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat luas baik anak sekolahan, karyawan perusahaan, ataupun pengunjung dari Toko buku Gramedia. Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam

Melakukan Pembelian Kentucky Fried Chicken pada KFC Jalan Gajah Mada Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada KFC Jalan Gajah Mada Medan?

2. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada KFC Jalan Gajah Mada Medan?


(17)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2007 : 49).

Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan sosial, pribadi, dan psikologis dari pembeli, sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, dan harus benar-benar diperhitungkan (Setiadi, 2003 : 11). Dalam mengambil suatu keputusan pembelian, konsumen diperhadapkan kepada berbagai pilihan faktor lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi, dan pelayanan. Faktor-faktor tersebut akan dianalisis dalam penelitian sehingga diketahui seberapa besar masing-masing faktor tersebut dapat menimbulkan keputusan pembelian konsumen. Kerangka konseptual penelitian disajikan dalam Gambar 1.1

Variabel Kualitas Produk (X2)

Variabel Harga (X3)

Variabel Merek (X4)

Variabel Program Promosi (X5)

Keputusan Pembelian (Y)

Variabel Pelayanan (X6) Variabel Lokasi (X1)


(18)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

a) Variabel lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi, dan pelayanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.

b) Variabel kualitas produk merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a) Mengetahui dan menganalisis apakah variabel lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.

b) Mengetahui dan menganalisis variabel yang paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.

2. Manfaat Penelitian


(19)

Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, dan menerapkan teori-teori atau literatur yang diperoleh dari bangku kuliah serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan masukan bagi KFC Jalan Gajah Mada Medan dalam upaya mempertahankan pelanggan dan mengembangkan usahanya.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

E. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional dan Klasifikasi Variabel Penelitian

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dibatasi pada konsumen yang frekuensi berkunjung ke KFC Jalan Gajah Mada Medan sebanyak 2 kali atau lebih dalam 1 bulan.

b. Penelitian ini hanya melihat faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian KFC pada KFC Jalan Gajah Mada Medan. Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel bebas (X), terdiri dari : a) Lokasi (X1),

b) Kualitas Produk (X2) c) Harga (X3),

d) Merek (X4),

e) Program Promosi (X5) f) Pelayanan (X6),


(20)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasikan, maka perlu adanya definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Variabel

Skala Pengukuran

Lokasi (X1) Nilai dari posisi suatu bisnis yang didasarkan pada karakteristik letak yang strategis, nyaman dan tersedianya fasilitas yang ada.

1. Lokasi strategis 2. Lokasi nyaman 3. Parkir luas

4. Tersedianya fasilitas pendukung.

Skala Likert

Kualitas Produk (X2)

Kualitas adalah kebaikan atau karakteristik

terutama mutu suatu produk seperti

citarasanya, bahan baku, dan tingkat

kebersihannya.

1. Cita rasa produk 2. Bahan baku 3. Tingkat kebersihan 4. Variasi produk

Skala Likert

Harga (X3) Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang dipertukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena menggunakan produk atau jasa tersebut.

1. Tingkat harga 2. Pilihan harga

3. Harga sesuai dengan fasilitas dan pelayanan

4. Perbandingan harga KFC dengan pesaing.

Skala Likert

Merek (X4) Nama, tanda, simbol, desain atau

kombinasinya, yang ditujukan untuk mengindentifikasikan barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain.

1. Kepercayaan terhadap merek produk

2. Kesukaan terhadap merek produk

3. Kebanggaan terhadap merek produk

4. Kesetiaan terhadap merek produk

Skala Likert

Program Promosi (X5)

Usaha yang dilakukan agar dapat menarik pelanggan

1. Memberikan paket discount 2. Pemberian bonus/ hadiah

untuk pembelian produk tertentu.

Skala Likert

Pelayanan (X6) Tindakan atau perbuatan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan

1. Pelayanan yang ramah 2. Pelayanan yang cepat 3. Daya Tanggap karyawan 4. Kesiapan karyawan melayani

pelanggan.

5. Penampilan karyawan

Skala Likert Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen dalam membeli suatu produk.

1. Keputusan yang tepat dalam membeli produk

2. Kepuasan terhadap produk yang dibeli


(21)

3. Tindakan untuk membeli produk kembali

Sumber : Simamora (2001) diolah

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Skala Likert, yaitu skala yang berasal dari pernyataan kualitatif yang

kemudian dikuantitatifkan, dan digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007 : 86) kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut :

Sangat Setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Netral : diberi skor 3 Tidak Setuju : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari kategori jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada pada KFC Jl. Gajah Mada No.14 Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2008 sampai Agustus 2008.

5. Populasi dan Sampel


(22)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang untuk membeli produk KFC di Jalan Gajah Mada Medan. Jumlah konsumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3 sebagai berikut:

Tabel 1.5

Jumlah Konsumen di Restoran KFC Jalan Gajah Mada Medan Bulan Juni – Agustus 2008

NO Jumlah Hari (perdua minggu) Jumlah Konsumen

(orang)

1. Minggu I –II pada bulan Juni 15.600 2. Minggu III-IV pada bulan Juni 16.552 3. Minggu I –II pada bulan Juli 16.959 4. Minggu III-IV pada bulan Juli 15.569 5. Minggu I- II pada bulan Agustus 16.859 6. Minggu III-IV pada bulan Agustus 16.196

TOTAL 97.735

Sumber : Restoran KFC Jalan Gajah Mada Medan, 24 Mei 2008

b. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000 : 78), yaitu : n = N

( 1 + Ne)

Dimana : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Taraf kesalahan = 5%

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah: n = ) ) 1 , 0 ( 735 . 97 ( 1 ( 735 . 97 2

+ = 99,8 = 100

Penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang. Penelitian sampel dilakukan dengan menggunakan metode Sampling Aksidental dan metode Sampling Purposive. Sampling aksidental adalah teknik penentuan


(23)

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipergunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2007 :77). Sedangkan metode sampling purposive adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria bahwa pengunjung tersebut pernah mengkonsumsi produk-produk KFC minimal 2 (dua) kali dalam 1 bulan.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu : a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh penulis dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan tentang faktor lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi, dan pelayanan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui jurnal, majalah, skripsi, dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh merupakan sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, dan sebagainya.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan antara lain melalui: a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


(24)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan melalui kuesioner kepada responden yang melakukan pembelian pada KFC, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen melakukan pembelian pada KFC.

c. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung pada Bagian Marketing di perusahaan Restoran KFC Medan di Jalan Gajah Mada No.14 Medan.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007 : 109). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2007 : 110). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur dan sebaliknya. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan SPSS for Windows

Versi 14.0.


(25)

a. Analisis Deskriptif

Merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi konsumen tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen melakukan pembelian pada KFC Jalan Gajah Mada Medan.

b. Metode Analisis Statistik

Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh variabel bebas (faktor lokasi, kualitas produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Oleh karena itu digunakan Analisis Regresi Linier Berganda, dengan menggunakan bantuan SPSS for

Windows Versi 14.0.

Persamaannya yaitu :

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Dimana : Y : Skor dimensi keputusan konsumen bo : Konstanta

b1-b6 : Koefisien Regresi

X1 : variabel lokasi

X2 : variabel kualitas produk

X3 : variabel harga

X4 : variabel merek

X5 : variabel program promosi

X6 : variabel pelayanan e : Standar error.

Selain analisis regresi, juga dilakukan uji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini dilambangkan dengan Ho, berdasarkan pengertian bahwa


(26)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky hipotesis itu adalah Ho (Supranto, 2001 : 223). Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1) Uji Fhitung (Uji serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel

bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung adalah:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 (variabel bebas secara besama-sama

tidak terpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat)

Ho : b1 ≠ b2≠ b3 ≠ b4≠ b5≠ b6 ≠ 0 (variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat)

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu :

Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada = 5%

Ho ditolak bila Fhitung > Ftabel pada = 5%

2) Uji thitung (Uji Parsial)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). bentuk pengujiannya adalah :

Ho : bi = 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat)

Ha : bi ≠ 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu :


(27)

Ha diterima jika thitung > ttabel pada = 5%

3) Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Identifikasi determinan (R²) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinan (R²) berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, bila R² mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(28)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ilham (2006) dengan judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Roti Al-Anshar Bakery Medan” menunjukkan bahwa:

1. Terdapat hubungan pengaruh positif yang signifikan antara variabel bebas (kualitas, harga, dan merek) dengan variabel terikat (minat beli). Hal ini menunjukkan bahwa faktor kualitas, harga, dan merek mempengaruhi keputusan pembelian pada Roti Al-Anshar.

2. Variabel dominan yang mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Medan adalah variabel kualitas.

3. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampling aksidental.

Dewi (2006) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Bakso Mas No Medan” menunjukkan bahwa:

1. Terdapat hubungan pengaruh positif yang signifikan antara variabel bebas (kualitas, harga, dan pelayanan) terhadap variabel terikat (minat beli konsumen). Hal ini menunjukkan bahwa faktor kualitas, harga, dan pelayanan mempengaruhi keputusan pembelian pada Bakso MasNo.

2. Faktor kualitas adalah yang paling dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada Bakso Mas No Medan.

3. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampling purposive.


(29)

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2001 : 11). Menurut American

Marketing Association dalam buku Kotler (2001 : 19), pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Kedua definisi tersebut terlihat bahwa proses pemasaran bertujuan untuk memuaskan pelanggannya. Kunci utama untuk mencapai sasaran tersebut adalah dengan mengenali kebutuhan (needs), dan keinginan (wants) dari pasar sasaran, dan memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan yang dilakukan pesaing.

C. Produk

Menurut Kotler (2001 : 12) produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Ketika konsumen membeli sebuah produk maka ia memiliki harapan bagaimana produk tersebut berfungsi (product moment). Produk akan berfungsi sebagai berikut :

1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan. Inilah disebut sebagai diskonfirmasi positif (Positive disconfirmation). Jika ini terjadi maka konsumen akan merasa puas.

2. Produk berfungsi seperti apa yang diharapkan. Inilah yang disebut sebagai konfirmasi sederhana (Simple confirmation). Jika hal ini terjadi maka konsumen akan merasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan konsumen dan konsumen akan memiliki perasaan netral.


(30)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky 3. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah yang disebut sebagai

konfirmasi negatif (Negative disconfirmation). Produk yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas.

D. Lokasi

Lokasi merupakan tempat dimana biasanya konsumen membeli suatu produk (Ma’ruf, 2005 : 113). Lokasi sangat penting untuk mempermudah konsumen dalam membeli dan menjadikan faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis akan menarik perhatian pembeli. Keputusan untuk mendirikan lokasi tergantung kepada area perdagangan yang dilayani. Menurut Hurriyati (2005 : 58) pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut :

1. Akses misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum. 2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. 3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu

banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya peningkatan penjualan,dan kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha di kemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing disekitar toko tersebut.


(31)

E. Kualitas

Kualitas merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/ produsen, mengingat kualitas dari suatu produk berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Menurut Widodo (2007 : 422) kualitas adalah kebaikan atau karakteristik terutama mutu suatu produk seperti antara lain warnanya, ukurannya, kadar zat kimianya dan sebagainya. Setiap perusahaan harus memiliki tingkat kualitas yang akan membantu atau menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi dari produk pasar sasarannya.

Kualitas merupakan satu dari beberapa alat utama untuk mencapai posisi produk. Kualitas menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsinya yang diharapkan. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk tersebut, ketetapan produk (precision

product).

Ada beberapa strategi tingkatan kualitas bila dikaitkan dengan harga produk: 1. Kualitas rendah dengan harga sangat murah.

2. Kualitas sedang dengan harga sedang. 3. Kualitas baik dengan harga yang mahal.

4. Kualitas sangat baik dengan harga sangat mahal.

F. Harga

1. Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang menyangkut harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan penjualan ataupun aspek


(32)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti harga menggambarkan nilai uang sebagai barang/ jasa.

Menurut Kotler (2001 : 439) harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang dipertukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena menggunakan produk atau jasa tersebut. Sedangkan menurut Stanton (dalam buku Angipora, 2000:174) harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

2. Pentingnya Harga

Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit dalam perekonomian maupun dalam suatu usaha. Dalam suatu usaha harga dari sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba atas pembayaran harga faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal dan skill. Sedangkan bagi suatu usaha penetapan harga suatu barang atau jasa memberikan pengaruh yang sedikit karena:

a. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar.

b. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan suatu usaha.

c. Harga akan memberikan hal yang maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih.

d. Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran usaha.

Hal lain yang dapat dilihat dari sisi suatu usaha bahwa harga merupakan suatu cara bagi konsumen untuk membedakan penawaran barangnya dengan pesaing. Menurut Simamora (2001 : 199), ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penetapan harga yakni:

1) Faktor-faktor internal: a) Pertimbangan organisasi


(33)

b) Sasaran pemasaran c) Biaya

d) Strategi bauran pemasaran 2) Faktor-faktor eksternal:

a) Situasi pasar dan persaingan b) Persaingan

c) Harapan perantara

d) Faktor-faktor lingkungan, seperti kondisi, sosial, ekonomi, budaya dan politik.

3. Penetapan Harga

Sebagian orang menetapkan harga dengan menggunakan insting. Namun seorang pemasar diharuskan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel finansial dan non-finansial, menempatkan variabel-variabel tersebut dalam konteks lingkungan bisnis secara keseluruhan dan menggunakan pengalaman sebagai masukan. Menurut Bovee dalam buku Simamora (2001 : 202) dalam menetapkan harga perlu dilakukan langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Analisis keadaan pasar. Aspek paling penting dari analisis ini adalah

memahami hubungan permintaan dan harga. Dalam beberapa kasus, perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar pada permintaan. Tetapi adakalanya perubahan harga tidak mempengaruhi permintaan. b. Identifikasi faktor-faktor pembatas. Faktor pembatas adalah faktor yang

membatasi keleluasaan perusahaan dalam menetapkan harga. Biaya mengurangi keleluasaan perusahaan dalam menetapkan harga rendah. Persaingan, persepsi konsumen, dan peraturan pemerintah juga tidak dapat diabaikan.


(34)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky c. Tetapkan sasaran. Satu sasaran yang paling umum adalah memperoleh

keuntungan. Tinggi rendah harga tergantung sasarannya, apakah untuk mematikan pesaing, meraih pangsa pasar, cuci gudang, dan lain-lain. Sasaran dapat berubah dari waktu ke waktu. Karena itu, harga juga bisa ikut berubah.

d. Analisis potensi keuntungan. Apapun sasarannya, perusahaan perlu

mengetahui berapa keuntungan ataupun kerugian dari setiap alternatif harga. Dari analisis pasar tentu dapat dibuat skenario jumlah permintaan pada tingkat-tingkat harga yang berbeda-beda. Selanjutnya, analisis potensi keuntungan akan mudah dilakukan.

e. Tentukan harga awal. Setelah sifat-sifat pasar diketahui, faktor pembatas

dikenali, sasaran ditetapkan, dan potensi keuntungan di analisis, sekaranglah saatnya menetapkan harga awal. Tentu harus disepakati bahwa harga awal adalah harga bagi produk baru pertama kali diluncurkan.

f. Kelola harga. Lingkungan selalu berubah. Jadi harga juga harus selalu

disesuaikan. Berapa besar harga diturunkan atau dinaikkan, bagaimana caranya, kapan dilakukan, itulah yang perlu dilakukan dari waktu ke waktu.

G. Merek

1. Pengertian Merek

Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasikan (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain (definisi American Marketing Association, dalam buku Simamora 2001 : 149).


(35)

Merek sangat penting bagi keberhasilan suatu produk, bahkan merek lebih penting dari produk itu sendiri karena pada saat membeli produk, orang akan cenderung membeli mereknya.

2. Syarat-syarat untuk Memilih Merek

Merek yang telah dipilih mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan, sehingga perusahaan hendaknya dapat menetapkan merek yang dapat menimbulkan kesan positif. Menurut Angipora (2000) ada sejumlah syarat yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Mudah diingat

b. Menimbulkan kesan positif c. Tepat untuk promosi d. Memilih ciri khas sendiri

e. Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten. 3. Pentingnya Merek

Merek setiap produk yang dicantumkan oleh perusahaan memiliki fungsi/ kegunaan yaitu mempermudahkan konsumen mengidentifikasikan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan. Merek juga dapat membuat pembeli yakin akan memperoleh kualitas barang yang sama jika mereka membeli ulang. Namun bagi penjual pentingnya merek merupakan suatu yang dapat diiklankan dan akan dikenali konsumen bila sedang diperagakan di etalase toko.

Merek secara tidak langsung membantu penjual mengendalikan pasar, karena pada dasarnya pembeli tidak mau dibingungkan oleh produk yang satu dengan produk lainnya. Merek mengurangi perbandingan harga dari dua


(36)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky macam barang dengan merek yang berbeda. Bagi para penjual, merek dapat menambah prestise untuk dibedakan dari komoditi biasa lainnya.

4. Strategi Merek

Menurut Simamora (2001 : 155), ada empat pilihan dalam strategi pemberian merek yaitu:

a. Merek baru (new brand), yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk baru. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan ini.

b. Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama.

c. Perluasan merek (brand extension), yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru.

d. Multi merek (multibrand), yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan ini, produk sama saja dengan yang sebelumnya, tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan ini, sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.

H. Program Promosi

1. Pengertian Promosi

Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2001 : 285).

Program ini memberikan semacam ’penghargaan’ (rewards) khusus (seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk/ jasa perusahaan) kepada pelanggan rutin


(37)

agar tetap loyal pada produk dari perusahaan yang bersangkutan. Melalui kerja sama seperti ini diharapkan kemampuan menciptakan dan mempertahankan kepuasan serta loyalitas pelanggan akan semakin besar.

2. Metode Promosi

Menurut Simamora (2001 : 294) ada lima metode promosi yaitu: a. Iklan (advertising), merupakan alat promosi yang bersifat massal.

b. Program penjualan (personal selling), adalah metode promosi yang ditujukan untuk memperoleh respons pembelian konsumen sesegera mungkin dengan cara memberikan rangsangan melalui kupon, kontes, hadiah, potongan harga, bonus, dan benefit lainnya.

c. Hubungan masyarakat (public relation), merupakan daya tarik hubungan masyarakat didasarkan pada tiga kelebihan tersendiri, yaitu:

1) Kredibilitas tinggi

2) Kemampuan untuk menembus pertahanan audiens 3) Dramatisis

d. Promosi penjualan (sales promotion), merupakan metode yang efektif pada tahap-tahap terakhir dalam proses pembelian, terutama dalam membentuk preferensi, keyakinan, dan aksi.

e. Pemasaran langsung (direct marketing), adalah kombinasi dari berbagai metode promosi yang ditujukan langsung kepada pasar sasaran dan berusaha untuk memperoleh respons langsung.

I. Pelayanan

Kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang menambah nilai serta meningkatkan kualitasnya. Pembedaan pelayanan utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan


(38)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, serta beberapa lainnya. Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula oleh baik atau buruknya pelayanan yang diberikan oleh suatu usaha dalam memasarkan produknya.

Pelayanan yang diberikan dalam pemasaran produk mencakup pelayanan sewaktu pelayanan penawaran produk, pelayanan dalam pembelian atau penjualan produk, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, dan yang mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan produk itu dan asuransi atau resiko atau jaminan rusaknya barang dan pelayanan, setelah penjualan yang mencakup jaminan atau kerusakan produk dalam jangka waktu tertentu.

1. Pengertian Pelayanan

Sebenarnya untuk membedakan secara tegas antara barang dan pelayanan dapat dilihat dimana pembelian suatu barang sering kali disertai dengan layanan-layanan tertentu. Sebaliknya pemberian layanan-layanan sering kali juga melibatkan barang-barang yang melengkapinya (misalnya makanan di restoran, telepon dalam layanan telekomunikasi). Menurut Simamora (2001 : 171), layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produk layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Menurut Kasmir (2005 : 15), pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui secara langsung melayani konsumen. Artinya karyawan berhadapan langsung dengan konsumennya atau pelayanan tidak langsung oleh karyawan yang dapat dilakukan dengan alat bantu komunikasi.


(39)

Secara praktiknya, konsumen atau pelanggan yang membutuhkan suatu pelayanan sesuai dengan keinginan dibagi atas empat macam yaitu:

a. Konsumen atau pelayanan yang membutuhkan bantuan seseorang untuk menuntun atau memperoleh informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan produk.

b. Konsumen atau pelanggan memerlukan bantuan hanya seperlunya saja, dalam hal ini biasanya konsumen atau pelanggan sudah biasa dengan produk yang dijual dan lokasinya.

c. Konsumen atau pelanggan membutuhkan bantuan tetapi melalui alat bantu seperti telepon, jadi konsumen memperoleh pelayanan secara tidak langsung.

d. Konsumen atau pelanggan tidak perlu meminta bantuan, jika tidak dalam keadaan darurat.

2. Klasifikasi layanan

Lovelock dan Evans dalam buku Simamora (2001 : 173) mengklasifikasikan pelayanan menjadi tujuh kriteria:

a. Segmen pasar

Layanan dapat diklasifikasikan menjadi layanan kepada konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan) dan layanan kepada konsumen organisasional (misalnya layanan konsultasi hukum).

b. Tingkat keberwujudan (tangibility)

Layanan dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1) Rented goods service

Konsumen menyewa dan menggunakan produk teretentu berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu pula.


(40)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Kepemilikan tetap berada pada pihak perusahaan yang menyewakannya. Contohnya penyewaan mobil, kaset video, villa, dan apartemen.

2) Owned goods service

Produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dirawat oleh perusahaan layanan. Contohnya layanan reparasi (komputer, alorji, sepeda motor, dan lain-lain), pencucian mobil, dan lain-lain.

3) Non-goods service

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah layanan personal bersifat

intangible (tidak berbentuk fisik/ nirwujud) ditawarkan kepada

para pelanggan dan penilaian kinerjanya hanya dapat dilakukan setelah layanan diberikan.

c. Keterampilan penyedia layanan

Layanan terdiri atas professional service (misalnya konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan pajak, dokter, perawat, dan arsitek) dan

nonprofessional service (misalnya supir taksi dan penjaga malam). Pada

layanan yang memerlukan keterampilan tinggi dalam proses operasinya, pelanggan cenderung sangat selektif dalam memilih penyedia layanan.

d. Tujuan organisasi layanan

Layanan dapat dibagi menjadi commercial service atau profit service (misalnya penerbangan, bank, dan layanan parsel) dan nonprofit service (misalnya sekolah, yayasan dana bantuan, panti asuhan, panti wreda, perpustakaan, dan museum).


(41)

Layanan dapat dibagi menjadi regulated service (misalnya pialang, angkutan umum, dan perbankan) dan nonregulated service (seperti makelar, katering, dan pengecatan rumah).

f. Tingkat intensitas karyawan

Layanan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu equipment-based

service (seperti cuci mobil otomatis, layanan sambungan telepon jarak jauh,

ATM, dan binatu) dan people-based service (seperti pelatih, sepakbola, satpam, layanan akuntansi, konsultasi manajemen, konsultasi hukum).

g. Tingkat kontak penyedia layanan dan pelanggan

Layanan dapat dibedakan menjadi high-contact service (seperti universitas, bank, dokter, dan pegadaian) dan low-contact service (misalnya bioskop). Pada layanan yang tingkat kontaknya dengan pelanggan tinggi, keterampilan interpersonal karyawan harus diperhatikan oleh perusahaan layanan, kerena kemampuan membina hubungan sangat dibutuhkan dalam berurusan dengan orang banyak, misalnya keramahan, sopan santun, komunikatif, dan sebagainya. Sebaliknya pada layanan yang sangat tingkat kontak dengan pelanggan rendah, justru keahlian teknis karyawan yang paling penting. 3. Pelayanan yang baik

a. Pengertian pelayanan yang baik

Pengertian pelayanan yang baik menurut Kasmir (2005 : 31) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen atau pelanggan dengan standar yang telah ditentukan kemampuan ini ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki. Banyak usaha ingin dianggap yang terbaik dimata konsumen, karena


(42)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky konsumen akan menjadi pelanggan setia terhadap produk yang mereka tawarkan.

Suatu usaha berharap pelayanan yang diberikan kepada konsumen akan dapat ditularkan kepada calon konsumen lainnya. Hal ini merupakan promosi tersendiri bagi suatu usaha yang berjalan terus-menerus secara berantai dari mulut ke mulut. Dengan kata lain, pelayanan yang baik akan mampu meningkatkan image usaha tersebut dimata konsumennya, image ini harus terus dibangun agar citra usaha dapat terus meningkat.

b. Ciri-ciri pelayanan yang baik

Pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan hampir semua usaha menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Ada dua faktor yang mempengaruhi pelayanan itu baik, yaitu pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Karyawan yang melayani konsumen memiliki kemampuan melayani konsumen secara cepat dan tepat. Selain itu karyawan harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawab penuh kepada konsumen.

Kedua pelayanan yang baik harus diikuti oleh tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaan, dan sarana serta prasarana yang dimiliki harus dilengkapi. Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik, yakni:

1) Tersedianya karyawan yang baik. Kenyamanan konsumen sangat tergantung dari karyawan yang melayani, karyawan harus ramah, sopan dan menarik.


(43)

2) Tersedianya sarana dan prasarana yang baik. Suasana ruangan yang nyaman harus pula didukung untuk meja dan kursi yang diduduki, udara dalam ruangan juga harus sejuk dan terang sehingga konsumen merasa nyaman.

3) Mampu melayani dengan cepat dan tepat. Mampu melayani dengan cepat dan tepat artinya dalam melayani konsumen diharapkan karyawan tidak membuat kesalahan dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar usaha dan keinginan konsumen.

4) Mampu berkomunikasi, artinya karyawan mampu berkomunikasi dengan konsumen serta dengan cepat memahami kebutuhan konsumen, serta mampu berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti.

5) Bertanggung jawab kepada konsumen sejak awal hingga selesai. Artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu melayani dari awal sampai tuntas atau selesai. Konsumen akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan apa yang diinginkan. Resikonya jika pelayanan yang diberikan tidak baik akan menjadi pandangan yang buruk bagi usaha tersebut dan ini akan cepat berkembang.

J. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Melakukan Pembelian

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian (Lamb, dkk, 2001 : 201), yaitu :

1. Faktor Budaya

Faktor budaya adalah faktor yang paling mendasar dalam pembentukan norma-norma yang dimiliki seseorang yang kemudian membentuk atau mendorong


(44)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky keinginan dan perilakunya menjadi seseorang konsumen. Para pemasar harus mengerti bahwa kultur individu dan nilai terkandung didalamnya yang mempengaruhi perilaku mereka untuk membeli. Sistem nilai seseorang mempunyai dampak yang sangat besar pada perilaku mereka untuk membeli, dan nilai-nilai juga yang dihubungkan dengan konsumsi.

2. Kelas Sosial

Sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan didalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi diantara mereka sendiri baik secara formal maupun informal, dan yang membagikan norma-norma perilakunya. Ada 3 aspek dalam faktor sosial yaitu :

a. Kelompok acuan

Yaitu kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku membeli seseorang. Para konsumen mungkin menggunakan produk atau dengan menjadi suatu anggota kelompok. Mereka belajar dari mengamati bagaimana anggota dari kelompok acuan tersebut melakukan konsumsi, dan mereka menggunakan kriteria yang sama untuk membuat keputusan konsumsi.

b. Pemimpin Opini

Mereka adalah orang-orang yang mempengaruhi orang lain. Pemimpin opini sering kali orang yang pertama sekali mencoba produk-produk dan jasa baru yang rasa keingintahuan mereka sesungguhnya, mereka adalah orang-orang aktivis di masyarakat dalam bekerja dan juga di pasar.

c. Keluarga

Yaitu institusi sosial yang paling penting bagi beberapa konsumen, karena sangat kuat mempengaruhi nilai dan sikap dan konsep pribadi dan perilaku


(45)

pembelian. Pemasar harus mempertimbangkan situasi proses pembelian yang ada dalam keluarga tersebut, begitu pula dengan distribusi konsumen dan aturan pengambil keputusan diantara anggota keluarga.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi atau faktor internal dalam diri seseorang adalah penting bagi proses pembelian dalam diri konsumen, misalnya program pemasaran suatu perusahaan, akan mempunyai dampak yang berbeda terhadap seorang konsumen dibandingkan dengan konsumen lainnya. Pemahaman atas faktor pribadi ini penting untuk meningkatkan efisiensi suatu program pemasaran. Faktor pribadi terdiri atas : a. Jenis kelamin

Perbedaaan psikologis antara pria dan wanita yang menghasilkan perbedaan kebutuhan.

b. Usia dan tahapan siklus hidup keluarganya

Usia konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang menarik baginya untuk dibeli. Berbagai tahapan dalam prestasi seseorang ini membutuhkan produk dan jasa yang berbeda-beda.

c. Pekerjaan

Setiap orang memiliki cita-cita tertentu tentang pekerjaan. Namun banyak tidak dapat merelisasikan cita-cita itu, orang bisa bekerja dengan cita-citanya atau tidak. Namun jelas ia memerlukan barang-barangnya yang sesuai dengan pekerjaannya.


(46)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu beraktivitas menjalankan tuntutan pekerjaan memenuhi hasratnya untuk melakukan berbagai hobinya.

4. Faktor Psikologi

Aspek ini mempunyai peran yang sangat signifikan terhadap perilaku konsumen, dimana hal-hal tersebut diperkuat oleh faktor persepsi, motivasi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap. Faktor-faktor tersebut adalah hal-hal yang digunakan konsumen untuk berintereksi, dan merupakan alat bagi konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat, dan mengambil tindakan.

K. Proses Keputusan Membeli

Menurut Setiadi (2003 : 16), tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal ataupun karena disebabkan oleh rangsangan eksternal seseorang.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap


(47)

keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran.

c. Sumber umum: media massa, organisasi konsumen.

d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Tahap evaluasi ini, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Ada dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Tujuan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.


(48)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Produk yang dibeli oleh konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

6. Kepuasan Sesudah Membeli

Tahap ini, konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

7. Tindakan-tindakan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas tersebut berusaha mengurangi ketidakpuasannya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai (atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).


(49)

L. Tipe-Tipe Perilaku Keputusan Membeli

Ada empat jenis perilaku konsumen dalam melakukan pembelian (Kotler, 2001 : 247) yaitu :

1. Perilaku Pembelian yang Rumit

Perilaku pembelian yang rumit, terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu, Kedua, ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pembeli yang cermat.

2. Perilaku Pembeli Pengurang Ketidaknyamanan

Konsumen sering terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antarmerek. Keterlibatan yang tinggi didasari atas fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antarmerek, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil dia akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.

3. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan

Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan umum keyakinan, sikap, dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan memutuskan merek apa yang akan dibeli, melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui televisi atau iklan media cetak.

4. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena variasi dan bukan karena ketidakpuasan.


(1)

21

4

5

5

5

4

5

4

4

4

4

5

4

5

5

5

5

22

4

2

2

2

5

4

2

4

4

4

2

4

4

2

4

4

23

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

24

4

4

4

4

4

5

4

5

4

2

4

2

4

4

4

4

25

5

5

4

4

5

4

4

4

5

4

4

4

4

4

4

4

26

5

4

4

3

5

5

4

5

5

5

3

5

5

4

4

5

27

5

4

5

4

5

4

3

5

4

4

4

4

4

3

5

4

28

5

5

5

5

5

3

2

3

4

4

5

4

4

3

5

4

29

4

5

5

5

4

5

4

4

4

4

5

4

5

5

5

5

30

4

2

2

2

4

4

2

4

4

4

2

4

4

2

4

4

31

4

4

5

1

5

2

5

5

4

5

1

3

5

4

4

5

32

4

3

5

2

4

4

4

2

2

4

2

2

5

2

4

5

33

4

2

2

3

4

4

5

4

2

5

3

5

5

2

5

5

34

5

4

5

5

4

2

2

2

5

5

5

1

3

2

2

3

35

4

4

3

3

5

2

2

4

4

3

3

3

2

2

4

2

36

3

3

5

3

5

2

2

2

4

5

3

3

3

4

4

3

37

5

5

5

4

4

4

3

3

2

5

4

2

2

4

5

2

38

5

4

5

3

5

4

4

3

2

4

3

4

3

2

5

3

39

4

5

4

2

4

4

4

3

2

3

2

3

4

4

5

4

40

2

5

1

1

5

4

3

4

4

5

1

3

3

2

5

3

41

4

5

4

4

4

5

4

4

5

3

4

2

2

3

5

2

42

5

5

5

5

5

5

5

4

4

5

5

4

5

5

4

5

43

4

5

3

2

2

2

4

5

4

4

2

4

4

4

5

4

44

2

2

5

4

4

2

2

2

2

5

4

4

4

4

2

4

45

4

3

4

4

4

5

4

4

5

2

4

4

4

5

5

4

46

4

5

5

4

5

2

5

4

4

5

4

5

5

4

5

5

47

4

5

3

4

4

2

4

4

4

4

4

5

4

5

5

4

48

4

3

4

3

4

2

4

3

2

5

3

5

5

4

5

5

49

4

4

5

4

5

2

2

4

4

4

4

5

5

3

5

5

50

5

5

1

5

5

2

4

4

3

5

5

4

5

5

5

5

Prog.

Promosi

Pelayanan

Kep. Pembelian

1

2

1

2

3

4

5

1

2

3

5

5

5

4

4

4

5

5

4

2

4

4

4

5

4

4

4

4

4

4

5

5

5

4

5

4

5

5

4

4

2

4

2

2

2

2

4

2

2

2

2

4

4

4

4

2

4

4

2

2

2

4

4

4

4

4

4

4

4

2

3

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

5

3

4

4

3

5

4

4

4

5

4

4

4

3

4

4

3

5

4

4

4

3

5

4

3

4

4

4

4

4

4

5

4

4

5

4

5

5

4

5

5

5

5

4

5

4

4

4

4

4

4

5

4

4

5

2


(2)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

4

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

4

5

5

5

4

4

4

4

4

4

5

5

5

4

5

5

4

5

4

4

2

4

3

2

3

2

4

3

2

2

4

5

3

4

4

4

4

4

4

4

5

5

4

5

2

5

5

2

3

5

5

5

4

4

4

5

5

4

5

2

4

2

4

2

4

4

2

4

2

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

5

5

4

4

5

4

4

4

4

4

4

5

4

4

4

3

4

4

3

5

4

4

4

3

5

4

3

4

4

5

5

4

5

2

5

5

2

3

5

5

5

4

4

4

5

5

4

5

2

4

2

4

2

4

4

2

4

2

4

3

4

4

4

5

3

1

4

4

4

2

3

2

4

3

2

2

4

4

4

5

2

2

4

3

5

3

3

4

4

4

4

5

4

1

4

5

3

4

2

2

4

4

2

4

2

3

2

2

4

2

3

4

4

1

2

3

4

4

5

4

5

2

5

4

4

4

3

5

4

3

4

2

4

2

3

3

1

4

4

4

5

2

4

2

4

2

3

4

4

5

5

4

4

5

5

1

5

4

4

4

5

5

4

2

4

4

3

4

4

4

5

4

3

5

4

5

5

4

4

2

5

4

2

3

2

2

2

2

5

2

2

2

5

3

2

4

4

4

5

5

3

5

1

3

2

4

5

2

4

4

5

4

3

2

2

4

5

4

5

4

5

4

3

3

4

4

3

4

5

2

3

2

2

2

4

3

4

2

5

2

4

4

4

3

2

4

4

5


(3)

LAMPIRAN 4

OUTPUT ANALISIS REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Pelayanan,

Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Merek(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kep.Pembelian

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1 ,858(a) ,736 ,719 ,995 1,920 a Predictors: (Constant), Pelayanan, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Merek


(4)

Emmelya Kembaren : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Kentucky

b Dependent Variable: Kep.Pembelian

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 256,728 6 42,788 43,201 ,000(a)

Residual 92,112 93 ,990

Total 348,840 99

a Predictors: (Constant), Pelayanan, Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Merek b Dependent Variable: Kep.Pembelian

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,235 1,332 ,176 ,860 Lokasi ,114 ,046 ,160 2,481 ,015 Produk ,629 ,050 ,754 12,531 ,000 Harga -,036 ,054 -,045 -,660 ,511 Merek ,148 ,061 ,177 2,403 ,018 Promosi ,017 ,066 ,014 ,258 ,797 Pelayanan -,101 ,040 -,137 -2,522 ,013 a Dependent Variable: Kep.Pembelian

LAMPIRAN 5

Output data Validitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0 Excluded

(a) 0 ,0

Total 50 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items ,895 26

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 96,4600 171,927 ,570 ,890 VAR00002 96,6000 170,531 ,569 ,889


(5)

VAR00003 96,7000 175,071 ,314 ,895 VAR00004 97,0600 166,915 ,620 ,888 VAR00005 96,3200 177,528 ,348 ,894 VAR00006 97,0800 168,810 ,490 ,891 VAR00007 97,2000 172,122 ,439 ,892 VAR00008 96,7800 175,277 ,395 ,893 VAR00009 96,9200 171,422 ,501 ,891 VAR00010 96,6400 175,460 ,352 ,894 VAR00011 97,0600 166,915 ,620 ,888 VAR00012 96,9400 170,996 ,471 ,891 VAR00013 96,6600 175,209 ,376 ,893 VAR00014 97,1200 165,944 ,664 ,887 VAR00015 96,2400 179,370 ,278 ,895 VAR00016 96,6600 175,209 ,376 ,893 VAR00017 96,8600 173,184 ,442 ,892 VAR00018 96,8200 171,824 ,460 ,892 VAR00019 96,6000 170,531 ,569 ,889 VAR00020 96,9200 171,422 ,501 ,891 VAR00021 96,9800 172,265 ,470 ,891 VAR00022 97,2800 172,287 ,416 ,893 VAR00023 96,8400 172,668 ,434 ,892 VAR00024 97,0600 166,915 ,620 ,888 VAR00025 97,0400 173,019 ,433 ,892 VAR00026 97,1600 172,341 ,463 ,892


(6)